Category: Gelora Terkini

Mulai Ke Daerah Menyapa Rakyat, Anis Matta: Chocodot Bisa Jadi Modal Indonesia Menuju Lima Besar Dunia

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mulai melakukan kunjungan ke daerah, usai mengikrarkan diri mengenai kesiapan Partai Gelora menjadikan Indonesia sebagai lima besar dunia pada Milad ke-2, Kamis (28/10/2021) malam lalu.

Anis Matta berkunjung ke Kabupaten Garut, Jawa Barat dan bersilaturrahmi dengan pendiri Chocodot, Kiki Gumelar, pembuat panganan atau makanan olahan dodol coklat asal Garut pada Sabtu (29/10/2021).

Dalam kunjungan ini, Anis Matta didampingi Ketua Bidang Pengembangan Teroteri (Banter) II Ahmad Zaerofi, Wakil Ketua Bidang Seni Budaya dan Ekonomi Kreatif Ahmad Yani, dan Ketua DPW Partai Gelora Jawa Barat Haris Yuliana.

“Sore ini saya ada di Garut, Jawa Barat, bersilaturrahim dengan  Kang Gumelar, pendiri Chocodot perusahaan pembuat coklat dodol. Rasa coklat dodolnya dahsyat, inovasinya keren. Ada nilai tambah besar untuk Indonesia sebagai penghasil kakao terbesar ketiga dunia,” kata Anis Matta dalam keterangannya, Minggu (30/10/2021).

Kedatangannya ke Garut, menurut Anis Matta, dalam rangka mengakhiri ‘kerja sepi’ yang dilakukan Partai Gelora selama dua tahun ini, yang sudah mendapatkan capaian luar biasa dalam  pemenuhan postur struktur, kader, popularitas dan elektabilitas.

“Sekarang saatnya kita keluar menemui masyarakat di seluruh tanah air. Menyapa dan mendengarkan mereka, dan mengabarkan tentang mimpi kita bersama untuk Indonesia,” ungkap Anis Matta. 

Dalam kesempatan ini, Anis Matta ingin mendengarkan sejarah berdirinya Cochodot dari pendirinya langsung Kiki Gumilar, yang telah berhasil mengkolaborasikan cokelat dan dodol menjadi olahan makanan enak dan lezat.

“Ini sebuah kreativitas yang bagus, menggabungkan antara dodol makanan lokal dengan cokelat yang dikenal sebagai makanan internasional. Kolaborasi yang tepat,” ujarnya.

Karena itu, kata Anis Matta, tidak mengherankan apabila Cochodot ini mendapatkan banyak penghargaan nasional maupun internasional.

Sehingga untuk semakin memperluas pasar, Cochodot bisa bekerjasama dengan berbagai pihak di luar negeri.

“Ini salah satu bukti, bahwa ada banyak modal bagi Indonesia untuk menjadi 5 besar dunia. Cokodot bisa mendunia, ini modal, ini aset bagi Indonesia. Inilah mimpi kita bersama untuk Indonesia,” tegas Anis Matta.

Kiki Gumelar, pendiri Cochodot asal Garut, Jawa Barat mengatakan, rintisan usahanya berawal dari usaha kecil menengah (UKM) skala rumahan.

Namun, produk cokelat ini terus berkembang mengepakan sayap hingga luar pulau Jawa, bahkan luar negeri.

Ia bermimpi untuk menjadikan makanan khas Garut berbahan coklat ini menjadi  sebagai makanan khas kota-kabupaten di Indonesia, dan oleh-oleh khas setempat.

“Modal uang itu bukan segalanya, tapi yang mahal itu ide dan inovasi, intinya coba dulu berusaha jangan banyak mikir,” ujar Kiki Gumelar.

Dia berharap para generasi muda bisa mengikuti jejaknya dalam mengembangkan bisnis coklat dan dodol. Ia mengetahui bahwa panganan olahan dodol coklat ini sudah banyak dijiplak.

Namun, Kiki Gumelar menyatakan siap berbagi pengalaman mengenai awal mula rintisan Chocodot dimulai yang memilki tagline ‘Chocolate, Travel, Dreams, Chocodot World the Office’ ini.

Menurut Kiki, rintisan Chocodot berawal dari hobi masa kecil yang doyan cokelat. Dari hobi tersebut, dia mengolah cokelat secara otodidak, menjadi produk makanan enak nan lezat.

“Saya ada teknik terbaru juga mengolah cokelat, saya juga pernah menjadi konsultan cokelat di salah satu perusahaan di Bekasi,” pungkasnya.

Potong Nasi Tumpeng Biru, Partai Gelora Dapat Ucapan Spesial dari Anies Baswedan, Sandiaga Uno Dan Berbagai Kalangan

, , , , , , ,

Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia merayakan Milad ke-2 pada Kamis (28/10/2021) malam secara sederhana di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan.

Perayaan dihadiri Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta, Wakil Ketua Umum Fahri Hamzah, Sekretaris Jenderal Mahfuz Sidik dan para fungsionaris DPN Partai Gelora.

Dalam kesempatan ini, Anis Matta melakukan pemotongan Nasi Tumpeng berwarna biru. Potongan nasi tumpeng tersebut kemudian diberikan kepada perwakilan Generasi Muda Partai Gelora sebagai pertanda semangat ‘Koloborasi Menuju 5 Besar Dunia’.

“Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, malam ini kita potong tumpengnya. Tumpengnya pun biru, tumpengnya bergelora. Saya juga baru lihat nasi biru, kalau nasi saja bisa biru, Insya Allah Indonesia bisa biru,” kata Anis Matta.

Aksi pemotongan nasi tumpeng ini, kemudian diikuti secara serentak oleh DPW, DPD, DPC dan PAC di seluruh Indonesia, yang juga melakukan pemotongan nasi tumpeng serupa.  Mereka melakukan aksi nobar (nonton bareng) perayaan Milad ke-2 Partai Gelora yang disiarkan secara langsung di Channel YouTube Gelora TV.

Dalam Milad ke-2 ini, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Menteri Parawisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Wakil Menteri Hukum dan HAM Edward ‘Eddy Hiariej, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria memberikan ucapan secara khusus atau spesial kepada Partai Gelora.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, tema koloborasi menuju lima besar dunia menyiratkan sebuah semangat yang akan menjadi pendorong bagi kemajuan Partai Gelora, sehingga bisa memberikan manfaat bagi bangsa dan negara.

“Ijinkan hari ini, saya mengucapkan hari jadi kepada Partai Gelombang Rakyat, Partai Gelora Indonesia. Salam hangat dari balaikota,” kata Anies Baswedan.

Sementara Sandiaga mengatakan, Partai Gelora dibawa pimpinan Anis Matta, Fahri Hamzah dan Mahfuz Sidik akan terus bergelora melakukan pencapaian yang luar biasa seperti hari ini.

Sementara itu, Wakil Menteri Hukum dan HAM Edward ‘Eddy berharap Partai Gelora bisa mewarnai demokrasi di Indonesia menjadi lebih baik lagi.

“Saya berharap Partai Gelora memberikan kerja nyata bagi rakyat Indonesia, mampu mewarnai demokrasi Indonesia lebih baik lagi,” kata Eddy Hiariej.

Hal senada disampaikan Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza (Ariza) Patria yang juga Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta.  Ariza berharap Partai Gelora semakin berkembang pesat agar bisa memberikan kontribusi besar bagi agama dan bangsa agar Indonesia menjadi negara berdaulat.

Selain mereka sejumlah kepala daerah seperti Bupati Lampung Tengah Musa Ahmad, Bupati Pandeglang Irna Narulita Dimyati, Bupati Bangka Selatan Reza Herdavid dan lain-lain juga memberikan ucapan selamat HUT  ke-2 Partai Gelora.

Tak ketinggalan juga sejumlah selebritas tanah air seperi Renny Djajoesman, Nia Paramitha menyampaikan ucapan serupa kepada Partai Gelora yang merayakan HUT ke-2 yang bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda, Kamis, 28 Oktober 2021.

Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta mengaku bersyukur dalam Milad ke-2 di tengah banyaknya keterbatasan, Partai Gelora mampu menciptakan pencapaian yang luar biasa baik pada kekuatan postur struktur, kader maupun popularitas  dan elektablitas.

“Sekali lagi ini adalah malam yang kita syukuri. malam yang sangat kita syukuri, karena itu mari berdoa kepada Allah SWT. Alhamdulillah sebagian besar pekerjaan rumah tangga kita, relatif selesai,” ujar Anis Matta.

Anis Matta berharap seluruh fungsionaris dan kader Partai Gelora bisa mengakhiri kerja sepi selama dua tahun ini dengan mulai mendatangi dan menyapa rakyat untuk menyerukan suatu perubahan besar.

“Kita mengikrarkan, sekarang kita keluar untuk meniupkan angin agar riak perubahan menjadi gelombang, gelombang perubahan menuju Indonesia lima besar dunia,” tegas Anis Matta.

Sekretaris Jenderal Partai Gelora Mahfuz Sidik mengatakan, hingga Kamis (28/10/2021) jumlah kader Partai Gelora berjumlah 500.611 orang dan ditargetkan 1 juta kader pada akhir Desember 2021.

Saat  ini, Partai Gelora telah berhasil membentuk 6.837 DPC (kecamatan) atau 88 persen dari seluruh kecamatan di Indonesia. Sedangkan pembentukan DPW (provinsi), DPD (kabupaten/kota) sudah mencapai 100 persen.

“Sekarang ini Partai Gelora sudah memiliki 10.941 Pimpinan Anak Cabang ditingkat kelurahan dan desa. Ini baru 13 persen, PR-nya masih banyak karena ada 83.446  kelurahan dan desa. Tapi mudah-mudahan milad ketiga bisa 100 persen,” kata Mahfuz.

Mahfuz menambahkan hingga kini ada 19 DPW yang telah menyelesaiakan 100 persen pembenttukan DPC. Yakni DPW Partai Gelora DKI Jakarta, Sulawesi Barat, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan dan  Kalimantan Utara.

Kemudian DPW Partai Gelora Nusa Tenggara Barat, Jawa Barat, Lampung, Kalimantan Tengah, Kepulauan Riau, Maluku Utara, Jambi, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Riau, Sulawesi Tenggara, Maluku dan Bali.

Dalam Milad ke-2 ini, Partai Gelora melaunching program baru, yakni Pilot Project Pipi (Pintarnya Perempuan Indonesia), Sagara Film Festival, Planting Life (Gerakan Menanam Pohon, Menanam 1.000 Kehidupan), dan Kompetisi Orasi Politik 2021

Inilah Pidato Lengkap Anis Matta yang Membakar Semangat Fungsionaris dan Kader Partai Gelora untuk Mulai Menyapa Rakyat

, , , , , ,

Partaigelora,id – Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia merayakan Milad ke-2 pada Kamis (28/10/2021) secara sederhana, dilaksanakan secara daring diiikuti oleh seluruh fungsionaris Partai Gelora di pusat dan di daerah.

Bahkan DPW, DPD, DPC dan PAC se-Indonesia menggelar acara nobar (nonton bareng) perayaan Milad ke-2 Partai Gelora yang disiarkan secara langsung di kanal YouTube Gelora TV.

Mereka terlihat khitmad dan antusias saat mengiikuti rangkaian acara Milad ke-2, termasuk melakukan pemotongan Nasi Tumpeng secara serentak, setelah diawali Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta memotong tumpeng terlebih dahulu dari Studio DPN Partai Gelora Indonesia.

Anis Matta dalam pidatonnya memberikan apresiasi kepada seluruh fungsionaris dan kader yang telah bekerja keras dengan beban kerja berat, waktu yang cepat dan keterbasan sumber daya.

Namun, telah menghasilkan pencapaian luar biasa dalam pemenuhan struktur, kader, popuralitas dan elektabilitas dalam kerja sepi selama dua tahun terakhir ini.

Anis Matta mengajak seluruh kader untuk mengikarkan diri kesiapannya untuk mulai datang dan menyapa rakyat untuk menyerukan perubahan besar. Yang memberikan kenyakinan, harapan, tekad dan harapan untuk mewujudkan Indonesia sebagai 5 besar dunia.

Berikut pidato lengkap Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Anis Matta dalam Milad ke-2

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Saudara-saudara semua yang saya cintai. Para pimpinan Partai Gelora di DPN dan di seluruh provinsi. Juga di seluruh kabupaten/kota, di seluruh DPC dan PAC yang mengikuti HUT Gelora pada pada malam hari ini.

Malam ini, kita merayakan HUT ke-2. Ini adalah dua tahun yang sangat kita syukuri, bahwa ada keterbasan sumber daya dan ruang gerak. Kita menciptakan begitu banyak pencapaian yang luar biasa, baik pada kekuatan postur struktur dan kader kita maupun popularitas kita dan elektaablitas kita.

Saudara-saudaraku semuanya, saya ingin mengajak saudara-saudara semua pada malam ini. Sekali lagi ini, adalah malam yang kita syukuri. malam yang sangat kita syukuri, malam yang sangat kita syukuri. Dan karena itu, mari kita berdoa kepada Allah SWT. Allahummaj ‘alna minasysyakirin, Allahummaj ‘alna minasysyakirin, Allahummaj ‘alna minasysyakirin.

Saudara-saudara ku sekalian, Alhamdulillah setelah sebagian besar pekerjaan rumah tangga kita relatif selesai, sekarang waktunya kita keluar. Keluar dari mighrob, keluar dari kantor kita, keluar dari rumah kita. Keluar di sana bertemu dengan rakyat, menyapa mereka, menggalang dan mengkonsolidasi mereka. Bercerita kepada mereka tentang mimpi besar kita, menebarkan keyakinan, tekat dan determinasi.

Dan saudara-saudara semua akan menemukan keyakinan , bahwa di luar sana, rakyat kita pasti sedang mengalami goncangan jiwa yang besar, akibat krisis sistemik dan berlarut yang sekarang sedang kita alami. Mereka marah, mereka sedih, mereka takut, tapi juga frustasi. Sementara itu pada waktu yang sama, saudara-saudara semua juga akan merasakan, bahwa para pemimpin kita juga, sekarang ini sedang mengalami kebingungan, keraguan dan kegamangan.

Setiap krisis besar yang bersifat sistemik dan berlarut, selalu menciptakan serangan besar pada jantung Ideologi dan sistem. Dan karena itu, goncangan besar seperti ini, goncangan berat seperti ini ujian bagi semua ideologi dan juga bagi relevansi kepemimpinan.

Dulu pada tahun 1928, dunia sedang dalam proses perang dunia pertama dan dunia kedua, tapi tidak menuntaskan masalah. Dunia sedang berjalan ke perang dunia kedua yang sangat besar. Dan karena itu, bangsa Indonesia juga mengalami situasi jiwa sama. Keraguan, kebingungan dan kegamangan, bahwa cita-cita kemerdekaan kita mungkin saja kandas atau rasanya terlalu jauh untuk dicapai.

Dan karena itu, saudara-saudara sekalian, para pemuda saat itu muncul mendeklarasikan satu tekad yang kemudian kita kenal sebagai Sumpah Pemuda. Seluruh bangsa indonesia saat itu sebenarnya sudah menyadari betul, makna identitas dari sumpah pemuda itu. Tetapi apa yang menyebar dari Sumpah Pemuda adalah tekadnya, semangatnya, keyakinannya, determinasinya. Bahwa walaupun cita-cita kemerdekaan belum tercapai, kita sudah mempunyai satu identitas, yaitu Indonesia.

Sekarang di tengah goncangan besar yang menimpa jiwa rakyat kita dan kebingungan, keraguan, serta kegamangan yang dialami oleh para pemimpin kita. Sekali lagi orang membutuhkan, rakyat kita di sana membutuhkan para pembawa obor keyakinan, obor harapan, obor tekad, dan obor determinasi.

Dan karena itu, saudara-saudara semua, malam ini saya ingin mengingatkan, bahwa dua tahun yang lalu, ketika kita mendirikan berdirinya Partai Gelombang Rakyat Indonesia. Saya mengatakan pada waktu itu, bahwa hari kelahiran ini adalah hari keyakinan. Kita yakin dengan mimpi besar yang kita bawa. Kita yakin dengan peta jalan yang kita miliki dan kita buat. Kita yakin dengan kemampuan yang kita miliki, dan kita yakin bisa mencapai cita-cita yang ingin kita raih. Itulah hari keyakinan, dua tahun kemudian, pada malam ini setelah kita menyelesaikan sebagian besar rumah tangga kita. Dan kitamenyaksikan ada goncangan besar di luar sana serta ada kebingungan, keraguan dan kegamangan dari para pemimpin.

Hari ini, malam hari ini, saya ingin menyatakan pada ulang tahun kita yang kedua. Ini adalah hari kesiapan, bahwa Partai Gelora, Insya Allah siap memimpin perubahan besar menuju Indonesia 5 besar dunia. Karena itu, saudara-saudara sekalian, malam hari ini saya hanya menyampaikan satu pesan, bahwa tanda dari kesiapan kita itu, kita keluar dari mighrob kita. Kita keluar dari kerja sepi yang kita lakukan selama dua tahun ini. yang telah membuahkan capian yang luar biasa. Kita keluar dari kantor kita, kita datang menemui rakyat. Kita tebarkan keyakinan, kita tebarkan harapan. Kita tiupkan angin, biar riak gelombang, biar riak laut itu berubah menjadi gelombang perubahan besar. Tiupkan angin biar air yang mengalir di sungai menjadi arus perubahan yang besar.

Karena saudara-saudara sekalian datang di tengah kebingungan, yang dibutuhkan orang itu adalah orang yang yakin. Kalau semua orang rapuh yang dinanti-nantikan adalah orang yang dengan penuh keyakinan. Siapa yang datang dengan penuh gelora, siapa yang datang dengan penuh semangat. Itu sebannya, kenapa partai ini kita beri nama gelombang rakyat. Gelombang adalahenergi, rakyat adalah pelaku. Sekali lagi gelombang adalah energi dan rakyat adalah pelaku.

Dan saya sangat bangga sekali, bahwa dari data setengah juta kader yang kita miliki, lebih dari 60 % mempunyai pendidikan SD sampai SMA. Kenapa saya sangat bangga dengan postur ini, karena ini persis mewakili postur manusia Indonesia sekarang, hanya ada 9 % dari rakyat Indonesia yang mempunyai pendidikan tinggi. Dan itu, artinya bahwa artai Gelora ini telah menjadi partai rakyat, kita diterima luas di semua segmen.

Dan alhamdulillah dari postur ini yang menarik adalah keragaman dari segi agama, keragaman dari segi etnis yang relatif merata di seluruh Indonesia. Jadi semangat untuk mewakili Indonesia, semangat untuk mengubah riak menjadi gelombang, ini benar-benar terasa pada postur anggota dan kader yang telah mendaftar di Partai Gelora saat ini.

Oleh karena itu, kenapa kita menetapkan tagline kolaborasi pada ulang tahun kedua ini, karena semua kolaborasi itu terasa terwakili didalam postur kader yang kita miliki saat ini. Itu sebabnya, orang-orang yang bingung, frustasi, yang sedang mengalami guncangan hebat di luar sana, sedang menunggu sekali lagi para pembawa obor keyakinan, para pembawa obor harapan, tekad dan deterimnasi.

Dan sekarang kita telah menetapkan satu mimppi besar menjadikan Indonesia sebagai 5 besar dunia. Itu adalah cita-cita sejarah. Kita juga tahu peta jalan menuju ke sana, tapi apa yang paling penting adalah mengajak seluruh rakyat Indonesia menjadi pelaku sejarahnya sendiri. Dan itulah misi kita di Partai Gelora.

Saya bersukur bahwa di dalam survei yang kita lakukan, alasan pertama orang memilih Partai Gelora adalah karena partai ini membawa misi perubahan. Itu artinya walaupun sebagai besar masyarakat Indonesia ini pendidikannya adalah SD sampai SMA. Mereka kelitatan tidak well educated (berpendikan baik), tetapi pada dasarnya mereka pada dasarnya mereka sekarang well inform (menginformasikan dengan baik). Karena itu, mereka bisa akrab dengan narasi-narasi yang selama ini dianggap berat. Dihindari partai politik untuk di solisasikan kepada rakyat, karena menganggap rakyat ini tidak akan faham dengan narasi narasi besar yang sulit, dan rumit. Tetapi itu adalah penghinaan kepada rakyat kita.

Sekarang saya yakin, bahwa rakyat kita sekarang ini, bangsa Indonesia sekarang ini sedang dalam penantian. Saya ulangi kembali rakyat Indonesia saat ini sedang dalam penantian, apa yang mereka nantikan, kekuatan baru yang akan memimpin perubahan. Dan sekali lagi itulah peran yang ingin diambil oleh Partai Gelora.

Saudara-saudara sekalian, saya ingin mengucapkan apresiasi yang sangat dalam atas kerja keras saudara. Saya tahu, bahwa dalam dua tahun ini, kita telah bekerja keras. Pekerjaan terlalu banyak, waktu kita terlalu padat, sumber daya kita sangat terbatas. Saya tahu saudara-saudara semua mengalami tekanan yang berat, tapi saudara-saudara sekalian, tekanlah yang melahirkan gelombang yang kuat. Tekananlah yang melahirkan dinamika yang kuat. Dan itu sebabnya, pada hari kedua ini, setelah dua tahun yang sepi yang kita lalui. Kita mengkrarkan sekarang, kita sekarang keluar. Keluar meniupkan angin agar riak berubah menjadi gelombang. Sekali lagi kita keluar tiupkan angin agar riak menjadi gelombang perubahan, menuju Indonesia 5 besar dunia.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Akhiri ‘Kerja Sepi’, Anis Matta: Saatnya Kita Datang dan Menyapa Rakyat untuk Lakukan Perubahan

, , , , , , ,

Partaigelora.id – Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia mengikrarkan diri dan kesiapannya untuk memimpin perubahan menuju Indonesia lima besar dunia, setelah mendapatkan capaian luar biasa dalam  pemenuhan postur struktur, kader, popularitas dan elektabilitas.

“Hari ini, malam hari ini (Kamis, 28 Oktober 2021), saya ingin menyatakan pada ulang tahun kita yang kedua. Ini adalah hari kesiapan, bahwa Partai Gelora Insya Allah, siap memimpin perubahan besar menuju Indonesia lima besar dunia,” kata Anis Matta, Ketua Umum Partai Gelora Indonesia saat menyampaikan Pidato Milad ke-2 yang disiarkan secara langsung di Channel YouTube Gelora TV pada Kamis (28/10/2021) malam.

Menurut dia, seluruh fungsionaris Partai Gelora harus mengakhiri kerja sepi selama dua tahun ini, dan mulai mendatangi dan menyapa rakyat untuk menyerukan suatu perubahan besar.

“Tanda kesiapan kita itu, kita keluar dari mighrob kita, kita keluar dari kantor kita, kita datang menemui rakyat. Kita keluar dari kerja sepi yang kita lakukan selama dua tahun ini, yang telah membuahkan capaian luar biasa,” ujar Anis Matta.

Anis Matta berharap seluruh fungsionaris dan kader Partai Gelora mulai menebarkan obor keyakinan, obor harapan, obor tekad dan obor determinasi.

Sebab, masyarakat saat ini tengah mengalami goncangan jiwa yang besar akibat krisis sistemik dan berlarut yang sekarang sedang kita alami. Mereka marah, sedih, takut dan frustasi.

Sementara pada waktu yang sama, para pemimpin kita juga juga sedang mengalami kebingungan, keraguan dan kegamangan. Sehingga goncangan ini menciptakan serangan besar pada jantung ideologi, sistem dan relevansi kepemimpinan.

“Kita tebarkan keyakinan,  kita tebarkan harapan. Tiupkan angin biar riak menjadi gelombang, biar riak laut itu berubah menjadi gelombang perubahan besar. Tiupkan angin biar air yang mengalir di sungai menjadi arus perubahan yang besar,” tegasnya.

Anis Matta lantas mengingatkan, saat mendirikan Partai Gelora dua tahun lalu, sudah menyatakan bahwa hari kelahiran adalah hari keyakinan. Partai Gelora yakin dengan mimpi besar dan peta jalan yang telah dibuat.

“Kita yakin dengan mimpi besar yang kita bawa. Kita yakin dengan peta jalan yang kita miliki dan kita buat. Kita yakin dengan kemamuan yang kita miliki, dan kita yakin bisa mencapai cita-cita yang ingin kita raih,” ujarnya.

Itu sebabnya, kata Anis Matta, partai ini diberi nama gelombang rakyat, karena gelombang adalah energi dan rakyat adalah pelakunya.

“Dan saya sangat bangga sekali, bahwa dari data setengah juta kader yang kita miliki, lebih dari 60% mempunyai pendidikan SD sampai SMA.  Kenapa saya  sangat bangga dengan postur ini, karena persis mewakili postur manusia Indonesia sekarang. Dan hanya ada 9 % dari rakyat Indonesia yang mempunyai pendidikan tinggi,” ungkapnya.

Artinya, Partai Gelora telah diterima secara luas di semua segmen masyarakat, disamping diwarnai keragaman agama dan etnis yang merata di seluruh Indonesia.

“Saya bersyukur bahwa di dalam survei yang kita lakukan, alasan pertama orang memilih Partai Gelora adalah karena partai ini membawa misi perubahan,” katanya.

Anis Matta menegaskan, meski kader Partai Gelora rata-rata berpendidikan SD sampai SMA dan dianggap kurang berpendidikan, namun mereka justru bisa memahani narasi-narasi Partai Gelora yang dianggap besar. 

“Mereka bisa akrab dengan narasi-narasi yang selama ini dianggap berat, yang dihindari partai politik untuk di solisasikan kepada rakyat. Karena menganggap rakyat ini tidak akan faham dengan narasi narasi besar yang sulit, dan rumit. Itu adalah penghinaan kepada rakyat,”  tandasnya.

Olehnya itu, tambahnya, ia mengajak seluruh masyarakat Indonesia, untuk menjadi pelaku sejarah perubahan membawa Indonesia menjadi kekuatan 5 besar dunia.

“Rakyat kita sekarang ini, bangsa Indonesia sekarang  ini sedang dalam penantian. Apa yang mereka yang mereka nantikan, kekuatan baru yang akan memimpin perubahan. Itulah peran yang ingin diambil oleh Partai Gelora,” katanya.

Karena itu, Anis Matta memberikan apresiasi terhadap kerja keras para fungsionaris dan kader Partai Gelora selama dua tahun ini, dengan adanya tekanan yang luar biasa baik pada pekerjaan, waktu maupun sumber daya yang terbatas.

“Saya tahu saudara-saudara semuanya akan mengalami tekanan yang berat. Tapi tekananlah yang membuat gelombang perubahan yang kuat. Kita mengikrarkan, sekarang kita keluar untuk meniupkan angin agar riak berubah menjadi gelombang perubahan menuju Indonesia lima besar dunia,” pungkasnya.

Kolaborasi Indonesia Menuju 5 Besar Dunia Menjadi Tema Perayaan Puncak Milad Partai Gelora Indonesia yang ke-2 Tahun

, , , ,

Partaigelora.id – Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda pada Kamis (28/10/2021) ini, Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia merayakan HUT yang ke-2 dengan tema ‘Kolaborasi Indonesia Menuju 5 Besar Dunia’ .

Perayaan HUT yang ke -2 ini Partai Gelora mengadakan beragam kegiatan lomba yang bisa di ikuti oleh semua anak bangsa dengan hadiah ratusan juta rupiah.

Dalam usia yang cukup muda, Partai Gelora telah melakukan capaian yang luar biasa dengan tren pertumbuhan yang positif sebagai partai politik (parpol) baru yang lahir di tengah krisis berlarut akibat pandemi Covid-19.

Capaian tersebut, tentu saja patut disyukuri menjelang kontestasi Pemilu 2024 mendatang, dimana Partai Gelora siap menggelorakan Indonesia menuju 5 besar dunia.

“Partai Gelora ini lahir dari kegelisahan terhadap negeri ini. Negara besar dengan sumber daya besar, namun tak punya visi yang disasar. Negeri yang dikenal berbudi pekerti, kaya budaya dan potensi, namun tak punya misi ,” kata Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Anis Matta dalam keterangannya, Rabu (27/10/2021).

Atas dasar kegelisahan ini, maka lahirlah Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) yang dideklarasikan pada 3 Maret 2019 lalu, yang merupakan embrio lahirnya Partai Gelora Indonesia. Garbi dideklarasikan di setiap kota, kabupaten dan provinsi di seluruh Indonesia.

Akhirnya, pada Senin, 28 Oktober 2019, Anis Matta selaku inspirator Garbi mendirikan Partai Gelombang Rakyat Indonesia sebagai wadah menggelorakan bangsa dengan satu tekad membangun kembali kejayaan Indonesia, dan menjadikan Indonesia menjadi kekuatan 5 besar dunia.

Selanjutnya, pada 9-11 November 2021 digelar Silaturahmi Nasional di Kemang, Jakarta yang menjadi momen bersejarah tersebut,  ditandai dengan dilantiknya para ketua, sekretaris dan bendahara yang menjadi pelengkap kepengurusan di 34 provinsi di seluruh Indonesia.

Kemudian untuk memenuhi aspek legal, Partai Gelora pada 31 Maret 2020 didaftarkan sebagai partai politik di Kementerian Hukum dan HAM RI.

Sebanyak  41.908 berkas pendaftaran Partai Gelora diterima langsung oleh Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna H Laoly untuk diverifikasi.

Pada 18 Mei 2020 , Partai Gelora dinyatakan resmi menjadi partai politik di Indonesia dengan mengantongi Surat Keputusan/SK Menteri Hukum dan HAM bernomor M.HH-11.AH.11.01 Tahun 2020 oleh Menkum dan HAM pada 19 Mei 2020.

SK tersebut diserahkan secara langsung Menkumham Yasonna Laoly secara virtual kepada Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta, didampingi Wakil Ketua Umum Fahri Hamzah, Bendahara Umum Achmad Rilyadi dan Sekretaris Jenderal Mahfuz Sidik pada 2 Juni 2020.

Sebagai parpol yang lahir di tengah krisis, Partai Gelora lantas menyatakan diri sebagai partai digital pada 19 Juli 2020, dengan menggelar festival digital ‘Gelora Digifest’ yang mengundang berbagai kalangan.

Sehari kemudian pada 20 Juli 2020, Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta didampingi beberapa pengurus DPN bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara dan pada 23 Juli bertemu Ketua MPR Bambang Soesatyo di komplek parlemen, Senayan Jakarta.

“Saat ini Partai Gelora berusia 2 tahun, alhamudillah banyak sekali capaian yang berhasil diperoleh dalam waktu singkat ini,” ungkap Anis Matta.

Partai Gelora, lanjutnya, sudah menjalankan  latihan khusus untuk para fungsionarisnya melalui pembinaan di  Akademi Pemimpin Indonesia (API) angkatan 1-12, Akademi Manusia Indonesi (AMI), OKE Gelora serta pelatihan bakal calon anggota legislatif (bacelg) yang telah diadakan dua kali.

Pada 5 Mei 2021, Ketua Umum Partai Gelora meresmikan Gelora Media Center (GMC) yang menjadikan gelombang semangat untuk menyiarkan berbagai kegiatan Partai Gelora dengan berbagai acara bermutu seperti Gelora Talks yang mengangkat berbagai isu aktual dengan permasalahan bangsa dengan menghadirikan beragam narasumber berkompeten.

“Dan pada hari ini 28 Oktober 2021, kita sama-sama memperingati hari bersejarah langkah awal untuk mewujudkan mimpi besar Partai Gelora,” katanya.

Hingga kini Partai Gelora telah memiliki lebih dari 470.000 anggota, 100 persen kepengurusan ditingkat DPW (34 provinsi) dan DPD (514 kabupaten/kota), 6.070 DPC (kecamatan) dan 7.020 PAC (kelurahan/desa).

“Bisa kita lihat pertumbuhan struktur hingga saat ini adalah capaian luar biasa yang patut dibanggakan dari para Patriot Gelora,” katanya.

Untuk itu, Anis Matta memberikan apresiasi yang tinggi kepada para pimpinan wilayah dan seluruh level fungsionaris daerah cabang dan anak cabang.

“Atas semua perjuangan ini, mari kita syukuri bersama karena kemenangan ada di depan mata. Mari kita sambut gelorakan Indonesia menuju 5 besar dunia dan kemenangan politik Partai Gelora di 2024,” tegas Anis Matta.

Gembleng Kader Perempuan Partai Gelora Kepri, Ratih: Jangan Malu ‘Berebut Pengaruh’ dengan Laki-laki

, , , , , ,

Partaigelora.id – Bidang Perempuan Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) untuk meningkatkan kualitas kaum perempuan Kepri.

Rakor Perempuan Partai Gelora Kepri ini digelar di Hotel PIH Batam Centre, Batam, Kepri pada Minggu (24/10/20201). Rakor dengan tema ‘Be Smart and Struggle Women’ tersebut dihadiri Ketua Bidang Perempuan DPN Partai Gelora Indonesia, Ratih Sanggarwati.

Menurut Ratih, kader perempuan Partai Gelora Kepri memiliki potensi dan kemampuan, terutama dalam aktivitas politik. Perempuan, lanjutnya, tidak perlu malu untuk ikut berebut kekuasaan dengan kaum laki-laki.

Sebab, dalam politik tidak ada perbedaan gender, laki-laki maupun perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk memilih dan dipilih di dalam politik.

“Ada banyak hak-hak perempuan yang membutuhkan dan diperjuangkan oleh perempuan. Yang tahu tentang diri kita, ya kita sendiri, perempuan. Bukan berarti bapak-bapak tidak tahu, tetapi perempuan bisa lebih menjiwai apa yang dimau oleh perempuan,” ujarnya.

Melihat antusiasme kader perempuan Partai Gelora Kepri, Ratih yakin Partai Gelora akan memiliki keterwakilan di kursi legilastif pada Pemilu 2024, baik di kursi di DPR, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota.

“Saya yakin perempuan Gelora akan duduk di DPR, DPRD di setiap kota/kbupaten dan provinsi di Pemilu Legislatif 2024. Partai ini memberikan keadilan, tidak ada drisminasi antar gender. Itulah salah satu alasan saya bergabung ke Partai Gelora,” ungkapnya.

Dalam Rakor Perempuan Gelora Kepri ini juga diadakan diskusi yang dihadiri oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Pelindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPPA-PPKB) Provinsi Kepri Misni

Dalam sambutannya, Misni menyampaikan Partai Gelora adalah mitra Pemerintah Provinsi Kepri dalam membangun Kepri, meskipun sebagai partai politik baru.

“Salam dari Ibu Marlin Agustina, Wakil Gubernur Kepri, beliau memohon maaf tidak bisa hadir dan mewakilkan kepada saya untuk hadir dalam diskusi ini,” kata Msni.

Misni berharap kaum perempuan di Partai Gelora tidak sekedar menjadi pelengkap kuota 30 persen perempuan semata. Tetapi harus multitasking, mampu mengangkat derajat perempuan dan anak dalam bentuk produk hukum, serta kebijakan politik.

“Semakin banyak perempuan yang aktif dalam politik, menjadi penanda meningkatnya indeks pembangunan manusia. Majunya negara juga dapat diihat dari berdayanya perempuan di segala bidang, termasuk politik,” katanya.

Ratih menyampaikan ucapan terima kasih atas sambutan hangat dari Pemerintah Provinsi Kepri atas kehadiran Partai Gelora yang ibaratnya baru seumuran ‘Jagung’, tetapi sudah mendapatkan sambutan yang luar biasa.

“Sebagai partai baru yang akan merayakan HUT-nya ke-2 pada 28 Oktober nant, Partai Gelora adalah partai terbuka dan siap berkolaborasi dengan siapa saja, termasuk Pemerintah Provinsi Kepri. Semoga kesempatan berikutnya, ada kolaborasi nyata lagi Partai Gelora dan Pemerintah Provinsi Kepri untuk meningkatkan peran perempuan,” harap Ratih.

Lahir di Masa Krisis, Partai Gelora Dianggap Wakili Situasi Hati Masyarakat

, , , ,

Partaigelora.id – Ketua DPW Partai Gelora Indonesia Jawa Barat (Jabar), Haris Yulian mengungkapkan, berdasarkan hasil survey internal, semua orang yang tertarik dan memilih bergabung ke Partai Gelora, alasannya karena memiliki visi dan misi yang dianggap mewakili masyarakat.

“Kita meyakini, masyarakat kita sudah cerdas dan melek politik. Dan politik ini tidak melulu tentang bantuan sembako,” katanya dalam Rapat Koordinasi Daerah Pemilihan Partai Gelora DPW Jabar, di Hotel Horison, Sabtu (23/10/2021).

Menurut Haris, Partai Gelora lahir dari masa krisis akibat pandemi Covid-19. Kondisi ini, kata Haris, menjadi satu-satunya partai yang dianggap mewakili kondisi masyarakat pemilih.

“Partai Gelora lahir di masa krisis global yang mempengaruhi krisis di level nasional. Salah satunya krisis akibat pandemi Covid-19. Inilah yang membuat kita optimis dapat mewakili masyarakat pemilih untuk keluar dari krisis ini,” ujarnya.

Partai Gelora, lanjut Haris, memiliki peta jalan untuk Indonesia menjadi lima besar dunia. Dengan visi ini, peta jalan tersebut diturunkan ke level wilayah dan daerah, bahkan menjadi kesadaran bersama di setiap individu.

“Kita terus kampanyekan tentang pentingnya Indonesia menduduki lima besar dunia, yang bisa ikut melakukan penataan dunia. Krisis inilah yang membuat Indonesia harus mengambil keputusan eksistensial bagi bangsa ini,” paparnya.

Kampanye politik bagi Partai Gelora, adalah sebuah literasi politik bagi masyarakat Indonesia, khususnya Jawa Barat. Pasalnya, krisis Covid-19 ini akan memberi efek domino terhadap kondisi bangsa Indonesia.

“Angka kemiskinan Indonesia pada masa pandemi Covid-19 ini, mencapai dua digit. Disinilah dibutuhkan literasi politik kepada masyarakat pemilih, agar masyarakat bisa mengambil keputusan politik melalui peta jalan keluar dari krisis,” paparnya.

Sementara itu, Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Anis Matta dalam sambutannya mengungkapkan, Jawa Barat menjadi tolok ukur dalam kontestasi Partai Gelora di tingkat nasional.

Sebagai partai baru, kata Anis Matta, Partai Gelora sudah memiliki elektabilitas tinggi dibandingkan partai baru yang lainnya.

“Saya optimis, Partai Gelora Indonesia menjadi pilihan publik agar bisa reborn dari krisis ke lima besar dunia,” paparnya.

Pemerintah Diminta Batalkan yang Tidak Prioritas, karena Akan Perburuk Fiskal dan Menambah Jumlah Utang

, , , , , , , ,

Partaigelora.id – Pemerintah diminta membatalkan dua megaproyek besar, yakni pemindahan ibukota baru dan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, karena dianggap membebani keuangan negara dan memperburuk fiskal yang tengah defisit akibat penanganan pandemi Covd-19.

Hal itu disampaikan ekonom senior Rizal Ramli dalam Gelora Talk bertajuk ‘APBN di antara Himpitan Pajak dan Utang Negara’ yang disiarkan live streaming di Channel YouTube Gelora TV, Rabu (20/10/2021).

“Kita enggak punya uang untuk membangun ibu kota baru, atau proyek ini atau proyek itu. Tapi mereka paksakan juga, bikin Ibukota baru misalnya,” kata Rizal Ramli.

Menurut dia, pemindahan ibukota baru dan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, bukan prioritas untuk saat ini dan tidak perlu dipaksakan kelanjutan pembangunannya.

Selain kondisi APBN yang tergerus sangat dalam, kata Rizal Ramli, utang Indonesia juga semakin membengkak. Untuk membayar pokok pinjaman saja, lanjutnya, negara harus menggelontorkan dana Rp 400 triliun.

“Kemudian membayar bunga pinjaman sebesar Rp 370 triliun, sehingga total utang yang harus dibayar negara tahun ini  Rp 730 triliun,” katanya.

Sementara Menteri Keuangan tahun 1998 Fuad Bawazier mengatakan, pemerintah dinilai telah salah jalan mengeluarkan Perppu 1/2020 ditambah lagi dengan adanya UU Pajak baru (HPP). Sebab, hal ini tidak bisa meningkatkan pendapatan negara.

Saat akan membuat UU tentang perpajakan, lanjutnya, bisa diketahui berapa target yang akan diperoleh. Karena, pajak adalah soal angka dan detail. Namun meski UU sudah diubah, narasinya tetap propaganda dan retorika politik belaka  tanpa ada angka.

Fuad Bawazier juga menilai pemerintah berlaku tidak adil dalam pengenaan pajak, dimana negara kembali memberikan tax amnesty jilid II kepada orang-orang yang melakukan korupsi, sementara rakyat diberikan kenaikan PPn sebesar 11-12 persen.

“Negara negara lain tidak ada yang seperti itu. Saya dari pertama sudah haqqul yakin ini ada unsur kekuatan eksternal yang nitipin,” ujarnya.

Karena itu, mengingatkan agar pemerintah menaikkan penerimaan dan menekan belanja. Khususnya untuk hal-hal yang tidak terlalu perlu dan tidak ada urgensinya.

“Jika diteruskan, maka keuangan negara akan terpuruk semakin dalam. Dimana ancaman krisis fiskal sudah terlihat semakin nyata,” katanya. 

Sedangkan Anggota Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun menilai kebijakan pemindahan ibukota baru dan proyek kereta cepat Jakarta Bandung sudah ditetapkan jauh hari sebelum pandemi Covid-19 berlangsung.

“Sekarang kelanjutannya. Ada perubahan yang berubah dari skenario awal. Bila ada situasi berubah, maka upaya yang dilakukan juga berubah. Apalagi,  perubahan situasinya sangat serius. Siapa yang bisa menguji kedalaman pandemi? Tiga bulan lalu, siapa yang bisa memperkirakan saat ini konfirmasi kasus positif di bawah 1000,” kata Misbakhun.

Misbakhun menganggap wajar jika semasa awal pandemi pemerintah menarik utang dari berbagai sumber karena mengalami defisit APBN, yang juga dialami negara lain selama masa pandemi.

Namun, utang yang menumpuk itu bisa diimbingi dengan belanja yang berkualitas dan dirasakan langsung oleh rakyat sampai pada hal-hal yang utama seperti peningkatan kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan.

“Fungsinya pajak disitu, dipungut itu untuk kepentingan rakyat. Bagi saya mari kita awasi bersama upaya pemerintah memungut pajak dan upaya kualitas belanja ini. Disitulah kita bisa mengukur manfaat dari APBN,” katanya.

Menurut Misbakhun, perencanaan APBN itu direncanakan tidak hanya dari sisi penerimaan saja, tetapi juga belanja. Untuk mengatasi utang itu, maka penerimaan pajak harus digenjot. Sehingga jika tax ratio rendah, bukan untuk diratapi, tetapi dicarikan jalan keluarnya. 

Anggota Komisi XI DPR RI ini menegaskan, siapa pun menteri ataupun presidennya, maka ketika menghadapi situasi pandemi seperti saat ini bukan tidak mungkin akan mengambil langkah taktis, sebagai langkah antisipatif mengatasi penyebaran wabah dan dampak perekonomian di dalam negeri.

“Pandemi ini juga menjadi ujian bagi para pemimpin, mengenal kelas ujiannya, leadership-nya, dan bagaimana mencari langkah antisipasi terhadap situasi dan keadaan yang ada,” katanya.

Ketua Bidang Kebijakan Publik DPN Partai Gelora Indonesia Achmad Nur Hidayat mengatakan, pemerintah diminta tidak sembrono dalam mengelola APBN, karena akan berpengaruh pada generasi berikutnya.

“Mengelola APBN saya kira jangan sembrono. Ini menjadi konsen Partai Gelora untuk kita saling berdiskusi melihat masa depan APBN kita. Kalau APBN sembrono, gimana untuk generasi berikutnya,” kata Achmad Nur Hidayat.

Ia mengungkapkan, Partai Gelora sempat mendapat kritik ketika mengundang Rizal Ramli, Fuad Bawazier dan Mukhamad Misbkahun.

Namun, ketiga narasumber tersebut telah menjelaskan berbagai persoalan APBN dan pajak secara lugas, detil dan indah untuk menjadi masukan bagi pemerintah agar lebih baik lagi dalam mengelola negara.

Sehingga diskusi menjadi lebih menarik dan memberikan pencerahan dan pengetahuan (knowledge), dimana diskusi tidak hanya sekedar mengkritik, tetapi juga memberikan solusi terhadap berbagai persoalan bangsa saat ini.

“Mari bersama-sama membangun bangsa dan negara Indonesia menuju lima besar dunia,” pungkas Achmad Nur Hidayat.

Viral! UMKM Terancam Denda Rp 4 M, Partai Gelora Angkat Bicara

, , , , ,

Partaigelora.id – Media sosial Twitter dihebohkan dengan curhatan salah satu warganet yang membagikan cerita seorang pelaku usaha UMKM makanan beku (frozen food) yang terancam dipenjara hingga didenda sebesar Rp 4 miliar karena tidak memiliki izin edar, Perizinan Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

Menanggapi hal ini, Ketua Bidang UMKM dan Ekonomi Keluarga (Ekkel) DPN Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Srie Wulandari mengatakan, aturan tersebut memang benar diatur dalam PP No.21  Tahun 2021 tentang Kemudahan, Pelindungan, Dan Pemberdayaan Koperasi Dan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah.

PP 7 Tahun 2021 ini, bagian dari 49 peraturan turunan UU No.11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, yang salah satunya merevisi  UU No.20 Tahun 2008 tentang UMKM.

Sehingga kriteria UMKM menjadi sangat luas dari sisi omzet dan asset yang diatur dalam PP tersebut, berbeda dengan kriteria dari UMKM itu sendiri yang diatur dalam UU No.20 Tahun 2008.

“Tetapi kenyataannya dilapangan, teman -teman pelaku usaha Mikro masih bergelut dengan omset yang belum memadai karena banyak masalah internal sendiri yang mereka masih harus selesaikan,” kata Srie Wulandari dalam keterangannya, Selasa (19/10/2021).

Menurut dia, pemerintah sebaiknya melakukan sosialisasi terlebih dahulu peraturan tersebut kepada pelaku UMKM, sebelum diberlakukan secara resmi agar tidak menimbulkan polemik di masyarakat dan merugikan pelaku UMKM.

“Pemerintah harus terus melakukan sosialisasi kepada pelaku UMKM ini agar memahami segala peraturan yang diimplementasikan, kemudian tentu saja dengan kemudahannya,” kata Coach Wulan, sapaan akrabnya.

Coach Wulan mengungkapkan, ijin berbayar bagi pelaku usaha UMKM di BPOM seperti diatur dalam PP 7 Tahun 2021 sangat mahal, sehingga pelaku UMKM terutama usaha mikro harus menabung dulu untuk mengurus perijinannya, sementara jualannya harus berjalan terus.

“Oleh karena itu sebaiknya sosialisasi terus dilakukan, bukan mengedepankan pendekatan sanksi terlebih dahulu,” ujarnya.

Partai Gelora, lanjutnya, akan memberikan pendampingan kepada pelaku UMKM, khususnya pelaku usaha mikro di lapangan agar bisa mendapatkan perizinan usahanya.

“Kita sudah siapkan mentor-mentor UMKM melalui gerakan pendampingin. Tim UMKM Gelora terus membantu pelaku UMKM khususnya mikro agar bisa mendapatkan izin-izin tersebut di lapangan. Gerakan ini diharapkan bisa membantu teman-teman pelaku usaha Mikro,” katanya.

Ketua Bidang UMKM dan Ekkel DPN Partai Gelora ini menambahkan, banyak peraturan-peraturan yang dibuat pusat terkait UMKM, terkadang sering tidak singkron dengan peraturan UMKM, sehingga membuat bingung pelaku UMKM.

“Jadi saya kira perlu juga pemerintah pusat bersama-sama pemerintah daerah melakukan sosialiasi peratutan, beserta kemudahan-kemudahannya. Dengan sinergi dengan berbagai pihak termasuk juga dengan para tim pendamping UMKM akan bisa membuat lebih cepat akselerasinya” pungkas Coach Wulan.

Mahfuz Sidik: Politik Jangan Rusak Prinsip Ummatan Washatan

, , , ,

Partaigelora.id – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Mahfuz Sidik mengatakan, kultur Ummat Islam Indonesia adalah berada di tengah-tengah atau moderat.

Namun akibat pemahaman yang tidak utuh selama ini, kerap dijadikan sebagai agenda politik, sehingga seringkali memicu ekstrimisme pemikiran dan sikap beragama yang salah.

“Kultur dasar muslim di Indonesia itu ummat tengahan (ummatan washatan). Tapi pemahaman yang tidak utuh dan agenda politik,  yang seringkali memicu ekstremisme pemikiran dan sikap beragama,” kata Mahfuz Sidik dalam keterangannya, Minggu (17/10/2021).

Hal ini disampaikan Mahfuz dalam webinar Moya Institute bertajuk ‘Umat Islam Indonesia: Ummatan Wasathan’ secara daring di Jakarta, Jumat (15/10/2021).

Menurut Mahfuz, menjadi orang Indonesia itu takdir. Sementara menjadi Muslim, Nasrani, Hindu, dan Budha adalah pilihan. Perbedaan pilihan keyakinan agama bertemu dalam kesamaan takdir, yaitu orang Indonesia.

Maka agenda politik keumatan, seharusnya justru untuk memperkuat takdir bersama Indonesia. Bukan malah sebaliknya, memecah-belah Indonesia.

“Budaya ummat tengahan akan kuat jika pemahaman terhadap ajaran Islam terus dibangun dan politisi tidak menjadikan sentimen agama sebagai alat dan agenda politik,” katanya.

Sentimen keagamaan tentu saja dapat mengganggu konsep ummatan wasathan, serta memunculkan potensi terjadinya kembali pembelahan politik dan masyarakat yang luar biasa seperti pada Pemilu 2019 yang lalu.

“Konsep ummatan wasathan merupakan konsep masyarakat harmonis, moderat, dan berdiri di tengah sehingga dapat diterima oleh semua pihak,” katanya

Menurut dia, apabila pembelahan politik terjadi lagi pada Pemilu 2024, maka konsep ummatan wasathan akan kembali porak poranda, karena beda pilihan politik, akibat agama di politisasi.

“Ketika Pilpres 2019 lalu, pembelahan politiknya luar biasa. Bahkan, sampai ada perceraian akibat perbedaan pilihan capres. Jadi pernikahan yang merupakan wahana ibadah dalam Islam, bisa porak-poranda akibat pilihan politik. Ini akibat dari politisasi agama,” ujarnya

Mahfuz menjelaskan, ada dua esensi tentang ummatan wasathan, yang pertama adalah kebaikan atau al khairiyah. Dan yang kedua adalah prinsip keadilan atau keseimbangan.

Sedikit saja bergeser dari dua nilai tersebut, sambung dia, akan menjauh dari masyarakat ummatan wasathan, bahkan bisa membuat umat Islam menjelma menjadi faktor yang destruktif.

“Penyimpangan dari prinsip ummatan wasathan terjadi bukannya hanya karena faktor politik, tetapi faktor pemahaman,” katanya.

Terkait faktor pemahaman, Mahfuz mencontohkan, pengalaman tiga tahun lalu, ketika ia meminta pengurus mushala di dekat rumahnya mengecilkan volume pengeras suara karena di rumahnya ada balita sakit.

“Namun isu yang muncul kemudian adalah ada ‘orang politik’ yang melarang azan di mushala, isu yang membuat saya harus memberi klarifikasi,” ujar Mahfuz.

Persoalan pengeras suara itu, lanjut dia, menunjukkan dalam ummatan wasathan, diperlukan pemahaman keislaman yang baik, misalnya suatu mushala dengan speaker yang bersuara kencang itu ada di sebuah kampung yang cuma berisi 20 rumah dengan jarak berjauhan, maka hal itu baik.

“Namun bila kampung itu sudah berisi 200 keluarga dan gang-gang di situ sudah sempit, maka speaker yang kencang justru akan mengganggu sendi-sendi kehidupan. Ini satu contoh, betapa faktor pemahaman keislaman yang baik itu sangat penting,” tandasnya.

Karena itu, Mahfuz berharap agar Umat Islam dapat memahani konsep Ummatan Wasathan di tengah-tengah masyarakat agar diterima oleh semua pihak, dan tidak terpengaruh oleh politisasi agama kelompok tertentu.

“Jadi bila kita mau membangun masyarakat yang Ummatan Wasathan, maka kebaikan dan keadilan atau keseimbangan harus menjadi nilai dan orientasi kita bersama,” pungkasnya.

Alamat Dewan Pengurus Nasional

Jl. Minangkabau Barat Raya No. 28 F Kel. Pasar Manggis Kec. Setiabudi – Jakarta Selatan 12970 Telp. ( 021 ) 83789271

Newsletter

Berlangganan Newsletter kami untuk mendapatkan kabar terbaru.

X