Author: Surya Irawan

Anis Matta: Partai Gelora akan Geser Budaya Politik Transaksional Jadi Politik Berbasis pada Isu dan Gagasan

Partaigelora.id-Ketua Umum Partai Gelombang (Gelora) Indonesia Anis Matta menegaskan, pentingnya perubahan paradigma dalam panggung politik tanah air, khususnya dalam mendekati pemilih muda atau Generasi Z.

Karena itu, Partai Gelora hendak membangun tradisi baru, dengan menggeser budaya politik transaksional menjadi politik yang berbasis pada isu dan gagasan.

Hal itu disampaikan Anis Matta dalam
Sarasehan dan Konsolidasi HUT ke-6 Partai Gelora bertema ‘Gelora Istimewa untuk Indonesia’ di Hotel Harper, Yogyakarta, Kamis (20/11/2025) malam.

​”Itu yang selama ini tidak ditawarkan oleh partai politik. Sehingga, kita masuk ke dalam politik transaksi. Kita ingin mengubah tradisi, mengubah politik transaksi menjadi politik isu, atau politik narasi,” kata Anis Matta.

Pendekatan tersebut dipilih karena Partai Gelora disebutnya lahir dari kesadaran untuk mengantisipasi krisis global dan sistemik yang mengancam dunia saat ini.

Oleh sebab itu, partainya ingin fokus memberikan dampak atau impact nyata bagi masyarakat luas, bukan sekadar perebutan kursi kekuasaan semata.

“Kita ingin membangun satu tradisi di Partai Gelora, tradisi berpolitik yang berbasis pada tujuan untuk menciptakan impact. Bukan sekadar merebut kursi, tapi terutama untuk menciptakan pengaruh dalam kehidupan orang banyak,” katanya.

Menurut, dia perubahan paradigma dari politik transaksional ke politik isu atau politik narasi dalam panggung politik tanah air akan membuat pemilih muda atau Gen Z semakin tertarik dan tidak apatis terhadap politik.

Menurut dia dengan nalar kritisnya, Gen Z justru merupakan kelompok yang paling haus akan ideologi dan narasi, bukan sekadar gimik politik belaka.

“Jadi berpolitik itu, baru akan punya makna bila bisa menghasilkan kebermanfaatan bagi publik, terutama Gen Z,” ujarnya.

Anis Matta yang juga Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI ini mengatakan, agar bisa memberikan dampak, berpolitik harus dilandasi kesadaran dan pemahaman tentang alasan suatu partai politik didirikan.

“Ini dibutuhkan untuk mengerti konteks keberadaannya. Sebab, pemahaman tentang konteks akan menjadi dasar yang menentukan cara berpolitik,” katanya.

Ketua Umum Partai Gelora ini menilai proses perubahan paradigma tersebut, diperkirakan akan makan waktu lama, dan bisa jadi akan diwarnai benturan pada awal perjalanan perubahan paradigma tersebut.

“Karena, mimpi besar yang sesungguhnya adalah cita-cita yang melampaui kemampuan kita. Benturan-lah yang memberi kita perspektif lain dalam melihat segala fenomena, sekaligus memberi jalan bagi kita untuk membuka peluang baru,” pungkas Anis Matta.

Sarasehan dan Konsolidasi ‘Gelora Istimewa untuk Indonesia’ ini dihadiri oleh kader dan fungsionaris di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah (Jateng).

Hadir antara lain Ketua DPW Partai Gelora Yogyakarta Alfian Ramadani dan Ketua DPW Partai Gelora Jateng Ahmadi.

Rayakan HUT ke-6, Partai Gelora Gelar Pawai Budaya dan Bagikan Gunungan ke Masyarakat Jogja

Partaigelora.id-Partai Gelombang (Gelora) Rakyat Indonesia menggelar Pawai Budaya dengan tema ‘Gelora Istimewa untuk Indonesia’ dalam rangkaian perayaan HUT ke-6 di Yogyakarta, Kamis (20/11/2025) sore.

Perayaan ini berlangsung meriah dengan sentuhan budaya khas Kota Pelajar, Yogyakarta, dihadiri langsung Ketua Umum Partai Gelora sekaligus Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI Anis Matta.

Acara tersebut, merupakan hasil kolaborasi antara Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah (Jateng).

Acara ini dihadiri kader dan simpatisan Partai Gelora dari wilayah DIY dan Jateng, serta fungsionaris dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP).

Pawai Budaya ‘Gelora Istimewa untuk Indonesia’ menghadirkan gunungan, tumpeng, dan arak-arakan pasukan pengawal Bergada Surakarsa.

Pasukan Bregada lengkap dengan atribut tradisional mengiringi rombongan menuju titik utama di Tugu Jogja (Yogyakarta)

Kehadiran simbol-simbol budaya dalam perayaan tersebut, menjadi cara Partai Gelora mendekatkan diri dengan karakter masyarakat Yogyakarta.

Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta mengikuti rangkaian kirab bersama pasukan Bregada serta prosesi pembagian gunungan kepada masyarakat dan kader.

Anis Matta mengatakan, bahwa perayaan HUT ini adalah momentum untuk memperkuat soliditas partai dan meningkatkan kontribusi dalam pembangunan bangsa.

“Partai Gelora harus menjadi rumah bagi semua, tempat di mana ide-ide besar untuk kemajuan Indonesia dilahirkan,” ujar Anis Matta.

Ia menyampaikan rasa syukur atas perjalanan enam tahun Partai Gelora hingga sekarang.

Anis Matta menilai perayaan di Jogja merefleksikan semangat untuk tumbuh sebagai partai yang sehat, bugar, dan berorientasi besar.

“Ini budaya yang kuat di Yogyakarta. Simbol tadi pada akhirnya menggambarkan cita-cita bersama kita menciptakan kemakmuran. Partai politik adalah sarana untuk berkontribusi bagi kemakmuran rakyat Indonesia,” ungkapnya pada wartawan di sela pemotongan tumpeng.

Anis Matta menegaskan Partai Gelora akan terus bekerja keras menghadapi tantangan politik ke depan.

Menurutnya, meski berat, ia optimistis Gelora dapat berkembang lebih besar di tahun-tahun mendatang.

“Untuk teman-teman di Yogyakarta, sama seperti DPW lain, tantangannya berat. Tapi insyaallah kita bisa tumbuh sebagai partai besar di masa yang akan datang,” tambahnya.

Sementara Ketua DPW Gelora DIY, Alfian Ramadani, mengatakan kehadiran Bregada dan gunungan bukan sekadar dekorasi, tetapi bentuk penghormatan terhadap budaya lokal.

Menurut Alfian, Jogja yang dikenal sebagai kota budaya menuntut pendekatan politik yang dekat dengan tradisi masyarakat.

“Jogja ini kota budaya, sangat kental sekali. Jadi pendekatan budaya memang harus dilakukan,” ucapnya.

Gunungan yang dibagikan dalam acara ibi, kata Alfian, menjadi simbol harapan akan kemakmuran, sesuai pesan yang juga disampaikan Anis Matta.

Alfian menambahkan bahwa tumpeng enam tingkat yang turut dihadirkan merupakan penanda usia Partai Gelora yang diharapkan terus bertumbuh dari kecil hingga besar, selaras dengan perjalanan politiknya.

Dipilihnya kawasan Tugu Jogja sebagai lokasi perayaan juga memiliki makna khusus.

Menurut Alfian, Tugu Pal Putih adalah representasi pusat kota dan ikon Yogyakarta, sehingga menjadi titik yang tepat untuk menunjukkan kehadiran Gelora di ruang publik.

“Pusat kota. Simbol dari pusat kota Jogja yang unsur budayanya sangat kuat. Ini juga bagian penting Sumbu Filosofi,” ujarnya singkat.

Rangkaian acara berlangsung ramai dan tertib, dihadiri kader dari seluruh DIY. Kirab budaya, doa bersama, hingga pembagian gunungan menutup perayaan ulang tahun partai yang diharapkan menjadi titik awal memperkuat konsolidasi dan kedekatan Partai Gelora dengan masyarakat Yogyakarta.

Selain pawai budaya, rangkaian ulang tahun ke-6 Partai Gelora di Yogyakarta dilanjutkan dengan acara acara sarasehan dan konsolidasi kader Partai Gelora se-DIY dan Jateng.

Anis Matta: Mari Bercerita ke Dunia soal Kapal Pinisi dan Kota Makassar

Partaigelora.id-Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI sekaligus Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta melakukan pelayaran santai bersama Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin dan Wakil Wali Kota Aliyah Mustika Ilham di atas kapal Pinisi sambil menikmati senja di kota Makassar pada Senin (17/11/2025).

Pelayaran tersebut, dalam rangka memenuhi undangan Wali Kota Makassar
Munafri Arifuddin di sela-sela kegiatannya di Makassar.

“Kita butuh pencerita. Kita butuh narator. Kita butuh ada yang bercerita tentang Indonesia, tentang kita,” pesan Anis Matta.

Menurut Anis Matta, undangan ini memberi kesempatan diirinya untuk menikmati pemandangan Pantai Losari dari atas kapal pinisi.

“Dan di sinilah saya kembali mengajak kita semua untuk memperbanyak cerita tentang Indonesia ke dunia luar, termasuk soal kapal Pinisi,” ujar Anis Matta.

Kapal Pinisi, kata Anis Matta, sejatinya saksi sekaligus bukti bahwa pada suatu masa Indonesia punya kemampuan teknologi tinggi di bidang kelautan.

“Bila digali dan dikumpulkan kembali, saya percaya ada banyak cerita dari Indonesia yang akan memukau dunia dan berpotensi setidaknya mendatangkan wisatawan ke Nusantara,” katanya.

“Mari bercerita ke dunia soal Indonesia, tentang kita,” sambungnya.

Ia menuturkan bahwa Indonesia memiliki warisan budaya yang luar biasa, termasuk Pinisi, namun masih kurang dalam kemampuan menceritakan keunggulannya kepada dunia.

“Saya ke banyak negara-negara Islam yang disibukkan birokrasi, dan setiap kali saya bercerita tentang Pinisi, saya selalu bilang bahwa ini dari kampung saya. Banyak orang di luar penasaran dengan Indonesia yang kaya warisan budaya, tapi sedikit sekali yang diceritakan kepada mereka,” katanya.

Menurut Anis Matta, Indonesia adalah bangsa yang cenderung melihat ke dalam (inward looking), sehingga tidak terbiasa mempromosikan dirinya sendiri secara agresif seperti negara-negara kecil di Timur Tengah.

Ia mencontohkan Qatar yang memiliki penduduk asli hanya sekitar 350 ribu jiwa, namun dikenal oleh hampir seluruh dunia karena memiliki instrumen komunikasi yang kuat.

“Kita perlu instrumen untuk bercerita. Pemandangan seperti ini, sunset seperti ini, adalah aset luar biasa. Tapi cerita tentang kota ini masih sangat sedikit disampaikan ke dunia luar,” terangnya.

Anis Matta membandingkan persepsi publik yang sering kagum terhadap bandara besar negara lain seperti Turki atau Uni Emirat Arab.

Padahal, menurutnya, Indonesia memiliki banyak bandara besar yang tidak kalah megah, termasuk Bandara Sultan Hasanuddin di Makassar.

Dia menegaskan bahwa inti dari pariwisata bukan hanya keindahan alam, tetapi cerita yang menyertainya.

Salah satunya adalah sejarah dan filosofi kapal Pinisi, kapal tradisional Sulawesi Selatan yang kini telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya tak benda dunia.

“Cerita tentang Pinisi ini adalah cerita penemuan teknologi luar biasa dari nenek moyang kita sebagai bangsa bahari. Tapi sekali lagi, kita jarang menceritakannya kepada orang di luar,” tuturnya.

Anis Matta mengapresiasi potensi wisata bahari Kota Makassar yang dinilai memiliki kekuatan cerita dan kekayaan budaya yang unik.

“Kota Makassar adalah salah satu kota besar di Indonesia yang punya sejarah panjang dan potensi wisata bahari. Kota Makassar memiliki kekuatan cerita dan kekayaan budaya yang unik, namun belum banyak dipromosikan secara maksimal ke dunia internasional,” ujarnya.

Sementara itu, Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin menyampaikan rasa terima kasih atas kunjungan Wakil Menteri Luar Negeri, Anis Matta yang berkesempatan menikmati langsung pengalaman wisata bahari Kota Makassar.

Munafri memperkenalka kapal Pinisi milik Pemerintah Kota Makassar, bahwa kapal yang digunakan tersebut, bukan hanya fasilitas wisata, tetapi juga simbol penggerak untuk mendorong pihak swasta ikut mengembangkan potensi wisata bahari di Kota Daeng.

“Pinisi ini adalah milik pemerintah kota, dan kami berharap bisa menjadi pemicu bagi sektor swasta untuk ikut berpartisipasi mengembangkan kegiatan wisata di Makassar,” ucapnya.

Anis Matta Ajak Kampus Perbanyak Riset Kawasan dan Bentuk Kelompok Diskusi Strategis

Partaigelora.id-Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI sekaligus Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mendorong  dorong para mahasiswa dan segenap civitas akademik se-Indonesia untuk memperbanyak riset kawasan dan kelompok diskusi strategis.

Hal itu ia sampaikan saat membawakan materi pada Kuliah Umum 2025 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muslim Indonesia (UMI) di Auditorium Al Jibra, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) Selasa (18/11/2025).

“Ajakan ini saya sampaikan dalam konteks perlu dan pentingnya pemahaman geopolitik bagi kita semua untuk dapat menghadapi tantangan dan dinamika global ke depan, termasuk di bidang ekonomi,” kata Anis Matta.

Di kampus tertua di Sulawesi Selatan ini, Anis Matta berbagi perspektif tentang potensi dan peluang yang terbentang bagi Indonesia dari kerja sama dengan negara-negara di Dunia Islam.

“Potensi kerjasama ekonomi antara Indonesia dan negara OKI masih sangat besar dan perlu dimaksimalkan secara strategis, karena pengamat ekonomi dunia menguatkan prediksi bahwa indonesia dapat menjadi negara paling kaya di dunia islam”, jelasnya.

Namun,  faktor disrupsi global mulai dari konflik negara adidaya, konflik supremasi yang dapat memicu perang dan faktor perkembangan teknologi, bisa menghambat peluang ini.

“Kami berharap UMI dan Kementerian Luar Negeri RI dapat memperkuat kerjasama khususnya dalam menyerap beasiswa LPDP Luar Negeri khususnya dalam membuka kelas internasional, ungkapnya.

“Dan saya mengajak para mahasiswa untuk membuka cakrawala berpikir dan meningkatkan skill agar di kemudian hari dapat memanfaatkan peluang ini,” sambungnya.

Rektor V UMI Prof. Dr. Ir. H. M. Hattah Fattah, MS mengatakan, UMI adalah kampus unggulan yangb telah meraih akreditasi institusi Unggul sebanyak dua kali berturut-turut dan mempersiapkan diri meraih akreditasi internasional.

“UMI terus mencatatkan prestasi dengan visi World Class University. UMI semakin aktif menggelar kegiatan internasional bahkan menjadi tujuan mahasiswa asing menempuh pendidikan, tercatat secara resmi berjumlah 52 orang berstatus mahasiswa internasional di UMI,” kata Prof Hattah Fatah.

Ia menyampaikan terima kasih atas kehadiran Wamenlu Anis Matta dalam kuliah umum di FEB UMI.

Rektor juga menyampaikan apresiasi atas kesediaan Anis Matta menjadi Keynote Speaker pada Seminar Internasional yang dilaksanakan pada Mei 2026 mendatang.

“Kami berharap bapak Wakil Menteri Luar Negeri RI dapat kembali hadir sebagai keynote speaker pada kegiatan Literasi Budaya Yang Akan Memperkuat Hubungan Antar Negara. Semoga kahadiran bapak dapat memperkuat literasi budaya global di kampus UMI,” harapnya.

Hattah berharap silaturahmi dan kolaborasi ini, membawa keberkahan serta memperkuat peran UMI dalam memahami dinamika geopolitik dunia dan dampaknya bagi ekonomi Indonesia.

Dekan FEB UMI Dr. H. Muhammad Syafii A. Basalamah, SE.,MM menambahkan, kolaborasi di era sekarang dengan Kementerian Luar Negeri menjadi sangat penting, karena dapat mengantar UMI menuju World Class University.

“Kami berharap sinergi yang kuat antara UMI dan Kementerian Luar Negeri RI dapat mendorong internasionalisasi akademik khususnya dalam mendiskusikan lebih dalam terkait geopolitik dan disrupsi global bagi ekonomi,” kata Prof Syafii A. Basalamah.

Tegaskan Dukungan Indonesia, Anis Matta: Kemerdekaan Palestina Hanya soal Waktu

Partaigelora.id-Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI sekaligus Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta, menegaskan bahwa dukungan Indonesia kepada Palestina berlandaskan tiga mandat utama, yaitu konstitusi, agama, dan kemanusiaan.

Hal ini disampaikan Anis Matta saat menjadi keynote speaker dalam seminar internasional yang digelar Kementerian Agama (Kemenag) di UIN Alauddin Makassar, Senin (17/11/2025), dalam rangkaian kunjungannya di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Dalam seminar yang juga dihadiri Menteri Agama Prof Nasaruddin Umar, Wamenlu menekankan bahwa posisi Indonesia terhadap Palestina tidak pernah berubah sejak era Presiden Soekarno hingga masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

“Ini adalah utang sejarah yang belum lunas sejak Konferensi Asia Afrika,” ujar Anis Matta.

Wamenlu menekankan bahwa posisi Indonesia terhadap Palestina tidak pernah berubah sejak era Presiden Soekarno hingga masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Dukungan tersebut, menurutnya, bukan hanya bersifat politik, tetapi juga moral dan kemanusiaan.

Wamenlu menjelaskan bahwa mandat konstitusi mengharuskan Indonesia menolak segala bentuk penjajahan. Prinsip tersebut menjadi landasan kuat bagi konsistensi diplomasi Indonesia di berbagai forum internasional.

Dari aspek agama, solidaritas terhadap Palestina, khususnya terhadap warga sipil yang terdampak konflik, merupakan nilai yang melekat erat dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Sementara itu, mandat kemanusiaan mengingatkan bahwa krisis Gaza bukan lagi sekadar isu regional, melainkan ujian bagi tatanan hukum internasional dan komitmen global terhadap perdamaian.

Dalam forum itu, Anis Matta juga merinci sejumlah langkah nyata yang telah dilakukan Indonesia untuk membantu Palestina.

Salah satunya adalah pengiriman bantuan terbaru senilai US$12 juta yang dialokasikan untuk pembangunan dapur umum di Gaza. Dengan penambahan ini, total bantuan Indonesia sejauh ini mencapai US$36 juta.

Selain bantuan finansial, Indonesia juga mengirimkan 1.200 ton bantuan kemanusiaan melalui jalur udara untuk mendukung kebutuhan dasar warga Palestina di tengah situasi yang semakin memburuk.

Tidak hanya itu, Wamenlu menegaskan adanya inisiatif baru dari Presiden Prabowo berupa kesiapan Indonesia mengirim pasukan perdamaian di bawah mandat PBB bila situasi memungkinkan.

Langkah ini dinilai sebagai pembeda yang signifikan dari pemerintahan sebelumnya karena untuk pertama kalinya Indonesia menyatakan kesiapan terlibat langsung dalam menjaga stabilitas kawasan Gaza melalui operasi perdamaian.

“Inilah yang membedakan pemerintahan Presiden Prabowo. Ini pertama kalinya Indonesia menyatakan kesiapan terlibat langsung melalui pasukan perdamaian,” tegas Wamenlu.

Lebih lanjut, Anis Matta menekankan pentingnya peran perguruan tinggi dalam memperkuat perspektif akademik terkait diplomasi Indonesia.

Ia menyebut bahwa hasil dari rangkaian seminar internasional ini akan dirangkum sebagai masukan kebijakan (policy input) bagi kementerian dan lembaga terkait.

“Krisis Gaza bukan lagi isu Palestina semata. Ia sudah menjadi ujian bagi hukum internasional dan tatanan global,” katanya.

Kemerdekaan Palestina soal Waktu

Dalam kesempatan ini,
Anis Matta memaparkan kembali sejarah panjang dukungan Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina, mulai dari momentum Konferensi Asia-Afrika hingga komitmen politik yang terus dijaga hingga saat ini.

Ia menegaskan bahwa dukungan Indonesia bukan hanya berdasarkan diplomasi politik, tetapi juga bagian dari amanat konstitusi dan nilai kemanusiaan.

Anis Matta juga menyoroti perubahan narasi global terkait isu Palestina.

Menurutnya, narasi yang awalnya dipahami sebagai konflik Palestina versus Israel sempat bergeser menjadi isu Islam melawan zionisme Israel.

Namun kini, narasi tersebut telah bertransformasi menjadi isu universal: kemanusiaan melawan anti-kemanusiaa.

“Kini dukungan terhadap Palestina semakin luas, melampaui batas agama dan negara. Dunia mulai menyadari bahwa ini bukan lagi sekadar konflik kepentingan geopolitik, tetapi persoalan moral dan hak asasi manusia,” tegas Anis Matta.

Ia menambahkan bahwa perubahan cara pandang masyarakat internasional merupakan sinyal kuat bahwa kemerdekaan Palestina merupakan keniscayaan sejarah yang tidak bisa dihindari.

“Kemerdekaan Palestina bukan soal apakah itu terjadi, tetapi kapan. Ini hanya masalah waktu,” ujarnya.

Seminar internasional ini dihadiri oleh civitas akademika, mahasiswa, peneliti, serta berbagai komunitas pendukung kemerdekaan Palestina.

Seminar ini merupakan salah satu upaya Kemenag mendorong diplomasi akademik sebagai bagian dari kontribusi Indonesia dalam isu kemanusiaan global.

Melalui forum ini, perguruan tinggi diharapkan dapat memberikan kajian dan rekomendasi yang memperkaya langkah-langkah diplomasi Indonesia dalam mendukung Palestina.

Forum ini merupakan bagian dari rangkaian seminar internasional yang diinisiasi Kemenag di empat UIN untuk memperkuat diplomasi akademik Indonesia dalam isu perdamaian dunia.

Wamenlu Anis Matta Soroti Pentingnya Literasi dan Kesadaran Geopolitik di Unismuh Makassar

Partaigelora.id-Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI sekaligus Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengungkapkan pentingnya memahami geo politik dan konflik internasional yang terjadi di dunia saat ini, salah satu yang terbesar adalah konflik Palestina dan Israel.

Hal tersebut diungkapkan Anis Matta dalam materinya yang dibawakan di Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Senin (17/11/2025).

Dialog tersebut dipandu Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unismuh Makassar, Dr Luhur A Prianto. Acara dihadiri perwakilan Ormas Islam dan sivitas akademika Unismuh Makassar.

Anis Matta mengungkapkan hal tersebut penting sebab Indonesia termasuk dalam sejarah terbentuknya Muhammadiyah yang juga berkaitan secara tidak langsung.

“Krisis global sudah bergerak ke arah kita, Indonesia harus bersiap menghadapi musim dingin geopolitik,” kata Anis Matta.

Dalam pemaparannya, Anis menekankan bahwa geopolitik kini bukan lagi wilayah eksklusif diplomat dan elite, melainkan pengetahuan publik yang menentukan cara bangsa ini mengambil keputusan.

“Kesadaran geopolitik harus menjadi bagian dari literasi bersama, termasuk di kampus,” ujarnya.

Anis Matta menggambarkan dunia yang tengah berada dalam pusaran krisis sistemik, tatanan global lama runtuh, sementara tatanan baru belum terbentuk.

Kekosongan itu memunculkan gelombang instabilitas, dari ketimpangan ekonomi hingga rapuhnya komitmen internasional yang tampak jelas pada tragedi Palestina.

Lebih dari seratus konflik militer aktif, katanya, menunjukkan bahwa ‘musim dingin’ itu sudah menyelimuti berbagai kawasan, terutama Timur Tengah yang kini menjadi game changer politik dunia.

Dampaknya merembet ke Asia Selatan dan Asia Tenggara melalui ketegangan perbatasan dan gejolak politik yang menguji stabilitas kawasan.

“Ini bukan untuk menakut-nakuti, tetapi ajakan agar Indonesia bersiap sebagai bangsa,” katanya.

Untuk membaca posisi Indonesia di tengah pusaran itu, Anis Matta menguraikan empat ‘halaman geopolitik’ yang membentuk arena strategis Indonesia.

Yakni geografi sebagai halaman takdir; dunia Islam sebagai halaman identitas, Global South sebagai ruang solidaritas, serta kemanusiaan sebagai panggung universal tempat krisis global berkelindan.

Dalam persimpangan empat halaman ini, Indonesia memiliki dua modal besar, yakni populasi muslim terbesar di dunia dan posisi sentral di ASEAN.

Hal tersebut menurutnya perlu dipahami publik, terutama komunitas akademik yang sedang menyiapkan generasi pemimpin baru.

Anis Matta berharap Unismuh dapat menjadi destinasi mahasiswa dari dunia Islam di masa mendatang.

Namun ia menegaskan bahwa tugas utama kampus hari ini adalah membangun laboratorium kesadaran geopolitik.

Forum seperti dialog kebangsaan, katanya, harus menjadi tradisi agar mahasiswa terbiasa membaca dinamika global dan tidak mudah terseret arus informasi negatif.

Ia mengingatkan bahwa tradisi pengembaraan dan ilmu geografi dalam peradaban Islam adalah modal penting untuk membentuk imajinasi geopolitik generasi muda.

Menutup orasinya, Anis menegaskan bahwa kampus seperti Unismuh memiliki peran strategis dalam membangun ketahanan intelektual Indonesia.

Di tengah musim dingin geopolitik yang kian dekat, ia berharap kampus menjadi ruang di mana kesadaran baru tumbuh, kolaborasi antarbangsa diperkuat, dan Indonesia bersiap menghadapi dunia yang berubah cepat.

Respon Unismuh

Rektor Unismuh, Dr Abdul Rahim Nanda usai acara dialog mengatakan, paparan Anis Matta sebagai pengingat bahwa perguruan tinggi harus memperluas cakrawala dan keluar dari pemikiran sektoral.

Rahim menilai situasi global ‘sangat mengkhawatirkan’ dan kampus perlu memperkuat kerja sama internasional, terutama dengan negara-negara muslim.

Ia menggarisbawahi pentingnya memasukkan geografi, sejarah kawasan, dan politik global dalam kurikulum agar mahasiswa memiliki kesadaran ruang dan peradaban yang lebih matang.

“Ruang akademik harus menjadi tempat tumbuhnya kemampuan membaca dunia,” kata Rakhim.

Dalam sambutan pembukaan, Rektor Unismuh juga memaparkan capaian Unismuh sebagai modal diplomasi kampus, mulai dari akreditasi unggul, sertifikasi ISO 21001:2018, pemeringkatan di Times Higher Education dan QS Asia University Ranking, hingga mandat pelatihan tenaga kesehatan untuk Arab Saudi.

Rektor Unismuh berharap rekam jejak ini membuka jalan kolaborasi yang lebih luas, termasuk dengan Kementerian Luar Negeri.

Gedor Semangat Kader, Anis Matta: Bersiaplah Hadapi Krisis Besar dan Menangkan 2029!

Partaigelora.id-Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menggelar puncak HUT ke-6 di Ballroom Hotel Horison Ultima, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Minggu (16/11/2025) sore.

Perayaan HUT Partai Gelora tahun ini mengangkat tema ‘Rumah Untuk Semua’ dan Sulsel Bergelora untuk Indonesia’.

Acara puncak HUT ke-6 dihadiri Ketua Umum Partai Gelora sekaligus Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI Anis Matta, pengurus DPP, Ketua DPW Partai Gelora Sulsel Mudzakkir Djamil, pengurus daerah, serta ratusan kader dari berbagai daerah.

Panggung perayaan dikemas dinamis dengan pagelaran tari tradisional, pemutaran video ucapan dari sejumlah kepala daerah, penyematan syal Gelora bagi kader baru, serta penyerahan penghargaan kader inspiratif dan kader penggerak.

Acara juga dirangkaikan dengan talkshow yang dipandu Ketua Koordinator Bidang Komunikasi DPP Partai Gelora TB Dedi Miing Gumelar, yang merupakan tokoh senior komedi Indonesia, menambah suasana cair dan hangat.

Acara tersebut juga menjadi penanda peluncuran program-program prioritas Gelora menuju agenda politik 2026, sekaligus mempertegas posisi partai sebagai ruang aspirasi publik yang inklusif dan terbuka.

Di hadapan ribuan kader dan simpatisan, Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta menyampaikan seruan penuh energi tentang arah perjuangan partai dan tantangan besar yang menanti bangsa.

Anis Matta mengulas teori revolusi politik serta membaca ulang pola historis siklus kepemimpinan yang kerap menjadi penanda perubahan besar suatu bangsa.

Ia menyinggung berbagai analisis geopolitik yang menyiratkan hadirnya krisis global baru.

“Banyak analisis yang saya dengar dan saya baca menunjukkan bahwa akan ada perang yang lebih besar pada waktu yang tepat — dan waktunya kini terasa semakin dekat,” ujar Anis Matta.

“Karena itu, sambil saudara memikirkan kursi tahun 2029, saya ingin mengatakan: bersiaplah untuk hal-hal yang jauh lebih besar dari yang kita bayangkan,” sambungnya.

Ia menekankan bahwa Partai Gelora tidak boleh terjebak pada pola kerja konvensional seperti umumnya partai politik.

Menurutnya, dunia sedang memasuki fase ‘musim dingin geopolitik’ yang mulai bergerak ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Partai Gelora, katanya, sejak awal lahir dari kesadaran geopolitik bahwa Indonesia harus siap menghadapi krisis sistemik berskala global.

Anis Matta juga menyoroti Pemilu 2029 sebagai momen kunci perjalanan bangsa. Bertepatan dengan 30 tahun Reformasi — yang bermula setelah lengsernya Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998 — ia menilai tahun 2029 menjadi titik refleksi penting, baik bagi demokrasi Indonesia maupun arah politik pasca-reformasi.

Di tengah dinamika tersebut, Wamenlu RI Urusan Dunia Islam ini memetakan tiga skenario global yang menurutnya berpotensi mengguncang dunia dalam beberapa tahun ke depan: perang, revolusi sosial, dan krisis ekonomi berkepanjangan.

Ketiga skenario itu, menurutnya, menuntut strategi politik yang jauh lebih matang, adaptif, dan visioner.

“Kalau kita membaca kembali manifesto partai ini, sejak awal kita sadar bahwa kita sedang menuju masa krisis besar. Musim dingin geopolitik itu kini sedang menuju Asia Tenggara. Maka, kita harus siap menghadapi perubahan besar yang mungkin datang,” ujarnya.

Karena itu, Anis Matta menyulut semangat para kader untuk membangun kesiapan menghadapi tantangan global dan memanfaatkan momentum politik menuju Pemilu 2029 sebagai pintu masuk perubahan besar bagi Indonesia.

Dengan nada optimis, Ketua Umum Partai Gelora ini menegaskan bahwa kemenangan 2029 bukan hanya tujuan elektoral, tetapi bagian dari misi menghadapi perubahan dunia yang sedang bergerak cepat.

“Saya berharap kader Gelora semakin antusias, bersedia berkorban, dan berbuat lebih besar untuk partai. Kita punya target strategis yang hanya bisa dicapai dengan energi kolektif, militansi, dan kerja nyata,” tegas Anis Matta.

Anis Matta juga mengulas kembali inspirasi gerakan Partai Gelora dan visi jangka panjang partai dalam membangun Indonesia menuju kekuatan lima besar.

Peringatan HUT ke-6 Partai Gelora di Sulsel ini, menjadi momentum konsolidasi dan penyatuan energi kader menuju agenda besar partai di tahun-tahun mendatang.

Antusiasme para peserta terlihat dari awal hingga akhir acara, menandai optimisme baru dalam perjalanan politik Partai Gelora dari Sulsel.

Anis Matta Hadiri Puncak HUT Gelora Ke-6 di Makassar, Partai Gelora akan Launching Program Strategis 2026

Partaigelora.id-Wakil Menteri Luar Negeri sekaligus Ketua Umum Partai Gelora Indonesia, Anis Matta, hari ini akan menghadiri langsung puncak peringatan milad ke-6 Partai Gelora Indonesia yang direncanakan akan berlangsung siang ini di Hotel Horison Makassar.

Tema besar yang diusung, “Partai Gelora Indonesia Rumah Untuk Semua”, bukanlah sekadar slogan. Ini adalah visi dan komitmen yang dipegang teguh.
Sebagaimana diketahui bahwa Partai Gelora Indonesia didirikan pada tanggal 28 Oktober 2019.

Menurut Syahrul Mubaraq, Sekretaris Umum Partai Gelora Sulsel menyatakan bahwa kegiatan ini akan dihadiri oleh Ketua Umum Anis Matta dan jajaran DPP Partai Gelora Indonesia seperti Rofi Munawar Ketua Harian Partai Gelora, Ahmad Zainuddin Ketua DPP Bidang Kaderisasi, Syamsari Kitta Ketua Teritori Sulawesi, Taslim Tamang Wakil Ketua Teritori dan Rico Marbun Ketua Bidang Kebijakan Publik serta jajaran DPP lainnya.

”Kegiatan ini insha Allah akan menjadi momen penegasan kembali, bahwa Partai Gelora Indonesia diperuntukkan bagi seluruh rakyat Indonesia. Puncak peringatan HUT di Sulsel ini juga sekaligus menjadi momentum untuk launching program prioritas Partai Gelora Indonesia tahun 2026″, Jelas Syahrul Mubaraq.

Partai Gelora memposisikan dirinya sebagai ruang terbuka, tempat berkumpulnya keberagaman, tempat bertemunya aspirasi dari seluruh elemen rakyat Indonesia—dari Sabang sampai Merauke, dari berbagai suku, agama, profesi, dan latar belakang.

Ini adalah rumah di mana setiap gagasan, setiap energi positif, dan setiap cita-cita tentang Indonesia yang lebih baik, diterima dan diperjuangkan.

Menurut Agung Wahyudi, Ketua Panitia pelaksana kegiatan, dipilihnya Sulsel sebagai tempat pelaksanaan HUT Gelora Ke-6 mungkin karena Sulsel adalah salah satu provinsi dengan perolehan kursi legislatif pada pemilihan legislatif tahun 2024 yang lalu.

Fahri Hamzah: Idealisme dan Gagasan Perlahan Mulai Kalahkan Dominasi Uang dalam Demokrasi Pemilu

Partaigelora.id-Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah menegaskan bahwa, uang tidak lagi mendominasi dalam pelaksanaan pesta demokrasi pemilu.

Perlahan pandangan publik mulai berubah, melihat gagasan apa yang ditawarkan oleh seorang pemimpin yang maju dalam kontestasi Pemilu, untuk memperbaiki keadaan.

Hal itu disampaikan Fahri Hamzah saat menjadi narasumber dalam Kajian Pengembangan Wawasan Kebangsaan Bagian 2 yang digelar secara daring, Jumat (14/11/2025) malam.

“Terpilihnya Zohran Mamdani sebagai Wali Kota New York sesuatu yang menarik. Dia seorang anak muda, muslim dan lahir dari orang tua keturunan India. Tapi bisa menarik hati masyarakat New York yang didominasi uang, dan memenangkan pertarungan, karena dia dari awal membawa gagasan,” kata Fahri Hamzah.

Artinya, dalam negara demokrasi, dominasi uang dalam pemilu, bisa dikalahkan oleh idealisme yang dibiayai oleh banyak orang, karena mereka tertarik dengan gagasan yang dibawa Zohran Mamdani.

Sebagai negara demokrasi, Fahri berharap hal itu, juga terjadi di Indonesia di masa mendatang, dalam hajatan pemilu 5 tahunan.

“Dalam setiap pemilu, kita ingin kontestasi pemimpin itu, adalah kontestasi gagasan, bukan kontestasi uang. Sekarang justru uang yang mendominasi daripada gagasan dalam setiap kampanye,” ujar Fahri.

Sehingga tidak mengherankan apabila kualitas wakil rakyat yang terpilih dalam Pemilu Legislatif lalu, didominasi oleh anggota dewan yang suka flexing, joget-joget dan lain-lain. 

“Karena dua metode pembiayaan pemilu kemarin, memfasilitasi orang kaya dan artis-artis yang mengandalkan kepopuleran saja. Tapi tidak mempunyai pengetahuan untuk memimpin negara,” katanya.

Wakil Ketua DPR Periode 2019-2024 ini tidak pernah melihat mereka berbicara mengenai negara, atau menulis artikel tentang konsep kehidupan masyarakat dan sebagainya.

“Sehingga ketika jadi pemimpin dan setelah jadi pemimpin pun tidak berbuat apa-apa, karena basis kemenangan mereka adalah banyaknya uang dan kata populer,” katanya.

Wakil Ketua Umum Partai Gelora berharap fenomena terpilihnya Zohran Mamdani sebagai Wali Kota New York bisa menjadi contoh bagi anak-anak muda Indonesia untuk terus konsisten dalam memperjuangkan gagasannya.

“Saya berharap anak-muda sekarang tidak hanya baca buku, tetapi mulai berlatih di depan kaca, membuat video, membuat narasi kebangsaan, memikirkan daerahnya dan negara,” katanya.

Mereka, lanjut Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman RI ini, bisa memanfaatkan media sosial seperti Facebook, Twitter (X), Instagram, TikTok dan lain-lain untuk menjelaskan masalah kebangsaan kepada masyarakat.

“Ini juga berlaku bagi kader Partai Gelora. Tidak masalah survei kita 0 persen, tetapi ketika kita mulai bicara keadaan masyarakat, mewakili perasaan masyarakat. Maka apabila dilakukan secara konsisten, rakyat akan mengikuti kita,” ujarnya.

Partai Gelora, menurut Fahri, telah membekali kader dan fungsionarisnya dengan ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan kualitas keilmuan mereka.

Yakni melalui Kajian Pengembangan Wawasan dengan tiga materi, yakni Wawasan Keislaman, Wawasan Geopolitik dan Wawasan  Kebangsaan.

Khusus mengenai materi Wawasan Kebangsaan yang dibawakannya, Fahri berharap kader dan fungsionaris Partai Gelora dapat memahami wawasan Kebangsaan sebagai cita-cita kolektif bangsa. 

Sehingga ada akhirnya dapat memahami peta dunia dan mendorong langkah kongkret kebangkitan Indonesia menjadi negara superpower baru dunia.

“Sebagai perawi masa depan, Partai Gelora juga konsisten dengan gagasan besar, memperjuangkan kebangkitan Indonesia menjadi superpower baru dunia,” pungkas Fahri.

Anis Matta: Pendidikan dan Pembelajaran Kita Perlu Pemaknaan Ulang

Partaigelora.id-Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI sekaligus Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menutup Rakernas 2025 Share Edu Indonesia, pada Sabtu (8/11/2025) malam.

Anis Matta mengajak semua pihak untuk memaknai ulang mengenai pendidikan dan pembelajaran yang telah diajarkan selama ini.

“Saya mengajak kita semua untuk membongkar ulang pemaknaan tentang pendidikan dan pembelajaran selama ini,” kata Anis Matta.

Menurut Anis Matta, proses pendidikan bukan sekadar transfer pengetahuan. Sedangkan tantangan teknologi menjadi faktor tambahan yang menegaskan hal itu.

Sehingga fungsi tersebut pada waktunya sangat mungkin tergantikan oleh teknologi.

“Saya mengajukan teori pendidikan berbasis peristiwa untuk model pembelajaran ke depan,” katanya.

Hal ini merujuk pada contoh turunnya Alquran secara bertahap.

“Pemahaman utuh tentang peristiwa di dunia akan membuat kita mengerti cara kerja dunia sekaligus cara meresponsnya. Bahwa, peristiwa yang terjadi di dunia ini pada dasarnya relatif sama,” ujarnya.

Anis Matta, menilai peristiwa seperti genosida di Gaza, misalnya, juga pernah dialami bangsa Indonesia sendiri dalam rentang waktu yang belum terlalu panjang ke belakang.

“Maknanya, apa pun peristiwa di dunia ini, kita juga bisa mengalaminya, jika pun belum. Memahami ini akan membuat kita secara naluriah menyiapkan diri untuk mencegahnya terjadi atau menghadapinya bila tak terelakkan,” katanya.

Wamenlu berharap mulai dari sekarang disiapkan dan membangun masyarakat pembelajar.

“Untuk itu, kita harus menyiapkan dan membangun masyarakat pembelajar,” katanya.

Yaitu, masyarakat yang berpengetahuan dan terus menerus belajar dengan cara mengajarkan pendidikan Yang benar.

“Yang harus kita ajarkan lewat pendidikan adalah cara belajar yang benar,” katanya.

Cara belajar yang benar ini, kata Anis Matta, mencakup tradisi pembelajaran yang kuat, metodologi belajar yang elastis, dan kemampuan kognitif yang elastis.

“Pembelajaran menggunakan metodologi yang elastis, dan kemampuan kognitif yang elastis,” pungkas nya.

Alamat Dewan Pengurus Nasional

Jl. Minangkabau Barat Raya No. 28 F Kel. Pasar Manggis Kec. Setiabudi – Jakarta Selatan 12970 Telp. ( 021 ) 83789271

Newsletter

Berlangganan Newsletter kami untuk mendapatkan kabar terbaru.

X