Partai Gelora Mengutuk Keras Aksi Kekekerasan Israel terhadap Jemaah Palestina di Masjidil Al-Aqsa

, , , , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengutuk keras aksi kekerasan yang dilakukan oleh aparat keamanan Israel terhadap ribuan jemaah di Masjidil Al Aqsa pada Jumat (7/5/2021), malam waktu setempat, yang mengakibatkan ratusan orang terluka, termasuk seorang balita.

“Partai Gelora meminta Israel menghormati hak-hak asasi warga Palestina untuk menjalankan ibadah tanpa ancaman kekerasan oleh aparat Israel,” kata Anis Matta, Ketua Umum Partai Gelora Indonesia dalam keteranganya, Minggu (9/5/2021).

Menurut Anis Matta, PBB dan komunitas internasional harus melakukan intervensi untuk mendesak Israel agar menghormati hukum internasional dan hak-hak asasi rakyat Palestina, termasuk dalam beribadah.

Anis Matta mengaku prihatin melihat kerusuhan yang terjadi dan meminta agar penggunaan kekerasan segera diakhiri supaya tidak jatuh korban lebih banyak lagi terutama di saat menjelang Eid al-Fitri (Idul Fitri).

“Penggunaan kekerasan yang berlebihan oleh aparat Israel dengan menembakkan peluru karet dan granat kejut pada masa bulan Ramadhan di saat puluhan ribu jemaah Muslim sedang berupaya menjalankan ibadah adalah sebuah keputusan yang hanya akan semakin memperuncing permasalahan,” katanya.

Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah menilai apapun pertimbangan keamanan Israel mengenai besarnya kerumunan jemaah yang hendak beribadah menyambut malam Laylat al-Qadr, harusnya pemerintah Israel bekerjasama dengan pihak otoritas Palestina,  bukan secara sepihak.

“Sehingga tidak mengakibatkan ketegangan kian memuncak dan memancing aksi kerusuhan. Keamanan Israel juga terlalu mudah menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan masalah, ketimbang mengedepankan dialog dan pendekatan kemanusiaan,” kata Fahri Hamzah.

Wakil Ketua DPR Periode 2014-2019 ini menilai insiden tersebut, merupakan kekerasan terburuk di Al Aqsa sejak beberapa tahun terakhir.

“Hal ini merupakan titik kulminasi berbagai kebijakan pemerintah Israel yang semakin keras dalam menindas hak-hak asasi rakyat Palestina,” ujarnya.

Fahri menilai kebijakan pemerintah Israel yang melakukan penggusuran, membangun pemukiman bagi warganya,  pembatasan mobilitas warga Palestina, termasuk dalam menjalankan ibadah ke Al Aqsa, merupakan kebijakan yang cenderung apartheid dan menghancurkan rasa percaya antara warga Israel dan Palestina.

“Sangat disayangkan bahwa pemerintah Israel terus menerus memainkan eskalasi ketegangan di antara warga Israel dengan warga Palestina demi mempertahankan kekuasaannya ketimbang berupaya mencari solusi politik yang adil dan damai demi kepentingan dan kesejahteraan bersama,” katanya.

Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Henwira Halim menambahkan, solusi politik tersebut hanya bisa dicapai jika ada upaya serius untuk membangun kembali kepercayaan antara warga Israel dan Palestina agar perundingan dapat berlangsung dengan konstruktif.

“Akan sangat sulit untuk melakukan perundingan mencari kata sepakat jika berbagai kebijakan destruktif pemerintah Israel terhadap rakyat Palestina terus berlangsung,” kata Henwira.

Henwira meminta pemerintah Indonesia, PBB, serta komunitas internasional atas nama kemanusiaan yang adil dan beradab agar sesegera mungkin bersama-sama mendesak Israel menghentikan perbuatan melawan hukum Israel.

Yakni aksi penggusuran pemukiman Palestina, termasuk rencana penggusuran warga di pemukiman Sheikh Jarrah dan Silwan di Jerusalem.

“Sulit membayangkan bahwa pemerintah Israel akan sukarela duduk di meja perundingan untuk mencapai sebuah solusi politik yang adil dan damai, tanpa adanya intervensi PBB dan komunitas internasional,” tegas Henwira Halim.

Seperti diketahui, Bulan Sabit Merah Palestina dalam sebuah pernyataan mengatakan, Masjid Al Aqsa, gerbang Damaskus Kota Tua dan distrik Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur mengalami penyerangan pada Jumat, 7 Mei 2021 malam.

Polisi Israel menyerang jemaah yang sedang salat tarawih di Masjid al-Qiblatain di dalam Al Aqsa dengan granat kejut dan peluru karet.

Mereka berusaha membubarkan ibadah khusus di malam Ramadhan tersebut, sementara jemaah terus melakukan tarawih. Penyerangan pasukan keamanaan Israel tersebut mengakibatkan korban luka sebanyak 178 orang.

Anis Matta: Situasi Krisis, Indonesia Membutuhkan Narasi yang Menyatukan

, , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Anis Matta mengatakan, sebagai bangsa saat ini diperlukan sebuah narasi bersama yang menyatukan, bukan justru memperdalam pembelahan di masyarakat.

Narasi bersama itu, seperti ketika masyarakat Indonesia saat bersatu memperjuangkan kata ‘merdeka’ pada masa kemerdekaan dulu.

“Jadi dari pengalaman masa lalu dan melihat konstelasi geopolitik hari ini, yang dibutuhkan adalah satu model blending politik baru yang berbasis pada pendalaman arah baru bagi negara kita,” kata Anis Matta dalam diskusi Moya Institute bertajuk ‘Prospek Poros Islam dalam Kontestasi 2024’ secara daring di Jakarta, Jumat (7/5/2021).

Pendalaman arah baru tersebut, ia sebut sebagai arah baru masa depan Indonesia, sehingga semua masyarakat bisa berkolaborasi dan bersatu mencapai tujuan yang sama.

“Saya ingin sebut arah sejarah baru. Situasinya mirip dengan situasi kita menjelang kemerdekaan, kita perlu satu kata yang menyatukan kita,” katanya.

Anis Matta menilai politik identitas, termasuk pembentukan Poros Islam pada Pemilu 2024 mendatang, bukan solusi dari masalah yang ada.

Hal itu justru hanya akan memperdalam pembelahan di masyarakat yang sudah terjadi sejak dua Pemilihan Presiden (Pilpres) lalu.

Anis Matta menilai wacana tersebut harus dikaji ulang, karena akan membuat kelompok-kelompok kecil di masyarakat semakin banyak, serta bisa merusak rumah besar bangunan Indonesia yang terdiri dari berbagai ras, suku bangsa dan agama.

“Menurut saya ada soal yang jauh lebih signifikan daripada sekadar ide Poros Islam. Ide ini menurut saya hanya akan memperdalam pembelahan yang sedang terjadi di masyarakat,” katanya.

Anis Matta berpendapat, krisis sistemik yang terjadi secara global maupun nasional saat ini, mengakibatkan keterbelahan di masyarakat, karena tidak adanya leadership.

Para elite politik dari kelompok Islam, tengah maupun kiri tampak seperti dalam kebingungan menghadapi krisis sistemik saat ini.

“Di Indonesia sedang mengalami pembelahan ini dan menurut saya pembelahan ini satu fenomena yang menunjukan elite kita sedang mengalami kebingungan akibat krisis sistemik ini,” katanya.

Mantan Wakil Ketua DPR ini meminta para elit politik belajar dari kasus pembentukan Poros Tengah pada Pemilu 1999 lalu, yang berhasil mendudukkan dan sekaligus menurunkan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai Presiden RI ke-5.

“Sebagai konsolidasi politik baru, sukses. Tetapi poros tersebut tidak sukses membawa Arah Baru Indonesia, karena poros yang sama juga yang menurunkan Gus Dur. Konsolidasi politik seperti ini berhenti sampai pada hasil, ouput politiknya saja. Jika konsolidasi tidak bagus bagi perfomance semuanya, maka bisa menjadi bumerang,” tegas Anis Matta.

Anis Matta menegaskan, model basis pengelompokan lama ini, sangat tidak produktif bagi masa depan bangsa Indonesia. Sehingga pembentukan Poros Islam bukan sebuah solusi untuk menyatukan, tetapi justru akan membuat kelompok-kelompok kecil di masyarakat.

“Justru cara kita merespon dengan pembentukan Poros islam membuat kita masuk ke dalam konfrontasi yang merusak rumah besar bangunan Indonesia,”  ujar Anis Matta.

Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia Prof Komaruddin Hidayat mengaku terkesan dengan ide dan gagasan yang disampaikan Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Anis Matta untuk ‘menangkap’ kembali cita-cita Indonesia merdeka.

“Saya terkesan dan apreciated apa yang disampaikan Pak Anis Matta, bagaimana kita bisa menangkap kembali cita-cita Indonesia merdeka, bagaimana itu dikembalikan dalam bentuk formula baru,” kata Komaruddin.

Di era demokrasi, menurut Komaruddin, akan semakin banyak kelompok identitas yang bermunculan, yang memiliki kesamaan identitas. Sehingga tidak mungkin menghilangkannya di era demokrasi ini.

“Tapi pertanyaannya, apakah politik identitas itu visioner, konstruktif dan destruktif,” katanya.

Komaruddin justru mengkhawatirkan pembentukan Poros Islam hanya menjadi instrumen bagi orang-orang yang terpinggirkan secara politik selama ini.

“Saya khawatir ini sebagai sebuah instrumen belaka, ketika orang orang itu terpinggirkan tidak bisa maju, membentuk kelompok kecil agar suaranya membesar. Kalau itu yang terjadi, saya khawatir hanya menjadi retorika sesaat yang instrumental. Tidak ada yang konstruktif dan tidak visioner,” katanya.

Pemerhati isu nasional dan global yang juga mantan diplomat senior Prof Imron Cotan menilai ide Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta menyatukan agenda kebangsaan dan agenda umat merupakan pendekatan yang cerdik.

Agenda tersebut bisa menjadi magnet bagi kaum nasionalis dan Ummat Islam. 

“Saya masih ingat kenapa Partai Gelora mempunyai platform politik sedemikian itu, karena penduduk Indonesia adalah Ummat Islam. Kalaupun agenda kebangsan yang ditonjolkan, yang menikmati juga Ummat Islam mayoritas. Ini pendekatan yang cerdik,” kata Imron.

Karena itu, Guru besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Azyumardi Azra menilai pembentukan Poros Islam akan sulit terealisisasi, meskipun idenya bagus.

Menurutnya, ada tiga alasan kenapa Poros Islam sulit terbentuk. Pertama, adanya kontestasi di partai-partai Islam itu sendiri yang membuat koalisi tersebut hanya sebatas wacana.

Kedua, budaya politik masyarakat Islam di Indonesia tak fokus pada partai tertentu. Meskipun mayoritas masyarakat beragama Islam, tapi hal tersebut tak menjamin besarnya pendukung partai Islam.

Ketiga, hingga saat ini tidak ada pemimpin Islam atau kalangan santri yang cukup kuat untuk mengkoalisikan partai-partai Islam di Indonesia. Pasalnya, setiap partai pasti akan mencalonkan kadernya.

Serial Generasi Muda, Bag 1: Generasi Muda Pendiri Bangsa

, , , ,

Partaigelora.id – Indonesia lahir sebagai Bangsa banyak diwarnai oleh goresan indah Generasi Mudanya. Generasi Muda yang memupuk harapan gemilang bagi tanah air mereka. Resah dengan keadaan yang memacu mereka berpikir dan bekerja keras serta membuat banyak terobosan yang banyak mengubah keadaan. Keresahan yang melukiskan lembar sejarah yang dahsyat. Keresahaan yang menghadirkan semangat untuk berubah. Keresahan yang setiap hari merasuk hingga dasar alam jiwa mereka.

Turunan dari keresahan-keresahan itu memunculkan banyak ilham Bagi Generasi Muda Indonesia. Hari-hari penting yang sering diperingati oleh Masyarakat hari ini adalah buah dari perjuangan para Generasi Muda zaman dahulu. Hari kebangkitan Nasional misalnya, adalah hari dimana lahirnya organisasi Boedi Oetomo. Organisasi yang diisi oleh banyak pemuda. Dr. Soetomo mendirikan organisasi ini bersama para mahasiswa STOVIA dan memunculkan banyak sekali ide dan gagasan kebangsaan.

Para Mahasiswa yang berumur sangat muda itu tak henti-hentinya belajar, baik secara akademis kampus maupun belajar pergerakan. Para pemuda itu juga punya konsep menarik bagi sebuah Organisasi besar seperti Boedi Oetomo. Konsepnya adalah Biarlah para orang tua yang memimpin Organisasi, biar kami para pemuda sebagai penggeraknya“. Konsep ini masih sangat relevan hingga saat ini, dimana menggambarkan pemuda butuh bimbingan orang tua yang berpengalaman untuk menuntun gerak dan pikiran mereka.

Selain Boedi Oetomo, ada juga Sarekat Dagang Islam yang bertransformasi menjadi Sarekat Islam. Organisasi ini pada puncaknya dipimpin oleh Guru Bangsa, H.O.S Tjokroaminoto. Tjokroaminoto memiliki banyak murid yang berusia muda dan enerjik, bahkan mereka menjadi tokoh-tokoh besar dalam sejarah bangsa Indonesia. Sebut saja Samaoen, Muso, Soekarno hingga Kartosuwiryo.

Sejak usia 16 tahun, Soekarno telah berguru pada Tjokroaminoto bahkan Soekarno mengatakan bahwa Tjokroaminoto adalah idolanya. Pendidikan informal ini menjadi salah satu sumber pencerahan bagi anak-anak muda yang resah. Pemikiran kemerdekaan merasuk dalam diri-diri pemuda ini dan menjadi bahan bakar yang dahsyat bagi mereka untuk selalu bergerak menggapai mimpi. Ini juga menjadikan pelajaran bagi kita dimasa sekarang, bahwa para pemuda harus memiliki seorang guru yang pemikirannya visioner dan jauh kedepan agar kita selalu terinspirasi dan terus bergerak demi tujuan yang besar kedepannya.

Hari Sumpah Pemuda juga seperti menceritakan kepada kita peran pemuda yang sangat dalam bagi kelahiran Bangsa Indonesia. Konsep Bangsa yang mungkin pada saat itu begitu rumit, menjadi kenyataan di tangan pemuda. Mengapa rumit? Karena keadaan Indonesia saat itu yang terdiri dari banyak sekali kerajaan-kerajaan kecil lalu disatukan atau di mix kedalam sebuah nama, yaitu Indonesia.

Bayangkan saja bagaimana menyatukan kepala para penguasa itu yang tentu memiliki keegoisan masing-masing. Lalu kita lihat momen kongres itu yang begitu luar biasa, Bayangkan saja, salah satu hari terpenting dalam sejarah Bangsa Indonesia itu dipimpin oleh Pemuda berusia 23 tahun. Ketua Panitia Kongres Pemuda pada tahun 1928 yaitu Soegondo Djojopoespito berusia 23 tahun pada saat itu.

Anggota-anggotanya bahkan ada yang lebih muda dari 23 tahun. Ini tentu saja menjadi tamparan bagi kita, ada dimana kita saat usia kita 23 tahun? Pemuda pada zaman itu usia 23 tahun telah merumuskan konsep Bangsa yang bisa dikatakan menjadi asal usul bangsa Indonesia.

Pelajaran bagi kita tentang Generasi Muda pendiri bangsa ini adalah tentang “Belajar dan cita-cita”. Sebagai pemuda, kita harus terus belajar tiada henti demi bisa merawat keinginan untuk menggapai cita-cita kita. Bermalas-malasan tidak akan membawa kita pada tujuan besar, dan salah satu jalan keluar dari kemalasan itu adalah dengan Belajar.

Belajar kepada orang-orang hebat dan dengan itu kita bisa memiliki pandangan jauh dan cita-cita luhur lalu dengan terus belajar kita bisa merawat ambisi dan cita-cita kita hingga kita menggapainya. Maka sangat mulia dan penting peran seorang Guru bagi kemajuan Bangsa. Ada fenomena yang membekas dari guru saya, Pak Anis Matta. Beliau dipanggil Ustadz (Guru) hingga saat ini, bahkan setelah beliau telah menjabat jabatan sangat tinggi pun beliau tetap dipanggil Ustadz.

Karena bagi beliau, pekerjaan sepanjang masa beliau memanglah ustadz, jabatan bisa hilang dan berganti bahkan setelah beliau misalkan menjadi presiden sekalipun. Tapi mengajar, berbagi ilmu dan inspirasi akan terus beliau lakukan hingga akhir hayat, dan beliau akan tetap menjadi Ustadz atau Guru walaupun jabatan presiden hilang. Sekali lagi, maka belajarlah kita dan sebarkan ajaran baik itu sepanjang hayat kita. Dengan itu Cita-cita kita akan selalu terawat, mungkin tidak akan tergapai oleh kita, tapi akan tergapai oleh Murid-murid kita dimasa depan.

Hudzaifah Muhibbullah

Ketua Bidang Generasi Muda Partai Gelora Indonesia

Anis Matta: Partai Gelora dan PKS Memiliki Perbedaan Platform Indonesia Masa Depan

, , , , , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menegaskan, Partai Gelora memiliki perbedaan platform yang fundamental tentang Indonesia Masa Depan dibandingkan dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tempatnya dahulu bernaung.

Pernyataan itu menjawab pertanyaan wartawan saat acara Buka Puasa Bersama Partai Gelora dengan Wartawan, selasa 4 mei lalu.

Perbedaan itu antara lain, adalah Partai Gelora mengusung platform arah baru sejarah Indonesia sebagai salah satu pemain utama kekuatan global. Menjadikan Indonesia kekuatan kelima dunia setelah Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (UE), Rusia dan China.

Untuk mewujudkan hal itu, Partai Gelora mengajak semua komponen bangsa untuk berkolaborasi. Menurut Anis, Pancasila sebagai platform dasar berbangsa dan bernegara memiliki nilai inti kolaborasi. Maka kemajuan Indonesia hanya bisa terwujud jika semangat kolaborasi ini kita kedepankan.

Seiring semangat kolaborasi, mantan Wakil Ketua DPR ini juga menyerukan untuk mengakhiri pembelahan yang terjadi di masyarakat, antara Islamis dan Nasionalis, antara kelompok tengah, kanan dan kiri.

“Waktu saya memutuskan untuk mendirikan partai baru ini, saya melakukannya dengan satu keyakinan bahwa jika saya ingin mengisi sisa hidup dalam pengabdian, maka saya harus bisa memberikan kontribusi yang besar dan menjadi bagian dari proses penentuan arah sejarah baru Indonesia. Arah baru itulah yang menjadi ide atau narasi utama Partai Gelora,” kata Anis Matta

“Saya sadar ini tidak lazim dalam perpolitikan Indonesia, terlalu rumit narasi yang kita sampaikan. Tetapi di lapangan kita menemukan fakta lain, masyarakat kita ternyata menerima sehingga banyak bergabung. Narasi kami mewakili mimpi orang-orang di bawah,” katanya.

Anis Matta perlu menjelaskan secara detail ke publik mengenai perbedaan antara Partai Gelora dengan PKS. Ia mengaku kerap mendapatkan pertanyaan dari masyarakat, termasuk dari para wartawan.

Menurut Anis Matta, dasar pendirian Partai Gelora adalah perbedaan pemikiran mengenai platform narasi arah baru sejarah Indonesia.

Dimana Indonesia selama ini selalu menjadi ‘residu’ bagian permainan kekuatan politik global baik pada masa penjajahan, kemerdekaan, orde lama, orde baru dan reformasi

“Kalau kita tidak mengambil posisi sebagai kekuatan utama global, maka semua progran kita tidak akan berjalan. Terbukti kita gagap menghadapi pandemi Covid-19. Dan dunia terlalu terintegrasi, contohnya soal vaksin. Kita ini jadi korban virus dan konsumen vaksin, itu menyakitkan. Hal ini menggambarkan betapa rapuhnya kita, jika tidak menjadi arus utama kekuatan global dunia,” ujarnya.

Anis Matta kemudian mengungkapkan, pemikiran mengenai arah sejarah baru Indonesia ini tidak bisa diterima di PKS, sehingga yang mengemuka ke publik terjadi konflik internal, padahal tidak demikian.

Setelah beberapa tahun melakukan perdebatan internal antara dirinya Fahri Hamzah, Mahfuz Sidik dan beberapa kader lainnya, maka diputuskan mendirikan Partai Gelora dengan platform dan narasi baru.

“Yang kita lakukan di Partai Gelora saat ini menumbuhkan kesadaran arah sejarah baru Indonesia, bukan sekedar jargon kampanye selama 5 tahunan,” katanya.

Ketua Umum Partai Gelora ini menambahkan, untuk menentukan arah baru sejarah Indonesia sebagai kekuatan kelima global, diperlukan kolaborasi berbagai pihak dan menjadikan pandemi Covid-19 sebagai momentum untuk bersama-sama keluar dari krisis.

“Kita ingin keluar dari konfik, datang dan hadir membawa arah sejarah baru. Pembelahan antara Islam dan Nasionalis, tengah, kanan dan kiri tidak ada manfaatnya. Yang mendapatkan manfaat itu, orang-orang tidak mempunyai cita-cita-cita besar,” katanya.

Karena itu, Anis Matta berharap semua pihak bisa memandang semua kelompok di masyarakat sebagai saudara dalam satu keluarga, yang diibaratkan memiliki kamar masing-masing, tapi memiliki satu ruang keluarga bersama dan bisa makan bersama dalam satu meja.

“Jangan sampai di meja makan itu, yang tengah, kanan dan kiri ada yang tidak hadir. Di meja itu makan, harus ada semua, dan apa yang ada itu, yang kita makan bersama. Semangat menemukan arah sejarah baru dengan nilai kolobarasi itu, yang memungkinkan kita sebagai bangsa untuk melakukan pencapaian besar,” pungkas Anis Matta.

Perkuat Infrastruktur Digitalisasi Partai, Anis Matta Resmikan Gelora Media Centre

, ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta meresmikan Gelora Media Centre dalam rangka membangun infrastruktur digital menjelang pelaksanaan Pemilu 2024 mendatang, karena adanya perubahan tatanan dunia baru akibat pandemi Covid-19.

Peresmian Gelora Media Centre ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pengguntingan pita oleh Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta didampingi Sekretaris Jenderal (Sekjen) Mahfuz Sidik.

“Dalam perkembangannya, semua tahapan berjalan sesuai dengan rencana, kami partai yang mendapatkan berkah selama pandemi. Partai Gelora jadi partai pertama yang didaftar virtual dan disahkan secara virtual,” kata Anis Matta di Jakarta, Selasa (4/5/2021) petang.

Menurut Anis Matta, krisis itu adalah sebuah peluang, bukan sebagai masalah. Sehingga untuk mendapatkan peluang tersebut, maka diperlukan transformasi dan penyesuaian dengan kondisi yang ada.

“Seluruh dunia saat ini melakukan transformasi, dibangun infrastruktur digitalnya. Kami di Partai Gelora pun demikian, tentu saja kami mempercayai paling keras dalam pemilu, ujungnya tetap TPS,” katanya.

Anis Matta menegaskan, dengan infrastruktr digital ini akan mempermudah kerja-kerja teritorial Partai Gellora seperti merekrut anggota baru dan lain-lain.

“Alhamdulllah satu hari sebelum Ramadhan, kami melakukan selebrasi, perayaan 100 ribu anggota. Hari ini jumlah Partai Gelora sudah 163 ribu anggota,” ungkap Anis Matta.

Dengan dukungan infrastruktur digital, lanjutnya, Partai Gelora bisa mengontrol penambahan jumlah anggota baru secara real time .

“Sekarang kita bisa mengontrol anggota kami secara real time seperti menonton angka-angka di bursa. Ini merupakan satu kombinasi kemampuan digital dan teritorial,” katanya.

Kombinasi kemampuan digital dan teritorial tersebut, merupakan eksperimen yang dibuat Partai Gelora. Eksperimen tersebut menunjukkan tanda-tanda keberhasilan.

Sehingga Partai Gelora yakin target 1 juta anggota pada Oktober 2021 dan target 2.00 kader setiap kabupaten/kota bakal terlampaui.

“Ini eksperimen yang kita coba, dan alhamdulillah dengan izin Allah SWT menunjukkan tanda-tanda keberlhasilan luar biasa. Mudah-mudahan angka rekruitmen satu juta pada bulan Oktober terpenuhi. Mumpung 10 hari terakhir Ramadhan, kami berharap doa kita diterima,” katanya.

Anis Matta mengatakan, saat ini Partai Gelora sedang persiapan untuk verikasi partai politik perserta Pemilu 2024 yang akan dilakukan KPU RI pada tahun depan.

Ia menagetkan semua persyaratan sudah bisa diselesaikan tahun 2021, sehingga ketika waktu pelaksanaan verifikasi yang dilakukan KPU, Partai Gelora sudah siap menyerahkan semua persyaratan.

“Kami targetkan (persyaratan verifikasi parpol peserta pemilu) selesai tahun ini. Kami belum tahu nanti apakah ada verikasi faktual atau tidak, karena situasi pandemi Covid-19 saat ini masih terjadi,” katanya.

Anis Matta menambahkan, Partai Gelora akan terus menggaungkan cita-cita menjadikan Indonesia sebagai lima besar dunia sejajar dengan negara Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia dan China. Sehingga di seluruh daerah akan tumbuh kesadaran pentingnya cita-cita tersebut.

“Soal vaksin Covid-19, ini fakta menyakitkan bagi kita. Virusnya bukan dari kita , tapi kita menjadi korbannya dan menjadi konsumen vaksin. Inilah perlunya kita dalam pergaulan global berada di kasta kelima, agar kita tidak jadi korban dan konsumen,” katanya.

Anis Matta yakin cita-cita menjadikan Indonesia lima besar dunia, meskipun membutuhkan waktu dan perjalanan yang panjang.

“Saya yakin cita-cita itu bisa ditempuh, meskipun jalannya jauh. Kesadaran menjadi lima besar ini terus kita gaungkan di seluruh daerah,” pungkasnya.

Peresmian Gelora Media Center, selain dihadiri Anis Matta dan Mahfuz Sidik, juga dihadiri Ketua Bidang Komunikasi Ari Saptono, Ketua Bidang Rekrutmen Anggota Endy Kurniawan, Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Henwira Halim, Ketua Bidang Gahora Kumalasari Kartini, Ketua Bidang Pelayanan Masyarakat Styandari Hakim, Ketua Bidang Generasi Muda Dzaif Hudzaifah dan Wakil Gubernur Kalimantan Timur Hadi Mulyadi.

Penanganan Pandemi Covid-19 Butuh ‘Sense Of Urgency’ di Tengah Ancaman Gelombang Lonjakan Kasus Positif Berikutnya

, , , , , ,

Partaigelora.id – Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menyayangkan pernyataan Direktur Utama PT Kimia Farma Diagnostik Adil Fadhilah Bulqini yang menolak untuk meminta maaf setelah lima karyawannya kedapatan menjual rapid test Covid-19 bekas di Bandara Kualanamu, Medan, Sumatera Utara (Sumut) dalam jumpa pers pada Rabu (28/4/2021) lalu

Padahal tindakan tersebut sangat berbahaya bisa meningkatkan ancaman lonjakan kasus positif selanjutnya dan menyangkut kepercayaan publik pada sistem testing Covid-19.

Polda Sumut telah menetapkan lima tersangka yang telah mendaur ulang stik swab test antigen untuk digunakan lagi dengan cara mencuci dan digunakan kembali kepada calon penumpang di Bandara Kualanamu.

Mereka adalah PM sebagai Branch Manajer Laboratorium Kimia Farma, berperan sebagai penanggungjawab laboratorium dan yang menyuruh melakukan penggunaan cutton buds swab antigen bekas. Kemudian tersangka SR; DJ; M dan R dengan peran masing-masing.

“Pernyataan menolak meminta maaf meski karyawannya tertangkap basah menjual rapid test bekas menunjukkan, yang bersangkutan kurang tanggap betapa merusaknya kejadian tersebut pada tingkat kepercayaan publik terhadap fasilitas-fasilitas testing yang ada,” kata Styandari Hakim, Ketua Bidang Pelayanan Masyarakat DPN Partai Gelora Indonesia dalam keterangannya, Sabtu (1/4/2021).

Menurut Tyan – sapaan Styandari Hakim, pimpinan dan pembuat kebijakan harus paham betul bahwa penanganan Covid-19 ini urusan hidup dan penghidupan.

“Bayangkan berapa banyak nyawa manusia yang terdampak akibat ulah orang-orang tidak bertanggungjawab ini, belum lagi kerugian ekonominya jika terjadi lonjakan kasus positif akibat kegagalan screening,” ujarnya.

Karena itu, Partai Gelora meminta agar pemerintah menegaskan kembali sense of urgency (keterdesakan) dalam penanganan pandemi Covid-19 terutama dalam menghadapi resiko kembali terjadinya surge atau lonjakan kasus positif Covid-19 pada masa libur Hari Raya Idul Fitri 1442 H ini.

Partai Gelora mengingatkan situasi lonjakan kasus positif di India yang tidak terkendali telah mencapai 18 juta lebih dengan jumlah kematian dua ratus ribu lebih orang sebagai sebuah peringatan bagi Indonesia agar tidak bernasib seperti India.

“Pada hari Rabu (28 April 2021) saja kasus positif di India bertambah 379 ribu orang, menunjukkan betapa ganasnya Covid-19 jika tidak ditangani dengan baik. Apalagi dengan adanya varian-varian baru dari virus tersebut yang semakin memudahkan penularan dan mempersulit testing,” tandas Tyan.

Singapura saja, lanjut Tyan, juga baru mengumumkan terjadi pertambahan kasus positif di komunitas melonjak dalam seminggu terakhir ini.

Sehingga pemerintah Singapura sedang mempertimbangkan untuk memberlakukan kembali pembatasan aktivitas dan karantina wilayah.

“Ini menunjukkan bahwa kita tidak bisa menganggap remeh potensi lonjakan kasus positif yang mungkin terjadi,” kata Ketua Bidang Yanmas DPN Partai Gelora Indonesia ini.

Partai Gelora menilai upaya vaksinasi yang dijalankan pemerintah sejauh ini sudah sangat baik. Namun, sangat disayangkan jika upaya itu tidak dibarengi oleh disiplin menjalankan protokol kesehatan.

Disamping itu, diperlukan adanya tindakan tegas terhadap pihak-pihak yang secara tidak bertanggungjawab berusaha mencari keuntungan pribadi di tengah pandemi, termasuk juga para pimpinan dan pengambil keputusan yang tidak memiliki sense of urgency dalam menangani pandemi ini.

Partai Gelora juga mengusulkan agar pemerintah dapat mempertimbangkan untuk memfokuskan vaksinasi pada wilayah-wilayah zona merah dengan melakukan vaksinasi pada penduduk di wilayah-wilayah tersebut tanpa memandang kategori agar dapat mengejar target penurunan tingkat infeksi di sana.

“Penduduk di wilayah-wilayah tersebut sangat berpotensi menularkan Covid-19 ke daerah lain sehingga perlu dijadikan sebagai prioritas vaksinasi dikarenakan besarnya resiko lonjakan pasca liburan lebaran kali ini,” ujarnya.

Tyan mengajak seluruh untuk terus menjaga disiplin menjalankan protokol kesehatan dan melakukan vaksinasi agar pandemi Covid-19 dapat cepat diatasi.

“Masyarakat juga harus memiliki sense of urgency dalam mendukung dan melaksanakan program-program penanganan pandemi Covid-19 ini jika kita ingin melindungi orang-orang yang kita cintai dan kembali beraktivitas seperti biasa,” pungkasnya.

Pasca Tragedi KRI Nanggala 402, Partai Gelora Dorong Pemerintah Percepat Holding BUMN Pertahanan

, , , , , ,

Partaigelora.id – Pasca musibah tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402 yang menewaskan 53 awak kapalnya di Perairan Utara Bali pada Sabtu (25/4/2021) lalu, Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menyarankan pemerintah untuk mengevaluasi sistem anggaran pertahanan nasional, terutama terkait dengan ketersediaan investasi dan ketimpangan anggaran antar matra.

Ketua Bidang Kebijakan Publik DPN Partai Gelora Indonesia Achmad Nur Hidayat (Matnoer) mencatat adanya ketimpangan anggaran terkait dengan pertahanan nasional di antara tiga matra yaitu TNI Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Udara (AU).

“Tercatat bahwa pada APBN 2020 TNI AD dengan alokasi alutsista sebesar Rp4,5 triliun. Sementara, TNI AL alokasi alutsista Rp4,1 triliun dan TNI AU alokasi alutsista Rp2,1 triliun,” ujar Matnoer dalam keterangannya, Rabu (28/4/2021).

Menurut Matnoer, selain itu alokasi peremajaan alutsista dibandingkan komponen lain-lain juga terbilang kecil, sementara peremajaan memerlukan biaya yang besar.

Dia mengatakan masing-masing matra memiliki anggaran peremajaan alutsista sekitar Rp45-Rp50 miliar per tahun atau total Rp135-Rp150 miliar.

Maka itu, Achmad Nur Hidayat meminta pemerintah untuk mengambil langkah kreatif dari pengambilan sejumlah kebijakan seperti mengaktifkan BUMN pertahanan yang masif.

“Untuk meremajaan alutsista nasional, Indonesia perlu mengaktivasi kemampuan BUMN ketahanan. Saat ini Pemerintah berencana membangun program kemandirian sistem pertahanan melalui pembentukan holding BUMN pertahanan. Holding tersebut meliputi lima BUMN yaitu PT Dirgantara Indonesia, PT Len Industri, PT Pindad, PT PAL dan PT Dahana,” jelasnya.

Matnoer melihat holding BUMN pertahanan masih memiliki implementasi yang masih lamban. Pasalnya, hal tersebut disebabkan oleh rendahnya kemampuan BUMN pertahanan dalam menarik investasi baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

“Apabila holding BUMN Pertahanan bisa diimplementasikan dengan cepat, peremajaan alutsista Indonesia akan lebih murah dan lebih cepat sehingga sistem pertahanan mandiri dan kuat dapat terwujud,” katanya.

Matnoer memandang holding BUMN tersebut perlu dipercepat dan pelibatan multitalent bangsa dalam BUMN tersebut perlu harus dilakukan.

“Holding BUMN Pertahanan harus melibatkan para profesional, ahli keuangan sertaberbagai profesi lain, terkesan saat ini pembentukan BUMN pertahanan tersebut hanya didominasi para veteran tentara dan mafia pertahanan yang rawan dengan konflik kepentingan,” pungkas ekonom Narasi Institute ini.

Antisipasi Lonjakan Covid-19, Partai Gelora Dukung Himbauan MUI agar Salat Idul Fitri di Rumah

, , , , , ,

Partaigelora.id – Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta masyarakat tidak mudik dan mengimbau warga agar melaksanakan Salat Idul Fitri 1442 H di rumah masing-masing bersama keluarga. Khususnya bagi masyarakat yang tinggal di daerah zona merah Covid-19.

“Sehubungan dengan upaya pemerintah untuk mencegah penyebaran Covid-19 yang memungkinkan bisa melonjak saat Idul Fitri, maka Partai Gelora memiliki pandangan yang sejalan dengan MUI,” kata Abdul Rochim, Ketua Bidang Syiar dan Dakwah DPN Partai Gelora Indonesia dalam keterangannya, Selasa (27/4/2021).

Menurut Rochim, pelaksanaan Salat Idul Fitri dalam situasi pandemi tidak masalah bagi seorang muslim untuk melaksanakan di rumah.

Terutama bagi mereka yang berada di wilayah yang tingkat penularannya tinggi serta mereka yang kondisinya beresiko tinggi. Bahkan, akan lebih baik bila melaksanakannya di rumah. “Hal ini berdasarkan beberapa alasan,” katanya.

Alasan pertama adalah ada kaidah fikih menyebutkan bahwa ‘mencegah keburukan itu lebih didahulukan daripada mendapatkan kemanfaatan.

“Dalam hal ini, mencerah penularan atau tertular Covid 19 lebih didahulukan daripada mendapatkan manfaat bisa Salat berjamaah ‘id di masjid atau tanah lapang. Disamping itu, keselamatan nyawa merupakan kemaslahatan tingkat primer yang harus mendapatkan prioritas,” jelasnya.

Alasan kedua adalah para ulama fikih berpendapat bahwa Salat ‘id yang dilakukan berjamaah di rumah adalah sah. Hal ini berdasarkan pada apa yang dilakukan oleh sahabat Anas bin Malik ra tatkala tidak bisa ikut Salat ‘id.

“Ia kumpulkan keluarganya dan salat bersama dengan mereka sebanyak dua rakaat dan takbir sebagaimana Salat id,” ujarnya.

Sedangkan alasan ketiga adalah ketika seseorang melaksanakan Salat ‘id di rumah demi mencegah penularan Covid 19, maka ia akan mendapat pahala yang sama dengan melaksanakannya di masjid atau di tanah lapang.

“Sebab, ia melakukan itu karena udzur,” pungkas Ketua Bidang Syiar dan Dakwah DPN Partai Gelora ini.

Seperti diketahui, MUI meminta masyarakat tidak mudik dan mengimbau warga agar melaksanakan Salat Idul Fitri di rumah bersama keluarga.

“Soal bagaimana persiapan kita menjelang Lebaran, tentu ada dua, ada terkait mudik dan kedua adalah Salat Idul Fitri. Sekali lagi, Salat Idul Fitri ini karena akan menimbulkan kerumunan, karena akan menimbulkan kelompok masyarakat yang berbondong-bondong menuju lapangan, maka kita utamakan untuk sekali lagi Salat Idul Fitri di rumah bersama keluarga, terutama yang sudah dinyatakan masih (zona) merah,” ujar Sekjen MUI Amirsyah Tambunan melalui siaran video di channel YouTube BNPB, Jumat (23/4/2021).

Amirsyah menjelaskan, imbauan agar melaksanakan Salat Idul Fitri di rumah semata-mata untuk mencegah penularan Covid-19. Selain itu, menurutnya, silaturahmi bisa dilakukan dengan cara virtual.

Blue Helmet Jatim Beri Bantuan dan Trauma Healing kepada Korban Gempa Malang

, , , , ,

Partaigelora.id – Tim gabungan Blue Helmet Jawa Timur (Jatim) memberikan bantuan dan trauma healing kepada korban gempa Malang 6,7 SR. Bantuan tersebut diberikan kepada masyarakat di Kabupaten Malang dan Lumajang, Jatim.

“Apa yang kita lakukan ini, hanya sedikit bahkn sangat sedikit dari apa yang dibutuhkan masyarakat korban gempa. Tapi kami hadir dengan sepenuh cinta yang besar,” kata Ahmad Hasan Bashori, Ketua Blue Helmet dalam keterangannya, Minggu (26/4/2021).

Menurut Hasan, jika semua komponen bangsa bergerak memberikan sedikit kepeduliannya, maka akan ada kolaborasi kemanusiaan untuk mengatasi dampak bencana yang ditimbulkan.

“Berkolaborasi kemanusiaan ini akan menyelesaikan semuanya. Tidak hanya gempa, tapi akan juga mengangkat Indonesia menjadi bangsa bermartabat dimata dunia. Kolaborasi kemanusiaan itulah yang harus kita lakukan,” tegas Ketua Blue Helmet Jatim ini.

Hasan mengatakan, personel Tim gabungan Blue Helmet yang diterjunkan untuk memberikan bantuan korban gempa Malang, berasal DPD Partai Gelora Kota Mojokerto, Surabaya, Malang, Pasuruan, Lumajang. Kemudian tim dibagi dalam dua kelompok, yakni di Kabupaten Malang dan Lumajang.

Di Kabupaten Malang, bantuan diberikan untuk Masjid di desa Wirotman Ampel Gading berupa 7 terpal dan 10 sak semen.

Sementara untuk korban gempa di Kabupaten Lumajang, Blue Helmet Jatim memberikan bantuan untuk masyarakat di Desa Sidomulyo, Pronojiwo.

Bantuan terdiri dari terpal, pembuatan shelter untuk korban gempa, perlengkapan bayi, mainan dan snack untuk anak-anak.

“Jadi selain memberikan bantuan, kita sekaligus memberi trauma healing kepada korban khususnya ibu dan anak korban gempa,” kata Ahmad Hasan Bashori.

Selain memberikan trauma healing, kegiatan Blue Helmet di Desa Sidomulyo, Pronojiwo, Kabupaten Lumajang ini dilanjutkan dengan buka bersama dengan warga.

Kegiatan ini juga dihadiri Anggota Pengembangan Teritorial (Bangter) 3 Partai Gelora Ja’far Tri Kuswahyono dan Ketua Bidang Perempuan DPW Jawa Timur Sri Wahyuni.

Anis Matta Ajak Masyarakat Gelar Doa Bersama dan Salat Gaib untuk Para Syuhada KRI Nanggala 402

, , , , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengajak seluruh rakyat melakukan doa bersama dan salat gaib atas kepergian 53 awak kapal KRI Nanggala 402 yang tenggelam di Perairan Bali pada Sabtu (24/4/2021).

Kapal selama ini tenggelam atau subsunk diperkirakan berada di palung laut berarus kencang di sekitar Pulau Bali dengan kedalaman sekitar 850 meter.

“Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Akhirnya kita harus mengikhlaskan kepergian 53 prajurit pejuang KRI Nanggala 402,” kata Anis Matta dalam keterangannya, Senin (26/4/2021).

Anis Matta berharap di tengah bulan suci Ramadan yang penuh rahmat dan ampunan ini, seluruh rakyat Indonesia bisa menundukkan kepalanya sejenak, mendoakan para Syuhada dalam misi patroli abadi (on eternal patrol) KRI Nanggala 402.

“Saya Anis Matta, Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat Indonesia mengajak seluruh keluarga besar Partai Gelora dan masyarakat Indonesia untuk melakukan doa bersama dan salat gaib,” ajak Anis Matta.

Anis Matta yakin 53 awak kapal KRI Nanggala 402 menjadi syuhada yang telah gugur menjalankan tugas suci menjaga kedaulatan NKRI.

“Mereka telah menjaga keutuhan dan ketahanan NKRI dengan tekun dalam ruang yang sepi, jauh dari sorotan dan tepuk tangan,” tegas Anis Matta.

Ketua Umum Partai Gelora Indonesia ini juga mendoakan agar keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan keikhlasan.

“Tunai sudah janji bakti, gugur satu tumbuh seribu, tanah air jaya sakti. Semoga Allah SWT mencatat mereka sebagai syuhada yang telah gugur menjalankan tugas suci menjaga kedaulatan NKRI,” pungkasnya.

Seperti diketahui, sebanyak 53 awak kapal KRI Nanggala-402 dinyatakan telah gugur. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengumumkan status 53 awak saat jumpa pers di Base Ops Lanud Ngurah Rai, Badung, Bali, Minggu (25/4/2021) petang.

“Berdasarkan bukti-bukti otentik tersebut dapat dinyatakan bahwa KRI Nanggala-402 telah tenggelam dan seluruh awaknya telah gugur,” ujar Hadi.

Alamat Dewan Pengurus Nasional

Jl. Minangkabau Barat Raya No. 28 F Kel. Pasar Manggis Kec. Setiabudi – Jakarta Selatan 12970 Telp. ( 021 ) 83789271

Newsletter

Berlangganan Newsletter kami untuk mendapatkan kabar terbaru.

X