Category: Gelora Terkini

Gencatan Senjata Menunjukkan Kekuatan Militer Palestina Saat Ini Meningkat

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menilai Palestina telah memenangkan pertempuran dengan Israel selama 11 hari yang berakhir dengan gencatan senjata dari pihak Isarel.

“Meskipun jatuhnya korban sipil di Gaza banyak, tapi secara militer Palestina memenangkan pertempuran dengan Israel. Untuk pertama kalinya instalasi obyek vital Israel kena serangan,” kata Anis Matta dalam acara Halal bi Halal dan Dialog tentang Palestina di Gelora Media Centre, Jakarta, Jumat (21/5/2021).

Karena itu, gencatan senjata ini sekaligus juga membuktikan bahwa kekuatan militer Palestina tidak bisa lagi dipandang sebelah mata oleh Israel.

Instalasai obyek vital yang kena serangan, kata Anis Matta, sekarang tidak hanya fasilitas bandara, tetapi juga kilang minyak dan beberapa fasilitas obyek vital lainnya.

Hal ini, lanjut Anis Matta, membuat para pemimpin Israel tidak cukup memiliki keberanian untuk melakukan serangan darat.

“Awalnya saya menduga akan ada serangan darat, tetapi ternyata tidak ada. Secara mental Israel tidak punya keberanian yang cukup untuk melakukan serangan darat,” katanya.

Menurut dia, sasaran rudal Israel terhadap warga sipil Palestina di Gaza, terkesan hanya untuk menghentikan serangan roket pejuang Hamas ke Israel.

Terbukti, Kabinet Israel menyetujui keputusan gencatan senjata dengan Palestina yang mulai berlaku pada Jumat (21/5/2021) pukul 02.00 dini hari waktu setempat.

“Ketakutan Israel ini menjadi catatan penting, sejak penjajahan Israel terhadap Palestina. Rakyat Palestina sudah punya kesiapan penuh untuk merdeka. Dan jika sewaktu-waktu merdeka, bukan merupakan hadiah dari Israel,” katanya.

Kendati begitu, Anis Matta menyambut baik terjadinya gencatan senjata antara Israel dan Palestina, karena korban terbesar tewas dan luka-luka adalah masyarakat sipil, terutama warga Palestina

“KIta ikut bergembira gencatan senjata telah dilakukan antara Israel dengan Hamas. Kita harapkan kedua pihak konsisten dengan gencatan senjata,” ujarnya.

Namun, Sekretaris Jenderal Partai Gelora Mahfuz Sidik menilai, gencatan senjata bukan berarti menyelesaikan persoalan konflik yang terjadi antara Palestina-Israel selama ini.

“Gencatan senjata bukan berarti persoalan selesai, tetapi proyeksi kita kedepan bagaimana? Skenario penyelesaian bersama seperti apa? Itu yang penting,” kata Mahfuz.

Pasukan keamanan Israel atau Israel Defence Force (IDF) sendiri melaporkan sebanyak 4.000 roket telah ditembakan oleh pejuang Hamas ke wilayah yang diduduki oleh Israel selama 10 hari terakhir dalam siaran resminya, Kamis (20/5/2021).

Roket yang diluncurkan oleh milisi Hamas ke Israel, jauh lebh banyak dari perang antara Palestina dan Israel pada 2018 lalu. Ketika itu, pejuang Hamas meluncurkan lebih dari 400 roket saja ke Israel

70 Persen Negara di Dunia Sudah Mengakui Palestina, Kemenlu Diminta Desak AS dan Uni Eropa

, , , , , ,

Partaigelora.id – Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menilai dukungan 138 negara di dunia atas kemerdekaan Palestina sebagai negara merdeka dan berdaulat, tidak lagi dibawah kendali Israel saat ini harus bisa dimanfaatkan secara maksimal Indonesia.

Indonesia bisa meningkatkan perannya dalam berdiplomasi dengan melakukan lobi terhadap ‘goverment to goverment’ dan ‘people to people’ ke 138 negara tersebut, terutama Amerika Serikat dan Uni Eropa

“Saat ini sudah ada 138 negara yang mengakui kemerdekaan Palestina, berarti sudah 70 persen negara di dunia yang mengakui. Tetapi pertanyaannya, kenapa Amerika Serikat mempertahankan Israel dan menolak kemerdekaan Palestina,” kata Henwira Halim, Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri DPN Partai Gelora Indonesia dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (19/5/2021).

Hal itu disampaikan Henwira dalam diskusi ‘Akankah Palestina Segera Merdeka’ yang diselenggarakan Al Quds Volunteer Indonesia pada Senin (17/5/2021) malam lalu.

Menurut Henwira, selama AS masih membackup penuh Israel, maka akan dibutuhkan upaya lebih besar untuk memerdekakan Palestina ddari penjajahan negara Yahudi itu.

“Jadi selama Amerika Serikat terus membacking Israel, maka semakin rumit dan dibutuhkan effort (upaya) yang besar untuk mencapai kemerdekaan Palestina,” katanya.

Untuk membentuk sebuah negara merdeka dan berdaulat, kata Henwira, diperlukan empat syarat, yakni populasi, wilayah, pemerintahan dan pengakuan.

Namun, karena pertarungan kepentingan geopolitik global, kemerdekaan Palestina terus terganjal, meski 70 persen negara didunia sudah memberikan dukungan.

Sebab, Amerika Serikat dan sebagian negara Barat ingin mempertahankan pengaruhya di Timur Tengah (Timteng) dengan memberikan dukungan kepada Israel.

Dukungan kepada Israel tersebut, adalah untuk mempertahankkan pengaruh mereka baik secara politik, keamanan, investasi dan upaya melakukan eksplorasi dalam mendapatkan sumber daya alam baru.

“Palestina ini korban politik geopolitik global. Warga Palestina yang jadi korban kolateral (agunan) geopolitik, sehngga Amerika ragu-ragu mengutuk Israel, apalagi mengambil tindakan tegas,” katanya.

Namun, sikap AS tersebut mulai bergeser oleh tekanan perkembangan internasional mengenai Palestina, serta dinamika politik dan sosial yang terjadi di dalam negeri negeri Paman Sam itu sendiri.

Bahkan para Senator dari Partai Demokrat juga sudah mendesak agar segera ada genjatan senjata antara Israel-Palestina, dan meminta Presiden AS Joe Biden bersikap keras ke Israel

“Senator Demokrat menilai Israel sudah dianggap tidak punya moral, tidak demokratis dan rasis, bahkan apartheid. Kalau sudah menuduh rasis dan apartheid itu sudah tuduhan berat. 28 Senator dari demokrat ingin ada genjatan senjata dan meminta Presiden Joe Biden keras kepada Israel,” katanya.

Henwira menjelaskan, saat ini di publik AS sudah ada pergeseran pemahaman yang berbeda mengenai Palestina dan Islam, yang menganggapnya bukan lagi terorisme, tetapi sudah menyangkut sisi kemanusian.

“Selama ini mengatakan, haknya Israel membela diri. Menyerang roket memang salah, tetapi ketika tidak ada harapan merdeka, putus asa, sikap warga Palestina juga tidak bisa disalahkan. Jadi ada pergerseran pemahaman,” kata Peneliti Seniior LESPERSSI ini.

Karena itu, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) diharapkan bisa memainkan perannya lebih dalam untuk mendesak AS dan Uni Eropa, serta negara di dunia lainnya melalui ‘govermment to goverment’ dan menarik simpati masyarakatnya ‘people to people’ .

“Kita merdeka juga karena ada tekanan internasional kepada Belanda, harus ada diplomasi mengajak negara lain. Tetapi people to peolpe juga penting supaya nyambung agar AS dan Uni Eropa mengajak warganya sendiri untuk mendukung kemerdekaan Palestina. Ini bisa difaslitasi kedutaan,” pungkas Henwira.

Indonesia Bisa Jadi Kekuatan Baru Dorong Kemerdekaan Palestina

, , , , ,

Partaigelora.id – Mantan Ketua Komisi I DPR RI Mahfuz Sidik 2010-2016 mengatakan, Indonesia saat ini bisa mengambil peran lebih sebagai kekuatan baru untuk mendorong kemerdekaan Palestina sebagai negara merdeka, di tengah melemahnya kekuatan kawasan timur tengah.

Yakni dengan mendorong proses konsolidasi dan rekonsilasi dua kekuatan politik utama di Palestina, yakni Fatah dengan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO)-nya di Tepi Barat dan Hamas di Gaza.

“Kalau kita ingin mempercepat kemerdekaan Palestina, maka kita harus mendorong rekonsilasi dan konsolidasi kekuatan politik di Palestina untuk bersatu. Nah Indonesia mampu mengambil posisi itu,” kata Mahfuz dalam diskusi ‘Akankah Palestina Segera Merdeka’ yang diselenggarakan Al Quds Volunteer Indonesia, Senin (17/5/2021) malam.

Menurut dia, kekuatan kawasan yang selama ini didominasi Liga Arab, kemudian juga Iran dan Turki sedang melemah, sehingga perhatian dan dukungan terhadap Palestina berkurang, termasuk soal pendanaan.

Beberapa negara-negara yang tergabung di Liga Arab banyak terlibat konflik politik dan perang di kawasan. Sedangkan Iran masih dianggap musuh oleh sebagian negara arab karena paham Syiahnya, sementara Turki menghadapi tekanan politik dan ekonomi di dalam negerinya.

“Jadi Indonesia bisa mengambil peran lebih besar, basis politik kita jelas ada di konstitusi. Dari Presiden Soekarno hingga pemerintahan Jokowi (Joko Widodo), sikapnya jelas. Dukungan masyarakat juga sangat luas. Saat kekuatan di kawasan timur tengah melemah, peran Indonesia bisa semakin penting,” katanya.

Sekretaris Jenderal Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia ini berharap pemerintahan Jokowi wujudkan kemauan politik untuk mengambil peran lebih besar dalam mendorong kemerdekaan Palestina, meskipun jalannya tidak mudah.

“Indonesia bisa menjadi kekuatan baru yang bisa menyatukan politik pemerintahan di Palestina dan masyarakatnya. Kita sudah punya pengalaman kemerdekaan. Indonesia juga bisa menggalang dukungan 138 negara yg sudah mengakui negara Palestina melalui jalur diplomasi internasional,” ujarnya.

Persoalan mendasar saat ini di Palestina memang masih terjadi pembelahan. Tidak hanya soal wilayahnya yang terbelah antara Tepi Barat dan Gaza, tetapi juga menyangkut soal pemerintahan otoritas palestina yg terbelah.

Dua kekuatan politik di Palestina antara PLO (Fatah) dan Hamas diharapkan bisa bersatu kembali untuk membentuk pemerintahan Palestina merdeka yg kokoh.

“Palestina harus mampu melewati itu. Itu prasyarat dasar menuju kemerdekaan yg berdaulat,” ujarnya.

“Sekali lagi Indonesia bisa mengambil peran lebih besar di tengah melemahnya kekuatan kawasan timur tengah. Yaitu mendorong rekonsiliasi dan konsolidasi politik nasional di Palestina, lalu menggalang dukungan 138 negara yg sudah mengakui negara Palestina untuk memperjuangkan kemerdekaan penuh negara Palestina.” tutup Mahfuz.

Miliki Hubungan Historis, Anis Matta: Kemerdekaan Palestina Adalah Misi Konstitusi Kita

, , , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menegaskan, Palestina merupakan salah satu negara yang sejak awal mendukung kemerdekaan Indonesia.

Karena itu, memerdekakan bangsa Palestina dari penjajahan zionis Israel merupakan kewajiban moral sekaligus amanah konstitusi bagi bangsa Indonesia yang sejak awal telah memiliki hubungan historis diantara kedua negara.

“Palestina adalah salah satu negara yang sejak awal mendukung kemerdekaan Indonesia. Karena itu, semangat mereka ada di setiap nafas kita. Kita punya kewajiban moral, historis dan kemanusiaan untuk menghentikan penindasan atas Palestina,” kata Anis Matta dalam keterangannya, Minggu (16/5/2021).

Menurut Anis, sejak awal para pendiri bangsa (foundung fathers) memiliki satu misi suci yang memberikan kebebasan dan kemerdekaan kepada seluruh bangsa di dunia, serta melenyapkan segala bentuk penjajahan dari seluruh muka bumi.

“Oleh karena itu, rasa senasib dan sepenangungan yang dialami oleh rakyat Palestina mengalir deras kepada bangsa Indonesia. Itu sebabnya, memerdekakan Palestina adalah misi konstitusi kita yang sangat suci,” tegas Anis Matta.

Bahkan Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 di Bandung yang digagas oleh Soekarno (Bung Karno), Presiden RI pertama yang juga Proklamator, menurutnya, juga bertujuan untuk memerdekakan negara-negara di kawasan Asia dan Afrika dari penjajahan, diantaranya mendukung kemerdekaan bangsa Palestina.

“Jadi Bung Karno membuat Konferensi Asia Afrika itu untuk mendorong kemerdekaan negara-negara di Asia-Afrika. Semua negara sudah merdeka, yang paling akhir itu Afrika Selatan. Dan satu yang terakhir, adalah Palestina. Ini adalah misi terakhir yang harus kita tuntaskan dalam misi konstitusi kita,” tandasnya.

Anis Matta lantas menjelaskan, sejarah awal mula penguasaan lahan atau tanah Palestina oleh zionis Israel yang telah direncanakan kaum Yahudi sejak 100an tahun lalu, melalui organisasi zionis yang didirikan Theodor Herzl pada tahun 1882. 

Herzl ini secara khusus disebut namanya dalam Deklarasi Kemerdekaan Israel dan secara resmi diberi sebutan sebagai ‘bapa rohani Negara Yahudi’ (the spiritual father of the Jewish State).

“Mulanya zionis punya empat pilihan negara untuk menampung kaum Yahudi, yakni Palestina, Argentina, Uganda dan Mozambik. Tapi kemudian memilih Palestina, karena justifikasi keagamaan akan memudahkan mobilisasi global kaum Yahudi untuk bermigrasi ke Palestina,” katanya.

Pendirian negara Israel untuk kaum Yahudi di tanah Palestina ini mendapatkan dukungan dari PM Inggris Arthur Balfour saat berkecamuknya Perang Dunia I dan bertepatan dengan terjadinya peristiwa Holocaust yang dilakukan oleh penguasa Jerman Adolf Hitler.

“Arthur Balfour memberikan dukungan penuh Inggris terhadap misi zionis membentuk negara Israel di Palestina melalui surat ke Rothschild (Patriark Mayer Amschel Rothschild, bankir nomor satu di benua Eropa abad ke-18) saat berkecamuknya Perang Dunia I,” jelasnya.

Rothschild yakin pasukan sekutu yang didalamnya ada Inggris dan Prancis dapat mengalahkan Ottoman Imperium (Kesultanan Utsmaniyah, Turki)  dan membuat perjanjian membagi kekuasaan Ottoman, termasuk wilayah Palestina.

Perjanjian itu dikenal dengan Perjanjian Sykes Picot. Dalam perjanjian itu, Yerussalam akan dikelola sebagai brown area yang akan dikelola internasional, namun akhirnya diambil oleh Inggris pada tahun 1920.

“Dalam ruang pergerseran geopolitik inilah pengambil-alihan Palestina berlangsung. Dukungan Inggris melalui Deklarasi Balfour dan Perjanjian Sykes Picot, serta kemenangan Inggris dan Prancis dalam Perang Dunia I mempercepat ekspansi teritorial dan demografis kaum zionis untuk membentuk negara Israel semakin cepat,” katanya.

Akibatnya, jumlah kaum Yahudi yang tadinya pada 1882 hanya 3 persen dari 460 ribu penduduk Palestina, dalam kurun waktu 70 tahun menjadi 31,5 persen dari 2.065.000 penduduk di tanah Palestina pada 1948.

“Jadi zionis terencana secara masif untuk melakukan migrasi ke tanah Palestina sebelum negara Israel berdiri pada 1948. Berakibat konflik penguasaan lahan, yang tidak disadari oleh bangsa Palestina dan berujung pada penjajahan,” ujar Anis Matta.

Sayangnya,  PBB juga tidak berpihak kepada bangsa Palestina, justru mendukung Israel melalui Resolusi No.181 Tahun 1947, yang membagi  tanah Palestina menjadi tiga zona, yakni untuk pemerintahan Israel, Palestina dan zona bersama yang dinamakan Al-Quds atau Yerussalem. Namun, akhirnya Al Quds juga dicaplok oleh Israel.

“Singkatnya bila hutang budi, karena tragedi holocaust yang menimpa Yahudi menjadi dasar negara-negara barat mendukung berdirinya negara Israel. Mengapa Palestina yang harus membayarnya? ” tanya Anis Matta.

Lalu, logika apakah yang bisa membenarkan langkah zionis Israel, yang sebelumnya mendapatkan perlakuan Holocaust di Eropa, justru menjadi pelaku pembataian kaum Muslimin di Palestina, tanya Anis Matta lanjut.

“Jadi logika apa yang apa yang membenarkan kaum Yahudi yang menjadi korban pembantaian di Eropa sekonyong-konyong datang ke Palestina dan berbalik menjadi pelaku pembantaian kaum Muslim Palestina?”

Penderitaan rakyat Palestina, lanjut Anis Matta, semakin menjadi-jadi saat mantan Presiden Amerika Serikat (AS) mengakui Yerussalem sebagai ibukota Israel pada 6 Desember 2017 lalu. 

“Pengakuan Trump (Donald Trump) terhadap Al Quds, Yerussalem sebagai ibukota Israel menyempurnakan skenario satu abad zionis. Ini sesuai mimpi Bapak Israel, Theodor Herzl. ‘tidaklah sempurna tanpa Al Quds’, Yerussalem,” pungkas Anis Matta.

Fahri Hamzah Menyeru Presiden Bantu Hentikan Agresi Israel terhadap Rakyat Palestina

, , , , ,

Partaigelora.id – Wakil Ketua  Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) turun tangan mendesak PBB dan komunitas internasional mendesak Israel untuk menghentikan agresi militernya  terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.

“Serangan udara Israel ke jalur gaza 11 Mei 2021 telah  menewaskan 26 orang. Sehari sebelumnya tentara Israel juga menembaki warga palestine yang sedang menjalankan sholat taraweh di masjid Al Aqsa. Indonesia harus bertindak, hentikan  agresi Pak Presiden (Jokowi),” kata Fahri dalam keterangannya, Rabu (12/5/2021).

Menurut Fahri, UUD NRI 1945 mengamanahkan, bahwa  sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

“Sekarang, ketika kebiadaban dan agresi mencipta memar di wajah kemanusiaan Palestina, maka kita menjadi tersadar. Indonesia tidak boleh diam,  tapi juga memerlukan lebih dari sekedar kata-kata dan sikap,” tegasnya.

Mantan Wakil Ketua DPR Periode 2014-2019 menegaskan, salah satu tujuan mendirikan Republik Indonesia adalah Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Oleh sebab itu, maka sesuai dengan amanah dalam pembukaan UUD194,  mengharuskan Indonesia melaksanakan ketertiban dunia agar agresi Israel bisa dihentikan.

“Tangis perempuan dan anak-anak Palestina memekak telinga, tangis bayi dan nestapa terlalu kasat mata. Kehancuran rumah dan tempat ibadah, terutama Masjid Al-Aqsa sebagai kiblat pertama,” ujarnya.

Fahri menilai, inilah momentum bagi Indonesia untuk memulai menjadi pemimpin global dengan memulai memainkan perannya dalam percaturan politik dunia, diantaranya menghentikan agresi Israel dan memerdekakan Palestina.

“Inilah waktu berbuat lebih untuk mengubah wajah dunia, dan seharusnya Indonesia tampil sebagaimana yang dikehendaki oleh para pendiri bangsa. Dunia tidak bisa menunggu Indonesia lebih lama lagi,” pungkas Fahri Hamzah.

Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Anis Matta menambahkan, para pendiri bangsa sejak awal sudah memiliki misi suci dalam membuat konstitusi Indonesia.

Dimana para pendiri bangsa memiliki satu misi suci yang memberikan kebebasan dan kemerdekaan kepada seluruh bangsa di dunia, serta melenyapkan segala bentuk penjajahan dari seluruh muka bumi.

“Oleh karena itu, rasa senasib  dan sepenangungan yang dialami oleh rakyat Palestina mengalir deras kepada bangsa Indonesia. Itu sebabnya,  memerdekan  palestina adalah misi konstitsi kita yang sangat suci,” tandas Anis Matta,

Seperti diketahui, Gaza kembali membara ketika Israel melancarkan tembakan roket dan serangan udara ke wilayah Palestina pada Senin (10/5/2021).

Dikutip Reuters, tembakan roket dan serangan udara Israel terus berlangsung hingga larut malam. Warga Palestina melaporkan ledakan keras di dekat Kota Gaza dan di sepanjang jalur pantai.

Serangan udara Israel ke jalur Gaza hingga Selasa (11/5/2021) telah menewaskan 26 orang.

Sebelumnya, Bulan Sabit Merah Palestina dalam sebuah pernyataan mengatakan, Masjid Al Aqsa, gerbang Damaskus Kota Tua dan distrik Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur mengalami penyerangan pada Jumat, 7 Mei 2021 malam.

Polisi Israel menyerang jemaah yang sedang salat tarawih di Masjid al-Qiblatain di dalam Al Aqsa dengan granat kejut dan peluru karet.

Mereka berusaha membubarkan ibadah khusus di malam Ramadhan tersebut, sementara jemaah terus melakukan tarawih. Penyerangan pasukan keamanaan Israel tersebut mengakibatkan korban luka sebanyak 178 orang.

YES Preneur Kolaborasi dengan HR Academy dan Kemenkop UKM Resmikan Program ‘GEBER UMKM’

, , , , ,

Partaigelora.id – ES Preneur Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia berkolaborasi dengan HR Academy dan Kemenkop UKM meresmikan program bersama ‘GEBER UMKM’ atau Gerakan Bersama Usaha Mikro, Kecil Menengah (UMKM).

“GEBER UMKM ini bertujuan untuk membuka wawasan para pelaku atau pengusaha UMKM untuk naik kelas,” kata Srie Wulandari (Coach Wulan), Ketua Bidang UMKM dan Ekonomi Keluarga (Ekkel) Partai Gelora Indonesia dalam keterangannya, Senin (10/5/2021).

Peresmian program ‘GEBER UMKM ‘ini diresmikan lanngsung oleh Deputi Bidang Mikro Kementerian Koperasi dan UKM Eddy Satria di sela-sela webinar ‘GEBER dalam Mentoring UMKM Menuju Naik Kelas’ pada Sabtu (8/5/2021) lalu.

Webinar yang diinisiasi HR Academy ini menghadirkan narasumber antara lain pakar Kebijakan Publik Narasi Institut Ahmad Nur Hidayat, Praktisi Branding Sanusi dan Praktisi Pemasaran  Zaenal Arifin.

Coach Wulan mengatakan, pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama lebih dari satu tahun ini mengakibatkan sektor UMKM paling terpukul. 

“Hal ini  tidak bisa dibiarkan, kita tentunya harus bangkit dan kembali menaikkan UMKM,” katanya.

Menurut dia, banyak sekali permasalahan yang muncul dan hambatan yang para pelaku atau pengusaha UMKM di Indonesia saat pandemi Covid-19 saat ini.

“Karena itu perlu  memberikan pendampingan, baik bagi pewirausaha pemula maupun pengusaha yang ingin bisnisnya lebih baik lagi,” katanya.

Coach Wulan yang juga CEO HR Academy mengatakan, HR Academy juga telah membentuk HR-UMKM Naik Kelas untuk membantu para pelaku UMKM dalam menghadapi permasalahannya.

Saat ini, kata Coach Wulan, HR-UMKM NAIK KELAS saat ini memiliki lebih dari 3000 anggota. Kemudian  para pelaku UMKM ini melakukan inisiasi GEBER UMKM dalam Mentoring UMKM Menuju Next Level

“Masalahnya UMKM, selama ini adalah tidak dapat mendapatkan pendampingan dalam menjalankan usaha, sehingga mereka masih terus berada di sektor Informal. Dengan pendampingan mereka dapat masuk ke sektor formal,” ujar Coach Wulan.  

HR Academy, lanjutnya, memiliki banyak mentor yang siap diterjunkan untuk melakukan pendampingan. Bahkan HR Academy juga menginisiasi untuk mencetak para mentor UMKM. 

Deputi Mikro Kemenkop UKM  Eddy Satria memberikan apresiasi kepada HR Academy yang bersinergi dengan YES Preneur yang telah menghimpun UMKM dalam sebuah wadah agar bisa naik kelas pada saat meresmikan ‘GEBER UMKM’  pada Sabtu (8/5/2021).

“Mentoring memang sangat diperlukan, target kami harus bisa seluruh pelaku usaha ini memiliki mentor.  Tentu saja Kemenkop UKM mendukung dan mendorong agar para mentor yang lahir dari ‘GEBER UMKM’ ini agar bisa berkolaborasi dengan semua dinas-dinas di wilayah.” ujar Eddy Satria.

Eddy mengungkapkan ada banyak program-program pemerintah yang berkaitan dengan UMKM, mulai dari pendampingan, pelatihan, kurasi, serta  kesempatan bagi yang naik kelas seperti ekspor.

“Kita akan maksimalkan seluruh kemudahan perlindungan dan pemberdayaan UMKM. Dan bagaimana ke depannya UMKM dapat bertransformasi dari informal ke formal,” katanya.

Coach Wulan menambahkan, HR-UMKM Naik Kelas akan fokus untuk membentuk 10.000 mentor yang akan melakukan pendampingan pelaku UMKM di seluruh Indonesia.

Para mentor nantinya akan diberikan pelatihan khusus mengenai pemasaran, digital, branding dan lain-lain.

“GEBER UMKM akan lebih berfokus kepada pembentukan mentor agar dapat tercapai tujuan untuk tersedianya 10.000 mentor yang bis mendampingi para pegiat UMKM di seluruh Indonesia,” pungkasnya.

Partai Gelora Mengutuk Keras Aksi Kekekerasan Israel terhadap Jemaah Palestina di Masjidil Al-Aqsa

, , , , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengutuk keras aksi kekerasan yang dilakukan oleh aparat keamanan Israel terhadap ribuan jemaah di Masjidil Al Aqsa pada Jumat (7/5/2021), malam waktu setempat, yang mengakibatkan ratusan orang terluka, termasuk seorang balita.

“Partai Gelora meminta Israel menghormati hak-hak asasi warga Palestina untuk menjalankan ibadah tanpa ancaman kekerasan oleh aparat Israel,” kata Anis Matta, Ketua Umum Partai Gelora Indonesia dalam keteranganya, Minggu (9/5/2021).

Menurut Anis Matta, PBB dan komunitas internasional harus melakukan intervensi untuk mendesak Israel agar menghormati hukum internasional dan hak-hak asasi rakyat Palestina, termasuk dalam beribadah.

Anis Matta mengaku prihatin melihat kerusuhan yang terjadi dan meminta agar penggunaan kekerasan segera diakhiri supaya tidak jatuh korban lebih banyak lagi terutama di saat menjelang Eid al-Fitri (Idul Fitri).

“Penggunaan kekerasan yang berlebihan oleh aparat Israel dengan menembakkan peluru karet dan granat kejut pada masa bulan Ramadhan di saat puluhan ribu jemaah Muslim sedang berupaya menjalankan ibadah adalah sebuah keputusan yang hanya akan semakin memperuncing permasalahan,” katanya.

Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah menilai apapun pertimbangan keamanan Israel mengenai besarnya kerumunan jemaah yang hendak beribadah menyambut malam Laylat al-Qadr, harusnya pemerintah Israel bekerjasama dengan pihak otoritas Palestina,  bukan secara sepihak.

“Sehingga tidak mengakibatkan ketegangan kian memuncak dan memancing aksi kerusuhan. Keamanan Israel juga terlalu mudah menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan masalah, ketimbang mengedepankan dialog dan pendekatan kemanusiaan,” kata Fahri Hamzah.

Wakil Ketua DPR Periode 2014-2019 ini menilai insiden tersebut, merupakan kekerasan terburuk di Al Aqsa sejak beberapa tahun terakhir.

“Hal ini merupakan titik kulminasi berbagai kebijakan pemerintah Israel yang semakin keras dalam menindas hak-hak asasi rakyat Palestina,” ujarnya.

Fahri menilai kebijakan pemerintah Israel yang melakukan penggusuran, membangun pemukiman bagi warganya,  pembatasan mobilitas warga Palestina, termasuk dalam menjalankan ibadah ke Al Aqsa, merupakan kebijakan yang cenderung apartheid dan menghancurkan rasa percaya antara warga Israel dan Palestina.

“Sangat disayangkan bahwa pemerintah Israel terus menerus memainkan eskalasi ketegangan di antara warga Israel dengan warga Palestina demi mempertahankan kekuasaannya ketimbang berupaya mencari solusi politik yang adil dan damai demi kepentingan dan kesejahteraan bersama,” katanya.

Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Henwira Halim menambahkan, solusi politik tersebut hanya bisa dicapai jika ada upaya serius untuk membangun kembali kepercayaan antara warga Israel dan Palestina agar perundingan dapat berlangsung dengan konstruktif.

“Akan sangat sulit untuk melakukan perundingan mencari kata sepakat jika berbagai kebijakan destruktif pemerintah Israel terhadap rakyat Palestina terus berlangsung,” kata Henwira.

Henwira meminta pemerintah Indonesia, PBB, serta komunitas internasional atas nama kemanusiaan yang adil dan beradab agar sesegera mungkin bersama-sama mendesak Israel menghentikan perbuatan melawan hukum Israel.

Yakni aksi penggusuran pemukiman Palestina, termasuk rencana penggusuran warga di pemukiman Sheikh Jarrah dan Silwan di Jerusalem.

“Sulit membayangkan bahwa pemerintah Israel akan sukarela duduk di meja perundingan untuk mencapai sebuah solusi politik yang adil dan damai, tanpa adanya intervensi PBB dan komunitas internasional,” tegas Henwira Halim.

Seperti diketahui, Bulan Sabit Merah Palestina dalam sebuah pernyataan mengatakan, Masjid Al Aqsa, gerbang Damaskus Kota Tua dan distrik Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur mengalami penyerangan pada Jumat, 7 Mei 2021 malam.

Polisi Israel menyerang jemaah yang sedang salat tarawih di Masjid al-Qiblatain di dalam Al Aqsa dengan granat kejut dan peluru karet.

Mereka berusaha membubarkan ibadah khusus di malam Ramadhan tersebut, sementara jemaah terus melakukan tarawih. Penyerangan pasukan keamanaan Israel tersebut mengakibatkan korban luka sebanyak 178 orang.

Anis Matta: Situasi Krisis, Indonesia Membutuhkan Narasi yang Menyatukan

, , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Anis Matta mengatakan, sebagai bangsa saat ini diperlukan sebuah narasi bersama yang menyatukan, bukan justru memperdalam pembelahan di masyarakat.

Narasi bersama itu, seperti ketika masyarakat Indonesia saat bersatu memperjuangkan kata ‘merdeka’ pada masa kemerdekaan dulu.

“Jadi dari pengalaman masa lalu dan melihat konstelasi geopolitik hari ini, yang dibutuhkan adalah satu model blending politik baru yang berbasis pada pendalaman arah baru bagi negara kita,” kata Anis Matta dalam diskusi Moya Institute bertajuk ‘Prospek Poros Islam dalam Kontestasi 2024’ secara daring di Jakarta, Jumat (7/5/2021).

Pendalaman arah baru tersebut, ia sebut sebagai arah baru masa depan Indonesia, sehingga semua masyarakat bisa berkolaborasi dan bersatu mencapai tujuan yang sama.

“Saya ingin sebut arah sejarah baru. Situasinya mirip dengan situasi kita menjelang kemerdekaan, kita perlu satu kata yang menyatukan kita,” katanya.

Anis Matta menilai politik identitas, termasuk pembentukan Poros Islam pada Pemilu 2024 mendatang, bukan solusi dari masalah yang ada.

Hal itu justru hanya akan memperdalam pembelahan di masyarakat yang sudah terjadi sejak dua Pemilihan Presiden (Pilpres) lalu.

Anis Matta menilai wacana tersebut harus dikaji ulang, karena akan membuat kelompok-kelompok kecil di masyarakat semakin banyak, serta bisa merusak rumah besar bangunan Indonesia yang terdiri dari berbagai ras, suku bangsa dan agama.

“Menurut saya ada soal yang jauh lebih signifikan daripada sekadar ide Poros Islam. Ide ini menurut saya hanya akan memperdalam pembelahan yang sedang terjadi di masyarakat,” katanya.

Anis Matta berpendapat, krisis sistemik yang terjadi secara global maupun nasional saat ini, mengakibatkan keterbelahan di masyarakat, karena tidak adanya leadership.

Para elite politik dari kelompok Islam, tengah maupun kiri tampak seperti dalam kebingungan menghadapi krisis sistemik saat ini.

“Di Indonesia sedang mengalami pembelahan ini dan menurut saya pembelahan ini satu fenomena yang menunjukan elite kita sedang mengalami kebingungan akibat krisis sistemik ini,” katanya.

Mantan Wakil Ketua DPR ini meminta para elit politik belajar dari kasus pembentukan Poros Tengah pada Pemilu 1999 lalu, yang berhasil mendudukkan dan sekaligus menurunkan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai Presiden RI ke-5.

“Sebagai konsolidasi politik baru, sukses. Tetapi poros tersebut tidak sukses membawa Arah Baru Indonesia, karena poros yang sama juga yang menurunkan Gus Dur. Konsolidasi politik seperti ini berhenti sampai pada hasil, ouput politiknya saja. Jika konsolidasi tidak bagus bagi perfomance semuanya, maka bisa menjadi bumerang,” tegas Anis Matta.

Anis Matta menegaskan, model basis pengelompokan lama ini, sangat tidak produktif bagi masa depan bangsa Indonesia. Sehingga pembentukan Poros Islam bukan sebuah solusi untuk menyatukan, tetapi justru akan membuat kelompok-kelompok kecil di masyarakat.

“Justru cara kita merespon dengan pembentukan Poros islam membuat kita masuk ke dalam konfrontasi yang merusak rumah besar bangunan Indonesia,”  ujar Anis Matta.

Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia Prof Komaruddin Hidayat mengaku terkesan dengan ide dan gagasan yang disampaikan Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Anis Matta untuk ‘menangkap’ kembali cita-cita Indonesia merdeka.

“Saya terkesan dan apreciated apa yang disampaikan Pak Anis Matta, bagaimana kita bisa menangkap kembali cita-cita Indonesia merdeka, bagaimana itu dikembalikan dalam bentuk formula baru,” kata Komaruddin.

Di era demokrasi, menurut Komaruddin, akan semakin banyak kelompok identitas yang bermunculan, yang memiliki kesamaan identitas. Sehingga tidak mungkin menghilangkannya di era demokrasi ini.

“Tapi pertanyaannya, apakah politik identitas itu visioner, konstruktif dan destruktif,” katanya.

Komaruddin justru mengkhawatirkan pembentukan Poros Islam hanya menjadi instrumen bagi orang-orang yang terpinggirkan secara politik selama ini.

“Saya khawatir ini sebagai sebuah instrumen belaka, ketika orang orang itu terpinggirkan tidak bisa maju, membentuk kelompok kecil agar suaranya membesar. Kalau itu yang terjadi, saya khawatir hanya menjadi retorika sesaat yang instrumental. Tidak ada yang konstruktif dan tidak visioner,” katanya.

Pemerhati isu nasional dan global yang juga mantan diplomat senior Prof Imron Cotan menilai ide Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta menyatukan agenda kebangsaan dan agenda umat merupakan pendekatan yang cerdik.

Agenda tersebut bisa menjadi magnet bagi kaum nasionalis dan Ummat Islam. 

“Saya masih ingat kenapa Partai Gelora mempunyai platform politik sedemikian itu, karena penduduk Indonesia adalah Ummat Islam. Kalaupun agenda kebangsan yang ditonjolkan, yang menikmati juga Ummat Islam mayoritas. Ini pendekatan yang cerdik,” kata Imron.

Karena itu, Guru besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Azyumardi Azra menilai pembentukan Poros Islam akan sulit terealisisasi, meskipun idenya bagus.

Menurutnya, ada tiga alasan kenapa Poros Islam sulit terbentuk. Pertama, adanya kontestasi di partai-partai Islam itu sendiri yang membuat koalisi tersebut hanya sebatas wacana.

Kedua, budaya politik masyarakat Islam di Indonesia tak fokus pada partai tertentu. Meskipun mayoritas masyarakat beragama Islam, tapi hal tersebut tak menjamin besarnya pendukung partai Islam.

Ketiga, hingga saat ini tidak ada pemimpin Islam atau kalangan santri yang cukup kuat untuk mengkoalisikan partai-partai Islam di Indonesia. Pasalnya, setiap partai pasti akan mencalonkan kadernya.

Anis Matta: Partai Gelora dan PKS Memiliki Perbedaan Platform Indonesia Masa Depan

, , , , , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menegaskan, Partai Gelora memiliki perbedaan platform yang fundamental tentang Indonesia Masa Depan dibandingkan dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tempatnya dahulu bernaung.

Pernyataan itu menjawab pertanyaan wartawan saat acara Buka Puasa Bersama Partai Gelora dengan Wartawan, selasa 4 mei lalu.

Perbedaan itu antara lain, adalah Partai Gelora mengusung platform arah baru sejarah Indonesia sebagai salah satu pemain utama kekuatan global. Menjadikan Indonesia kekuatan kelima dunia setelah Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (UE), Rusia dan China.

Untuk mewujudkan hal itu, Partai Gelora mengajak semua komponen bangsa untuk berkolaborasi. Menurut Anis, Pancasila sebagai platform dasar berbangsa dan bernegara memiliki nilai inti kolaborasi. Maka kemajuan Indonesia hanya bisa terwujud jika semangat kolaborasi ini kita kedepankan.

Seiring semangat kolaborasi, mantan Wakil Ketua DPR ini juga menyerukan untuk mengakhiri pembelahan yang terjadi di masyarakat, antara Islamis dan Nasionalis, antara kelompok tengah, kanan dan kiri.

“Waktu saya memutuskan untuk mendirikan partai baru ini, saya melakukannya dengan satu keyakinan bahwa jika saya ingin mengisi sisa hidup dalam pengabdian, maka saya harus bisa memberikan kontribusi yang besar dan menjadi bagian dari proses penentuan arah sejarah baru Indonesia. Arah baru itulah yang menjadi ide atau narasi utama Partai Gelora,” kata Anis Matta

“Saya sadar ini tidak lazim dalam perpolitikan Indonesia, terlalu rumit narasi yang kita sampaikan. Tetapi di lapangan kita menemukan fakta lain, masyarakat kita ternyata menerima sehingga banyak bergabung. Narasi kami mewakili mimpi orang-orang di bawah,” katanya.

Anis Matta perlu menjelaskan secara detail ke publik mengenai perbedaan antara Partai Gelora dengan PKS. Ia mengaku kerap mendapatkan pertanyaan dari masyarakat, termasuk dari para wartawan.

Menurut Anis Matta, dasar pendirian Partai Gelora adalah perbedaan pemikiran mengenai platform narasi arah baru sejarah Indonesia.

Dimana Indonesia selama ini selalu menjadi ‘residu’ bagian permainan kekuatan politik global baik pada masa penjajahan, kemerdekaan, orde lama, orde baru dan reformasi

“Kalau kita tidak mengambil posisi sebagai kekuatan utama global, maka semua progran kita tidak akan berjalan. Terbukti kita gagap menghadapi pandemi Covid-19. Dan dunia terlalu terintegrasi, contohnya soal vaksin. Kita ini jadi korban virus dan konsumen vaksin, itu menyakitkan. Hal ini menggambarkan betapa rapuhnya kita, jika tidak menjadi arus utama kekuatan global dunia,” ujarnya.

Anis Matta kemudian mengungkapkan, pemikiran mengenai arah sejarah baru Indonesia ini tidak bisa diterima di PKS, sehingga yang mengemuka ke publik terjadi konflik internal, padahal tidak demikian.

Setelah beberapa tahun melakukan perdebatan internal antara dirinya Fahri Hamzah, Mahfuz Sidik dan beberapa kader lainnya, maka diputuskan mendirikan Partai Gelora dengan platform dan narasi baru.

“Yang kita lakukan di Partai Gelora saat ini menumbuhkan kesadaran arah sejarah baru Indonesia, bukan sekedar jargon kampanye selama 5 tahunan,” katanya.

Ketua Umum Partai Gelora ini menambahkan, untuk menentukan arah baru sejarah Indonesia sebagai kekuatan kelima global, diperlukan kolaborasi berbagai pihak dan menjadikan pandemi Covid-19 sebagai momentum untuk bersama-sama keluar dari krisis.

“Kita ingin keluar dari konfik, datang dan hadir membawa arah sejarah baru. Pembelahan antara Islam dan Nasionalis, tengah, kanan dan kiri tidak ada manfaatnya. Yang mendapatkan manfaat itu, orang-orang tidak mempunyai cita-cita-cita besar,” katanya.

Karena itu, Anis Matta berharap semua pihak bisa memandang semua kelompok di masyarakat sebagai saudara dalam satu keluarga, yang diibaratkan memiliki kamar masing-masing, tapi memiliki satu ruang keluarga bersama dan bisa makan bersama dalam satu meja.

“Jangan sampai di meja makan itu, yang tengah, kanan dan kiri ada yang tidak hadir. Di meja itu makan, harus ada semua, dan apa yang ada itu, yang kita makan bersama. Semangat menemukan arah sejarah baru dengan nilai kolobarasi itu, yang memungkinkan kita sebagai bangsa untuk melakukan pencapaian besar,” pungkas Anis Matta.

Perkuat Infrastruktur Digitalisasi Partai, Anis Matta Resmikan Gelora Media Centre

, ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta meresmikan Gelora Media Centre dalam rangka membangun infrastruktur digital menjelang pelaksanaan Pemilu 2024 mendatang, karena adanya perubahan tatanan dunia baru akibat pandemi Covid-19.

Peresmian Gelora Media Centre ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pengguntingan pita oleh Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta didampingi Sekretaris Jenderal (Sekjen) Mahfuz Sidik.

“Dalam perkembangannya, semua tahapan berjalan sesuai dengan rencana, kami partai yang mendapatkan berkah selama pandemi. Partai Gelora jadi partai pertama yang didaftar virtual dan disahkan secara virtual,” kata Anis Matta di Jakarta, Selasa (4/5/2021) petang.

Menurut Anis Matta, krisis itu adalah sebuah peluang, bukan sebagai masalah. Sehingga untuk mendapatkan peluang tersebut, maka diperlukan transformasi dan penyesuaian dengan kondisi yang ada.

“Seluruh dunia saat ini melakukan transformasi, dibangun infrastruktur digitalnya. Kami di Partai Gelora pun demikian, tentu saja kami mempercayai paling keras dalam pemilu, ujungnya tetap TPS,” katanya.

Anis Matta menegaskan, dengan infrastruktr digital ini akan mempermudah kerja-kerja teritorial Partai Gellora seperti merekrut anggota baru dan lain-lain.

“Alhamdulllah satu hari sebelum Ramadhan, kami melakukan selebrasi, perayaan 100 ribu anggota. Hari ini jumlah Partai Gelora sudah 163 ribu anggota,” ungkap Anis Matta.

Dengan dukungan infrastruktur digital, lanjutnya, Partai Gelora bisa mengontrol penambahan jumlah anggota baru secara real time .

“Sekarang kita bisa mengontrol anggota kami secara real time seperti menonton angka-angka di bursa. Ini merupakan satu kombinasi kemampuan digital dan teritorial,” katanya.

Kombinasi kemampuan digital dan teritorial tersebut, merupakan eksperimen yang dibuat Partai Gelora. Eksperimen tersebut menunjukkan tanda-tanda keberhasilan.

Sehingga Partai Gelora yakin target 1 juta anggota pada Oktober 2021 dan target 2.00 kader setiap kabupaten/kota bakal terlampaui.

“Ini eksperimen yang kita coba, dan alhamdulillah dengan izin Allah SWT menunjukkan tanda-tanda keberlhasilan luar biasa. Mudah-mudahan angka rekruitmen satu juta pada bulan Oktober terpenuhi. Mumpung 10 hari terakhir Ramadhan, kami berharap doa kita diterima,” katanya.

Anis Matta mengatakan, saat ini Partai Gelora sedang persiapan untuk verikasi partai politik perserta Pemilu 2024 yang akan dilakukan KPU RI pada tahun depan.

Ia menagetkan semua persyaratan sudah bisa diselesaikan tahun 2021, sehingga ketika waktu pelaksanaan verifikasi yang dilakukan KPU, Partai Gelora sudah siap menyerahkan semua persyaratan.

“Kami targetkan (persyaratan verifikasi parpol peserta pemilu) selesai tahun ini. Kami belum tahu nanti apakah ada verikasi faktual atau tidak, karena situasi pandemi Covid-19 saat ini masih terjadi,” katanya.

Anis Matta menambahkan, Partai Gelora akan terus menggaungkan cita-cita menjadikan Indonesia sebagai lima besar dunia sejajar dengan negara Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia dan China. Sehingga di seluruh daerah akan tumbuh kesadaran pentingnya cita-cita tersebut.

“Soal vaksin Covid-19, ini fakta menyakitkan bagi kita. Virusnya bukan dari kita , tapi kita menjadi korbannya dan menjadi konsumen vaksin. Inilah perlunya kita dalam pergaulan global berada di kasta kelima, agar kita tidak jadi korban dan konsumen,” katanya.

Anis Matta yakin cita-cita menjadikan Indonesia lima besar dunia, meskipun membutuhkan waktu dan perjalanan yang panjang.

“Saya yakin cita-cita itu bisa ditempuh, meskipun jalannya jauh. Kesadaran menjadi lima besar ini terus kita gaungkan di seluruh daerah,” pungkasnya.

Peresmian Gelora Media Center, selain dihadiri Anis Matta dan Mahfuz Sidik, juga dihadiri Ketua Bidang Komunikasi Ari Saptono, Ketua Bidang Rekrutmen Anggota Endy Kurniawan, Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Henwira Halim, Ketua Bidang Gahora Kumalasari Kartini, Ketua Bidang Pelayanan Masyarakat Styandari Hakim, Ketua Bidang Generasi Muda Dzaif Hudzaifah dan Wakil Gubernur Kalimantan Timur Hadi Mulyadi.

Alamat Dewan Pengurus Nasional

Jl. Minangkabau Barat Raya No. 28 F Kel. Pasar Manggis Kec. Setiabudi – Jakarta Selatan 12970 Telp. ( 021 ) 83789271

Newsletter

Berlangganan Newsletter kami untuk mendapatkan kabar terbaru.

X