Partai Gelora Indonesia Prihatin Pembelahan Politik dan Sosial Mulai Mengarah pada Konflik Umat Islam Versus Negara

, , , ,

Partaigelora.id – Partai Gelombang Rakyat (Indonesia) menyatakan prihatin atas situasi perkembangan konflik pembelahan politik dan sosial saat ini, yang sudah mengarah pada konflik Umat Islam versus Negara.

Hal ini akibat kasus penembakan 6 Anggota Laskar Front Pembela Islam (FPI), penetapan tersangka Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab (HR) dan lima pimpinan FPI lainnya dalam aksi kerumunan massa di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

“Ummat Islam (baca: kelompok, red) janganlah dikorbankan sebagai tumbal dari permainan politik kekuasaan. Pilkada dan Pilpres sudah selesai, tapi pembelahan bereskalasi menjadi konflik horizontal dan (mengarah) vertikal,” kata Mahfuz Sidik, Sekretaris Jenderal Partai Gelora Indonesia dalam keterangannya, Jumat (11/12/20020).

Menurut Mahfuz, situasi pembelahan politik dan sosial mulai terjadi sejak Pilpres 2014, kemudian lanjut ke Pilgub DKI Jakarta 2017 dan Pilpres 2019, serta kembali menguat setelah kepulangan HRS dan makin menggelinding menjadi ‘bola salju’.

“Pembelahan ini adalah peristiwa politik yang melibatkan aktor-aktor politik partai. Negara akhirnya menjadi aktor ikutan ketika pembelahan terus berlanjut setelah pemilu usai dan pemerintahan baru terbentuk,” ujar Mahfuz.

Jika pun ada faktor geopolitik global dan kawasan, khususnya perang supremasi antara AS dan China, yang mempengaruhi konflik pembelahan politik dan sosial tersebut, adalah faktor eksternal yang tidak akan berpengaruh banyak.

Hal Itu bisa dihindari apabila aktor-aktor kekuatan politik nasional dan kekuatan sipil; menyadari betul bahwa ada pihak kekuatan luar yang ingin agar aktor-aktor politik dan sipil Indonesia menjadi proxy war atau perang mereka.

“Sekarang, pembelahan tersebut seolah menjelma menjadi konflik masyarakat sipil (baca: kelompok Umat Islam, red) versus Negara. Apakah kita akan menarik mundur jarum sejarah bangsa ini ke era Orde Baru saat kita alami situasi yang disebut: Islam versus Negara ? paparnya.

Karena itu, Partai Gelora Indonesia mendesak agar negara tidak menjadikan Umat Islam menjadi tumbal permainan politik kekuasaan. Sebab, jika pembelahan terus berlanjut dan membesar, maka dikuatirkan akan mengarah pada konflik horizontal dan vertikal.

“Ratusan nyawa hilang saat Pilpres lalu, dan sekarang 6 nyawa hilang paksa seusai Pilpres yang sudah setahun. Jika kita tidak ingin krisis eksistensi negara seperti dialami Suriah, Libia, dan Irak dialami negara tercinta ini; maka tidak boleh ada satupun pihak (aktor politik, aktor sipil maupun aktor negara, red) yang mengambil posisi superior dan mengedepankan hard-power,” tegas Mahfuz.

Mahfuz mengingatkan, bahwa Pancasila telah menyediakan budaya dan mekanisme musyawarah dan demokrasi, kemanusiaan dan keadilan.

“Jadi rakyat hakikatnya adalah entitas yang harus dirawat, dan pemimpin/penguasa kewajibannya adalah merawatnya. Jikapun penegakan hukum harus dilakukan dalam rangka merawat kebaikan bersama (mashlahat ammah, red), maka hukum juga harus ditegakkan dengan adil, manusiawi dan demokratis,” katanya.

Kehadiran FPI, GNPF, 212 dan lain-lain, menurut Mahfuz, adalah bagian dari rakyat yang termobilisasi dalam proses politik pemilu dan proses permainan politik kekuasaan.

“Mereka tidak pernah menang dalam pemilu karena mereka bukan parpol atau paslon. Tapi mereka akhirnya harus terus membayar semua biaya dan konsekuensinya,” kata Sekjen Partai Gelora Indonesia ini.

Padahal mereka adalah bagian dari komponen bangsa Indonesia, yang sangat mungkin membangun kesadaran dan pemahaman bersama, bahwa negara sedang menghadapi krisis multidimensi sebagaimana dialami dunia secara keseluruhan.

Bahkan Indonesia juga sedang menghadapi gelombang dari perang supremasi kekuatan-kekuatan global yang mengancam eksistensi Negara Kesatuan Repulik Indonesia (NKRI).

“Kita sebabagi negara tidak boleh kalah apalagi hancur. Meminjam istilah Presiden Jokowi (Joko Widodo): Indonesia harus bisa membajak situasi krisis untuk melakukan lompatan besar menjadi kekuatan dunia baru,” pungkasnya.

Partai Gelora Menang 57 Persen di Pilkada 2020, Anis Matta: Saatnya Kembali Berkolaborasi!

, , ,

Partaigelora.id – Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia sebagai pendatang baru dalam kancah perpolitikan Indonesia telah menunjukkan kepiawaiannya, yang didukung mesin politik tangguh dan memiliki kekuatan riil di lapangan. Hal itu dibuktikan Partai Gelora dalam partisipasi and keikutsertaan di Pilkada Serentak 2020.

Dari 270 Pilkada yang digelar pada Rabu (9/12/2020) di 9 provinsi, 37 kota dan 224 kabupaten, Partai Gelora telah memberikan 205 Surat Keputusan (SK) dukungan kepada pasangan calon (paslon) kepala daerah tingkat gubernur, walikota dan bupati.

Berdasarkan data Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Partai Gelora Indonesia, hingga kini Partai Gelora telah mencapai kemenangan di 117 dari 205 Pilkada yang diikuti atau 57 persen. Kemenangan itu, antara lain didapat dalam Pilkada Kota Medan (Sumatera Utara), Tangerangan Selatan (Banten) dan Makassar (Sulawesi Selatan).

Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Anis Matta didampingi Sekretaris Jenderal Mahfuz Sidik pada Rabu (9/12/2020) mengadakan Live Report Pilkada Serentak 2020, menerima laporan secara langsung dari Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) yang menggelar Pilkada dari siang hingga malam hari.

Dari hasil Quick Count dan Real Count yang dikelola DPW dan DPD, kemenangan sementara sudah mencapai 117 Pilkada atau 57 persen. Kemenangan tersebut, berpotensi bertambah karena masih ada DPW dan DPD yang wilayahnya menggelar Pilkada ada yang belum melaporkan hasil Pilkada di daerah.

Akurasi kemenangan dukungan Partai Gelora dalam Pilkada 2020 dapat dipertanggungjawabkan, karena pengambilan data untuk Quick Count dan Real Count diambil langsung dari TPS oleh saksi kader-kader Gelora Indonesia yang sengaja diterjunkan.

“Alhamduillah, kompetisi (Pilkada Serentak 2020, red) sudah selesai dan saatnya kembali berkorabolarasi,” kata Anis Matta dalam keterangannya, Kamis (10/12/2020).

Dalam Pilkada 2020, menurut Anis Matta, Partai Gelora telah membuktikan kekuatan riil politiknya, meskipun tidak memiliki legal untuk memberikan dukungan paslon ke KPU, karena belum memiliki kursi di parlemen.

Namun, disitulah seni politiknya, para paslon justru berlomba-lomba meminta dukungan secara langsung, karena mengetahui kekuatan riil Partai Gelora di lapangan. Bahkan Anis Matta sendiri turun tangan untuk memenangkan pasangan Bobby Afif Nasution-Aulia Rahman di Pilkada Medan, pasangan Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan di Pilkada Tangerang dan pasangan Moh Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi Masse di Pilkada Makassar.

Hal ini tentu saja akan menjadi modal bagi Partai Gelora untuk menyongsong pelaksanaan Pemilu 2020, baik itu Pemilihan Legislatif maupun Pemilihan Presiden. Pada Pemilu 2024 mendatang, Partai Gelora mentargetkan kemenangan besar dan memperoleh jumlah kursi yang banyak di parlemen baik di DPR, DPRD provinsi, kabupaten/kota.

“Walaupun kita belum punya kursi di parlemen dan secara legal diajukan ke KPU tidak ada nilainya. Tapi kita mempunyai nilai jauh lebih besar daripada sekedar nilai legal itu, yaitu nilai kekuatan riil kita di lapangan,” tegas Ketua Umum Partai Gelora Indonesia ini.

Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah menambahkan, rakyat Indonesia telah menujukkan semangat luar biasa dalam berpartispasi aktif di Pilkada Serentak 2020 dengan tetap menggunakan hak suara untuk menentukan pemimpin masing-masing di daerah, meski dalam suasana pandemi Covid-19.

“Alhamdulillah, 270 titik pilkada sudah selesai. Luar biasa rakyat Indonesia melaluinya dengan baik. Rakyat sudah memilih, ada quick count ada real count, tapi KPU belum bikin keputusan. Masih mungkin ada sengketa dan lain-lain. Tapi ini waktu kita bersatu kembali,” kata Fahri Hamzah.

Seperti diketahui, sejumlah lembaga survei memenangkan pasangan Bobby Afif Nasution-Aulia Rahman di Pilkada Medan, pasangan Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan di Pilkada Tangerang dan pasangan Moh Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi Masse di Pilkada Makassar.

Dalam Pilkada Medan, tiga lembaga survei, yakni Poltracking, Voxpol Center, dan Populi Center menempatkan pasangan Bobby Nasution-Aulia Rachman unggul sementara dari pasangan Akhyar Nasution-Salman Alfarisi.

Hitung cepat versi Poltracking, sementara suara yang masuk 95,43 persen.Pasangan Akhyar Nasution – Salman Alfarisi mendapat 46,00 persen suara. Sedangkan, Bobby Nasution-Aulia Rachman mendapat suara 54,00 persen.

Pada versi Voxpol Center, pasangan Akhyar Nasution-Salman Alfarisi memperoleh suara 46,19 persen. Sementara, pasangan Bobby Nasution-Aulia Rachman 53,80 persen.

Suara yang masuk versi Voxpol Center masih di angka 80 persen. Menurut Populi Center yang baru mendapatkan data suara masuk 64,50 persen.Pasangan Akhyar Nasution-Salman Alfarisi memperoleh suara 46,55 persen. Sedangkan lawannya, pasangan Bobby Nasution-Aulia Rachman mendapat suara 53,45 persen.

Sedangkan di Pilkada Tangerang Selatan, beradasarkan hasil Voxpol Center Research and Consulting, Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan jauh mengungguli dua pasangan lainnya dengan perolehan suara 42,25 persen.

Lembaga survei Indikator juga menempatkan pasangan Davnie-Pilar Saga Ichsan sementara unggul dengan mengantongi 43,55 persen suara. Pasangan Muhammad-Rahayu Saraswati memperoleh suara sebanyak 37,1 persen, paslon nomor urut 2 Siti Nur Azizah-Ruhamaben memperoleh 21,06 persen

Sementara di Pilkada Makassar, pasangan Moh Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi Masse di Pilkada Makassar berdasarkan hasil quick count Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA memenangi Pilkada Maksasar deengan peroleehan suara 41,50%, disusul pasangan Munafri Arifuddin-Rahman Bando ( Appi-Rahman) 34,66%, Deng Ical-dr Fadli 19,09%, dan Irman Yasin Limpo-Zunnun NH 4,75%.

Anis Matta: Siapapun yang Terpilih dalam Pilkada 2020 Harus Jadi Pemimpin Bagi Semua

, , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengatakan, siapa pun yang terpilih dalam Pilkada Serentak 2020 harus menjadi pemimpin bagi semua kelompok dan golongan.

“Mereka akan menjadi bagian dari barisan pemimpin bangsa kita hari ini dalam lingkupnya masing-masing. Dan alhamdulillah, di tengah pandemi yang kita hadapi, Pilkada 2020 pada hari ini bisa berjalan lancar,” kata Anis Matta dalam keterangannya, Rabu (9/12/2020).

Seperti diketahui, pada Rabu (9/12/2020) ini sebanyak 270 daerah menggelar Pilkada, terdiri dari 9 pemilihan gubernur, 37 pemilihan walikota dan 224 kabupaten. Pilkada yang digelar tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya, karena digelar dalam suasana pandemi Covid-19.

Sehingga pelaksanaan mengacu pada penerapan protokol kesehatan yang ketat agar tidak menjadi klaster baru penyebaran Covid-19.

Partai Gelora sendiri menggelar Live Report (Siaran Langsung) Pilkada Serentak 2020 dari Studio Gelora Indonesia di Jakarta. Live Report bisa disaksikan secara live di akun media sosial Partai Gelora di Facebook, YouTube dan Instagram @partaigeloraid

Dalam Pilkada 2020 ini, Partai Gelora berpartisipasi di 205 Pilkada dari 270 Pilkada atau sekitar 75,9 persen. Dukungan 205 Pilkada itu tersebar di pemilihan kepala daerah tingkat gubernur, bupati dan walikota

Menurut Anis Matta, Pilkada adalah kompetisi masyarakt sipil yang beradab. Setelah kompetisi selesai, akan ada pemenangnya. Semua kembali berkolaborasi untuk memajukan daerahnya dan memajukan Indonesia.

“Saya menaruh respek yang besar kepada semua kandidat yang bertarung hari ini. Mereka telah bersiap mengambil tanggung jawab yang besar, yakni memimpin di masa krisis,” katanya

Ia menilai para pemimpin hasil pilkada akan menghadapi kontradiksi antara harapan masyarakat yang memuncak dengan keterbatasan sumber daya, terutama anggaran, akibat tekanan krisis ekonomi.

Selain itu, mereka harus menghadapi masyarakat yang letih, resah, dan kehabisan stamina untuk menghadapi krisis ini. Inilah ujian bagi para pemimpin, terutama pemimpin daerah yang berhadapan langsung dengan rakyat.

“Saya juga menyampaikan keprihatinan yang mendalam karena pada satu hari menjelang pencoblosan, terhadap insiden antara Polri dan FPI. Sebagai negara hukum, tentu fakta-fakta harus diungkap dan hukum harus ditegakkan,” katanya.

Untuk itu, Anis Matta kembali menyerukan adanya Rekonsiliasi nasional antara Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab dengan pemerintah untuk mengakhiri pembelahan di masyarakat akibat buntut peristiwa politik sebelumnya. Jika tidak segera diakhiri, pembelahan hanya akan membuang energi secara percuma apabila terus berlanjut.

“Di atas itu, saya menyerukan kembali pentingnya rekonsiliasi antara pemerintah dan elemen-elemen masyarakat. Kita sedang menghadapi tantangan yang besar dan membutuhkan semua energi yang kita punya untuk mengatasinya,” katanya.

Rekonsiliasi ini, lanjutnya, penting untuk menjadi pijakan bersama melangkah ke masa depan. Karena itu, terpilihnya pemimpin-pemimpin daerah hasil pilkada 2020 harus menjadi konsolidasi besar agar pemerintahan dapat hadir lebih efektif lagi.

“Mari kita berdoa semoga Allah melindungi bangsa Indonesia dan memberi kekuatan serta petunjuk untuk mengatasi krisis ini,” pungkas Ketua Umum Partai Gelora Indonesia.

Partai Gelora Gelar Live Report Pilkada Serentak 2020 dari ‘Studio Gelora Indonesia’

, , , ,

Partaigelora.id – Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia akan menggelar Live Report (Siaran Langsung) Pilkada Serentak 2020 dari Studio Gelora Indonesia di Jakarta, Rabu (9/11/2020).

Live Report akan diisi Orasi Ketua Umum Partai Gelora Indonesia, bincang santai dengan kandidat pasangan calon (paslon) sambil menikmati live musik dan pertunjukan budaya. Live Report bisa disaksikan secara live di akun media sosial Partai Gelora di Facebook, YouTube dan Instagram @partaigeloraid

Live Report Pilkada Serentak 2020 akan mulai disiarkan secara langsung pada pukul 11.00 WIB, usai waktu pencoblosan pelaksanaan Pilkada di wilayah Indonesia paling timur berakhir, yakni dimulai pelaksanaan Pilkada di Papua pada pukul 13.00 WIT atau pukul 11.00 WIB yang memiliki perbedaan waktu selama dua jam.

Terakhir, Partai Gelora akan menyiarkan perkembangan Live Report pelaksanaan Pilkada Serentak di wilayah Aceh, wilayah Indonesia paling barat. Live Report Pilkada Serentak 2020 dari Papua hingga Aceh, meruapakan laporan pelaksanaan Pilkada yang digelar pada Rabu (9/12/2020) baik provinsi, kabupaten dan kota.

“Pilkada adalah pesta demokrasi. Mari kita kawal dengan hati gembira. Simak perkembangan Pilkada Serentak dari seluruh Indonesia, sambil bincang-bincang santai dan menikmati pertunjukan budaya,” kata Anis Matta dalam keterangannya, Rabu (9/11/2020).

Dalam Pilkada Serentak 2020 ini, Partai Gelora berpatisipasi di 205 Pilkada dari 270 Pilkada atau sekitar 75,9 persen. Dukungan 205 Pilkada itu tersebar dari pemilihan kepala daerah tingkat gubernur, bupati dan walikota.

“Alhamdullah Partai Gelora terlibat lebih dari 205 Pilkada dari 270 Pilkada. Walaupun kita belum punya kursi di parlemen dan secara legal diajukan ke KPU tidak ada nilainya. Tapi kita mempunyai nilai jauh lebih besar daripada sekedar nilai legal itu, yaitu nilai kekuatan riil kita di lapangan,” tegas Ketua Umum Partai Gelora Indonesia ini.

Anis Matta yakin calon-calon kepala daerah yang didukung Partai Gelora akan menuai kemenangan besar. Kemenangan-kemenangan kecil di setiap Pilkada itu, akan menjadi semangat bagi Partai Gelora untuk mencapai kemenangan besar di Pemilu 2024 dan meraih kursi dalam jumlah banyak di DPR,

“Selama Pilkada saya berkeling di banyak tempat, mudah-mudahan di tempat yang saya kunjungi, kita akan menangkan calon-calon yang kita dukung,” katanya.

Pilkada Serentak 2020 akan digelar di 270 daerah, yakni 9 pemilihan gubernur, 37 pemilihan walikota dan 224 kabupaten. Pilkada yang digelar tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya, yakni pelaksanaannya digelar dalam suasana pandemi Covid-19. Sehingga pelaksanaan mengacu pada penerapan protokol kesehatan yang ketat agar tidak menjadi klaster baru penyebaran Covid-19.

Berikut sebaran 205 pelaksanaan Pilkada yang diikuti oleh Partai Gelora Indonesia :

  1. Sumatera Utara : 12 Pilkada atau 52 persen, yakni Kota Binjai, Gunung Sitoli, Medan, Sibolga dan Tanjungbalai, Kabupaten Serdang Bedagai, Tapanuli Selatan, Labuhanbatu, Asahan, Pakpak Bharat, Simalungun, Nias Utara.
  2. Sumatera Barat : 12 Pilkada atau 16 persen, yakni Pemilihan Gubernur Sumatera Barat, Kota Bukit Tinggi dan Solok, Kabupaten Solok, Solok Selatan, Pesisir Selatan, Sijunjung, Tanah Datar, Padang Pariaman, Agam dan Kabupaten Lima Puluh Kota.
  3. Riau : 8 Pilkada atau 89 persen, yakni Kota Dumai, Kabupaten Meranti, Indragiri Hulu, Pelalawan, Rokan Hulu, Kuantam Singingi, Rokan Hilir dan Siak
  4. Jambi: 5 Pilkada atau 83 persen, yakni Pemilihan Gubernur Jambi, Kota Sungai Penuh, Kabupaten Jabung Barat, Batanghari dan Bungo.
  5. Sumatera Selatan: 5 Pilkada atau 71 persen, yakni Penukal Abab Lematang Ilir, Musi Rawas Utara, Ogan Ilir, Ogan Komering Ulu Selatan dan Musi Rawas
  6. Bengkulu : 7 Pilkada atau 78 persen, yakni Pemilihan Gubernur Bengkulu, Kabupaten Mukomuko, Seluma, Kepahiang, Bengkulu Selatan, Rejang Lebong dan Kaur.
  7. Lampung: 7 Pilkada atau 88 persen, yakni Kota Metro dan Bandar Lampung, Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Timur, Lampung Selatan, Way Kanan dan Pesawaran.
  8. Kepulauan Bangka Belitung: 4 Pilkada atau 100 persen, yakni Kabupaten Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan dan Belitung Timur.
  9. Kepulauan Riau: 6 Pilkada atau 86 persen, yakni Pemilihan Gubernur Kepulauan Riau, Kota Batam, Kabupaten Bintan, Lingga, Karimun dan Natuna
  10. Banten: 3 Pilkada 3 atau 75 persen, yakni Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Pandeglang dan Serang.
  11. Jawa Barat: 8 Pilkada atau 100 persen, yakni Kota Depok, Kabupaten Bandung, Karawang, Sukabumi, Cianjur, Indramayu, Pengandaran dan Tasikamalaya.
  12. Jawa Tengah: 6 Pilkada atau 29 persen, yakni Kota Semarang, Surakarta, Magelang dan Pekalongan, Kabupaten Semarang dan Sukoharjo.
  13. Daerah Istimewa Yogyakarta: 3 Pilkada atau 100 persen, yakni Kabupaten Bantul, Gunungkidul dan Sleman.
  14. Jawa Timur: 9 Pilkada atau 100 persen, yakni Kota Surabaya, Blitar dan Pasuruan, Kabupaten Blitar, Ngawi, Lamongan, jember, Ponorogo, Kediri, Situbondo, Gresik, Ternggalek, Mojokerto, Sumenep, Banyuwangi, Malang, Sidoarjo, Pacitan dan Tuban.
  15. Bali: 6 Pilkada atau 100 persen, yakni Kota Denpasar, Kabupaten Karangasem, Badung, Bangli, Tabanan dan Jembrana.
  16. Nusa Tenggara Barat: 7 Pilkada atau 100 persen, yakni Kota Mataram, Kabupaten Lombok Utara, Lombok Tengah, Bima, Dompu, Sumbawa dan Sumabawa Barat.
  17. Nusa Tenggara Timur: 3 Pilkada atau 33 persen, yakni Kabupaten Malaka, Belu dan Manggarai Barat.
  18. Kalimantan Barat: 5 Pilkada 5 atau 71 persen, yakni Kabupaten Bengkayang, Sekadau, Melawi, Sintang dan Sambas.
  19. Kalimantan Tengah: 2 Pilkada 2 atau 100 persen, yakni Pemilihan Gubernur Kalimantan Tengah dan Kotawaringin Timur.
  20. Kalimantan Selatan: 8 Pilkada atau 100 persen, yakni Pemilihan Gubernur Kalimantan Selatan, Kota Banjarbaru dan Banjarmasin, Kabupaten Banjar, Kotabaru, Balangan, Hulu Sungai Tengah dan Tanah Bumbu.
  21. Kalimantan Timur: 6 Pilkada atau 67 persen, yakni Kota Samarinda, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kutai Timur, Kuta Barat, Pasir dan Berau.
  22. Kalimantan Utara: 5 Pilkada atau 100 persen, yakni Pemilihan Gubernur Kalimantan Utara, Kabupaten Bulungan, Malinau , Nunukan dan Tana Tidung.
  23. Sulawesi Utara: 7 Pilkada atau 88 persen, yakni Pemilihan Gubernur Sulawesi Utara, Kota Manado, Tomohon dan Bitung, Kabupaten Minahasa Utara, Bolaang MongondowTimur dan Bolaang Mongondow Selatan.
  24. Gorontalo: 2 Pilkada atau 67 persen, yakni Kabupaten Gorontalo dan Puhuwato.
  25. Sulawesi Barat: 4 Pilkada aau 100 persen, yakni Kabupaten Mamaju, Mamaju Tengah, Pasangkayu dan Majene.
  26. Sulawesi Tengah: 9 Pilkada atau 100 persen, yakni Pemilihan Gubernur Sulawesi Tengah, Kota Palu, Kabupaten Banggai Laut, Morowali Utara, Tojo Una-una, Poso, Toli-toli, Sigi dan Banggai.
  27. Sulawesi Selatan: 12 Pilkada atau 100 persen, yakni Kota Makassar, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Barru, Maros, Gowa, Bulukumba, Kepulauan Selayar, Soppeng, Luwu Utara, Luwu Timur, Tana Toraja dan Toraja Utara.
  28. Sulawesi Tenggara: 4 Pilkada atau 57 persen, yakni Kabupaten Kolaka Timur, Konawe Selatan, Konawe Utara dan Muna.
  29. Maluku: 3 Pikada atau 75 persen, yakni Kabupaten Seram Bagian Timur, Kepualaun Aru dan Buru Selatan.
  30. Maluku Utara: 8 Pilkada atau 100 persen, yakni Kota Tidore dan Tidore Kepulauan, Kabupaten Taliabu, Kepulauan Sula, Halmahera Utara, Halmahera Selatan, Halmahera Barat dan Halmahera Timur.
  31. Papua: 5 Pilkada atau 45 persen, yakni Kabupaten Nabire, Asmat, Keerom, Waropen dan Supriori.
  32. Papua Barat: 4 Pilkada atau 44 persen, yakni Kabupaten Manokwari, Pegunungan Arfak, Teluk Bintuni dan Fakfak.

Kasus Kemensos Jadi Pengingat Bagi Kepala Daerah di Minggu Tenang Jelang Pilkada

, , , ,

Partaigelora.id – Wakil Ketua Umum DPN Partai Gelora Indonesia, Fahri Hamzah berharap kasus Kementerian Sosial (Kemensos) bisa menjadi pengingat bagi kepala daerah di minggu tenang, menjelang hari pencoblosan pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak yang akan digelar pada 9 Desember 2020.

“Polri dan TNI bisa tekan anak buah. Tapi birokrasi daerah ?” tulis Fahri Hamzah melalui akun Twitternya @Fahrihamzah dengan hastag #WaspadaPilkada2020, yang dipostingnya pada Senin (7/12/2020).

Peringatan mantan Wakil Ketua DPR RI Periode 2014-2019 ini terkait kasus dugaan suap bantuan sosial (Bansos) penanganan Covid-19 yang melibatkan Menteri Sosial (Mensos) Juliari Peter Batubara, beberapa waktu lalu.

Melanjutkan pernyataannya, Fahri pun menegaskan bahwa modus memakai dana-dana bantuan yang dicairkan di minggu tenang ini, bahaya sekali dalam Pilkada di 270 daerah baik provinsi, kabupaten/kota.

“Jadi, jangan sampai modus-modus (dana bantuan) tersebut dijadikan alat untuk mendulang suara di Pilkada nanti,” tegas politisi asal Nusa Tenggara Barat (NTB) ini.

Sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Mensos Juliari Peter Batubara sebagai tersangka kasus dugaan suap Bansos penanganan pandemi Covid-19 untuk wilayah Jabodetabek pada 2020.

Penetapan tersangka ini, kata Ketua KPK Firli Bahuri saat konferensi pers, Minggu (6/12/2012) dini hari, merupakan tindak lanjut atas operasi tangkap tangan yang dilakukan KPK pada Jumat (5/12/2020) dini hari.

“KPK menetapkan lima orang tersangka. Sebagai penerima JPB, MJS dan AW. Kemudian sebagai pemberi AIM dan HS,” beber Firli sambil menambahkan kalau MJS dan AW diketahui merupakan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di Kementerian Sosial. Sementara AIM dan HS merupakan pihak swasta.

KPK mengatakan, ada uang senilai Rp 8,8 miliar yang diduga untuk keperluan Juliari P Batubara. “Untuk periode kedua pelaksanaan paket Bansos sembako, terkumpul uang fee dari bulan Oktober 2020 sampai dengan Desember 2020 sejumlah Rp 8,8 miliar yang juga diduga akan dipergunakan untuk keperluan saudara JPB,” kata Ketua KPK Firli Bahuri.

Anis Matta: Pradi-Afifah akan Akhiri Kebekuan di Depok Bertahun-tahun dengan Terobosan Besar

, , , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Raya (Gelora) Indonesia Anis Matta menyatakan kebekuan kepemimpinan di Kota Depok selama ini, harus segera diakhiri karena tidak memberikan kontribusi apapun kepada perekonomian nasional, selain tidak mampu membangun infrastruktur urban (perkotaan) dalam skala besar yang memadai seperti kota-kota besar di Dunia.

Anis Matta menyakini pasangan Pradi Supriatna-Afifah Alia (Pradi-Afifah) bisa mengakhiri kebekuan di Kota Depok tersebut dan memenangi Pilkada pada 9 Desember 2020 mendatang.

“Tentu saja harapan kita ada pada Pak Pradi dan ibu Afifah, dua orang muda yang memiliki pengalaman disini yang sudah mengerti Depok dengan baik dan mengerti harapan-harapan warga Depok,” kata Anis Matta dalam keterangannya, Sabtu (5/12/2020).

Hal itu disampaikan Anis Matta saat menyampaikan Orasi dalam Konsolidasi Pemenangan Pradi Pradi-Afifah dan Konsolidasi Akbar Gelora Depok di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat, Sabtu (5/12/2020).

Konsolidasi ini dihadiri calon Walikota Depok dan Wakil Walikota Depok, Pradi Supriatna-Afifah Alia. Lalu, Sekretaris Jenderal Partai Gelora Mahfuz Sidik, Bendahara Umum Achmad Rilyadi, para ketua bidang DPN, Ketua DPW Jawa Barat Haris Yulian, Ketua DPD Kota Depok Subhan Rafe’i dan kader Gelora Depok.

Menurut Anis Matta, pembangunan di Kota Depok saat ini diperlukan sebuah terobosan besar, bukan hanya berharap pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah pusat. Sebagai salah satu kota besar di sekitar Jakarta, Depok seharusnya memberikan kontribusi besar bagi perekonomian nasional seperti halnya yang terjadi di kota-kota besar dunia di New York, London, Paris, Tokyo Beijing, Hongkong dan lain-lain di negaranya masing-masing.

“Kota Depok dengan populasi diatas 1 juta orang harusnya memiliki infrastruktur dengan standar internasional. Kalau mau kita mau menjadikan Depok sebagai kontributor bagi perenomian nasional. Infrastruktrur perkotaannya belum memungkinan untuk memberikan kontribusi yang besar bagi PDB Indonesia yang saat ini masih 1 triliun dollar AS, jauh betul jaraknya dari New York yang sudah 2,5 triliun dollar AS,” ungkapnya.

Karena itu, lanjut Anis Matta, masyarakat Depok tidak bisa berharap hal itu dilakukan oleh pemimpin di Depok sekarang. Sehingga diperlukan terebosan besar untuk mengakhiri tahun-tahun kebekuan yang dinilainya tidak membawa perubahan signifikan bagi pembangunan Kota Depok selama ini.

“Kota Depok yang dihuni oleh orang-orang pintar di republik ini, sebenarnya dengan wajahnya yang lesu seperti sekarang ini, memalukan! Depok pada hari ini harus melakukan teroboson besar untuk mengakhiri tahun-tahun kebekuan, terutama dalam perbaikan infastruktur urban,” katanya.

Menurut Anis, Partai Gelora telah menyusun peta jalan (roadmap) Arah Baru Indonesia untuk mewujudkan sebagai kekuatan lima besar, salah satunya adalah peta jalan pembangunan di Kota Depok.

Peta jalan tersebut merupakan kebangkitan baru semangat nasionalisme yang menyatukan seluruh elemen bangsa tanpa terkecuali melalui semangat kolaborasi, bukan semangat kebencian.

“Kalau kita sudah punya semangat kebangkitan, sudah bersatu, tujuan kita jelas, peta jalan kita jelas, maka yang kita lakukan adalah memulai perjuangan itu dari sebuah langkah kecil. Dan langkah kecil itu adalah membenahi Kota depok,” tegas Anis Matta.

Masyarakat Depok pada 9 Desember mendatang, lanjut Anis Matta, akan memililki pemimpin baru yang mempunyai semangat kebangkitan dan membawa perubahan besar bagi Kota Depok.

“Dari laporan teman-teman Gelora, rasanya Insyallah tanggal 9 Desember mendatang, kita akan menyaksikan pemimpin baru di Kota depok. Insya allah,” ujar Anis Matta menegaskan.

“Saya tanya kader-kader di Depok, anda siap memenangkan Pradi-afifah, apakah siap memenangkan Pradi-Afifah afifah, ” tanya Anis Matta. Kemudian dijawab,”Siap,” kata seluruh kader Gelora Depok yang hadir. “Pak Pradi dan Ibu Afifah sudah dengar ya. Pak Pradi dan Ibu Afifah akan menyaksikan kerja keras teman-teman di lapangan, Insyaallah,” kata Anis Matta meyakinkan.

Anis Matta mengatakan, untuk menjadikan Indonesia sebagai lima besar dunia, yakni dimulai dari langkah-langkah kecil dengan memenangkan seluruh pelaksanaan Pilkada yang didukung Partai Gelora.

“Alhamdullah Partai Gelora terlibat lebih dari 200 Pilkada dari 270-an Pilkada yang berlangsung. Walaupun kita belum punya kursi di parlemen dan secara legal diajukan ke KPU tidak ada nilainya. Tapi kita mempunyai nilai jauh lebih besar daripada sekedar nilai legal itu, yaitu nilai kekuatan riil kita di lapangan,” tegas Ketua Umum Partai Gelora Indonesia ini.

Anis Matta yakin calon-calon kepala daerah yang didukung Partai Gelora akan menuai kemenangan besar, salah satunya di Pilkada Kota Depok.

“Selama Pilkada saya berkeling di banyak tempat, mudah-mudahan di tempat yang saya kunjungi, kita akan menangkan calon-calon yang kita dukung. Dan ini yang harus dibuktikan di Pilkada di Kota Depok,” katanya.

Anis Matta menyadari kepala daerah yang terpilih akan mengambil tanggungjawab di tahun-tahun penuh kesulitan dampak krisis multidimensi dan sistem akibat pandemi Covid-19. Namun, hal itu menunjukkan kejujuran mereka dalam memimpin disaat masa-masa sulit. Sehingga pemimpin seperti Pradi-Afifah-lah yang diperlukan untuk bisa mengakhiri kebekuan di Kota Depok selama ini.

Anis Matta menambahkan, saat krisis seperti ini hendaknya tidak terfokus pada masalah krisisnya saja, tapi harus menciptakan peluang untuk mengatasi krisis tersebut. Peluang itu akan tercipta apabila semua elemen bangsa bersatu dan mengakhiri pembelaan di masyarakat, termasuk ancaman disintegrasi teritori, serta disintegrasi sosial yang disebabkan faktor agama dan etnis.

“Lahir di tengah krisis ini , maknanya Partai Gelora itu bukan hanya partai politik biasa, tapi partai yang membawa misi pelopor kebangkitan baru Indonesia dengan semangat keterbukaan, bukan dengan karakter ketertutupan. Memiliki semangat kolaborasi dan persatuan bangsa, bukan semangat kebencian , dan Insyaallah Partai Gelora akan menjadi harapan baru bagi bangsa Indonesia, “pungkasnya.

Anis Matta akan Sampaikan Orasi di Konsolidasi Pemenangan Pradi-Afifah

, , , ,

Partaigelora.id – Memasuki hari terakhir kampanye terbuka, Partai Gelora Indonesia Kota Depok, menghelat acara akbar bertajuk Konsolidasi Pemenangan Pradi Supriatna – Afifah Aliah (Pradi-Afifah) dan arahan Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat (Jabar), Sabtu (5/11/2020) siang.

Acara konsolidasi ini, selain bertujuan menguatkan soliditas tim pemenangan dan relawan, juga akan diisi orasi politik oleh pasangan calon Pradi-Afifah, serta puncaknya arahan Ketua Umum Partai Gelora Indonesia, Anis Matta.

Pasangan Pradi-Afifah akan menyampaikan oransinya pada pukul 10.30-10.50 WIB dan dilanjutkan arahan Anis Matta yang akan disampaikan pada pukul 11.00-12.00 WIB.

Konsolidasi Pemenangan Pradi -Afifah ini, juga akan menjadi ajang konsolidasi akbar Gelora Depok . Sehingga kader Partai Gelora di Depok dan sekitar akan tumpah ruah memenuhi Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat.

“Acara ini, selain menghimpun gelombang besar dukungan rakyat kota Depok, juga ingin menunjukkan soliditas fungsionaris, kader, simpatisan dan relawan Gelora, dalam melakukan aksi lapangan untuk memenangkan Pradi-Afifah dalam kontestasi pilkada 2020 ini, ungkap Subhan Rafe’i, Ketua DPD Partai Gelora Indonesia Kota Depok, di Hotel Bumi Wiyata, Sabtu (5/12/2020), Depok, Jawa Barat..

Acara konsolidasi ini, merupakan puncak dari etape pertama untuk memastikan kemenangan Pradi – Afifah, sambung subhan.

“Hari ini, kita terus bergerak, dan akan terus bergerak untuk memastikan kemenangan pradi – afifah, dengan mengajak dan menghimpun dukungan rakyat Kota Depok yang menginginkan terjadinya perubahan kepemimpinan di kota ini,” tambah subhan.

Subhan menegaskan, kemenangan Prad -Afifah adalah sebuah keniscayaan. Selain, karena banyaknya dukungan partai-partai yang tergabung dalam koalisi bangkit. Juga dukungan berbagai ormas dan relawan yang terus mengalir dan solid.

Momen ini sengaja dilakukan lakukan menjelang akhir masa kampanye terbuka, selain untuk menyatukan gelombang besar dukungan rakyat kota Depok kepada Pradi-Afifah. Juga yang tak kalah pentingnya adalah menguatkan kesolidan tim dan relawan dalam menghadapi hari-hari akhir jelang pencoblosan 9 Desember nanti.

“Kita ingin memastikan kesiapan tim memasuki tahapan akhir pemungutan suara. Karena kita sadar kemenangan Pradi- Afifah adalah kemestian sejarah untuk terjadinya perubahan di kota ini, kota Depok yang mengayomi, modern dan Berbudaya,” tandas Subhan.

Gercep, Partai Gelora Dirikan Dapur Berkah Di 15 Lokasi Terdampak Banjir Kota Medan

, , , ,

Partaigelora.id – Banjir bandang melanda sejumlah wilayah di Kota Medan. Akibatnya, ribuan rumah telah merendam sejak Jumat (4/11/2020) dini hari. Kondisi tersebut membuat Partai Gelora Indonesia bergerak cepat (gercep).

Partai yang baru berumur satu 1 tahun ini kemudian mendirikan 15 Dapur Berkah Gelora untuk menyiapkan makanan bagi korban banjir.

Ketua DPD Partai Gelora Kota Medan, Muhammad Nasir, banjir bandang tersebut sangat mengagetkan warga yang tinggal di sekitar bantaran Sungai Deli, seperti di Kecamatan Medan Maimun.

“Atas musibah tersebut, kami menginisiasi untuk membangun Dapur Berkah Gelora yang dibuat atas kepedulian Partai Gelora Indonesia kepada masyarakat yang terkena banjir,” kata Nasir.

Muhammad Nasir menjelaskan, pasca banjir tersebut terjadi, DPD Partai Gelora Kota Medan dan jajaran dikerahkan untuk mendirikan 15 Dapur Berkah Gelora di sejumlah kecamatan yang terdampak banjir.

Dapur umum tersebut akan beroperasi 24 jam untuk membantu korban banjir. “Ada sekitar belasan dapur umum yang kami bangun. Inilah sebagai kontribusi Partai Gelora Indonesia kepada para korban banjir. Kita hadir bersama yang lain untuk saling membantu,” bebernya.

Kehadiran Dapur Berkah Gelora ini mendapat sambutan positif dari masyarakat yang tinggal di Jalan Brigjen Katamso Pasar Senen dan Gang Asli Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Medan Maimun.

“Alhamdulillah antusias masyarakat sangat positif. Untuk itu kami meminta warga untuk tetap waspada untuk mengantisipasi banjir susulan. Karena kita tahu sekarang ini sudah masuk musim hujan,” bebernya.

Selain itu, Muhammad Nasir berharap kepada pemerintah Kota Medan dan Provinsi Sumatera Utara untuk berkolaborasi membantu warga, terutama untuk mendirikan posko kesehatan.

“Kami harap pemerintah kota dan provinsi menyiapkan pos kesehatan cepat untuk mengantisipasi penyakit yang muncul setelah banjir. Kami dari Partai Gelora juga akan tetap mendampingi dan terus menyalurkan bantuan,” pungkasnya.

Link terkait: https://rmco.id/baca-berita/parpol/56323/gercep-partai-gelora-dirikan-dapur-berkah-di-15-lokasi-terdampak-banjir-kota-medan

Sumber: RMco.id (Rakyat Merdeka)

Banjir Parah Kota Medan, Dapur Berkah Gelora Berdiri di 15 Titik Rawan

, , ,

Partaigelora.id – Banjir bandang melanda sejumlah wilayah di Kota Medan, Sumatera Utara. Akibatnya, ribuan rumah terendam sejak Jumat (4/11/2020) dini hari dan menyebabkan lima orang yang tewas akibat peristiwa tersebut hingga kini.

Kondisi tersebut membuat Partai Gelora Indonesia bergerak cepat. Partai yang baru berumur satu 1 tahun ini kemudian mendirikan 15 Dapur Berkah Gelora untuk menyiapkan makanan bagi korban banjir.

Ketua DPD Partai Gelora Kota Medan, Muhammad Nasir, banjir bandang tersebut sangat mengagetkan warga yang tinggal di sekitar bantaran Sungai Deli, seperti di Kecamatan Medan Maimun.

“Atas musibah tersebut, kami menginisiasi untuk membangun Dapur Berkah Gelora yang dibuat atas kepedulian Partai Gelora Indonesia kepada masyarakat yang terkena banjir,” kata Nasir.

Muhammad Nasir menjelaskan, pasca banjir tersebut terjadi, DPD Partai Gelora Kota Medan dan jajaran dikerahkan untuk mendirikan 15 Dapur Berkah Gelora di sejumlah kecamatan yang terdampak banjir. Dapur umum tersebut akan beroperasi 24 jam untuk membantu korban banjir.

“Ada sekitar belasan dapur umum yang kami bangun. Inilah sebagai kontribusi Partai Gelora Indonesia kepada para korban banjir. Kita hadir bersama yang lain untuk saling membantu,” bebernya.

Kehadiran Dapur Berkah Gelora ini mendapat sambutan positif dari masyarakat yang tinggal di Jalan Brigjen Katamso Pasar Senen dan Gang Asli Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Medan Maimun.

“Alhamdulillah antusias masyarakat sangat positif. Untuk itu kami meminta warga untuk tetap waspada untuk mengantisipasi banjir susulan. Karena kita tahu sekarang ini sudah masuk musim hujan,” bebernya.

Selain itu, Muhammad Nasir berharap kepada pemerintah Kota Medan dan Provinsi Sumatera Utara untuk berkolaborasi membantu warga, terutama untuk mendirikan posko kesehatan.

“Kami harap pemerintah kota dan provinsi menyiapkan pos kesehatan cepat untuk mengantisipasi penyakit yang muncul setelah banjir. Kami dari Partai Gelora juga akan tetap mendampingi dan terus menyalurkan bantuan,” pungkasnya.

Seperti diketahui, banjir besar melanda Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Belawan mulai dari hulu (Deli Tua) sampai hilir dan juga ke Kota Binjai. Banjir dimulai Jumat (4/12/2020) pukul 00.00 WIB.

Kondisi terparah terjadi di perumahan Oma D’ Flamboyan dengan ketinggian antara 4-6 meter. Saat ini masih terus dilakukan evakuasi terhadap 145 KK . Beberapa rumah tenggelam dan beberapa kendaraan terlihat hanyut, sementara diperikiran 10 orang hilang terseret air bah.

PMI telah mengerahkan 8 unit perahu dan 2 mobil ambulance, sementara BPBD menyiapkan 5 mobil evakuasi. Tim evakuasi berasal dari Arhanud, BPBD Provsu, Basarnas, PMI, kecamatan dan masyarakat. Mereka melakukan mengevakuasi sejak 00.30 WIB hingga sekarang. Evakuasi sementara pengungsi ditempatkan di Arhanud, Balai Desa Tj Selamat.

Sedangkan tim lain melakukan evakuasi di Desa Sejarah Baru, Kecamatan Deli Tua dengan 400 KK. Untuk Kota Binjai lokasi banjir di Kelurahan Bergam diperkirakan ada 400 KK yang terdampak. Tim evakuasi sedang bekerja deengan titik lokasi evakuasi sekitar Masjid Baiturrahman.

Anis Matta: Sudah Waktunya Kerumunan Umat Islam Diubah Jadi Kekuatan Politik Riil

, , , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengatakan, pekerjaan rumah paling berat bagi Umat Islam saat ini adalah mengubah semangat militansi menjadi semangat bekerja secara terus menerus, sehingga mempunyai kekuatan untuk melakukan perubahan.

“Sudah waktunya bagi Umat Islam ini untuk mengubah kerumunan menjadi kekuatan politik yang riil. Ini pekerjaan rumah paling berat sekarang ini adalah bagaimana mengubah semangat kita, militansi kita menjadi kekuatan kerja. Barulah kita punya kekuatan yang riil,” kata Anis Matta dalam keterangannya, Kamis (3/12/2020).

Hal itu disampaikan Anis Matta dalam Dialog ‘Geopolitik Global dan Visi Perjuangan Keumatan Dalam Konteks Politik Nasional’ yang diselengggarakan Osmani Foundation di Hotel Madani, Medan, Sumatera Utara (Sumut), Rabu (2/12/2020) malam.

Dialog ini dihadiri 100 tokoh dan ulama di Medan antara lain dari Muhammadiyah, Alwasliyah, Presiden Rumah Qur’an Violet , Sutan Azmi, SH, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda Medan.

Menurut Anis Matta, saat ini terdapat perbedaan ijtihad dalam mewujudkan kemaslahatan. Sebab, apa yang dianggap benar saat ini, belum tentu benar besok atau lusa. “Karena ijtihad kita hari ini ditentukan oleh situasi kita hari ini,” katanya.

“jadi tantangan terbesar kita sekarang ini adalah membangun satu arus karakter baru yang terintegrasi dengan sistem politik. Sehingga kita menggabungkan antara kerja keras juga pada waktu yang sama dengan sistematika dalam bekerja,” ujarnya.

Sistematika politik Indonesia saat ini, lanjutnya, memiliki dasar falsafah negara dan menjaga kedaulatan negara, yakni Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Platform besar tersebut telah mengayomi demokrasi, agama dan kesejahteraan, termasuk Umat Islam didalamnya sebagai mayoritas penduduk Indonesia.

“Kita yang mayoritas ini seharusnya juga memiliki kekuatan mayoritas dalam ekonomi juga kekuatan mayoritas dalam politik. Ini membutuhkan kerja yang berkesinambungan sistematis dan terus menerus, semangat sesaat itu tidak akan mengubah nasib kita,” papar Anis.

Disinilah perlu mengubah cara berpikir, cara merasakan dan cara bertindak Umat Islam saat ini. Sebab, Indonesia ini adalah negara Islam terbesar di dunia, maka menjadi tugas bersama dalam mewujudkan Indonesia sebagai pemimpin dunia Islam dan menjalankan peran sebagai salah satu kekuatan utama dunia.

“Adalah tugas kita juga berusaha sedapat mungkin untuk menggabungkan antara mayoritas kuantitas, mayoritas secara politik dan mayoritas juga secara ekonomi. Kita punya tugas sejarah yang lain, bagaimana menjadikan Indonesia sebagai pemimpin dunia islam, dan pada waktu yang sama juga menjalankan peran sebagai salah satu kekuatan utama dunia,” tegas Anis Matta.

Krisis berlarut yang melanda dunia saat ini telah menyentuh dan mengubah pada sistem perpolitikan global secara drastis yang tidak didasari oleh agama. Hal ini tentunya memberikan inspirasi dan solusi hanya agama yang bisa menjadi sumber inspirasi baru.

“Itu sebabnya saya  percaya bahwa Islam ini adalah masa depan, cuma diperlukan satu kekuatan yang bisa menerjemahkan nilai nilai Islam ini kedalam satu model sosial, kedalam satu model politik dan kedalam satu model ekonomi, baru orang akan melihat Islam itu secara visual,” tandasnya.

Anis Matta menegaskan, dengan cara seperti itu apabila ingin mengubah wajah Islam dan menujukkan kepada seluruh dunia.

“Jadi ide menjadikan Indonesia sebagai kekuatan lima besar dunia, maka inilah caranya. Inilah yang semestinya jadi takdir sejarahnya Indonesia, dan ini memerlukan pemikiran yang mendalam semangat bekerja di dalam diam. Militansi itu harus kita terjemahkan dalam jam kerja dalam produktivitas,” pungkasnya.

Sementara itu, calon Walikota Medan Bobby Afif Nasution yang hadir dalam Dialog ‘Geopolitik Global dan Visi Perjuangan Keumatan Dalam Konteks Politik Nasional’ berharap agar wabah virus Corona (Covid-19) bisa segera hilang dari Indonesia dan dunia.

Bobby berharap pemimpin di Kota Medan harus mengerti betul bagaimana menjalankan pemerintahan saat pandemi masih berlangsung, yakni diperlukan legitimasi yang kuat. Sehingga bisa melakukan kolaborasi antara pemerintah daerah dengan masyarakat dan antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat.

“Luas wilayah dan jumlah penduduk Kota Medan itu nomor tiga di Indonesia, sehingga perlu legitimasi yang kuat dan bisa melakukan kolaborasi. Kolaborasi adalah kunci menjalankan pemerintahan yang baik, dan ini sering dianggap remeh, padahal kolaborasi adalah penting,” tegas Bobby.

Alamat Dewan Pengurus Nasional

Jl. Minangkabau Barat Raya No. 28 F Kel. Pasar Manggis Kec. Setiabudi – Jakarta Selatan 12970 Telp. ( 021 ) 83789271

Newsletter

Berlangganan Newsletter kami untuk mendapatkan kabar terbaru.

X