Pilkada Serentak 2020, Partai Gelora Serahkan Dukungan pada Kader di Daerah

JAKARTA – Sekjen Partai Gelombang Rakyat (Gelora), Mahfuz Sidik mengatakan partainya menyerahkan dukungan politiknya kepada kader di masing-masing daerah terkait Pilkada Serentak 2020.

Hal itu dikemukakan Mahfuz usai mendampingi Ketua Umum Partai Gelora, Anis Matta dan jajaran pengurus lainnya saat menemui Ketua MPR Bambang Soesatyo di Gedung MPR, Kamis (23/7/2020).

“Proses pilkada masih berlangsung. Di beberapa daerah ada kesepakatn kita mendukung calon tertentu, tapi dukungan itu didelegasikan ke masing-masing pengurus daerah,” ujarnya.

Disebutkan, pengerahan dukungan kepada calon tertentu merupakan bentuk partisipasi politik, selain menjadi bagian dari pembelajaran politik sebagai partai yang baru berdiri.

Mantan anggota DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu juga mengatakan hingga kini Partai Gelora terus melakukan komunikasi politik dengan parpol yang ada terkait Pilkada Serentak.

Selain itu, pihaknya juga melakukan silaturahim ke sejumlah lembaga negara, termasuk MPR setelah sebelumnya menemui Presiden Jokowi untuk memperkenalkan jajaran pengurusnya.

Adapun soal target partai ke depan, mantan Ketua Komisi I DPR itu manergetkan bisa masuk DPR pada Pemilu 2024.

Menurutnya, sejak awal Partai Gelora menerapkan sistem rekrutmen yang terbuka dan transparan selain menghindari potensi munculnya dinasti politik.

Dia mengatakan dinasti politik yang berkembang saat ini tidak lepas dari perilaku promordialisme. Padahal, demokrasi seharusnya meminimalkan politik dinasti dan primordialisme, namun mengutamakan kompetensi.

“Yang terpenting adalah kompetensi. Kalau masih ada pewarisan politik, tetapi sepanjang kompetensi dipenuhi dan memenuhi harapan masyarakat pemilih maka hal itu masih bisa diterima. Akan tetaspi, jangan dinasti politik mengabaikan prinsip kompetensi,” katanya.

Sementara itu, Ketua MPR Bambang Soesatyo atau Bamsoet mengharapkan sebagai partai baru, Partai Gelora akan mampu menyejukkan suasana politik di Tanah Air.

Selain itu, Bamsoet juga berharap Partai Gelora bisa masuk ke parlemen pada Pemilu 2024 dengan mengusung kader-kader terbaiknya.

Link terkait:

https://kabar24.bisnis.com/read/20200723/15/1270225/pilkada-serentak-2020-partai-gelora-serahkan-dukungan-pada-kader-di-daerah-

Sumber: Bisnis.com

Digifest dan Partai Digital yang Gelora Tuju

Kendati terkesan hendak memasarkan partai politik dengan rasa batin yang baru, menggeser sedikit aroma keseriusan yang biasanya terhirup kuat di sebuah kegiatan politik menjadi lebih cair bergaya hidup kekinian, Gelora Digifest 2020 sejatinya punya motif pembelajaran internal. Kalau sekedar menjadi partai modern dalam konteks transparansi dan partisipatif, itu sudah cukup terpenuhi dengan disediakannya akses informasi internal partai kepada publik, dan membuka seluasnya kesempatan untuk bergabung – salah satunya lewat website dan mobile app yang siap diunduh di gawai. Sekat antara konstituen dan organisasi partai saat ini telah diruntuhkan oleh teknologi digital: media dan internet. Itulah mengapa tafsir “partai modern” dekat dengan “partai digital”.

Definisi partai modern memang cuma 2 itu kata Andrew Heywood – transparan dan partisipatif – dalam bukunya “Politics”. Tapi menjadi partai digital dalam seluruh aspeknya adalah pekerjaan lain lagi. Ada 5 aktivitas digitalisasi pada sebuah organisasi di riset keluaran McKinsey: (1) Produk & layanan, (2) Pemasaran dan distribusi, (3) Proses bisnis, (4) Ekosistem dan (5) Rantai pasokan. Jadi meski setelah sehari diluncurkan aplikasi Partai Gelora telah diunduh 5000 kali lebih di Android saja – dan jadi trending ke-2 di Playstore – dengan jumlah total pendaftar sebagai anggota berjumlah 3000 orang dan ratusan relawan, itu baru pada aspek pemasaran dan distribusi. Tujuan akhirnya rekrutmen.

Digitalisasi adalah masalah budaya organisasi dan implementasi teknologi. Masih ada 4 hal lain lagi yang mesti diberesin untuk menjadi sepenuhnya partai digital. Dan kesemuanya adalah menyangkut budaya dan manusia. Teknologi hanya ‘enabler’. Misalnya produk dan layanan, seberapa banyak konten narasi, komunikasi, platform perjuangan partai yang tersebar untuk dicerna publik dalam bentuk digital? Apakah seluruhnya telah tersebar dengan variasi medium, ragam sudut pandang, mewakili banyak kepentingan untuk target-target konstituen Partai Gelora?

Demikian juga ciri ke-2 yaitu proses bisnis. Apakah birokrasi yang ringkas, pengambilan keputusan yang cepat berbasis data, postur kepengurusan partai yang ramping dan cara komunikasi dengan publik yang responsif telah menjadi bagian dari keseharian anggotanya? Soal proses bisnis perlu disorot khusus karena di dunia digital ruang eksperimentasi begitu luas. Kecepatan dan keandalan adalah tuntutan baru. Program atau produk tidak perlu menunggu terlalu sempurna untuk diluncurkan ke publik. Tujuannya justru untuk mengukur respon publik yang divalidasi dan dijadikan bahan penyempurnaan.

Dua ciri terakhir yaitu digitalisasi ekosistem adalah soal interkoneksi partai dengan elemen internal dan eksternal yang terhubung dengan internet dan saling mendukung. Contoh dalam produk politik adalah ekosistem big data, metode iuran/ donasi dan jejaring dengan sayap formal dan informal partai. Sementara ciri terakhir yaitu digitalisasi rantai pasokan (supply chain) adalah hubungan ‘contactless’ dengan pihak eksternal yang berkaitan dengan operasional partai. Itulah aktualisasi 4 aspek digitalisasi pada organisasi – diluar 1 aspek yaitu pemasaran dan distribusi – yang telah Partai Gelora jalani.

Ziva, Fico, Turah adalah etalase awal Partai Gelora. Konsep acara dibuat sepenuhnya digital dengan audiens dan narasumber tanpa batasan demografis, ruang dan waktu. Turah di Rusia, pemirsanya di Indonesia dan beberapa negara Asia Tenggara. Disusun rencananya hanya 2 pekan sebelum diluncurkan, jumlah anggota tim minimalis, juga anggaran secukupnya. Ada banyak umpan balik tapi pembelajaran dari input itu adalah tujuannya. Begitu juga talent internal yang diekspos keluar dan beberapa narasumber eksternal yang dibawa ke dalam untuk disesap ilmunya. Kita tidak hanya ingin tampak santuy dengan ‘looks’ yang digital tapi ingin jadi partai digital beneran. *Partai Gelora harus menerima kenyataan bahwa pandemi Covid19 telah membuat menjadi digital bukan sekedar pilihan, tapi keharusan. Bukan untuk gaya-gayaan, tapi dijalani sebagai cara bertahan

Endy Kurniawan

Fahri Hamzah: Gelora Siap Hadirkan Pemimpin Baru

, , , , ,

JAKARTA – Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menegaskan siap menjawab tiga tantangan yang tengah dihadapi bangsa Indonesia. Salah satunya dengan menyiapkan darah segar pemimpin baru untuk masa depan.

“Partai Gelora akan menjadi armada yang menghadirkan darah segar pemimpin-pemimpin baru bangsa yang mengerti betul masalah mendasar dan tantangan bangsa Indonesia,” ujar Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah lewat keterangan resminya, Ahad (19/7).

Menurutnya, saat ini Indonesia memiliki tiga tantangan mendasar, yakni kegamangan naratif, kapasitas negara, dan kapasitas pemimpin. Hal itulah yang membuat banyak persoalan berulang di sektor sosial, politik, ekonomi, juga kriminalitas seperti korupsi dan narkoba.

Permasalahan itulah yang menguras energi bangsa. Di mana seharusnya, Indonesia dapat menjadi lima besar kekuatan dunia.

Persoalan pertama, kegamangan naraktif dapat dilihat dari adanya suatu kelompok yang ingin mereduksi Pancasila menjadi Trisila atau Ekasila. Padahal, Pancasila sudah sah sebagai falsafah negara dalam Pembukaan UUD 1945.

“Tapi masih ada kelompok yang ingin mereduksi atau menyinggung lagi Pancasila. Ini yang saya sebut sebagai kegalauan naratif,” ujar Fahri.

Kedua, persoalan kapasitas negara yang dilihatnya semakin hari semakin lemah. Bahkan, dapat dikalahkan oleh media sosial. Hal inilah yang membuat negara mengintip percakapan pribadi warga di media sosial.

“Seharusnya negara itu, bagaimana meningkatkan pendapatan perkapita kita yang baru naik USD4.000, kalah jauh dibandingkan Malaysia, Singapura, Tiongkok dan Taiwan. Masih banyak masyarakat kita yang hidup di bawah garis kemiskinan, begitu harga beras naik puluhan orang langsung amblas di bawah garis kemiskinan,” ujar Fahri.

Terakhir, soal kapasitas pemimpin yang dinilainya semakin memprihatinkan. Sebab, para pemimpin saat ini seakan menjadi bahan olokan.

“Pemimpin itu seperti getir, reputasi pemimpin gampang dijatuhkan dan gampang jatuh menjadi manusia biasa. Tapi yang lebih menyedihkan adalah kapasitas pemimpin lainnya,” ujar Fahri.

Untuk menyelesaikan persoalan tersebut, Partai Gelora siap menghadirkan pemimpin-pemimpin baru. Pemimpin yang mempelopori lahirnya digital demokrasi yang menghadirkan berbagai instrumen partai politik secara digital yang akan mudah diakses publik melalui gawai.

Baik sebagai tempat untuk perdebatan isu atau pikiran, merekrut anggota, mengakses informasi tentang partai politik dan calon pemimpinnya. Termasuk mencari pemimpin baru.

“Di sinilah pentingnya berbicara digital demokrasi, kegiatan GELORA DIGIFEST 2020 ini instrumen untuk melengkapkan diri sebagai partai politik digital. Sebab, partai yang manual, kuno dan kolot akan ditinggalkan,” ujar Fahri.

Menurutnya, pandemi Covid-19 telah memengaruhi demokrasi manual dan penggunaan digital mulai dilakukan. Lewat digital demokrasi, Partai Gelora berikhtiar akan membangun sinergi yang mengumpulkan seluruh potensi anak bangsa.

Tanpa membedakan suku, agama dan ras untuk berkiprah dalam politik. Sehingga menimbulkan kesadaran kolektif bangsa dalam mengatasi krisis berlarut.

“Ini tantangan dan keluhan yang harus diatasi bersama, kita harus berkolaborasi. Kita harus laksanakan amanah sila ketiga Pancasila, Persatuan Indonesia,” ujar mantan wakil ketua DPR itu.

Link terkait:

https://republika.co.id/berita/qdq018428/fahri-hamzah-gelora-siap-hadirkan-pemimpin-baru

Sumber: Republika

Partai Gelora Bertemu Jokowi IMG01

Bertemu Jokowi, Partai Gelora Beri Dukungan Pemerintah Atasi Dampak Pandemi Covid-19

JAKARTA – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Muhammad Anis Matta memberikan dukungan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan pemerintah untuk mengatasi dampak pandemi Covid-19.

Hal itu disampaikan Anis Matta saat bersilahturahmi dengan Presiden Jokowi di Istana Negara, Senin (20/7/2020).

“Kami memberikan dukungan Presiden Jokowi dan pemerintah untuk mengatasi wabah covid 19 dan dampak sosial ekonominya. Ini jadi momentum untuk memperkuat kemandirian ekonomi di tengah isolasi yang dialami banyak negara saat ini,” kata Anis Matta di Jakarta.

Presiden Jokowi, dalam pertemuan tersebut, menjelaskan situasi yang dihadapi Indonesia terkait Pandemi Covid 19. Menurut Anis, Presiden menceritakan tiap negara mengalami kesulitan dalam manajemen krisis.

“Ada kontradiksi antara penerapan protokol kesehatan dengan dampak ekonominya,” ungkap Ketua Umum Partai Gelora Indonesia.

Presiden juga menjelaskan, bahwa dampak pandemi Covid-19 bagi ekonomi Indonesia memang berat, meskipun masih lebih baik dibanding banyak negara lain.

“Presiden juga sepakat pandemi Covid-19 ini harus jadi momentum bangun kemandirian ekonomi,” katanya.

Dalam silahturahmi tersebut, Anis Matta didampingi beberapa pengurus Dewan Pimpinan Nasional (DPN) lainnya seperti Wakil Ketua Umum Fahri Hamzah, Sekretaris Jenderal Mahfuz Sidik, Ketua Bidang Pelayanan Kemasyarakatan Ratih Sanggarwaty dan Ketua Bidang Jaringan Lembaga Ratu Ratna Damayani.

Anis Matta melaporkan keberadaan Partai Gelora Indonesia yang telah mendapatkan pengesahan sebagai Badan Hukum Partai SK bernomor M.HH-11.AH.11.01 Tahun 2020 oleh Menkumham Yasonna H Laoly pada 19 Mei 2020 lalu

“Jadi keberadaan Partai Gelora Indonesia sebagai badan hukum partai politik yang sudah dapat SK Menkumham, sambil menjelaskan azas, visi misi partai dan struktur kepengurusan,” jelas Anis.

Menanggapi hal ini, Presiden Jokowi kata Anis, menyambut baik kehadiran Partai Gelora dan tidak menyangka bisa berdiri saat situasi pandemi Covid-19 tengah berlangsung

“Jadi Presiden menyambut baik Partai Gelora Indonesia dan tidak menyangka Partai Gelora bisa berdiri dan memenuhi struktur kepengurusan dengan cepat,” pungkasnya.

Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah menceritakan maksud pertemuan Partai Gelora dan Jokowi.

“Ini safari silaturahim Partai Gelora Indonesia sebagai partai baru, kita yang minta bertemu dengan Presiden dan pimpinan lembaga negara dan tokoh-tokoh nasional. Ini akan berlanjut, kita mulai dari presiden,” kata Fahri

Partai Gelora Buka Pendaftaran Kader Secara Online

Jakarta – Partai Gelora meluncurkan aplikasi mobile untuk pendaftaran anggota partai baru secara online.

“Kami buat cara mudah yaitu daftar secara online,” kata Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta dalam peluncuran mobile apps E-KTA Partai Gelora Indonesia di akun Youtube Partai Gelora, Ahad, 19 Juli 2020.

Anis mengatakan bahwa ia berupaya menjadikan partainya sebagai pelopor partai digital. “Kami berusaha jadi pelopor dalam bidang ini menjadi partai digital. Kami percaya shifting teknologi adalah suatu keniscayaan,” kata dia.

Jika Indonesia ingin masuk ke dalam lima besar dunia, kata mantan politikus Partai Keadilan Sejahtera ini, maka salah satu fitur penting yang harus dimiliki adalah mempercepat proses digitalisasi dalam sektor kehidupan.

Anis berharap rekrutmen secara online dapat disambut baik masyarakat, terutama kaum milenial. “Kami percaya di balik krisis ada peluang besar bagi orang-orang yang mau berinovasi,” ujarnya.

Untuk mendaftar keanggotaan Partai Gelora secara online, masyarakat bisa mengunduh aplikasi Partai Gelora Indonesia di Play Store bagi pengguna Android dan App Store bagi pengguna Apple.

Setelah aplikasi terpasang di ponsel, masyarakat bisa memilih ikon Anggota di kanan bawah. Kemudian pilih form Pendaftaran Anggota dan isi semua data. Setelah melengkapi data, klik Submit, dan akan keluar pemberitahuan bahwa data sedang diproses. Masyarakat akan diminta menunggu proses pengajuan hingga pemberitahuan berikutnya.

Anis Matta memastikan proses tak akan berlangsung lama. “Pendaftaran melalui aplikasi paling lama 1 hari,” kata dia.

Sumber : Tempo

Gelora Ingin Jadi Pelopor Partai Digital

Gelora Ingin Jadi Pelopor Partai Digital

JAKARTA — Partai Gelora telah menyelenggarakan acara berbasis digital dengan nama Gelora Digifest 2020. Acara tersebut diharapkan menjadi langkah awal Partai Gelora yang mempelopori partai digital ke masyarakat.

“Kami berusaha jadi pelopor dalam bidang ini menjadi partai digital. Kami percaya shifting teknologi adalah suatu keniscayaan,” ujar Ketua Umum Partai Gelora, Anis Matta dalam acara Gelora Digifest 2020, Ahad (19/7).

Salah satu yang diperkenalkan dalam acara tersebut adalah perekrutan kader secara digital. Seseorang yang ingin mendaftar menjadi kader, cukup dengan mengunduh aplikasi Partai Gelora Indonesia di Apps Store dan Play Store.

“Kami buat cara mudah yaitu daftar secara online. Pendaftaran melalui aplikasi paling lama satu hari,” ujar Anis.

Dengan proses seperti itu, ia berharap dapat menampung banyak kader Partai Gelora, khususnya dari kalangan milenial. Sebab, inovasi dan digitalisasi saat ini diperlukan untuk memajukan Indonesia.

“InsyaAllah langkah Partai Gelora akan disambut baik seluruh masyarakat Indonesia, terutama kaum milenial, karena kami percaya di balik setiap krisis, selalu ada peluang besar bagi orang yang mau berinovasi,” ujar Anis.

Di sisi lain, Partai Gelora siap menghadirkan pemimpin-pemimpin baru. Pemimpin yang mempelopori lahirnya digital demokrasi yang menghadirkan berbagai instrumen partai politik secara digital yang akan mudah diakses publik melalui gawai.

Baik sebagai tempat untuk perdebatan isu atau pikiran, merekrut anggota, mengakses informasi tentang partai politik dan calon pemimpinnya. Termasuk mencari pemimpin baru.

“Di sinilah pentingnya berbicara digital demokrasi, kegiatan GELORA DIGIFEST 2020 ini instrumen untuk melengkapkan diri sebagai partai politik digital. Sebab, partai yang manual, kuno dan kolot akan ditinggalkan,” ujar Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah.

Sumber : Republika

Anis Matta Luncurkan Aplikasi Pendaftaran Partai Secara Digital

JAKARTA – Ketua Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Muhammad Anis Matta secara resmi meluncurkan Apps Partai Gelora Indonesia untuk pendaftaran keanggotaan secara digital.

Peluncuran ditandai oleh penekan tombol dua data Partai Gelora Indonesia Hamzah Izzulhaq dan Sabrina.

“Aplikasi pendaftaran keanggotaan secara online merupakan terobosan penting saat pandemi Covid-19, sejak ada lockdown mulai Maret lalu. Partai Gelora menjadi partai pelopor digital,” kata Anis Matta dalam sambutannya di Jakarta, Minggu (19/7/2020).

Dalam peluncuran ini, Anis Matta didampingi Wakil Ketua Umum Fahri Hamzah, Bendahara Umum Achmad Rilyadi dan Sekretaris Jenderal Mahfuz Sidik.

Kemudian Anis Matta bersama pengurus wilayah Partai Gelora Indonesia lainnya mengisi pendaftaran secara online melalui Apps. Dalam aplikasi tersebut terdapat dua pilihan sebagai anggota atau relawan, otomatis akan mendapatkan nomor keanggotaan partai.

Anis Matta lantas memperlihatkan hasil pendaftaran kepada para jurnalis dan DPW-DPW yang hadir.

“Bagaimana dengan DPW-DPW ? dari DPW paling barat, Aceh, Jawa Barat, Kaltim, Sulsel, Papua, Yogyakarta, Riau, Bali, NTB dan Jakarta, apakah siap? , “tanya Anis Matta. Dijawab serentak DPW-DPW, Siap.

Selain meluncurkan Apps pendaftaran keanggotaan partai juga diluncurkan Website dan Sosial Media Partai Gelora Indonesia .

Sebagai pelopor partai digital, Partai Gelora Indonesia menurut Anis, memandang digitalisasi saat ini merupakan keniscayaan dan perlu dipercepat.

“Langkah Partai Gelora Indonesia ini disambut luar biasa oleh masyarakat, terutama kaum milenial, bagaimanapun di setiap era ada keterlibatan kaum muda,” katanya.

Menurut Anis, Partai Gelora akan mengajak masyarakat, terutama kaum muda untuk menemukan terobosan baru agar Indonesia masuk lima besar kekuatan dunia.

“Menjadikan Indonesia lima besar kekuatan dunia, sesuai amanat pendiri bangsa ikut serta menjaga ketertiban dunia. Mimpinya kita terlalu tinggi, tapi capaiannya sangat rendah,” katanya.

Karena itu, Anis Matta berharap para pemimpin Indonesia seperti pemimpin karpet dan memiliki cinta agar bisa merumuskan visi secara kolektif, sehingga melahirkan inovasi mampu melakukan kolaborasi.

“Pemimpin itu harus memiliki jiwa lapang, terbuka dengan segala perbedaan . Dan hanya cinta yang bisa melekatkan visi bangsa tersebut,” katanya.

Anis Matta menambahkan, setiap generasi memiliki tantangan tersendiri, karena itu Partai Gelora akan menciptakan gelombang-gelombang baru perubahan mimpi menjadi lima besar kekuatan dunia.

“Kaum muda sekarang bisa mewujudkan gelombang ketiga, menjadikan Indonesia sebagai lima besar kekuatan dunia,” katanya.

Partai Gelora Targetkan Rekrut 10 Juta Pemilih Hingga 2023

JAKARTA – Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia mentargetkan merekrut 10 juta pemilih hingga 2023 mendatang. Karena itu, Partai Gelora akan menuntaskan pengembangan organisasi dari tingkat daerah (DPD) dan cabang (DPC) pada Desember 2020.

“Kita akan melakukan rekuitmen anggota secara masif dan terbuka hingga April 2023 dan mencatatkan 10 juta anggota di tingkat provinsi, kabupaten/kota,” kata Mahfuz Sidik, Sekretaris Jenderal Partai Gelora Indonesia saat membuka Rakornas Kehumasan Nasional Partai Gelora Indonesia secara digital, Sabtu (18/7/2020).

Setelah mendapatkan pengesahan pada 2 Mei 2020 lalu, menurut Mahfuz, Partai Gelora Indonesia saat ini memasuki tahapan pengembangan struktur organasasi, yakni memenuhi struktur dari tingkat provinsi (DPW), daerah (DPD) hingga kecamatan (DPC).

“Sekarang kita memiliki 30 pengurus DPD, 2836 tingkat DPC dan 130 kantor perwakilan luar negeri. Tersisa sekitar 40 persen, 60 persennya sudah selesai. Kita tuntaskan hingga Desember 2020, sehingga pengurus di tingkat semua eksis terbentuk,” katanya.

Mahfuz berharap seluruh DPW bisa memaksimalkan waktu selama tiga tahun kedepan, sebelum pelaksanaan Pemilu 2024 untuk merekrut 10 juta anggota, serta menuntaskan kepengurusan di tingkat kecamatan.

“Target ini tidak sederhana dan berat, tetapi banyak hal berat sudah kita lalui. Dan dengan kesungguhan, kerjasama dan tentu saja ditambah doa. Dua target ini bisa tercapai dan akan mempengaruhi semakin tingginya penerimaan terhadap Partai Gelora,” katanya.

Untuk mencapai target ini, Partai Gelora Indonesia akan memaksimalkan tiga hal, yakni awareness, knowledge dan terbangunnya product preference .

“Partai Gelora menerima banyak politisi yang berdatangan dalam dua bulan terakhir . Mereka punya ‘rumah’ ( partai ) yang dijalani, terikat dengan partai tersebut dan bukanlah partai ecek-ecek. Tapi karena merasa ada preference, merasa cocok merekapun bergabung,” ungkapnya.

Mahfuz menegaskan, kegiatan ‘GELORA DIGIFEST 2020’ ini merupakan upaya Partai Gelora Indonesia sebagai partai digital yang mengusung budaya baru digitalisasi.

Hal ini sebagai kesigapan Partai Gelora Indonesia dalam merespon perubahan sosial yang progresif, sistemik dan destruktif akibat pandemi Covid-19.

“Kita tidak ada pilihan, kecuali membangun budaya baru, meskipun bukan hal yang mudah. Nah, Gelora Digifest inilah respon Partai Gelora membangun budaya digital,” katanya.

Pada November mendatang, Partai Gelora juga akan membuat kegiatan serupa bertema Digital Kolaborasi yang akan memperkenalkan kepengurusan dari tingkat DPN, DPW, DPD hingga DPC.

“Saat ini jumlah penduduk Indonesia mencapai 272 dan 175 juta pemilih, dimana sekitar 160 juta merupakan pemilih yang aktif di sosial media (sosmed). Kalau kita proyeksikan 2024, jumlah penduduk 285 juta, pemilihnya 196 juta, maka pengguna sosmed akan bertambah banyak. Mereka pemilih potensial, disinilah pentingnya kita beradaptasi dengan budaya baru,” pungkasnya.

Agung Purwa Widian dari Bogor, Pemenang Lomba Narasi Indonesia Lima Besar Kekuatan Dunia

JAKARTA – Agung Purwa Widian dari Kabupaten Bogor, Jawa Barat tampil sebagai pemenang Lomba Menulis Narasi tentang Indonesia sebagai Lima Besar Kekuatan Dunia dalam acara ‘GELORA DIGIFEST 2020’.

Karya Agung dengan judul ‘The Protokol Kaum Muda Indonesia’ itu berhasil mengalahkan lebih dari 120 naskah yang masuk. Naskah diseleksi langsung Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia oleh Muhammad Anis Matta

“Ini yang paling bagus, singkat tapi tulisannya oke. Tulisannya Agung Purwa Widian dari Kabupaten Bogor. Judulnya juga seru The Protokol Kaum Muda Indonesia,” kata Anis Matta saat membacakan pemenang Lomba Narasi di sela-sela ‘GELORA DIGIFEST’ 2020, Sabtu (18/7/2020) malam.

Anis Matta lantas membacakan naskah Narasi Agung Purwa Widian dari awal hingga akhir yang berbicara mengenai ciri-ciri Indonesia sebagai lima besar kekuatan dunia. Pembedanya adalah kaum mudanya yang ada dalam setiap era dan massanya.

“Kaum muda hari ini harus menjadi inspirasi bersama untuk terus berkarya, melahirkan gagasan, ide-ide brilian yang dapat memecahkan persoalan bangsa, piawai mengatur strategi dan terus berinovasi, sehingga bisa menavigasikan baru bangsa dalam mengentaskan kemiskinan dalam melaksanakan pembangunan agar bersaing dalam percaturan dunia,” kata Anis Matta membaca penggalan naskah Agung Purwa Widian.

Menurut Anis Matta, kelebihan dari anak muda adalah memiliki imajinasi. Karena itu, perlawanan menggunakan senjata melawan penjajah, Indonesia selalu kalah dalam bertempur.

Namun, ketika strateginya diubah dengan imajinasi dengan lahirnya Boedi Oetomo dan Syarikat Islam justru berhasil dalam perjuangan, sehingga melahirkan Sumpah Pemuda dan menjadikan Indonesia sebagai bangsa, padahal belum memiliki negara.

“Kita sudah punya negara dalam imajinasi saat itu, tetapi imajinasi Indonesia masa depan itu yang sekarang tidak ada. Partai Gelora ini ingin memberikan ruang sebesar-besarnya kepada anak muda, karena kita tahu kekuatan mereka pada imajinasi,” ujar Anis.

Salah satu fitur penting kekuatan Indonesia menjadi kekuatan lima besar dunia, kata Anis, terletak pada bonus demografi yang bisa diartikan anak muda.

“Krisis yang dihadapi dunia ini krisis yang sangat kompleks, tidak ada solusinya yang sederhana. Perlu imajinasi seperti ini, nah yang punya imajinasi itu anak muda,” katanya.

Anis Matta menambahkan, untuk melahirkan imajinasi anak muda, Partai Gelora membuat berbagai terobosan saat pandemi Covid-19 yang memaksa semua pihak untuk beralih secepatnya ke digital.

“Sebagai partai politik, kita juga harus beradaptasi dengan lingkungan baru ini. Karena era digital ini akan menjadi era sektor kehidupan, baik itu politik, ekonomi, sosial dan seterusnya. Jadi terobosan GELORA DIGIFEST ini bagus sekali,” tandasnya .

Respons Ketum Partai Gelora Indonesia Soal Pilkada 2020

, , , ,

JAKARTA – Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia enggan terburu-buru bersikap dalam Pilkada 2020.

Hingga saat ini, Partai Gelora Indonesia belum menentukan sikap apa pun terkait pilkada serentak tahun ini. Hal itu diungkapkan Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Anis Matta dalam keterangan virtual terkait peluncuran aplikasi Partai Gelora Indonesia, Minggu (19/7).

“Sekarang kami belum mengambil keputusan apa pun soal pilkada,” kata Anis.

Dia menjelaskan, Gelora Indonesia ialah partai politik baru di Indonesia, yang baru saja mendapatkan surat keputusan (SK) tentang pengesahan Badan Hukum dari Menkumham Yasonna Laoly.

Dari situ, Anis sadar, Gelora Indonesia belum mempunyai kekuatan legal untuk mengusung seseorang pada Pilkada serentak 2020.

“Jadi kami belum mengambil sikap apa-apa sama sekali dalam semua pilkada, termasuk Solo,” ucapnya.

Selain itu, kata Anis, Gelora Indonesia fokus menata internal organisasi.

Setelah itu baru menyampaikan sikap untuk mendukung pasangan calon di setiap daerah.

“Kami akan umumkan setelah kami mendapatkan masukan dari seluruh daerah tentang pilihan-pilihan mereka, tetapi secara legal kami hanya bisa mendukung calon yang ada. Insyaallah kami akan terlibat,” papar Anis.

Link terkait:

https://www.jpnn.com/news/repons-ketum-partai-gelora-indonesia-soal-pilkada-2020

Sumber: JPNN

Alamat Dewan Pengurus Nasional

Jl. Minangkabau Barat Raya No. 28 F Kel. Pasar Manggis Kec. Setiabudi – Jakarta Selatan 12970 Telp. ( 021 ) 83789271

Newsletter

Berlangganan Newsletter kami untuk mendapatkan kabar terbaru.

X