Category: Kegiatan

Anis Matta: Posisi Politik Umat Islam di Indonesia Sangat Rapuh dan Selalu Jadi Korban Pertarungan Pilpres

Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengatakan, bibit-bibit pembelahan luar biasa di tengah masyarakat seperti yang terjadi pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 dan 2019, mulai terlihat lagi di Pilpres 2024.

Hal ini bisa menjadi bibit disintegrasi baru bagi bangsa, sementara krisis besar yang sedang mengancam dunia saat ini sedang menuju puncaknya dan perlu mendapatkan perhatian serius dari pemimpin dan para elite nasional.

“Akibat peristiwa pembelahan sebelumnya, banyak korban yang meninggal dari umat Islam. Makanya, saya tidak pernah bisa memahami, pertarungan Pilpres pada tahun 2014 dan 2019 antara Presiden Jokowi (Joko Widodo) dengan Pak Prabowo (Prabowo Subianto) yang meninggal umat Islam,” kata Anis Matta dalam Dialog Keumatan dengan tokoh Kota Bandung, Minggu (17/13/2023).

Menurut Anis Matta, posisi politik umat Islam dalam politik di Indonesia sangat rapuh dan selalu menjadi korban setiap ada pertarungan Pilpres.

“Ini kegelisahan secara pribadi melihat betapa rapuhnya posisi politik umat kita di sini, bahwa setiap kali ada pertarungan Pilpres kita selalu menjadi korban,” katanya.

Bahkan ketika terjadi krisis besar yang menyebabkan perang supremasi antara negara adidaya, bangsa Indonesia selalu menjadi korban seperti terjadinya peristiwa G30S PKI.

“Kalau ada Pilpres yang korban umat Islam dan kalau ada pergolakan global, yang jadi korban Indonesia seluruhnya. Dua-duanya peristiwa ini, kita menjadi korban, sehingga kita sebagai bangsa perlu bersatu,” katanya.

Anis Matta menegaskan, ketika semua komponen bangsa bersatupun, belum tentu dapat menghadapi krisis berlarut saat ini, apalagi dalam kondisi terpecah belah.

“Disinilah kita perlunya kesadaran tentang krisis besar saat ini, karena keretakan besar dari krisis itu akan menimbulkan banyak korban. Kita harus bersatu sebagai bangsa,” katanya.

Sebagai perwakilan umat Islam di Koalisi Indonesia Maju (KIM), Anis Matta saat ini tengah gencar-gencarnya melakukan pendekatan kepada para tokoh dan ulama di berbagai daerah, untuk menyampaikan agenda keumatan yang diperjuangkan Partai Gelora dan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Anis Matta sudah melakukan dialog dengan tokoh dan ulama di Surabaya (Jawa Timur), Semarang (Jawa Tengah. Di Jawa Barat selain di Bandung, Anis Matta telah berdialog dengan tokoh dan ulama se-Bogor Raya, Kabupaten Bekasi, Kawarang dan Purwakarta.

“Jadi ketika ayat-ayat Al-Qur’an diterjemahkan ke dalam gerakan politik, kita mesti sadar untuk menyampaikan ayat-ayat itu tidak seperti kita ceramah di mimbar-mimbar masjid, tapi harus kita ubah menjadi cara berpikir, menjadi kebijakan politik dan ekonomi. Ini yang sedang dilakukan oleh Partai Gelora,” katanya.

Yakni seperti mendorong kebijakan kuliah gratis, yang akan menjadi alat pemberdayaan ilmu pengetahuan, karena di dalam Al Qur’an hal itu disebut 750 kali,

“Dengan kebijakan kuliah gratis itu, maka setiap orang bisa kuliah gratis. Kalau yang kaya bisa kuliah di luar negeri, tapi kalau yang miskin bisa kuliah gratis. Nah, penduduk miskin di Indonesia paling banyak umat Islam. Itulah cara kita memperjuangkan agenda keumatan,” katanya.

Dengan kuliah gratis, lanjut Anis Matta, akan menjadikan orang lebih berdaya, karena memiliki pengetahuan. Sehingga akan memutus mata rantai kemiskinan, serta memperpendek jurang antara orang kaya dan orang miskin.

“Disinilah perlunya kelanjutan dari rekonsiliasi yang telah dilakukan Pak Jokowi dan Pak Prabowo. Intinya peristiwa rekonsiliasi itu, menjaga stabilitas kita semua. Semua bersatu menghadapi krisis yang sedang terjadi, sehingga berbagai program yang direncanakan bisa berjalan,” katanya.

Untuk menjaga stabilitas ini, Anis Matta telah mengusulkan kepada Presiden Jokowi agar membentuk koalisi besar.

Namun, disayangkan Partai Nasdem dan PKB keluar dari koalisi mengusung pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, sementara PDIP juga keluar dengan mengusung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

“Jadi kita usulkan ke Pak Jokowi, yang tersisa itu tetap bersatu, dan akhirnya disepakati pasangan Prabowo-Gibran sebagai kelanjutan dari rekonsiliasi tersebut,” pungkasnya.

Pemimpin Negara Islam

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah mengatakan, Partai Gelora dirancang untuk menjadi partai besar.

Partai Gelora, menurutnya, akan melahirkan pemimpin-pemimpin kelas dunia yang akan menjadi perwakilan umat Islam di dalam lembaga-lembaga multilateral dunia.

“Sekarang ini di lembaga multilateral seperti di Dewan Keamanan PBB, tidak ada perwakilan negara Islam atau mewakili mayoritas umat Islam. Suatu hari Partai akan memimpin Indonesia, membawa Indonesia menjadi superpower baru supaya bisa duduk sebagai pemimpin dunia,” katanya.

Indonesia, kata Fahri, bisa menjadi pemimpin dunia, karena berpenduduk muslim terbesar di dunia. “Itu bisa terjadi asalkan umat Islam tidak terpecah dan tidak menjadi bahan bakar terus setiap ada Pilpres, sehingga bisa menjadi negara superpower baru,” katanya.

Menurutnya, Indonesia sedang ditunggu negara-negara Islam untuk menjadi pemimpin negara Islam. “Umat Islam paling strategis sekarang ini, namanya bangsa Indonesia karena secara populasi besar, sumber daya alamnya juga. Tinggal memperkuat teknologi, ekonomi dan militer untuk menjadi superpower baru,” katanya.

Karena itu, Fahri berharap agar umat Islam mendukung pasangan Prabowo-Gibran, karena membawa agenda yang jelas dalam memperjuangkan kepentingan umat Islam.

“Jangan ikut-ikutan orang lain, kita punya agenda sendiri. Umat punya agenda sendiri, jangan mau dipakai partai yang sudah mau habis, lalu ngambil posisi kanan dan tiba-tiba menjadi partai Islam,” katanya.

Fahri tak habis pikir terhadap partai tersebut, yang tiba-tiba menjadi partai Islam dan terus mengkonsolidasikan kekuatan umat.

Padahal selama ini, partai tersebut memusuhi umat Islam, namun hanya karena mendukung capres kanan Anies Baswedan menjadi partai Islam, dimana dia saat kita berdarah-darah memperjuangkan ummat?

“Jangan percaya dengan pemimpin partai itu, Tidak benar dia memperjuangkan kepentingan umat. Yang benar itu partai kita, dipimpin oleh seorang ulama, seorang pemikir Islam dan pemikir dunia,” tegasnya.

Anis Matta Perkenalkan Agenda Keumatan Prabowo-Gibran kepada Para Tokoh dan Ulama di Bekasi, Karawang dan Purwakarta

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta terus melakukan pendekatan kepada para tokoh dan ulama dalam rangka memperkenalkan progam agenda keumatan pasangan nomor 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Adapun program agenda keumatan yang diperkenalkan Anis Matta adalah persatuan bangsa, bantuan gizi ibu hamil dan kuliah gratis.

Hal itu disampaikan Anis Matta di sela-sela Bincang Keumatan dengan tokoh dan ulama se-Kabupaten Bekasi, Karawang dan Purwakarta di Hotel Holiday Inn, Jababeka, Cikarang Utara, Sabtu (16/12/2023).

“Ini adalah rangkaian roadshow, Saya dan para pimpinan di DPN Partai Gelora ke Jawa Barat. Sebelumnya, saya berkunjung ke Jawa Timur dan Jawa Tengah dan sekarang saya keliling di Jawa Barat ini titik yang ke-2 Bekasi dan kemarin di Bogor Raya. Nah, insyallah selanjutnya kita di Bandung Raya,” ucap Anis Matta.

Menurut Anis Matta, Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten, selain Jawa Timur dan Jawa Tengah merupakan lumbung suara basis utama Partai Gelora dan pasangan Prabowo-Gibran dan Partai Gelora.

“Jadi Jawa Barat, Jakarta, dan Banten ini akan menjadi lumbung suara basis utama Partai Gelora, Ini akan juga menjadi basis utama. Kalau ingin lolos threshold 4 persen, kira-kira setengahnya disumbangkan oleh Jawa Barat,” katanya.

Untuk itu, Partai Gelora menyampaikan kepada para tokoh ulama di Kabupaten Bekasi, Karawang dan Purwakarta mengenai program agenda keumatan yang akan diperjuangkan, serta alasan mendukung Prabowo-Gibran.

“Alasan kita mendukung Prabowo-Gibran yang pertama ini adalah urusan persatuan bangsa. Alhamdulillah ini tentu kekuatan kita bersama. Beliau sudah rekonsiliasi dengan pak Jokowi sejak tahun 2019 dan ini mengakhiri pembelahan yang terjadi di masyarakat,” ungkapnya.

Yang kedua, lanjut Anis Matta, agenda keumatan yang diperjuangkan adalah bantuan gizi untuk ibu hamil dan kuliah gratis.

“Karena sejak bangku sekolah SD hingga SMA sudah dibantu pemerintah, maka kita teruskan sampai ke bangku kuliah,” ujarnya.

Anis Matta mengatakan, sengaja mengajak para tokoh dan ulama di wilayah di berbagai setempat untuk berbincang mengenai agenda keumatan. Sebab, Partai Gelora merepresentasikan kepentingan keummatan di Koalisi Indonesia Maju (KIM).

“Mengapa Partai Gelora menjadi wakil ummat di Koalisi Indonesia Maju, karena agenda kita seluruhnya agenda keummatan. Mereka yang hadir merupakan ustad di grassroot yang hari-hari bergaul dan bertemu dengan ummat sebagai binaan mereka, hari ini kita perkenalkan apa agenda keummatan yang kita perjuangkan,” jelasnya.

Jangan Jadi Pemain Pinggiran

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah mengatakan, umat Islam harus memiliki penerawangan tentang masa depan, sehingga tidak terus menerus menjadi korban politik di Indonesia.

Sehingga tidak ada lagi pembelahan antara Islam dan nasionalis. Sebab, Pemilihan Presiden (Pilres) sekarang menciptakan pembelahan yang luar biasa seperti yang terjadi pada masa Orde Lama.

“Latar belakang inilah yang membuat para inisiator dan pendiri Partai Gelora memikirkan secara serius apa benar nasib umat seperti ini. Dianggap sebagai ekstrim kanan yang dianggap tidak layak diajak bernegara, dan tidak bisa menjadi pemimpin negara,” kata Fahri.

Umat Islam, kata Fahri, dianggap bukan kelompok moderat, sehingga tidak diberikan ruang dalam bernegara dan hanya jadi alat untuk meraih kekuasaan saja.

“Jadi umat Islam itu harus membuktikan perannya, apalagi di tengah situasi geopolitik global sekarang yang tidak menentu. Kalau tidak, umat Islam tidak akan pernah menjadi besar, dan akan menjadi pemain pinggiran terus” katanya.

Fahri berharap umat Islam perlu membangun narasi politik gagasan seperti yang dilakukan Partai Gelora. Dengan adanya narasi tersebut, umat Islam tidak lagi mendapatkan tuduhan minor atau miring, karena sudah mengedepankan politik jalan tengah.

“Jangan sebaliknya, seperti partai yang sudah habis, melompat dan mengambil suara kanan melalui seorang figur yang ditarik ke dalam partainya. Mereka mendapatkan efek dari Islam, tetapi umat terbelah lagi,” katanya.

Wakil Ketua DPR Periode 2014-2019 ini menegaskan, dengan menggandeng calon presiden yang berafiliasi dengan kelompok kanan, partai tersebut seolah-olah telah memperjuangkan kepentingan umat Islam. Padahal partai tersebut, hanya menunggangi umat Islam untuk kepentingan politik sesaat.

“Seolah-olah mereka sedang berjuang untuk umat, di mana mereka ketika kita mengalami masa kesulitan. Kita harus berhadapan dengan mereka, dan sekarang mereka seolah-olah berjuang untuk umat. Dimana mereka ketika kita berdarah-darah,” katanya balik bertanya.

Fahri justru mengapresiasi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berani mengambil keputusan, mengakhiri pembelahan politik dan melakukan rekonsiliasi dengan Prabowo demi persatuan bangsa.

“Keputusan Pak Jokowi berani mengambil keputusan untuk keluar dari kelompok ekstrim kiri dan Pak Prabowo dari eksrim kanan, itu keputusan yang tidak gampang. Beliau sadar bahwa bangsa ini tidak boleh pecah, sehingga perlu politik jalan tengah,” katanya.

Fahri berharap agar umat Islam kembali lagi ke politik jalan tengah dengan mendukung pasangan Prabowo-Gibran. Upaya rekonsiliasi yang sudah digagas Presiden Jokowi dan Prabowo harus kembali di lanjutkan di Pemilu 2024.

“Bahwa agenda terpenting kita adalah bersatu dan menang. Jangan mau ikut agenda orang lain, apalagi dibawa partai yang tidak pernah memperjuangkan umat. Jangan mau dikomporin oleh partai dan orang-orang tertentu yang tidak pernah serius memikirkan agenda keumatan. Umat harus ikut agenda kebangsaan kita, memenangkan pasangan Prabowo-Gibran, sehingga kita menjadi bangsa yang kuat,” pungkasanya.

Dalam bincang keumatan ini, selain dihadiri tokoh dan ulama se-Kabupaten Bekasi, Karawangan dan Purwakarta, juga dihadiri para pengurus DPN, DPW Jawa Barat , DPD, kader dan para simpatisan.

Dihadapan Umat, Fahri Hamzah Tegaskan Partai Gelora akan Jadikan Umat Islam Lebih Berwibawa

Partaigelora.id – Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah yakin Partai Gelora suatu saat akan menjadi partai terbesar di Indonesia.

Sebab, Partai Gelora punya mimpi besar menjadikan umat Islam lebih berwibawa, serta menjadikan Indonesia sebagai negara superpower baru.

Hal itu disampaikan Fahri Hamzah dalam Bincang Keumatan dengan tokoh se-Bogor Raya di Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/12/2023) sore.

“Partai Gelora itu dasarnya Pancasila seperti dasar negara, jatidirinya Islam. Sehingga Partai Gelora dengan Indonesia tidak ada bedanya. Itulah sebabnya, kita yakin suatu hari Partai Gelora akan menjadi partai terbesar di Indonesia,” kata Fahri Hamzah.

Menurut Fahri, Pancasila sebagai dasarnya dan Islam sebagai jatidirinya itu merupakan satu kombinasi nilai-nilai dasar ideologi yang digali dan di temukan para pendiri bangsa, termasuk di dalamnya para ulama.

“Kita dulu itu negara kerajaan, kesultanan Islam, maka kita mendirikan negara Indonesia, digali dasarnya, ketemulah 5 poin itu di dalam Pancasila. Nah, ketika kita mencari dasar bagi partai, ketemulah Pancasila. Tapi jatidirinya Islam, sebagaimana jatidiri bangsa. Itu kita tulis di AD/ART partai,” katanya.

Sehingga, kata Fahri kembali menegaskan, bahwa antara Indonesia dan Partai Gelora, tidak ada bedanya. Hal ini, yang diyakini Partai Gelora suatu hari nanti akan menjadi partai terbesar di Indonesia, karena tidak adanya perbedaan itu.

“Dasarnya Pancasila seperti dasarnya negara kita, jatidirinya Islam seperti jatidirinya bangsa Indonesia,” tegas Wakil Ketua DPR Periode 2014-2019 ini.

Karena itu, Partai Gelora akan mendorong Indonesia menjadi anggota Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-bangsa mewakili umat Islam sebagai bangsa yang berpenduduk muslim terbesar di dunia.

Sedangkan Kristen Protestan bisa diwakili Amerika Serikat, Katolik mewakili Eropa, China mewakili agama Budha dan Hindu diwakili India.

“Jadi kalau Indonesia menjadi anggota Dewan Keamanan PBB yang beragama Islam terbesar, maka mimpi besar Partai Gelora menjadikan Indonesia sebagai superpower baru itu, bukan hanya cuma protes soal Palestina nggak didengar. Tapi kita bener-bener bisa kirim kapal induk dan pesawat tempur untuk mencegah kekejaman Israel,” katanya.

Dengan demikian, kata Fahri, Indonesia akan membuat Islam punya wibawa di mata dunia, karena memiliki power atau kekuatan dalam menegakkan keadilan di Palestina maupun di Myanmar yang berkaitan dengan pengungsi Rohingya, serta di negara-negara yang umat Islam didzalimi.

“Jadi bagaimana caranya supaya Indonesia menjadi superpower baru dan bisa menjadi anggota Dewan Keamanan PBB yang punya power, adalah dengan cara memenangkan Partai Gelora di 2024,” katanya.

Sebab, Partai Gelora adalah satu-satunya partai yang memimpikan Indonesia sebagai superpower baru, sehingga umat Islam punya wibawa di dunia.

“Jadi siapa yang akan membuat umat Islam punya wibawa di Indonesia dan dunia. Indonesia sebagai superpower baru, namanya Partai Gelora. Menangkan Partai Gelora sebagai partai terbesar yang memimpin Indonesia,” katanya kembali menegaskan.

Fahri menambahkan, untuk menjadikan Indonesia sebagai superpower baru harus memiliki mimpi besar, tidak hanya sekedar mendirikan partai untuk mengajukan calon anggota legislatif (caleg) saja.

“Jadi mimpinya harus besar, kalau bikin partai hanya mau nyaleg, itu cemen banget itu. Kita bikin partai ini supaya negara kita punya mimpi besar. Karena sekarang banyak mimpi yang cemen-cemen mimpinya itu,” katanya.

Fahri berharap Indonesia punya mimpi besar kembali. Partai Gelora ingin membangkitkan bangsa Indonesia agar punya mimpi besar sebagaimana mimpi para pendiri bangsa.

Yakni melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

“Itu mimpi pendiri bangsa kita dan mimpi inilah yang ingin dihidupkan kembali oleh Partai Gelora. Karena itulah Partai Gelora, adalah Indonesia itu sendiri. Partai Gelora itu, jantung dan jiwanya Indonesia. Ini mimpi kita, suatu hari rakyat Indonesia akan sadar, bahwa kita akan membangkitkan Indonesia, membangkitkan umat, menjayakan partai ini, Inilah harapan Partai Gelora” pungkasnya.

Simak, Begini Cara Partai Gelora Perjuangkan Agenda Umat Islam

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengatakan, Partai Gelora kerap mendapatkan pertanyaan dari umat mengenai asas partai, apakah Islam atau tidak, serta agenda umat yang akan diperjuangkan.

“Saya mau jelaskan, bahwa partai ini asasnya adalah Pancasila, tapi jati dirinya Islam. Soal agenda umat, Partai Gelora punya cara berpikir tentang keagamaan, yang akan menentukan agenda apa yang akan diperjuangkan,” kata Anis Matta dalam Bincang Keumatan dengan tokoh se-Bogor Raya di Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/2023) sore.

Menurut Anis Matta, penderitaan umat Islam pada dasarnya ada dua, yakni penderitaan spritual dan kemiskinan.

Penderitaan spiritual itu, disebabkan oleh kekufuran manusia, sedangkan penderitaan kemiskinan akibat dari kesulitan dalam menjalani hidupnya.

“Maka kita harus mengubah orang-orang di kelas bawah menjadi pemimpin-pemimpin dunia di kemudian hari. Jadi kira-kira begini cara kerjanya, kalau kita ingin memperjuangkan agama di bidang politik,” katanya.

Untuk tindaklanjutnya, kata Anis Matta, diperlukan pemberdayaan umat. Sebab, sebagai negara muslim terbesar di dunia dengan jumlah penduduk antara 270-280 juta jiwa, 10 % atau sekitar 30 juta jiwa adalah penduduk miskin.

“Kalau negara ini adalah negara muslim terbesar di dunia, artinya kalau kita bilang ada 10 persennya orang miskin, itu adalah kaum muslimin, orang Islam yang ada di Indonesia,” katanya.

Sekarang, kata Anis Matta, Partai Gelora sedang memperjuangkan kelompok miskin ini, supaya bisa keluar dari kemiskinan. Sementara pada sisi lain, sekitar 27 % bayi yang dilahirkan setiap tahunnya mengalami stunting, sehingga hal ini juga perlu diperjuangkan.

“Nah, sekarang bagaimana caranya kita memperbaiki nasib orang-orang ini semua. Kita bisa melakukan itu, apabila kita mempunyai kekuatan politik yang menghapuskan kemiskinan ini dari negeri kita. Dan itulah yang akan diperjuangkan Partai Gelora,” katanya.

Anis Matta lantas mencontohkan kesuksesan yang diraih Rasulullah SAW dalam mendirikan negara Madinah dalam waktu 13 tahun.

Hal itu tidak lepas dari upaya Rasulullah SAW untuk memberdayakan rakyat seperti mengajak secara bersama-sama dalam membangun masjid dan mendirikan sekolah-sekolah.

“Salah satu cara yang sesuai dengan ajaran agama yang bisa membuat orang ke luar dari garis kemiskinan adalah dengan memberikan pendidikan. Tapi kita harus menguasai anggaran agar kita bisa membuat sekolah gratis 16 tahun hingga kuliah,” katanya.

Partai Gelora, lanjut Anis Matta, akan mengubah masyarakat yang tidak mampu menjadi masyarakat berpengetahuan.

“Jadi negara harus menyediakan fasilitasnya, supaya semua orang bisa melaksanakan kewajibannya untuk menuntut ilmu. Insya Allah, kita mau memperjuangkan orang bisa belajar gratis 16 tahun sampai kuliah agar tercipta masyarakat berpengetahuan,” katanya.

Anis Matta mengatakan, beginilah cara Partai Gelora dalam menerapkan ajaran agama dalam bentuk memperjuangkan kebijakan negara yang berpihak kepada rakyat.

“Sehingga kita tidak perlukan lagi diteriakkan di mimbar-mimbar masjid, karena semua agenda umat sudah menjadi kebijakan negara. Itulah perlunya ulama terlibat dalam politik, karena agama kita mengatur caranya bagaimana seharusnya agama dibawa ke dalam politik itu,” katanya.

Anis Matta menegaskan, bahwa Partai Gelora adalah perwakilan umat Islam di Koalisi Indonesia Maju (KIM), yang siap memperjuangkan semua agenda umat apabila pasangan nomor 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden di 2024..

“Partai Gelora adalah perwakilan umat di Koalisi Indonesia Maju. Partai Gelora akan memperjuangkan agenda umat dalam kehidupan bernegara dengan cara begini,” katanya.

Selain akan memperjuangkan pendidikan gratis hingga jenjang kuliah, Partai Gelora juga akan mendorong negara memberikan bantuan gizi kepada ibu hamil dan 1.000 hari pertama agar bayi-bayi yang dilahirkan tidak stunting.

“Kita berharap bayi-bayi yang lahir pada 2024 akan menjadi bayi-bayi bahagia, karena negara memberikan faslitas semua. Sehingga akan membawa keberuntungan buat generasi di Indonesia,” pungkasnya.

Fahri Hamzah: Prabowo adalah Jalan Tengah Pemersatu Antara Islam dan Nasionalisme

Partaigelora.id – Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah mengatakan, Pemilu 2024 adalah momentum persatuan nasional bagi bangsa Indonesia untuk bangkit menjadi negara kuat.

“Artinya kita perlu figur pemersatu antara Islam dan nasionalisme. Prabowo itu hatinya besar dan tidak ada kata bencinya, serta bisa diterima semua orang,” kata Fahri Hamzah dalam diskusi Gelora Talks bertajuk ‘Pilpres 2024: Kembalinya Suara Umat ke Prabowo, Rabu (13/12/2023).

Fahri berharap agar umat Islam bisa kembali terkonsolidasi mendukung calon presiden (capres) Prabowo Subianto seperti pada dua pemilihan presiden (Pilpres) sebelumnya.

Sebab, Prabowo adalah sosok yang paling konsisten dan memiliki sejarah panjang dalam memperjuangkan kepentingan umat Islam, sehingga perlu diperkuat lagi pada Pemilu 2024.

“Pak Prabowo tidak pernah berubah, dan tidak pernah bereskperimen untuk sekedar mohon maaf, ada partai yang mengambil tokoh kanan untuk memperbesar ceruknya sendiri dan memperbesar partainya sendiri,” katanya.

Faktanya partai tersebut, tidak memperjuangankan kepentingan umat, tapi hanya sekedar mencari suara elektoral agar lolos ke Senayan dalam setiap Pemilu. Umat Islam hanya diperalat partai tersebut, untuk kepentingan elektoral saja.

“Ceruknya diambil, suara umat sudah diambil oleh partai tersebut. Tetapi, partai tersebut tidak pernah ada dalam kebenaran untuk memperjuangkan umat, terus dan terus begitu,” katanya.

Fahri mengatakan, sebagai negara dengan populasi terbesar ke-4 di dunia yang mayoritas beragama Islam, harusnya Indonesia bisa berperan lebih ditingkat global, seperti mendorong gencatan senjata antara Hamas-Israel.

Indonesia bisa menjadi penyeimbang bagi China yang penduduknya beragama Budha dan India yang beragama Hindu, serta Amerika Serikat yang beragama Protestan.

“Untung ada Ibu Retno, Menteri Luar Negeri kita yang memperjuangkan Palestina dengan gigihnya. Tetapi itu, tidak cukup, karena kita belum menjadi negara superpower, sehingga tidak didengarkan,” katanya.

Karena itu, Indonesia harus menjadi negara superpower yang mengisi kelembagaan multilateral yang ada di dunia ini, sehingga tatanan dunia baru betul-betul demokratis dan stabil.

“Kekuatan umat ini, yang akan menjadi fondasi kita untuk mendirikan negara besar yang kuat, negara superpower. Dari situlah dunia baru akan memperhitungkan kita,” kata Wakil Ketua DPR Periode 2014-2019.

Menurut Fahri, kebijakan ekonomi Prabowo tidak hanya meningkatkan pertumbuhan, dan mengatasi kebocoran sumber daya alam saja, tetapi juga akan menjadikan Indonesia sebagai negara maju dan kuat yang memiliki bergaining position secara politik di tingkat global.

“Syarat dari sebuah negara kuat itu, adalah pemenuhan gizi-gizi anak. Inilah yang sedang dikejar Pak Prabowo memberikan makan anak-anak Indonesia sejak dalam kandungan. Mudah-mudahan Pak Prabowo akan menjadi pemimpin kita semua,” katanya.

Bukan Benar Salah

Sementara itu, Ketua Umum Aswaja center KH Misbakhul Munir mengatakan, umat Islam tidak perlu bermusuhan, karena berbeda pilihan dalam Pilpres. Berbeda plihan dalam masalah kebangsaan itu, dibolehkan oleh agama.

“Ukurannya itu bukan benar salah, tetapi saya harus mengatakan, bahwa karena semua sudah diterima KPU, maka yang harus dipahami adalah kalau umat Islam punya pilihan bebeda. Boleh berbeda, yang penting jangan berantem,” kata Misbakhul Munir.

Misbakhul meminta semua pihak harus bersaing secara sehat, tidak sampai menjelekkan satu dengan yang lain. Namun, ia berpandangan, bahwa Prabowo adalah sosok yang memberikan banyak hal-hal positif dan luar biasa kepada umat Islam.

“Salah satu ciri pemimpin itu, dia mau rekonsoliasi. Makanya saya mengapresiasi ketika Pak Prabowo dan Presiden Jokowi (Joko Widodo) itu rekonsiliasi. Dari sudut pandang manapun, orang melihat memberikan hal positif untuk umat dan rakyat Indonesia,” kata Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini.

Sehingga kata, Pakar Ajaran Aswaja (Ahlussunnah Wal Jamaah) Nahdatul Ulama (NU) ini, penting bagi umat Islam untuk mendukung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai kelanjutan upaya rekonsiliasi. Karena mereka telah mengupayakan hal-hal baik bagi umat dan rakyat Indonesia.

“Ada 9 alasan untuk menjadi pemimpin itu, diantaranya dia orang yang ikhlas terhadap rakyat seperti kata Gus Dur. Pak Prabowo itu tegar, jatuh bangun sejak Pemilu 2009, 2014, 2019, dan saya lihat beliau begitu ikhlasnya untuk rakyat luar biasa dan terus berjuang untuk rakyat Indonesia,” katanya.

Karena ikhlas tersebut, kata Misbakhul, Prabowo diyakini akan menjadi Presiden RI ke-8 pada Pemlu 2024 mendatang. Ia menilai doa-doa para ulama dan umat Islam selama ini untuk Prabowo agar jadi Presiden tertunda. Bisa jadi akan dikabulkan di 2024, karena doa pada dasarnya tidak ada yang kadaluarsa.

“Doa itu tidak ada yang kadaluarsa, ketika mulai didoakan ulama sejak berpasangan dengan Pak Hatta (Hatta Radjasa) pada Pilpres 2014, dan kemudian dengan Pak Sandi (Sandiaga Uno) di Pilpres 2019 itu luar biasa doanya. Bisa jadi doanya akan dikabulkan dengan situasi dan kondisi sekarang, di Pemilu 2024. Doa tidak ada yang kadaluarsa, hanya Allah SWT yang tahu kapan akan dikabulkan. Jadi kalau nanti Pak Prabowo jadi Presiden itu adalah berkah dari umat Islam,” jelasnya.

Opini Nyinyir

Sedangkan Mubaligh dan Cendikiawan Muslim Yusuf Burhanuddin mengatakan, fenomena Prabowo ini sangat luar biasa dan perlu disikapi pasca debat pertama Pilpres 2024 pada Selasa (12/12/202) malam, karena memiliki banyak investasi dan aset yang tidak sedikit dalam membangun negeri.

“Jadi beliau sudah teruji, bahkan kita menginginkan adanya pandangan obyektif dari opini-opini yang nyinyir, terutama pasca debat kemarin, saya mengamati di kalangan grasroot umat itu banyak yang ‘nyiyiriun wal nyinyirian’,” katanya.

Yusuf menilai umat tidak memandang itu, sebagai opini yang obyektif, tetapi sebagai opini nyinyir. Hal ini bisa menjadi hasutan yang liar.

“Kita memang harus menikmati perbedaan ini sebagai khazanah. Tetapi kita tidak hanya melihat dari satu segi, satu perspektif, atapun satu sisi saja. Kalau seperti itu, justru saya melihat akan merusak,” katanya.

Ia melihat dalam debat perdana kemarin, Prabowo terlihat lebih santun dan santuy, faktual dan fairplay, mengakui kekuranganya serta gentlemen dibandingkan dua kandidat lainnya.

“Pak Prabowo juga memberikan apresiasi terhadap mereka ketika berbeda pandangan. Saya melihat posisinya beliau sangat halus, sementara yang lainnya pandangannya menghasut, tidak produktif, tidak jujur dan tidak objektif. Sementara Pak Prabowo lebih terlihat membangun spirit kebangsaan,” kata Yusuf Berhanuddin.

Sedangkan KH Arip Rahman, Ketua DPP Aliansi Ulama Alumni Timur Tengah menambahkan, Prabowo adalah sati-satunya capres yang memiliki kepedulian secara langsung kepada perjuangan kemerdekaan Palestina.

Prabowo juga memiliki hubungan internasional yang luas, tidak hanya terbatas di Timur Tengah saja, tetapi juga di seluruh dunia.

“Bantuan Pak Prabowo bagi Palestina itu nyata, Semua bantuan untuk Palestina yang ada itu, juga dipastikan Pak Prabowo sampai ke Palestina. Tidak hanya itu, Pak Prabowo juga memberikan bantuan dari kantong pribadinya Rp 5 miliar, sementara adiknya Hashim 1 miliar,” katanya.

Arip berharap umat Islam mendukung Prabowo di Pilpres 2024, karena upaya untuk memperjuangkan kepentingan umat lebih nyata, termasuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina dari penjajahan Israel.

“Mari kita berbahagia dan bergembira menghadapi Pemilu 2024 ini. Kaum muslimin, umat Islam, mari kita sama-sama berbagi kebenaran, bukan sebaliknya menyebarkan informasi yang tidak benar. Kita kembalikan suara umat ke Pak Prabowo. Pak Prabowo adalah orang paling ikhlas, dan perlu diketahui Pak Prabowo adalah orang yang menciptakan pemimpin di daerah, ada Pak RK (Ridwan Kamil) di Jawa Barat. Lalu, ada Pak Anies Baswedan di DKI, dia jadi gubernur itu perannya Pak Prabowo,” pungkasnya.

Anis Matta Puji Gaya Debat Prabowo Lebih Jujur dan Santai

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta memuji gaya debat Calon Presiden (Capres) Nomor Urut 2, Prabowo Subianto dalam debat pertama.

Capres yang didukung partai politik Koalisi Indonesia Maju (KIM) itu, dinilai lebih jujur dan santai dibandingkan dua kandidat lainnya.

“Prabowo lebih jujur dan santai dalam debat pertama ini,” kata Anis Matta dalam keterangannya, Rabu (13/12/2023).

Seperti diketahui, Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menggelar debat pertama pemilihan presiden (Pilpres) 2024 pada Selasa (12/12/2023) malam.

Ketiga capres didampingi calon wakil presiden (cawapres) masing-masing. Ketiganya memaparkan gagasan tentang hukum, hak asasi manusia (HAM), pemerintahan, pemberantasan korupsi, dan penguatan demokrasi.

Menurut Anis Matta, Prabowo merupakan sosok yang tidak berusaha untuk berbeda dalam hal-hal yang memang tidak perlu dipaksakan berbeda. Selain itu, cara pandang Menteri Pertahanan tersebut dinilai lebih komprehensif.

“Misalnya, dalam soal Papua, sehingga mudah bagi beliau untuk sepakat dengan capres lainnya dalam hal-hal yang memang sejalan aja,” tegasnya.

Di satu sisi, Anis Matta menilai daftar pertanyaaan yang dibuat panelis memang tidak memungkinkan terjadinya perdebatan yang tajam. Sebab perbedaan dalam tema-tema itu memang tidak terlalu penting.

Terkait debat ini, Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah membuat polling singkat soal penampilan Prabowo dalam debat pertama. Polling di akun media sosial X (Twitter) tersebut, diikuti hasil suara akhir sebanyak 2.107 suara.

“Satu kata untuk penampilan Pak Prabowo. Cerdas 21 persen, tangkas 23 persen, 56 persen,” kata Fahri Hamzah.

Fahri juga membuat polling soal kedudukan posisi dua capres lainnya, Capres nomor urut 1 Anies Baswedan dan Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo. Polling tersebut, diikuti hasil suara akhir sebanyak 1.284 suara.

“Satu kata untuk No.1 dan 3. Oposisi Ngambang 50 persen dan Petugas Partai Bimbang 50 persen,” tandas Wakil Ketua DPR Periode 2014-2019 ini.

Dalam debat perdana ini, Prabowo Subianto mendapat serangan dari Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. Namun, semua serangan tersebut, dijawab Prabowo secara lugas, tegas dan santai. Prabowo lebih jujur dan realistis pada data dan fakta, sementara dua capres lainnya banyak retorika.

Saat menyampaikan visi misinya, tentang hukum, HAM pemerintahan, pemberantasan korupsi, dan penguatan demokrasi, Prabowo akan menjadikan proses penegakkan hukum, HAM, hingga perbaikan pelayanan pemerintah sebagai prioritas. Hal tersebut menjadi fokus pemerintahan Prabowo-Gibran jika terpilih jadi pemimpin bangsa.

“Kami menempatkan hukum, HAM, perbaikan pelayanan pemerintahan, pemberantasan korupsi, perlindungan terhadap semua kelompok masyarakat, sebagai sesuatu yang sangat penting. Karena itu dalam visi-misi kita, hal-hal ini ditaruh di paling atas,” kata Prabowo.

Prabowo juga mengatakan sejak muda dirinya telah mengangkat sumpah untuk membela Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dengan perjuangan dan pertaruhan nyawa.

“Itulah perjuangan saya selama ini, saya pertaruhkan nyawa saya, jiwa saya untuk membela demokrasi, Hukum dan HAM,” kata Prabowo.

Sejumlah lembaga survei telah merilis hasil survei elektabilitas tiga capres-cawapres menjelang debat perdana.

Litbang Kompas merilis survei terbaru terkait elektabilitas capres-cawapres pada periode 29 November hingga 4 Desember 2023. Hasilnya Prabowo-Gibran mendapatkan 39,3% suara, Anies-Muhaimin 16,7% dan Ganjar-Mahfud 15,3%. Sedangkan 28,7% belum menentukan pilihannya.

Sementara itu, berdasarkan rilisan Lembaga survei LSI Denny JA dengan periode survei 20 November-3 Desember 2023, Prabowo-Gibran tertinggi di angka 42,9%. Posisi kedua Ganjar-Mahfud di angka 24,9%. Posisi ketiga Anies-Muhaimin 24,0%.

Terbaru, Lembaga Survei Populi Center juga merilis survei terbaru yang dilakukan pada 28 November hingga 5 Desember 2023. Hasil survei menunjukkan Prabowo-Gibran di posisi pertama di angka 46,7%. Posisi kedua Ganjar-Mahfud 21,7% dan Anies-Muhaimin 21,7%.

Anis Matta Optimistis Basis Keumatan Prabowo pada Pilpres 2024 Kembali

Partaigelora.id – Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia mendapat tugas untuk mengembalikan basis dukungan Prabowo Subianto yang pernah didapat di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 dan Pilpres 2019.

Pada Pilpres 2014 Prabowo mendapatkan perolehan 62.576.444 suara (46,85%), sedangan perolehan suara Prabowo di Pilpes 2019 68.650.239 atau 44,50 persen suara.

“Secara umum kita yakin betul, Insya Allah bahwa basis keumatan Prabowo akan kembali lagi memilih beliau,” kata Anis Matta dalam keterangannya, Rabu (13/12/2023).

Hal itu disampaikan Anis Matta dalam program Anis Matta Menjawab Episode 25 dengan tema ‘Bagaimana Membangun Kekuatan Politik Umat? yang telah tayang di kanal YouTube Gelora TV pada Senin (11/12/2023) malam.

Dalam program yang dipandu Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Komunikasi Organisasi DPN Partai Gelora Dedy Miing Gumelar yang juga merupakan Caleg DPR RI Dapil 6 Bekasi dan Depok ini, Anis Matta juga akan memastikan basis massa yang dibawa Gibran Rakabuming Raka di Jawa Tengah dan Jawa Timur mendukung Prabowo.

“Jadi pertama, selain mengembalikan basis keumatan Prabowo dan yang kedua adalah basis yang dibawa Mas Gibran, khususnya dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, Insya Allah kita juga akan memastikan ke beliau,” katanya.

Anis Matta menegaskan, bahwa Partai Gelora mendapatkan tugas penting untuk memenangkan pasangan Prabowo-Gibran, dengan mengembalikan suara umat pada Pilpres 2024 seperti pada Pilpres 2014 dan Pilpres 2019.

“Dan tugas terpenting dari Partai Gelora adalah berkontribusi bagi pemenangan Pak Prabowo dengan mengembalikan suara umat kembali ke Pak prabowo,” katanya.

Anis Matta menyadari bahwa sejak dulu memang ada kesulitan dalam mengkonsolidasikan umat Islam. Hal tersebut berhubungan dengan pemikiran, akidah dan hal-hal teknis.

“Kadang-kadang orang bilang ke saya, terlalu besar pikirannya. Padahal partai politik kan cuma buat cari suara, kursi gampang didapat dengan bagi-bagi minyak goreng. Kenapa mesti jauh betul pemikiran,” katanya.

Menurut Anis Matta, dalam memperjuangkan kepentingan umat, tidak hanya sekedar berebut kursi di Senayan atau Pilpres. Tetapi umat Islam harus memiliki penerawangan ke depan di tengah kekacauan dunia saat ini akibat krisis global.

“Jadi untuk memperjuangkan kepentingan umat ini, tidak hanya sekedar pemikiran, memperbaiki aqidah umat atau berhubungan dengan hal-hal teknis. Tapi mesti punya penerawangan yang jauh, bagaimana kita memperjuangkan umat itu, dalam semua situasi yang kita hadapi, terutama di tengah kekacauan dunia yang terjadi sekarang,” ujarnya.

Kursi atau jabatan yang didapat, lanjut Anis Matta, adalah amanah yang memikul tanggungjawab yang besar, sehingga tidak hanya sekedar menandatangani suatu kebijakan atau undang-undang saja.

“Jadi semua itu harus mengerti betul tanggungjawabnya, bagaimana orang jadi presiden, gubernur dan seterusnya. Kebanyakan kita masuk politik itu, hilang jalan karena pada dasarnya kita tidak punya penerawangan yang jauh. Seperti orang pergi berlayar, kompasnya tidak jelas, navigasnya tidak jelas dan di tengah jalan kena badai,” katanya.

“Ini juga seperti papatah bugis dalam mengenang kekasihnya yang pergi merantau, dia bilang mungkin kamu sekarang sedang ada di tengah samudera dan tidak pernah sampai ke tujuan, serta tidak untuk kembali. Itulah nasib partai-partai sekarang yang berebut hal-hal kecil setiap hari,” katanya.

Anis Matta mengatakan, partai-partai sekarang termasuk partai Islam, tidak pernah memikirkan untuk mencapai hal-hal yang lebih besar.

“Kalau kita berpikir besar seperti ini tidak banyak uangnya seketika, nah itu yang bkin orang tidak sabar. Tapi jika berpikir kepentingan dalam skala umat, inilah yang mengilhami saya dalam mendirikan Partai Gelora,” pungkasnya.

Anis Matta Ajak Santri Terjun ke Politik agar Jadi Pemimpin Masa Depan

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengajak para santri untuk terjun ke politik. Sebab, para santri adalah pemimpin masa depan Indonesia, karena memiliki hati yang bersih dan dikenal sebagai orang yang saleh.

“Menurut saya, yang bersih ini harus kita bawa ke pasar-pasar lain, jangan cuma ada di masjid. Tapi juga di parlemen yang bisa menjadi medan tempur baru bagi para santri,” kata Anis Matta saat melakukan Silaturrahim ke Pondok Pesantren Al Madani, Kecamatan Gunung Pati, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (10/12/2023) malam.

Anis Matta berpandangan, bahwa kebersihan hati para santri harus dibawa ke medan kehidupan lain seperti politik. Agar dapat memberikan pengaruh positif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Jadi saya berharap nanti ada santri yang jadi Panglima TNI, Kapolri, Jaksa Agung, bahkan juga Presiden,” kata Anis Matta.

Menurut Anis Matta, roda perputaran ekonomi Indonesia hendaknya juga harus dikuasai para santri agar memberikan kemaslaahatan bagi umat. Karena pada dasarnya, misi dari agama itu adalah pembebasan dan pemberdayaan.

“Para santri ini kita harapkan menjadi orang-orang yang paling kaya di Indonesia supaya apa, supaya uang itu mengalir di kalangan orang saleh,” katanya.

Ia menilai dengan banyaknya orang kaya dari kalangan santri, maka bisa membantu negara untuk memberantas kemiskinan dan memberdayakan orang miskin menjadi kaya.

“Dengan kebersihan hati para santri, maka semua kebijakan pemerintah yang dibuat menjadi undang-undang akan dibuat dengan hati yang bersih, karena DPR-nya diisi oleh para santri. Sehingga harta kekayaan negara dapat dikelola dengan baik,” ujarnya.

Karena itu, kehadiran para santri dalam kehidupan politik dan medan kehidupan lain sangat penting, apalagi penduduk Indonesia adalah mayoritas Islam.

“Kehadiran santri ini penting, supaya kita umat Islam ini, yang jumlahnya mayoritas di Indonesia menjadi bagian untuk mengatur negara,” katanya.

Anis Matta sendiri mengaku kalau dirinya juga seorang santri. ia pernah mondok di Pondok Pesantren Darul Arqam Gombara, Makassar, Sulawesi Selatan, yang kala itu di pimpin oleh gurunya yaitu KH. Abdul Djalil Tahir. Kemudian terjun ke politik, dan sekarang mendirikan partai baru yang diberi nama Partai Gelora Indonesia.

“Jadi saya harap adik-adik para santri dan santriwati, kita harapkan memenuhi semua pasar-pasar kehidupan, baik itu di politik maupun lain. Insya Allah adik-adik semua akan menjadi pemimpin masa depan. Ini harus menjadi cita-citra politik para santri, termasuk menjadi Presiden di negara kita,” pungkas Anis Matta.

Anis Matta Ungkap Partai Gelora Dapat Tugas Kembalikan Basis Dukungan Prabowo pada 2014 dan 2019

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) Anis Matta mengatakan, Partai Gelora mendapat tugas untuk mengembalikan basis dukungan Prabowo Subianto yang pernah didapat di Pemilu 2014 dan Pemilu 2019.

“Tugas atau kontribusi terpenting Gelora adalah mengembalikan suara umat (Islam) kepada (kubu) Prabowo Subianto,” ujar Anis Matta di sela-sela Konsolidasi Pemenangan Partai Gelora Jawa Tenga) sore.

Menurut Anis Matta, Partai Gelora akan bekerja keras mengembalikan basis dukungan Prabowo yang selama beberapa waktu ini “terbelah” ke dua calon.

Dia pun mengungkapkan, Partai Gelora disebut sebagai “wakil umat” di Koalisi Indonesia Maju (KIM), merujuk ke umat Islam yang adalah basis utama Partai Gelora.

Anis Matta menambahkan, upaya mengembalikan basis dukungan Prabowo pada dua pemilu sebelumnya akan menghasilkan “titik ledak” saat bertemu dengan basis dukungan Gibran di Jawa Tengah (Jateng).

“(Titik ledak itu terjadi) ketika ada titik temu antara kembalinya basis keumatan ke Prabowo Subianto dan basis Gibran, yang pada dasarnya adalah mereka yang menyatakan puas atas kinerja Jokowi (Presiden Joko Widodo, red),” ungkap Anis Matta.

Anis Matta mengingatkan, salah satu misi dasar pasangan Prabowo-Gibran adalah melanjutkan capaian-capaian kerja Jokowi.

Dengan landasan itu, Anis Matta optimistis basis dukungan Prabowo akan kembali dan basis dukungan Gibran akan memastikan kemenangan pasangan capres-cawapres nomor urut 2 tersebut.

“Berdasarkan tanda-tandanya yang kita lihat pada sambutan masyarakat dan yang juga terbaca di dalam survei. Insya Allah akan menang Pilpres yang akan datang,” katanya.

Kualitas SDM Rendah

Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Gelora Jateng Achmadi mengatakan, masyarakat Jateng menilai kepemimpinan Ganjar Pranowo sebagai Gubernur selama dua periode dianggap gagal dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Jateng.

“Secara umum di Jawa Tengah 10 tahun pasca kepemimpinan gubernur sebelumnya ternyata tidak cukup bisa mampu menghantarkan kualitas SDM Jawa Tengah,” kata Achmadi.

Berdasarkan indeks perhitungan angka partisipasi kasar atau APK perguruan tinggi, kata Achmadi, Jateng menempati peringkat ke-4 di Indonesia dari urutan ke bawah.

APK perguruan tinggi Jateng berada pada angkat 23,86 persen, satu level diatas Lampung dengan APK 23,64 persen. Jateng, lanjutnya, hanya menang dari Papua pada level 20,04 persen dan Bangka Belitung pada angka 15 %.

“Kita (Jateng) pun kalah dari Kalimantan Utara, apakah kita perlu berbangga dengan prestasi ini. Kita sebagai warga Jawa Tengah, jelas bapak/ibu ini menjadi keprihatinan kita semua,” katanya.

Menurut Achmadi, rendahnya kualitas SDM Jateng saat ini, sudah menjadi isu nasional. Sebab, pemerintah telah mencanangkan Indonesia Emas 2045, sebagai negara maju pada perayaan HUT RI ke-100 pada 2045 mendatang.

“Untuk bisa memimpin dunia, kita harus punya SDM unggul, dan SDM unggul itu harus dimulai dengan pemenuhan gizi dari ibu hamilnya sampai kemudian penyelenggaraan pendidikan gratis sampai pada level kuliah,” katanya.

Achmadi berharap masyarakat Jateng mendukung program Partai Gelora yang akan meningkatkan kualitas SDM Jateng yang tertinggal jauh dengan daerah lainnya, padahal di Jateng banyak perguruan tinggi berkualitas dan bergengsi.

“Partai Gelora akan sosialisasikan seluas-luasnya kepada seluruh masyarakat, bahwa kita ingin warga Jawa Tengah ini pinter semua, bisa memimpin Indonesia dan menghantarkan kader-kader terbaik untuk menjadi anggota DPR, DPRD Provinsi, kabupaten/kota,” katanya.

Hal itu terjadi apabila Partai Gelora lolos parliamentary threshold 4 persen dan masuk ke Senayan, sehingga dapat membuat kebijakan dan regulasi tersebut.

“Syaratnya Gelora menang, kuliah gratis, ibu hamil kita kasih telur dan daging gratis, serta makan siang gratis untuk anak sekolah,” tegas Achmadi.

Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta menegaskan, masukan yang disampaikan Partai Gelora kepada Presiden Joko Widodo selama ini didengar pemerintah, meski sebagai partai baru dan tidak memiliki kursi di Senayan.

Berbagai masukan kepada pemerintah itu, antara lain adalah mengenai krisis global berlarut, pentinganya upaya rekonsiliasi nasional, dan dukungan serius perjuangan rakyat Palestina.

“Begitu terjadi perang di Palestina, kita juga mengusulkan kepada Presiden supaya segera memberikan bantuan kemanusiaan kepada Palestina, memberikan dukungan diplomasi kepada Palestina. Alhamdulillah untuk pertama kalinya ada demo dukungan kepada Palestina yang dihadiri oleh para menteri. Pemerintah juga mengirimkan bantuan yang lumayan besar ke Palestina,” ungkanya.

“Jadi bayangkan saudara-saudara sekalian, belum punya kursi saja begitu banyak ide kita yang dilaksanakan oleh pemerintah. Bagaimana kalau kita nanti masuk DPR, DPRD Provinsi, kabupaten/kota tentu gagasan-gagasan kita akan semakin diterima. Karena parlemen itu maknanya adalah akal kolektif bangsa,” pungkas Anis Matta.

Anis Matta: Partai Gelora Sudah Masuk 10 Besar Partai yang akan Lolos Parlemen, Sekarang on the way 7 Besar

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengungkapkan, berdasarkan hasil survei internal, Partai Gelora sudah masuk 10 besar partai politik (parpol) yang akan lolos ke Senayan pada Pemilu 2024 mendatang.

“Partai Gelora sudah masuk di 10 besar partai yang akan masuk ke Senayan. Jadi Insya Allah capres-cawapresnya menang, partainya juga menang,” kata Anis Matta saat memberikan arahan dalam Konsolidasi Pemenangan Partai Gelora Jawa Tengah di Settos Hotel Semarang, Minggu (10/12/2023) sore.

Partai Gelora, kata Anis Matta, saat ini sedang berpikir keras untuk meningkatkan elektablitasnya agar masuk 7 besar partai yang lolos ke Senayan, 60 hari sebelum hari pencoblosan pada 14 Pebruari 2024 mendatang.

“Sekarang kita sudah ada di 10, nah kita lagi cari akal bagaimana naik ke 9. Lalu, naik sedikit-sedikit ke-8, naik sedikit-sedikit ke-7 dan mudah-mudahan di akhir bisa lompat lagi lebih jauh,” katanya.

Di Jawa Tengah (Jateng), lanjut Anis Matta, Partai Gelora mentargetkan perolehan suara 1,5 juta dari 10 daerah pemilihan (dapil) yang ada.

“Kalau Jawa Tengah bisa menyumbangkan 1,5 juta suara, kira-kira 1,5 juta kalau dari target 4 persen, kalau sekitar 7 juta suara, itu sudah ada basis yang kuat,” katanya.

Anis Matta pun berharap Jawa Timur (Jatim), Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Barat (Jabar), DKI Jakarta dan Banten juga dapat menyumbangkan perolehan suara sebesar 1,5 juta suara.

“Nanti ada Jawa Timur 1,5 juta, Jawa Barat 1,5 juta, ada DKI, Banten dan Jogja. Insya Allah mudah-mudahan satu Pulau Jawa ini menyumbangkan 4 persen suara threshold yang kita targetkan,” ujarnya.

Menurut Anis Matta, di seluruh Pulau Jawa ada 39 dapil, 22 dapil bangter (pengembangan teritori) III dan 17 dapil di bangter II. Banter III terdiri dari DIY, Jateng dan Jatim, sedangkan bangter II meliputi DKI Jakarta, Jabar dan Banten.

“Insya Allah dari 39 dapil yang ada di Pulau Jawa ini, mudah-mudahan target 4 persen itu bisa kita capai. Saya yakin kita sekarang menuju parliamentary threshold dari survei yang ada,” katanya.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPN Partai Gelora Rico Marbun optimistis lolos parliamentary threshold (ambang batas parlemen) 4 persen pada Pemilu 2024.

“Survei terakhir kami pada November 2023, Partai Gelora sudah on the track menuju (perolehan suara) 4 persen,” kata Rico Marbun.

Sebagai partai baru peserta pemilu, Rico mengklaim Partai Gelora bakal melampaui perolehan sesama partai baru di Pemilu 2024.

Bahkan, lanjut dia, ada partai lama yang akan bisa mereka lampaui perolehan suaranya dalam Pemilu 2024. Rico menyatakan ada sejumlah peluang yang diyakini masih dapat mendongkrak perolehan suara partainya.

Tren tersebut didapat dari evaluasi pemilu-pemilu sebelumnya. Pertama, sebut Rico, sepertiga pemilih cenderung baru menentukan pilihan pada sebulan terakhir menjelang hari pemungutan suara.

Kedua, ada 40 persen pemilih yang dikategorikan sebagai swing voter alias pemilih yang masih mungkin berubah pilihan hingga saat terakhir ketika memberikan suara.

“Jadi kami optimistis peluang lolos ke Senayan terbuka, dengan militansi dan program-program kerja yang kami tawarkan,” ujar Rico.

Rico menambahkan, survei internal Partai Gelora pun mendapati elektabilitas partainya sudah masuk 10 besar di antara seluruh partai politik peserta Pemilu 2024.

“Itu baru data November (2023), sebelum kami bergerak penuh melakukan konsolidasi dan kampanye,” ujar Rico. Program unggulan

Dalam kesempatan tersebut, Rico mendorong para kader dan calon anggota legislatif partainya untuk menggaungkan program-program unggulan Partai Gelora.

Di antara program unggulan Partai Gelora adalah kuliah gratis dalam kerangka wajib belajar 16 tahun, program dukungan gizi bagi ibu hamil untuk mencegah stunting, makan siang gratis di sekolah dan program bebas buta baca Al-Qur’an.

Door to door

Dalam kesempatan ini, Anis Matta mengatakan, calon anggota legislatif (caleg) Partai Gelora telah door to door secara langsung dengan kontituen untuk memenuhi target lolos ke Senayan.

“Kayakinan kami didasari atas kinerja struktur yang semakin baik dan juga kinerja caleg yang juga semakin masif secara canvasing bertemu langsung dor to dor menemui masyarakat, tidak bisa dipungkiri bahwa bertemu langsung lebih efektif mendapatkan dukungan dibandingkan hanya dengan melihat atribut peraga kampanye,” terang Anis Mata.

Anis Matta juga mengungkapkan bahwa Partai Gelora mentarget basis suara jawa karena masyarakat jawa dikenal lebih melek politik, sehingga swing voters lebih tinggi. Anis Matta menyatakan akan memanfaatkan siwing voters yang tinggi di Pulau Jawa Terutama Jawa Tengah.

“Jawa memiliki swing voters yang tinggi karena pemilih lebih melek politik sehingga ini menjadi peluang bagi Gelora untuk mendapatkan swing voters, jika hanya 4% menurut saya sangat realistis untuk diwujudkan,” tuturnya.

Untuk memperoleh dukungan dari swing voters di Jawa, Partai Gelora telah menyiapkan 2 program utama, yang pertama adalah program kuliah gratis dan program susu dan daging untuk ibu hamil gratis. Dua program ini yang diharapkan bisa menggaet dukungan dari publik.

“Jawa partisipasi perguruan tinggi masih rendah, juga secara umum, hal itu dikarenakan keterbatasan kemampuan ekonomi. Sedangkan negara maju didukung dengan tingkat pendidikan yang tinggi bagi setiap warga negaranya, sehingga program Kuliah gratis saya kira relevan dan bisa diterima oleh publik,” ungkapnya.

Anis Matta mengatakan, program ibu hamil juga akan menyentuh kebutuhan dasar masyarakat terutama masyarakat miskin. Dengan adanya bantuan ibu hamil diharapkan anak sehat sejak dalam kandungan.

“Saya kira program bantuan ibu hamil sangat tepat, karena bangsa kita membutuhkan kualitas sumber daya manusia yang unggul, untuk itu kami akan memperjuangkan program bantuan gratis daging dan telur untuk ibu hamil agar anak sehat sejak dalam kandungan, tidak kekurangan gizi dan nutrisi,” pungkasnya.

Alamat Dewan Pengurus Nasional

Jl. Minangkabau Barat Raya No. 28 F Kel. Pasar Manggis Kec. Setiabudi – Jakarta Selatan 12970 Telp. ( 021 ) 83789271

Newsletter

Berlangganan Newsletter kami untuk mendapatkan kabar terbaru.

X