Category: Liputan

Larang Paskibraka Pakai Jilbab, Partai Gelora Nilai Pemahaman Kepala BPIP Tidak Pancasilais

Partaigelora.id- Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menilai Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dibawa kepemimpinan Prof Yudian Wahyudi tidak Pancasilais, padahal yang bersangkutan memimpin lembaga pembinaan ideologi Pancasila.

Hal ini menyusul aturan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) nasional 2024 putri melepas jilbab saat pengukuhan dan Upacara Kenegaraan 17 Agustus.

Disamping itu, Yudian juga mempertentangkan agama dan Pancasila yang mendasari larangan pemakaian jilbab tersebut, sehingga harus diseragamkan.

Padahal hal itu, tidak perlu dipertentangkan lagi, karena persoalan agama dan Pancasila ini sudah dianggap selesai ketika Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdiri.

“Sudah bukan saatnya lagi mempertentangkan nilai-nilai keagamaan atau riligiusitas dengan kebinekaan, toleransi, kenegaraan dan yang lainnya. Ini sudah selesai,” kata Abdul Rahim , Ketua Bidang Syiar dan Dakwah DPN Partai Gelora, Jumat (16/8/2024).

Menurut Abdul Rahim, negara ini lahir dari rahim nilai-nilai religiusitas. Sehingga memisahkan aktifitas kenegaraan dari nilai-nilai agama, bukan hanya bertentangan dengan pancasila, namun juga melepaskannya dari akar sejarah, nilai kebinekaan, toleransi dan semangat gotong royong.

“Religiusitas adalah bagian dari pengamalan Pancasila, terutama Sila Pertama, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa. Aturan penyeragaman oleh BPIP untuk Paskibra putri yang berkonsekuensi pada pelepasan jilbab tentu bertentangan dengan pancasila dan nilai-nilai keagaman yang mengakar di Indonesia,” katanya.

Hal ini, katanya, bisa terjadi karena ada tiga kemungkinan. Pertama Kepala BPIP Yudian Wahyudi memahami Pancasila secara parsial dan sekuler.

Kedua, Kepala BPIP salah dalam menafsirkan kebinekaan dengan penyeragamaan dalam semua hal terutama agama dengan Pancasila.

“Ketiga, Kepala BPIP ada kesengajaan memisahkan nilai-nilai religiusitas dari negara,” pungkasnya.

Seperti diketahui, Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi kini membolehkan Paskibraka mengenakan jilbab saat bertugas di Upacara HUT Ke-79 RI di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Yudian juga meminta maaf atas keputusan sebelumnya yang melarang Paskibraka mengenakan jilbab saat pengukuhan dan upacara kenegaraan.

“Paskibraka Putri yang mengenakan jilbab dapat bertugas tanpa melepaskan jilbabnya dalam pengibaran Sang Saka Merah Putih pada Peringatan HUT RI ke-79 di Ibukota Nusantara,” kata Yudian dalam keterangan resminya, Kamis (15/8/2024).

Yudian mengatakan BPIP mengikuti arahan Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono selaku penanggungjawab pelaksanaan upacara HUT RI ke-79 yang disampaikan pada tanggal 14 Agustus 2024 di Jakarta.

Namun, Yudian berkilah BPIP tidak memaksa Paskibraka putri untuk melepas jilbab saat bertugas sebagai Paskibraka dalam acara pengukuhan dan pengibaran bendera 17 Agustus 2024. Meski begitu, di dua momen itu memang jilbab Paskibraka putri dilepas.

“Sehubungan berkembangnya wacana di publik terkait tuduhan kepada BPIP melakukan pemaksaan lepas jilbab, BPIP memahami aspirasi masyarakat. BPIP menegaskan bahwa tidak melakukan pemaksaan lepas jilbab,” ujar Kepala BPIP Prof Yudian Wahyudi dalam keterangan di Ibu Kota Nusantara, Penajam Paser tara, Kalimantan Timur, Rabu (14/8/2024).

Gelar Workshop Keumatan, Anis Matta: Dibutuhkan Daya Tahan dan Strategi Dalam Memperjuangkan Cita-cita Umat

Partaigelora.id-Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menggelar Workshop Keumatan selama dua hari pada Selasa-Rabu (13-14 Agustus 2024) di Gelora Media Center dan Hotel Pomelotel, Jakarta.

Workshop Keumatan ini dihadiri Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta, Sekretaris Jenderal Mahfuz Sidik, Ketua Bidang Keumatan DPN Partai Gelora Raihan Iskandar dan diikuti oleh para ketua bidang, fungsionaris Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Partai Gelora se-Indonesia.

Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta mengatakan, Workshop Keumatan ini adalah workshop kedua yang digelar sebagai bentuk evaluasi terhadap hasil pencapaian Partai Gelora dalam Pemilu 2024 lalu.

“Workshop Keumatan ini adalah workshop kedua setelah Workshop Kaderisasi sebelumnya. Ini bagian dari evaluasi kita pasca peristiwa 14 Pebruari. Dan Insya Allah paling sedikit akan ada tiga unsur lagi, yaitu struktur, kepemudaan dan perempuan, selain melakukan roadshow,” kata Anis Matta, Kamis (15/8/2024).

Menurut Anis Matta, Workshop Keumatan ini sengaja digelar untuk memberikan pemahaman kepada fungsionaris dan kader, bahwa perjuangan keumatan ke depan membutuhkan strategi, karena terkait peristiwa geopolitik.

“Sehingga diperlukan daya tahan, kesabaran dan strategi dalam memperjuangkan cita-cita umat. Peristiwa yang terjadi di Timur Tengah, Ukraina dan Bangladesh adalah fenomena peristiwa geopolitik. Peristiwa 98 di Indonesia juga terkait geopolitik,” katanya.

Israel, kata Anis Matta, menyadari tidak bisa memenangi perang melawan Hamas, Palestina, sehingga mencoba memperlebar ekskalasi perang ke Lebanon dan Iran agar Amerika Serikat terlibat.

“Sekarang Ukraina menyerang Rusia itu juga ada kaitannya agar Amerika terlibat perang. Demikian juga soal penggulingan PM Bangladesh, juga terkait peristiwa geopolitik, adanya keterlibatan asing,” katanya.

Karena itu, Anis Matta menyerukan agar dilakukannya upaya rekonsiliasi diantara elit-elit nasional agar Indonesia tidak menjadi medan tempur (battle ground) negara adidaya.

“Peristiwa polarisasi politik di Pilkada DKI Jakarta 2017 dan Pemilu 2019 adalah peristiwa geopolitik, tidak berdiri-sendiri. Indonesia mau dijadikan medan tempur, dan alhamdulillah hal itu tidak terjadi di Pilpres 2024,” katanya.

Anis Matta menilai partai politik (parpol) Indonesia saat ini menghadapi tantangan dalam melahirkan pemimpin yang punya kapasitas untuk memimpin negara dan terima oleh rakyat.

“Sebab bisa kejadian, bahwa partainya menang cuma pemimpinnya tidak diterima, tidak pernah bisa punya calon presiden atau calon presidennya tidak diterima oleh rakyat,” katanya.

Adapun tantangan dalam melahirkan pemimpin ada empat tantangan, yakni pertama masalah kaderisasi, kedua politik identitas, ketiga logistik dan keempat jaringan global.

“Dari 4 tantangan yang kita hadapi ke depan, saya ingin menggarisbawahi bahwa poin 1, 2 dan 3 menjadi tantangan kita sekarang. Sementara kalau poin 4, kita relatif punya jaringan global,” katanya.

Ketua Umum Partai Gelora yang punya pemahaman geopolitik global ini berpandangan, bahwa jaringan global harus dimiliki para pemimpin Indonesia ke depan seperti Presiden terpilih Prabowo Subianto.

“Jaringan global ini akan berfungsi sebagai satu mekanisme perlindungan masa depan dan punya potensi untuk menjadi besar. Karena itu, dari awal kita harus punya jaringan global, karena tidak ada satu pemilu yang tidak diintervensi negara asing,” katanya.

Menurut Anis Matta, parpol yang akan melahirkan para pemimpin yang punya kapasitas memimpin negara, membutuhkan manpower yang cakap dan cukup untuk membangun narasi besar bagi umat dan bangsa.

“Kita akan lebih butuh lagi manpower yang jauh lebih besar untuk mengeksekusi narasi narasi itu menjadi kenyataan di lapangan. Kita perlu konsistensi dan keteguhan dalam menjemput cita-cita,” katanya.

“Partai Gelora akan terus membangun dengan kecakapan sumber daya manusia yang memadai. Dalam upaya dan usaha keras menjadikan Indonesia sebagai negara superpower baru dunia,” pungkasnya.

Soal Pilkada Jakarta, Anis Matta Istiqomah ke KIM, Fahri Hamzah Bantah Jegal Anies Baswedan

Partaigelora.id-Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menyatakan, masih menunggu pembicaraan akhir di internal Koalisi Indonesia Maju (KIM) mengenai calon yang bakal mendampingi Ridwan Kamil maju di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024.

“Sampai sekarang kita belum bicarakan di KIM sebagai KIM, ya. Tetapi sebagai proses kita mengikuti saja perkembangannya. Cuma di KIM-nya sendiri kita belum membicarakan sama sekali,” kata Anis Matta usai penyerahan Surat Rekomendasi 14 Cakada di Gelora Media CeCenter, Jakarta, Senin (12/8/2024) sore.

Menurut Anis Matta, akan banyak kejutan yang masih terjadi hingga pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih pada 20 Oktober 2024 mendatang, termasuk soal isu bergabungnya PKS dan kemunculan nama ‘S’ mantan Ketua Umum Partai Golkar.

“Kalau kita sih santai aja, kayak gitu ya. Jangan tegang dengan persoalan masuk dan keluar, gitu. Cuma menurut saya sampai tanggal 20 Oktober masih akan banyak kejutan lagi yang terjadi. Kalau kita santai saja,” katanya.

Namun, Anis Matta meminta soal munculnya nama Suswono, Ketua Majelis Pertimbangan Pusat PKS yang digadang-gadang bakal menjadi calon wakil gubernur dari Ridwan Kamil agar ditanyakan langsung ke PKS.

“Saya kira itu urusan internal PKS, ya. Nah, itu urusan internal PKS. Anda tanyakan kepada mereka itu,” ujar Ketua Umum Partai Gelora ini.

Anis Matta juga memastikan tidak memiliki masalah dengan PKS. “Saya kira tidak (masalah) tidak. Kita tidak punya masalah dengan itu semua,” kata Anis Matta.

Sementara Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah menegaskan, kegagalan bekas calon presiden (Capres) di Pilpres 2024, Anies Baswedan untuk maju di Pilgub Jakarta, bukan disebabkan oleh penjegalan, melainkan karena sikap pragmatisme partai-partai politik pengusungnya.

“Tidak ada penjegalan. Ini soal pragmatisme dalam pemilihan tiket saja,” kata Fahri Hamzah.

Fahri mengatakan, pada saat Pilpres 2024 lalu, partai yang tergabung dalam Koalisi Perubahan seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai NasDem, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), pada prinsipya hanya untuk mengamankan suara partai mereka agar tidak mengalami penurunan drastis.

“Dulu mungkin ada (Parpol) yang memerlukan popularitas untuk bisa bertahan agar tidak kehilangan suara pada Pileg 2024. Saya mengatakan, saya tuduh, partai-partai yang mengambil Anies Baswedan saat itu melakukannya untuk bertahan,” kata dia.

Dijelaskan mantan Wakil Ketua DPR RI itu bahwa pragmatisme partai-partai tersebut terlihat ketika Anies tidak lagi dipertimbangkan untuk Pilgub Jakarta, karena mereka menganggap mengusung Anies tidak lagi menguntungkan.

Apalagi, partai-partai pengusung Anies di Pilpres 2024 dikabarkan akan bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus untuk Pilkada Jakarta 2024.

“Setelah pemilu selesai, Anies Baswedan tidak diperlukan lagi. Partai-partai itu berpikir seperti itu, tidak ada lagi kepentingan untuk mendukung Anies. Ini saatnya introspeksi bersama. Kami sudah tahu dari awal akan seperti ini, dan mudah-mudahan mereka sadar,” pungkasnya.

Pesan Anis Matta Saat Penyerahan 14 SK Cakada: Mudah-mudahan Kolaborasi Ini Jadi Berkah Bagi Bangsa

Partaigelora.id-Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menyerahkan 14 rekomendasi form B1KWK Surat Keputusan (SK) dukungan calon kepala daerah (Cakada) dan calon wakil kepala daerah Pilkada 2024 gelombang I di sejumlah daerah.

“Bangsa kita saat ini, perlu energi dari bapak-bapak dan ibu-ibu semua calon pimpinan di daerah. Insya Allah ditakdirkan menang,” kata Anis Matta saat menyampaikan sambutan penyerahan 14 SK Pilkada 2024 di Gelora Media Center (GMC), Jakarta, Senin (12/8/2024).

Menurut Anis Matta, energi para pimpinan di daerah diperlukan dalam mendukung kepemimpinan Presiden terpilih Prabowo Subianto yang memiliki cita-cita membawa Indonesia menjadi lima besar dunia secara ekonomi.

“Jadi bapak-bapak dan ibu-ibu semua akan bekerja di bawah kepemimpinan Presiden yang energinya luar biasa dan punya cita-cita membawa Indonesia masuk menjadi 5 besar dunia secara ekonomi paling tidak punya cita-cita dalam periodenya untuk mengembangkan ekonomi Indonesia dengan angka pertumbuhan 8 persen,” katanya.

Hal ini akan terwujud apabila para pimpinan daerahnya juga memilki energi yang cukup besar untuk mendukung dan menuntaskan agenda pemerintahan mendatang dibawah kepemimpinan Presiden/Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

“Saya perlu menggarisbawahi kata energi ini. Kita perlu energi untuk menang, kita perlu energi untuk menuntaskan agenda pemerintah dan kira perlu untuk menuntaskan janji-janji bapak-bapak dan ibu-ibu semua,” katanya.

Anis Matta menegaskan, bahwa seluruh dunia saat ini dilanda gelombang krisis, termasuk Indonesia. Sudah banyak negara jatuh dan tidak kuat menghadapi gelombang perubahan besar.

“Dengan kerjasama yang kita bangun melalui Pilkada ini, saya berharap akan menjadi awal dari satu langkah-langkah besar yang kita lakukan bersama. Mudah-mudahan kolaborasi ini menjadi berkah bagi bangsa kita,” ujarnya.

Ketua Desk Pilkada DPN Partai Gelora Rico Marbun mengatakan, Partai Gelora telah berkomunikasi dan berdiskusi dengan ratusan calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah di tingkat provinsi/kabupaten/kota baik yang memiliki kursi atau tidak di DPRD.

“Dan siang ini kita berikan SK-nya langsung untuk 14 calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah. Kita keluarkan SK KPU sesuai dengan format KPU. Total sudah 15 daerah kita keluarkan SK-nya dari 55 daerah,” kata Rico Marbun.

“Dari 14 daerah ini ada dua daerah yang kader Gelora langsung terlibat di dalamnya menjadi calon wakil kepala daerahnya,” lanjut Rico.

Rico mengatakan, ada banyak pertimbangan sebelum menyampaikan rekomendasi kepada 14 calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah tersebut.

Selain arahan dari pimpinan juga pertimbangan paling utama adalah peluang keterpilihan dan besarnya dukungan dari jaringan sosial masyarakat yang dimiliki calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah.

Kemudian pertimbangan lain adalah kemampuan dari calon kepala daerah dan wakil kepala daerah untuk membangun komunikasi anggota koalisi dengan partai lain.

Terakhir adalah pertimbangan hubungan para calon kepala daerah dan calon wakil kepala dengan dengan pimpinan Partai Gelora baik di struktur tingkat daerah (DPD), wilayah (DPW) dan pusat (DPN).

Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta menambahkan, Partai Gelora akan kembali mengeluarkan rekomendasi terhadap 40 daerah dalam waktu dekat.

“Sampai saat ini kita sudah 15 rekomendasi, masih ada 40 rekomendasi lagi yang kita keluarkan SK-nya. Semua rekomendasi akan kita tuntaskan sebelum tanggal 27 Agustus 2024,” pungkas Anis Matta.

Dalam penyerahan rekomendasi 14 SK ini, Anis Matta didampingi Wakil Ketua Umum Fahri Hamzah, Sekretaris Jenderal Mahfuz Sidik dan para Kepala Bidang Teritorial (Kabangter) DPN Partai Gelora antara lain Kabangter V Ahmad Faradis, Kabangter IV Rofi Munawar dan Kabangter III Ahmad Zainudin.

Berikut daftar penyerahan 14 SK calon kepala daerah dan calon kepala daerah:

  1. Sorong, Papua Barat Daya, calon bupati Johnny Kamaru dan calon wakil bupati Sutejo.
  2. Asmat, Papua Selatan, calon bupati Thomas Eppe Safanpo dan calon wakil bupati Yoel Manggaparau.
  3. Puncak, Papua Tengah, calon bupati Pania Waker dan calon wakil bupati Saulinus Murib.
  4. Dogiyai, Papua Tengah, calon bupati Oscar Makai dan calon wakil bupati Yesaya Goo.
  5. Lanny Jaya, Papua Pegunungan, calon bupati Yemis Kagoya dan calon wakil bupati Tanus Kogoya.
  6. Nduga, Papua Pegunungan, calon bupati Namia Gwijangge dan calon wakil bupati Obed Gwijangge.
  7. Kep Yapen, Papua, calon bupati Benyamin Arisoy dan calon wakil bupati Roy Palunga.
  8. Waropen, Papua, calon bupati Ruveb Yason Rumboisano dan calon wakil bupati Hendrik L Maniagasi.
  9. Bone Bolango, Gorontalo, calon bupati Marlan S Uloli dan calon wakil bupati Syamsul T Botutihe.
  10. Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, calon bupati Syafrudin Noor dan calon wakil bupati Suriani.
  11. Bontang, Kalimantan Timur, calon bupati Najirah dan calon wakil bupati Muhammad Aswar.
  12. Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, calon bupati Hamdam dan calon wakil bupati Ahmad Basir.
  13. Pamekasan, Jawa Timur, calon bupati KH Kholilurrahman dan calon wakil bupati Sukriyanto.
  14. Simalungun, Sumatera Utara, calon bupati Radiapoh Hasiholan Sinaga dan calon wakil bupati Yoel Manggaparoo.

Miliki Strategis di IKN, Partai Gelora Bersama Demokrat Resmi Usung Pasangan Hamdan-Basir untuk Pilkada PPU

Partaigelora.id-Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia secara resmi mengusung pasangan Hamdan Pongrewa dan Ahmad Basir maju di Pilkada 2024 Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur. Pasangan Hamdan-Basir juga didukung oleh Partai Demokrat.

Pasangan Hamdan Pongrewa-Ahmad Basir sebagai calon bupati dan wakil bupati Kabupaten PPU telah mengantongi dua rekomendasi B1KWK dari Partai Demokrat dan Partai Gelora. Artinya, syarat untuk maju dikontestasi Pilkada PPU 2024 telah terpenuhi.

Rekomendasi dari Partai Demokrat diserahkan langsung oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) selaku ketua umum pada Kamis, 8 Agustus 2024 di DPP Partai Demokrat Jakarta.

Sementara rekomendasi dari Partai Gelora diserahkan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Mahfuz Sidik pada Jumat, 9 Agustus 2024 malam di Gelora Media Center, Jakarta.

Pasangan Hamdan-Basir akan didaftarkan ke KPU PPU pada Rabu, 28 Agustus 2024. Hamdan Pongrewa adalah Bupati Icumbent PPU, sedangkan Ahmad Basir adalah kader Partai NasDem sekaligus Ketua DPD Partai NasDem Balikpapan.

“Tanggal 9 Agustus, Partai Gelora melalui pimpinan pusatnya secara resmi relah mengeluarkan surat keputusan dukungan untuk calon kepala daerah Kabupaten Penajam Paser Utara. Pak Hamdan dan Pak Basir,” kata Mahfuz Sidik, Sabtu (10/8/2024).

Mahfuz mengatakan, pasangan Hamdan-Basir didukung dua partai, Partai Demokrat dan Partai Gelora. Partai Demokrat memiliki 4 kursi di DPRD PPU, sedangkan Partai Gelora satu kursi.

“Jumlah kursi di DPRD PPU ada 25 kursi, Partai Demokrat 5 kursi dan Partai Gelora 1 kursi. Itu sudah memenuhi syarat untuk mengikuti kontestasi,” katanya.

Dukungan kepada pasangan Hamdan-Basir, kata Mahfuz, adalah bagian dari langkah partisipasi Partai Gelora dalam Pilkada 2024, terimasuk di Pilkada PPU.

“Khusus untuk PPU, ini ada nilai strategisnya, karena PPU adalah kabupaten tempat ibu kota baru didirikan, Ibu Kota Nusantara (IKN). Ini penting karena ada nilai strategisnya,” ujar Mahfuz.

Sekjen Partai Gelora ini berharap pasangan Hamdan-Basir bisa memenangi Pilkada 2024 Kabupaten PPU. “Partai Gelora berharap calon yang didukung bisa memenangkan Pilkada PPU. Dan dari perkembangan Insya Allah menang,” katanya.

Mahfuz mempersilahkan pasangan Hamdan-Basir untuk membangun komunikasi politik dengan partai lain untuk menambah dukungan.

“Mudah-mudahan ada partai lagi yang mendukung, meski dengan dua partai, Partai Demokrat dan Partai Gelora sudah cukup, karena kemungkinan Pilkada PPU akan diikuti dua atau partai,” katanya.

Ketua DPW Partai Gelora Kalimantan Timur Hadi Mulyadi mengatakan, basis massa pasangan Hamdan Pongrewa-Ahmad Basir cukup kuat meski hanya didukung Partai Demokrat dan Partai Gelora.

“Hamdan ini pernah jadi bupati, dia incumbent. Kita juga punya basis massa yang kuat di sana, walaupun kursinya pas-pasan hanya didukung Partai Demokrat dan Partai Gelora, Insya Allah akan menang,” kata Hadi Mulyadi.

Hadi menegaskan, dukungan partai dalam Pilkada itu tidak linier dengan dukungan massa sebenarnya. Apalagi pasangan lain saling memecah suara, sehingga hal ini menjadi keuntungan bagi pasangan Hamdan-Basir.

“Itu hanya untuk perahu saja, dan pasangan Hamdan-Basir ini sudah mengantongi tiket di Pilkada PPU. Mereka akan datang ke KPU untuk mendaftar 28 Agustus,” kata Ketua DPW Partai Gelora.

Calon Bupati PPU Hamdan Pongrewa mengatakan, setelah mengantongi resmi dukungan dari Partai Demokrat dan Partai Gelora akan segera mempersiapkan strategi pemenangan untuk Pilkada 2024 Kabupaten PPU.

“Kami akan segera mempersiapkan strategi-strategi untuk kemenangan. Kita akan mempersiapkan rencana kerja yang praktis. Kita optimis menang, karena dari hasil survei dua kali survei kita lebih unggul,” kata Hamdan.

Hamdan mengatakan, akan mendekati partai lain untuk membangun komunikasi agar memberikan dukungan ke pasangan Hamdan-Basir di Pilkada PPU.

“Semakin banyak partai yang dibutuhkan itu untuk kekuatan politik, akan semakin menguatkan kita untuk menang,” katanya.

Hamdan mengaku masih berupaya untuk membangun komunikasi ke Partai NasDem, PDIP dan Partai Gerindra. Nasdem diketahui memiliki dua kursi, PDIP tiga kursi dan Partai Gerindra empat kursi.

Kemerdekaan Palestina Harus Didorong Melalui Pendekatan Geopolitik dan Memperkuat Sistem Multipolar

Partaigelora.id-Konflik antara Palestina-Israel baru bisa diakhiri melalui pendekatan geopolitik, sebab berdirinya Israel merupakan hadiah dari Inggris, karena Sekutu menjadi pemenang Perang Dunia (PD) I dan pada saat yang sama Inggris menguasai Semenanjung Palestina.

Sehingga kemerdekaan Palestina juga harus didorong melalui pendekatan geopolitik. Dan Situasi geopolitik sekarang menjadi momentum bagi Palestina, ketika Israel dikucilkan dunia, karena melakukan genosida di Gaza.

Hal itu disampaikan Pengamat GeoPolitik Internasional Tengku Zulkifli Usman dalam Gelora Talk bertajuk ‘Ismail Haniya, Hamas dan Masa Depan Perjuangan Palestina’, Rabu (7/8/2024) sore.

“Jadi soal Palestina ini, masalah klasik geopolitik, Inggris janji ke Yahudi. Dan waktu itu Sekutu menang Perang Dunia (PD) I, maka berdirilah Israel. Artinya, penyelesaiannya juga harus dengan pendekatan Geopolitik (GeoPolitical Approach),” kata Tengku Zulkifli Usman.

Sebab, Israel lahir dari rahim warisan kolonialisme barat yang settingannya sudah dilakukan sejak PD I. Sehingga apabila ingin menghilangkan Israel dari peta dunia juga harus dengan momentum geopolitik.

Namun, pendekatan geopolitik juga harus dipahami bahwa selama tatanan dunia masih seperti ini, dimana Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) masih didominasi Amerika Serikat (AS) dan aliansinya, maka Palestina akan sulit Merdeka.

“Sekarang ini mulai ada perubahan geopolitik yang selama ini stagnan, menyediakan momentum untuk Palestina karena ada kekuatan multipolar aliansi Rusia, Iran, China dan Korea Utara,” kata TZU, sapaan Zulkifli Usman.

Sekarang perubahan dunia sedang menuju multipolar, sehingga memberikan secercah cahaya bagi peluang kemerdekaan Palestina.

Perubahan tatanan dunia dan melemahnya aliansi Aliansi AS, Israel dan Sekutunya ini adalah perubahan yang mengarah positif kepada kemerdekaan Palestina.

“Disanalah Indonesia perlu banyak berperan, untuk memperkuat sistem multipolar dan mendorong banyak negara lain, bangkit bersama-sama menentang ketidakadilan AS, Israel, dan seluruh Sekutunya atas penghinaan terhadap nilai nilai kemanusiaan di seluruh tanah Palestina terutama Gaza, yang telah berlangsung lebih dari 70 tahun,” ujarnya.

Anggota Dewan Pakar Prabowo-Gibran ini berharap Presiden terpilih Prabowo Subianto mengambil momentum ini untuk mempercepat kemerdekaan Palestina melalui landscape perubahan geopolitik global.

“Pendekatan geopolitik adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel. Momentum ini harus diambil Indonesia ke depan dibawah pimpinan Pak Prabowo,” tegasnya.

Pakar Hukum Internasional, Universitas Indonesia Arie Afriansyah menambahkan, mudah-mudahan ke depan akan lebih banyak lagi negara yang mengakui Palestina sebagai negara berdaulat, tidak hanya 143 negara saja, serta semakin sedikit negara yang abstain.

Dengan demikian, keberadaan negara Palestina yang didukung oleh perubahan geopolitik global akan semakin kuat dan nyata.

Sehingga Isarel pun pada akhirnya diharapkan dapat menyadari tidak akan bisa lagi menguasai keseluruhan Semenanjung Palestina sebagai wilayah Israel.

“Dan Israel harus mengembalikan tanah-tanah yang secara ilegal itu diambil oleh Israel, ya harus diserahkan kembali kepada Palestina,” kata Afriansyah.

Meski hal itu sulit untuk dilakukan, tetapi dengan adanya perkembangan dunia yang mengalami perubahan saat ini, ia yakin hal itu akan terwujud.

“Harapan saya, dengan perkembangan dunia yang sedang berubah ini, saya rasa akan ada jalan ke sana, karena bukanya tidak mungkin (tanah-tanah yang diambil secara ilegal Israel dikembalikan ke Palestina),” katanya.

Tidak terpengaruh

Sementara itu, Director Asia Middle East Center for Research and Dialogue Muslim Imran mengatakan, terbunuhnya Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, Iran pada Rabu (31/7/2024) tidak akan mempengaruhi Hamas sebagai organisasi perlawanan Israel.

“Peristiwa pembunuhan Ismail Haniyeh oleh Zionis Israel di Teheran Iran tidak akan mempengaruhi jalannya organisasi Hamas, karena Hamas memiliki budaya organisasi dan sistem yang sudah berjalan,” kata Muslim Imran.

Bahkan Hamas, kata Muslim, telah menunjuk pemimpin barunya Yahya Sinwar, yang pernah menghabiskan hidupnya lebih dari 20 tahun di penjara Israel sebagai pengganti Ismail Haniyeh.

“Penujukkan Yahya Sinwar justru meningkatkan dukungan dari kekuatan-kekuatan yang ada di Palestina. Sementara Israel sekarang sedang mengalami stagnasi karena tidak mampu mengambil alih kondisi yang ada,” katanya.

Ia mengatakan, saat ini ada pergeseran dinamika global akibat peristiwa genosida dan perkembangan terakhir di Palestina yang telah mempengaruhi tatanan dunia. “Kalau Israel hanya begitu-begitu saja,” katanya.

Hal senada disampaikan Direktur Baitul Maqdis Institute Pizaro Gozali Idrus. Pizaro mengatakan, terbunuhnya Ismail Haniyeh tidak akan mengubah situasi perjuangan rakyat Palestina dalam memerangi penjajah Israel.

“Terbunuhnya Ismail Haniyeh tidak akan mengubah situasi apapun, itu bukan situasi baru bagi Hamas. Kalau kita lihat wafatnya Syekh Ahmad Yasin misalnya, tetap ada yang melanjutkan tongkat estafet perjuangan hingga Ismail Haniyeh gugur. Dan Hamas sekarang sudah menujuk Yahya Sinwar,” kata Pizaro.

Pizaro mengatakan, bandul perjuangan politik Hamas akan semakin menarik ke depannya, karena Yahya Sinwar merupakan orang lapangan yang mengetahui betul karakter Israel dan mempelajari bahasa Ibrani, karena pernah dipenjara selama 23 tahun di penjara negara zionis.

“Yahya Sinwar ini yang berhasil melakukan transformasi kelompok militer Hamas hingga seperti sekarang dan berani melakukan serangan ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu. Yahya Sinwar ini monster bagi Israel, mimpi buruk bagi Israel,” katanya.

Pizaro menilai penunjukkan Yahya Sinwar sebagai pemimpin Hamas, menujukkan bahwa perjuangan Hamas ke depan akan lebih fokus kepada kekuatan militer daripada diplomasi global seperti yang dilakukan Ismail Haniyeh selama ini.

Iran, Mossad, Hamas, dan Proyeksi Axis of Resistance.

Partaigelora.id-Terbunuhnya Pimpinan Hamas Ismail Haniyah di Iran adalah murni operasi intelijen Israel, Mossad. Operasi intelijen Israel ini sifatnya reguler di negara negara muslim, baik Iran atau di berbagai negara lainnya.

Mossad aktif beroperasi di berbagai negara muslim, dari timur tengah sampai eropa, dari Asia Barat sampai Asia tenggara.
Hanya saja, tidak semua rencana mossad berjalan lancar. Di Turki, Qatar, Nigeria, Oman, misalnya, mossad mengalami kesulitan paling akut dalam menjalankan operasi nya.

Iran sendiri adalah “special case”, karena Iran sejak 1979 adalah negara musuh Israel, negara yang benar-benar ada dalam situasi “perang dingin” dengan Israel. Beda dengan Qatar, Turki, dan beberapa negara lain, Israel kesulitan di Qatar karena hubungan baik antara rezim Al Khalifa Qatar dengan Ikhwanul muslimin yang cukup kuat sejak puluhan tahun silam.

Di Turki, sejak Erdogan naik tahta, nyaris mossad disweeping dan dibersihkan, bahkan hal seperti ini dilakukan Turki sampai detik ini. Dalam dua tahun terakhir saja misalnya, Turki menangkap kurang lebih 1000 an orang yang terkoneksi dengan jaringan Mossad.

Operasi intelijen Israel mossad juga tidak luput terjadi di Palestina itu sendiri, di Jalur Gaza dan tepi Barat banyak agen Israel berkeliaran dan menjalankan misinya. Hanya saja di Gaza, sejak hamas menguasai jalur Gaza secara full sejak 2007, Agen agen mossad mengalami kesulitan tingkat tinggi dalam menjalankan aktivitas nya.

Sebagai contoh, pada perang besar terakhir antara Israel dan Hamas sebelum 7 Oktober, Hamas menangkap dan mengeksekusi mati kurang lebih 20 an orang agen intelijen yang berafiliasi dengan mossad.

Massif nya aktivitas mossad di seluruh Timur Tengah inilah yang menyebabkan banyak tokoh tokoh Iran dan tokoh tokoh Axis of Resistance dieliminasi Israel, Dari tokoh Hizbullah, Jihad Islami, Houthi di Yaman, Hamas, Kataib Fathimiyah Suriah, Kataib syuhada Irak dll.

Pusat operasi Mossad di timur tengah ada di Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan sekarang bertambah Mesir pasca lengserkan Muhammad Mursi. Mesir dari dulu sampai sekarang adalah strong hold bagi aktivitas mossad kecuali hanya di era Mursi.

Negara lain yang sangat aktif membantu mossad antara lain seperti Bahrain dan Jordania. Selain Turki, Qatar dan Iran, hampir semua negara di Timur Tengah aktif mensupport operasi Mossad.

Kembali ke “special case” Iran, Iran posisinya beda dengan Turki dan Qatar. Iran adalah negara yang mengalami embargo full dari barat, pemboikotan senjata, alutsista, ekonomi, ekspor impor, dan hampir seluruh aspek di Iran mengalami embargo barat.

Iran adalah “Common Enemy” bagi semua sekutu Israel, dari AS sampai eropa. Itulah kenapa, Iran mengalami sasaran intelijen Israel, Inggris, Prancis, AS, dan semua sekutunya paling parah sepanjang tahun setiap saat. Tidak ada negara di Timur Tengah yang mengalami sasaran intelijen asing paling hebat seberat apa yang dialami Iran.

Faktor inilah yang membuat Iran memutuskan membangun proxy besar pro Iran di seluruh timur tengah. Mulai dari Hizbullah sejak 1982, menyebar ke Irak dan Suriah setelahnya, Houthi di Yaman pasca Arab spring, dan Iran akhirnya memutuskan membackup Hamas sejak era 1990 an.

Sampai saat ini, Iran memiliki proxy militer paling besar di dunia, Iran membawahi tidak kurang 250.000 milisi bersenjata di seluruh timur tengah, termasuk Hamas di jalur Gaza.

Dalam sejarah perang dan konflik Palestina-Israel atau Hamas-Israel sejak Hamas berdiri, Iran adalah negara satu satunya yang konsisten memberikan support ke Hamas tanpa lelah. Sejak tahun 2000an, Iran mensupport kurang lebih 300 – 400 juta dolar setiap tahun kepada Hamas. Baik Gaza Dalam kondisi damai atau dalam kondisi perang dengan Israel.

Bantuan Iran ke Hamas adalah bantuan terbesar Iran kepada faksi bersenjata aliran Sunni di seluruh dunia. Tidak ada negara yang konsisten membantu hamas dengan angka sebesar itu setiap tahun. Termasuk bantuan Qatar dan Turki itu sendiri.

Axis of Resistance atau poros proxy Iran di seluruh timur tengah, dari Hamas sampai Houthi, dari Irak sampai Suriah, semua menginduk ke Iran. Baik militer maupun finansial.

Negara negara sunni sendiri abai dan termasuk tidak terlalu peduli dengan Palestina, termasuk arab Saudi yang merupakan salah satu negara yang sangat menginginkan damai dengan Israel dalam proyek Abraham Accords, dan paling menginginkan Hamas tidak ada.

Terhadap apa motivasi Iran dalam membantu hamas, itu adalah poin yang tidak penting. Yang paling penting adalah ril bantuan kepada Hamas dan Palestina terutama ketika mereka membutuhkan bantuan itu untuk melawan Israel, baik dana, diplomasi, maupun senjata.

Terkait apa motivasi Iran di seluruh kawasan Timur Tengah dengan semua proxy mereka melawan Israel atau hegemoni AS, itu soal soal lain yang tidak terlalu penting bagi kaum muslimin di dunia.

Faktanya di lapangan, Iran adalah negara paling kokoh dalam mendukung Hamas dalam melawan penjajahan Israel. Tanpa Bantuan Iran, kita tidak akan melihat kekuatan Hamas yang terus bertumbuh, dari melempar batu kerikil sampai mampu memproduksi roket jarak jauh yang mampu menembus ke jantung kota Tel Aviv.

Banyak negara lain ikut membantu Hamas, termasuk Turki, Qatar, Malaysia, Indonesia dll. Tapi bantuan Iran adalah yang paling signifikan dan paling impact full bagi perkembangan militer Hamas terutama.

Hamas hari ini mampu menjadi ancaman eksistensi bagi Israel, salah satunya karena keterlibatan Iran yang terus memberikan berbagai support. Dari dana, intelijen, penasehat militer, sampai transfer teknologi ke jalur Gaza.

Terbunuhnya pimpinan Hamas di Iran tidak bisa menutup fakta bahwa Iran adalah salah satu negara tujuan berlindung tokoh tokoh hamas selain Qatar dan Turki.

Soal kegagalan intelijen yang dialami Iran sehingga terjadi pembunuhan terhadap pimpinan Hamas, hal ini bisa terjadi kapan saja dan kepada negara mana saja secara unpredictable. Semua negara hampir pernah mengalami kegagalan intelijen maupun konter intelijen.

Israel sendiri yang memiliki dua dinas rahasia yang katanya sangat digdaya, yaitu Shin Bet dan Mossad. Mereka sendiri mengalami kegagalan intelijen sangat fatal di tanggal 7 Oktober 2023 lalu saat Hamas menyerang dan membunuh 1400 orang Israel dalam sehari. Ini adalah sejarah kelam bagi Israel sejak kejadian Holocaust pada perang dunia II.

Soal soal kegagalan intelijen adalah hal hal yang tidak bisa presisi terprediksi dengan baik. Iran dengan kategori negara dengan sasaran intelijen asing sekutu Israel paling parah, sejauh ini bisa dikatakan masih under control.

Mossad tidak sendirian dalam beroperasi, tanpa bantuan AS, dan semua sekutunya di eropa, mustahil operasi intelijen untuk mengeliminasi pimpinan Hamas bisa terwujud. Izin membunuh pimpinan Hamas adalah murni lampu hijau dari AS, saat Netanyahu berkunjung ke AS dua pekan lalu dan berpidato di kongres.

Netanyahu di kongres AS waktu itu meminta bantuan senjata, dana, intelijen, approval dalam segala bidang untuk melawan Hamas. Netanyahu berkata di depan kongres AS: Give us a tools and we will finish the job.

Kondisi Axis of Resistance setelah terbunuhnya Ismail Haniyah secara substansial tidak terpengaruh, hanya memang membutuhkan waktu untuk Hamas untuk melakukan reformasi organisasi, penataan intelijen, dan konsolidasi internal sambil terus melakukan perang di jalur Gaza melawan Israel.

Axis of Resistance masih menjadi tumpuan harapan besar bagi proses melawan penjajahan Israel, saat Hamas sendiri tidak bisa berharap kepada negara sunni lain di timur tengah.

Mencela Iran karena terbunuhnya pimpinan Hamas Ismail Haniyah adalah sikap dangkal dalam memahami Geopolitik secara utuh, dan sikap ini bagian dari kebodohan umat Islam dalam memahami peta musuh dan strategi Israel secara mendasar.

Mencela Iran karena kegagalan intelijen tanggal 31 Juli kemarin adalah upaya melokalisir dan mempersempit masalah, upaya untuk menyerang Iran sebagai negara Syiah untuk membenturkan umat Islam, karena sesungguhnya perang yang terjadi gak ada kaitannya dengan Sunni atau Syiah. Ini murni konflik Geopolitik dengan semua dimensi nya.

Perang kedepannya adalah “atrition war”. Bahkan Israel yang merasa saat ini menang sebenarnya adalah pihak yang kalah dan akan bisa dikalahkan dimasa depan.

Pembunuhan demi pembunuhan yang dilakukan Israel kepada tokoh dan pimpinan Axis of Resistance adalah upaya Netanyahu untuk mentrigger perang kawasan yang lebih besar. Dengan tujuan mendorong AS terlibat melawan Iran dan semua proxy nya.

Iran dan Axis of Resistance tidak perlu terpancing untuk perang melawan Israel skala all out war. Karena itu justru menguntungkan Israel dan sekutunya. Justru itu akan membuat Axis of Resistance dimasa depan akan melemah. Perang 9 bulan selama ini trend nya positif terhadap Palestina secara Geopolitik. Dan ini negatif bagi Israel dan sekutunya di seluruh kawasan.

Jika Iran melakukan perang besar saat ini untuk melawan Israel, justru inilah yang diinginkan Israel, semua provokasi Israel bertujuan menumbangkan rezim Iran yang merupakan payung bagi semua poros Axis of Resistance.

Israel membutuhkan perang besar, yang dengan itu dia ingin memastikan keterlibatan AS untuk membuat Iran seperti Irak. Dan ujung di semua proses ini adalah melemahkan semua faksi perlawanan terhadap Israel sehingga peristiwa 7 Oktober tidak terulang kembali.

Iran dan Axis of Resistance perlu terus menjaga nafas perlawanan dan tidak perlu masuk dalam perangkap provokasi Netanyahu. Pemenang perang atrisi adalah bukan yang paling kuat, tapi siapa yang paling bisa bertahan lama dan beradaptasi dengan perang dan strategi musuh.

Tengku Zulkifli Usman
Pengamat GeoPolitik, Pengurus DPP Partai Gelora, dan Dewan Pakar TKN Prabowo Gibran Bidang Hubungan Internasional.

Presiden Terpilih Prabowo Subianto Diyakini akan Memimpin Langsung Negosiasi dan Diplomasi Kemerdekaan Palestina

Partaigelora.id-Ketua Komisi I DPR 2010-2016 Mahfuz Sidik mengatakan, Kemerdekaan Palestina tidak akan pernah bisa terwujud, apabila bangsa Palestina dibiarkan berjuang sendiri.

“Karena isu Palestina versus Israel ini, bagian dari pertarungan global. Kehadiran atau eksistensi negara yang bernama Israel di tanah Palestina itu, bagian dari skenario kekuatan barat,” kata Mahfuz dalam diskusi Gelora Talks, Rabu (31/7/2024) sore

Dalam diskusi dengan tema ‘Rekonsiliasi Hamas dan Fatah & Diplomasi Baru China di Timur Tengah itu, Mahfuz mengatakan, Israel tidak akan pernah berdiri sebagai negara, jika tidak ada skenario dan agenda kekuatan barat setelah Perang Dunia II.

“Begitupun dengan Palestina tidak akan bisa eksis sendiri, juga membutuhkan keterlibatan kekuatan-kekuatan di luar itu. Kita harus berperan aktif dalam perdamaian dan kemerdekaan Palestina,” katanya.

Sekretaris Jenderal Partai Gelora ini mengatakan, Indonesia bisa memainkan perannya lebih jauh, karena konstitusi mengamanatkan hal itu, sehingga bisa menjadi pijakan bagi politik luar negeri kita.

“Seperti kata Menlu China (Wang Yi) untuk mendukung kemerdekaan Palestina itu, membutuhkan dukungan internasional, meskipun mereka memiliki hak veto. Di PBB tidak akan selesai, jika Palestina dibiarkan sendiri,” katanya.

Menurut dia, Indonesia harus mengkapitalisasi hal itu, menjadi kekuatan di level middle power. Indonesia harus memainkan ‘puzzle’ dukungan internasional untuk mendukung kemerdekaan Palestina.

“Dukungan masyarakat dan pemerintah Indonesia memang luar biasa, tinggal kita highlight langkah-langkahnya seperti apa, sehingga bisa menjadi model politik luar negeri kita. Kita titipkan ke Pak Prabowo setelah dilantik, kemerdekaan Palestina harus jadi agenda utama,” katanya.

Duta Besar LBBP RI untuk Yordania merangkap Palestina Ade Padmo Sarwono mengaku pesimis perdamaian di Palestina bakal terwujud pasca terbunuhnya Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh di Iran.

“Terbunuhnya Ismail Haniyeh akan memperkuat konsolidasi persatuan di Palestina. Mereka akan mengubah kembali jalur diplomasi dan negosiasi untuk mencapai kemerdekaan, dengan senjata lagi. Situasi ini akan memperkeras perjuangan melalui senjata,” kata Ade Padmo.

Perjanjian antara Hamas dan Fatah dalam ‘Deklarasi Beijing’, kata Ade Padmo, sebenarnya menjadi hal menarik, karena untuk pertama kali kesepakatan diantara faksi-faksi di Palestina ditandatangani di luar Timur Tengah.

“KIta sebenarnya menyambut baik rekonsiliasi nasional di antara faksi-faksi Palestina. Tetapi situasi hari ini menyebabkan temperatur di kawasan Timur Tengah naik, ketegangan semakin tinggi. Nampaknya akan semakin sulit dan semakin susah untuk mencapai gencatan senjata yang saat ini,” katanya.

Harus Jadi Mediator

Sementara itu, Pengajar dan Peneliti Hubungan International, Universitas Gadjah Mada Siti Mutiah Setiawati menilai, China berhasil mengambil kesempatan ketika Amerika Serikat (AS) sedang tidak populer. Akibat dukungannya kepada Israel dan membiarkan adanya pembantaian terhadap rakyat Palestina.

“Dalam teori negosiasi, China berhasil membawa pihak-pihak yang berkonflik ke wilayah netral untuk didamaikan. Tetapi itu, tidak cukup hanya menjadi fasilitator, karena kesepakatannya tidak mengikat. China harusnya menjadi mediator, bukan faslitator,” kata Siti Mutiah Setiawati.

Dengan menjadi mediator, lanjut dia, China bisa mendorong adanya ‘agreement treaty’ atau MoU antara Hamas dan Fatah agar dilaksanakan dalam rangka membangun negara Palestina merdeka. Hal itu tidak akan tercapai, apabila China sekedar memfasilitasi perundingan saja.

“Indonesia sebenarnya punya pengalaman menjadi mediator dalam menangani masalah Kamboja. Mereka bertikai diundang ke Jakarta untuk meeting, dan masalah Kamboja tuntas sampai sekarang,” katanya.

Artinya, Indonesia sebenarnya punya pengalaman menjadi mediator dalam penyelesaian konflik dibandingkan China. Apalagi Indonesia juga memiliki kedekatan dengan faksi-faksi di Palestina, serta mendukung kemerdekaan Palestina.

“Peran ini bisa dimainkan Indonesia, karena kesuksesan Deklarasi Beijing ini sangat tergantung pada Hamas dan Fatah sendiri yang berunding. Nah, Indonesia bisa masuk menjadi mediator,” ujarnya.

Duta Besar RI untuk Australia dan Tiongkok, 2003-2013 Imron Cotan menambahkan, konflik di Timur Tengah menjadi momentum bagi negara-negara middle power seperti Indonesia untuk mendorong kemerdekaan Palestina.

“Presiden terpilih kita (Prabowo Subianto) ini orang yang mengerti betul politik regional dan global. Lihat saja, beliau sudah berkunjung kemana saja dari Prancis masuk Serbia, lalu Turki dan sekarang ke Rusia,” kata Imron Cotan.

Prabowo, kata Imron Cotan, memberikan perhatian penuh terhadap isu-isu global seperti konflik di Timur Tengah dan perang Rusia-Ukraina. Sebab, kerusuhan di tingkat global akan mempengaruhi jalur logistik dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Saya kira Presiden terpilih akan memimpin negosiasi dan diplomasi secara langsung, karena beliau mengetahui betul politik luar negeri Indonesia. Prabowo memberikan perhatian penuh terhadap isu-isu global, termasuk mendukung kemerdekaan Palestina,” katanya.

Anis Matta dan Partai Gelora Sampaikan Duka Cita Atas Wafatnya Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh

Partaigelora.id-Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya Pemimpin Politik Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran, Iran.

“Turut berduka cita yang sedalam dalamnya atas wafatnya Pemimpin Hamas Syeikh Ismail Haniyeh di Iran,” kata Anis Matta dalam keterangannya, Rabu (1/8/2024).

Anis Matta mendoakan Ismail Haniyeh bersama seluruh pejuang dan rakyat Palestina yang telah gugur diterima di sisi Allah SWT sebagai syuhada.

“Dan darah mereka terus menyulut api perjuangan, serta menjadi sebab kemerdekaan Palestina. Aaamiin,” tandas Anis Matta.

Anis Matta pun mengeluarkan Surat Edaran (SE) yang ditujukan kepada seluruh fungsionaris dan anggota tentang Belasungkawa untuk Dr Ismail Haniyeh.

Dalam SE itu, Anis Matta menyatakan Partai Gelora turut berduka cita dan belasungkawa atas syahidnya pemimpin Hamas Ismail Haniyeh pada Rabu (31/7/2024) dan warga Palestina yang menjadi korban agresi militer Israel.

“Sebagai bentuk dukungan terhadap perjuangan kemerdekaan rakyat Palestina, DPN Partai Gelora menghimbau kepada seluruh fungsionaris, anggota dan simpatisan untuk melakukan sholat ghaib dan doa bagi almarhum Dr Ismail Haniyeh,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Sekretaris Jenderal Partai Gelora Mahfuz Sidik. Ia menyampaikan rasa ungkapan duka yang mendalam atas wafatnya Pemimpim Hamas Ismail Haniyeh yang menjadi korban dari serangan Israel di Teheran.

“Kami tentu saja sangat berharap bahwa peristiwa ini tidak menyurutkan semangat perjuangan kemerdekaan Palestina karena datang dan pergi nampaknya sudah menjadi bagian dari sejarah perjuangan rakyat Palestina,” kata Mahfuz Sidik.

Ketua Komisi I DPR 2010-2016 ini mengatakan, masyarakat dunia dan masyarakat dunia islam terus mendoakan agar konflik Palestina-Israel segera berakhir, serta segera terwujudnya negara Palestina Merdeka.

“Sekali lagi kami menyampaikan salam takzia, semoga Dr Ismail Haniyeh mendapat tempat yang terbaik di sisi Allah SWT dan seluruh rakyat Palestina tidak surut di dalam memperjuangkan hak kemerdekaan, yang sudah puluhan tahun diperjuangkan,” katanya.

Seperti diketahui, Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dilaporkan tewas terbunuh di kediamannya di Teheran Iran, Rabu (31/7/2024) waktu setempat.

Hamas menyatakan Ismail Haniyeh meninggal dunia karena serangan dari agen “Israel” di tempat menginapnya di Teheran.

Sehari sebelum terbunuh, Ismail Haniyeh bertemu dengan pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei dan Presiden Iran Masoud Pezeshkian.

Ismail Haniyeh ke Teheran untuk menghadiri pelantikan Masoud Pezeshkian sebagai Presiden Iran.

Partai Gelora Tengah Siapkan Kader dan Mesin Partai untuk Pilkada Serentak 2024

Partaigelora.id-Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia tengah menyiapkan kader dan mesin partai untuk ikut serta berkompetisi di Pilkada Serentak 2024 pada November mendatang.

“Partai Gelora menyiapkan kader dan mesin partainya untuk berkompetisi pada Pilkada 2024 mendatang, ” kata Rico Marbun, Ketua Desk Pilkada Partai Gelora dalam keterangannya, Rabu (31/7/2024).

Menurut Rico, Partai Gelora memiliki kursi di 54 kota/kabupaten dan 1 provinsi berdasarkan hasil Pemilu 2024 lalu.

Untuk itu, ia tengah mempersiapkan rekomendasi dan dukungan kepada para kandidat yang akan berjuang bersama Partai Gelora pada perhelatan Pilkada 2024 untuk kabupaten/kota/provinsi.

“Partai Gelora sedang mempersiapkan dukungan kepada kandidat yang bersedia berjuang bersama Partai Gelora dan membawa maslahat untuk kota/kabupaten/provinsi yang dimaksud dan bisa membawa kemenangan,” katanya.

Ketua Bidang Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPN Partai Gelora ini mengatakan, untuk pemenangan dalam Pilkada Serentak 2024 tersebut, Partai Gelora membagi wilayah kerja dalam 5 teritorial.

Yakni teritorial 1 wilayah Sumatera, teritorial 2 meliputi Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten. Lalu, teritorial 3 terdiri DI Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Kemudian teritorial 4 terdiri dari Bali, Nusa Tenggara dan Kelimantan. Dan teritorial 5 meliputi Sulawesi, Papua, Maluku dan Maluku Utara.

Untuk sementara, Partai Gelora telah memberikan rekomendasi kepada 12 calon kepala daerah di teritorial 1 dan 5 yang mencakup wilayah Sumatera dan Indonesia Timur untuk Pilkada 2024.

  1. Provinsi Bengkulu: Calon gubernur (Cagub) H. Helmi Hasan, SE dan calon wakil gubernur (cawagub) Ir. H. Mian.
  2. Kabupaten Aceh Selatan: Calon bupati (cabup) H. Mirwan MS, S.E, M.Sos.
  3. Kabupaten Gayo Lues: Cabup H. Said Sani, S.Pd
    dan calon wakil bupati (cawabup) Saini.
  4. Kabupaten Simalungun: Cabup Radiapoh Hasiholan Sinaga, S.H., M.H.
  5. Povinsi Papua Pegunungan: Cagub Dr. (HC) John Tabo, S.E, M.B.A dan cawagub Dr Ones Pahabol, S.E, M.M.
  6. Kabupaten Nduga: Ccbup Namia Gwijangge, S.Pd, M.Si dan cawabup Obed Gwijangge.
  7. Kabupaten Lanny Jaya: Cabup Yemis Kogoya, S.IP
  8. Kabupaten Sorong: Dr. Johny Kamuru, SH. M.SI.
  9. Kabupaten Asmat: Cabup Thomas Eppe Safanpo, S.T dan cawabup Yoel Manggaparou S.Th.
  10. Kabupaten Puncak : Cabup Peniel Waker, S.Th, M.Si dan cawabup Saulinus Murib, S.Sos., M.Si,Kp.
  11. Kota Jayapura: Calon wali kota Jhony Banua Rouw, SE.
  12. Kabupaten Waropen: Cabup Ruben Yason Rumboisano, ST dan cawabup Hendrik Lambert Maniagasi, ST.

Alamat Dewan Pengurus Nasional

Jl. Minangkabau Barat Raya No. 28 F Kel. Pasar Manggis Kec. Setiabudi – Jakarta Selatan 12970 Telp. ( 021 ) 83789271

Newsletter

Berlangganan Newsletter kami untuk mendapatkan kabar terbaru.

X