Category: Liputan

Mahfuz Sidik Ajak Generasi Muda Pelajari dan Mulai Berinteraksi dengan Masalah Dinamika Politik Global

Partaigelora.id-Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Mahfuz Sidik mengatakan, generasi muda sekarang perlu memahami situasi geopolitik dan dinamika politik global.

Sebab, dinamika politik global sekarang akan mempengaruhi kepentingan orang banyak dan kehidupan masa depan mereka.

Seperti fenomena terpilihnya Zohran Mamdani sebagai Wali Kota New York, karena keberaniannya menentang kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Hal itu menandakan, bahwa terpilih Zohran Mamdani yang notabene seorang muslim itu, tidak bisa dipandang hanya sekedar pertarungan politik lokal di AS saja, melainkan pertarungan kekuatan politik global.

“Menurut saya, terpilihnya Zohran bukan semata peristiwa elektoral di Amerika Serikat saja, melainkan adanya pertarungan sesungguhnya dinamika politik di tingkat global,’ kata Mahfuz Sidik, Sekjen Partai Gelora.

Pesan itu disampaikan Mahfuz Sidik saat menjadi narasumber dalam Kajian Pengembangan Wawasan Politik Global dengan tema ‘Memahami Model Hubungan Dinamika Politik Global, Jumat (7/11/2025) malam.

Karena itu, Mahfuz berharap kajian pengembangan wawasan yang dilakukan Partai Gelora setiap Jumat malam, dapat menjadi sarana bagi generasi muda untuk mulai memahami dan berinteraksi dengan masalah-masalah politik global.

“Saya berharap program kajian pengembangan wawasan yang kita lakukan ini sebagai sarana bagi generasi muda. Untuk mulai memahami dan berinteraksi dengan masalah-masalah politik lokal dan politik global,” katanya.

Ketua Komisi I DPR 2010-2016 ini menilai terpilhnya Zohran bisa menjadi bahan diskusi menarik di kalangan generasi muda di Indonesia.

“Jadi kita melihat Zohran ini, dari kasus seseorang yang terlihat sebagai politik lokal, tetapi bisa mempengaruhi dinamika politik global,” katanya.

Terpilihnya Zohran, lanjut Mahfuz, diyakini akan menjadi efek domino perubahan besar di kota-kota lain di AS, bahkan di Eropa.

“Zohran ini punya ideologi sosialis yang mengangkat gerakan sosialisme melawan dominasi kelompok kapitalis liberalis yang menguasai ekonomi New York, termasuk ada Trump di dalamnya. Saya yakin Zohran akan memberikan efek domino ke kota-kota lain di Amerika dan benua Eropa,” katanya.

Mahfuz berharap generasi muda di Indonesia, termasuk di dalamnya generasi Z (Gen Z) yang di dalam struktur demografi sekarang, menjadi unsur dominan, harus mulai secara intens mempelajari dinamika politik global, karena banyak perubahan yang akan terjadi dalam beberapa waktu mendatang.

“Tentunya kita ingat juga, bahwa tumbangnya sejumlah rezim di beberapa negara di Asia seperti Nepal dan Bangladesh, Pakistan dan berapa negara yang lain di Amerika Latin misalnya beberapa waktu lalu, ternyata gerakan perubahannya dimotori oleh Gen Z,” ujar Mahfuz.

Anak-anak muda tersebut, kata Mahfuz, seharusnya menyibukkan diri belajar, membaca buku-buku pelajaran sekolah atau di kampus dalam kehidupan sehari-hari mereka, tapi justru ikut terjun menyelesaikan permasalahan sosial dan politik di negara mereka.

“Sehingga jika ada pandangan apabila generasi muda atau Gen Z cenderung apolitis dengan kehidupan politik, itu tidak benar. Mereka ternyata terlibat dalam front terdepan pada kasus-kasus sosial unrest di beberapa negara,” katanya.

Menurut Mahfuz, generasi muda dan Gen Z sekarang sudah mulai paham bahwa dampak terbesar dari dinamika politik global sekarang akan dirasakan mereka.

“Maka ketika bergerak, mereka bergerak punya pola dan cara kerja sendiri yang berbeda dengan cara kerja sebelumnya. Mereka tidak perlu sosok pemimpin pergerakan yang hadir di lapangan, dengan kemampuan retorikanya, tapi mereka mampu memunculkan satu gerakan, mengorganisir gerakan, memformulasi narasi dan bahkan memunculkan kepemimpinan gerakan secara kolektif yang tidak kasat mata. Semua
terjadi di ruang media sosial, ini adalah cara bekerja, bergerak yang baru,” pungkas Mahfuz.

Semianus Wandikbo Minta Jaminan Keamanan Tim Pencarian Korban Longsor Nduga

Partaigelora.id-Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) Papua Pegunungan dari Daerah Pemilihan Nduga, Semianus Wandikbo, mendesak aparat keamanan untuk memberikan jaminan keselamatan bagi tim pencarian korban longsor di Distrik Dal dan Distrik Mebrok, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Permintaan ini disampaikan menyusul medan berat dan adanya sejumlah pos militer di sekitar lokasi bencana yang membuat proses evakuasi 23 korban meninggal dunia terhambat.

Diketahui musibah Banjir dan longsor di Distrik Dal dan Distrik Mebrok, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan terjadi Sabtu sore (1/11/2025) sekitar pukul 17.00 WIT.

Sebanyak 23 warga dilaporkan meninggal dunia, sebagian besar masih tertimbun material longsor di lokasi kejadian.

Anggota DPRP Papua Pegunungan dari Dapil Nduga, Semianus Wandikbo, S.IP, di Wamena pada Senin (3/11/2025) menyebut peristiwa ini sebagai musibah besar yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah tersebut.

“Ini musibah besar bagi kami. Dulu paling satu dua orang pernah jadi korban longsor, tapi kali ini 23 orang meninggal. Ini luar biasa. Sampai hari ini belum semua korban ditemukan,” ujar politisi Partai Gelora ini.

Menurut Semianus, pemerintah kabupaten telah menurunkan tim ke lokasi, namun kondisi medan yang berat membuat proses pencarian sulit dilakukan.

Dari laporan terakhir melalui SSB, satu korban telah ditemukan di wilayah Yuguru, namun tujuh orang lainnya masih belum ditemukan.

“Di bagian bawah itu ada beberapa pos militer, jadi masyarakat tidak bisa masuk tanpa pengamanan. Kami sudah siapkan tiga mobil untuk mengirim tim dari Kuyawage menuju Yuguru. Perjalanan bisa sampai tiga malam,” katanya.

Ia berharap pihak keamanan seperti Pangdam, Kapolda, dan Pangkoops bisa memberikan jaminan keselamatan bagi tim pencarian.

“Kami mohon agar pihak keamanan menjaga dan mengawal tim kami supaya bisa masuk dan mencari jasad korban,” tambahnya.

Semianus juga menjelaskan kondisi keluarga korban yang kini memilih mengungsi ke tempat besar

Mereka yang semula tinggal di kota Wamena, berencana kembali ke kampung untuk menjemput anggota keluarga yang tertinggal, namun di tengah perjalanan terjebak longsor saat menyeberangi sungai besar.

“Ini murni bencana alam. Kami hanya ingin jasad keluarga kami ditemukan dan dimakamkan dengan layak,” ucapnya.

Sementara itu, Lennanus Wandikmbo, Kepala Distrik Geselema sekaligus tokoh masyarakat di daerah Yuguru, Distrik Mebrok, mengungkapkan pihak keluarga besar korban akan melakukan pencarian sendiri.

“Longsor terjadi di daerah Yuguru, Distrik Mebrok, sekitar jam empat sore. Delapan orang meninggal di sana, dan 15 orang di Distrik Dal. Kami keluarga korban akan turun langsung mencari jenazah yang tertimbun,” katanya.

Namun Lennanus mengaku tim keluarga merasa khawatir terhadap situasi keamanan di sekitar lokasi karena terdapat sejumlah pos militer di wilayah itu.

“Di sekitar lokasi longsor ada beberapa pos keamanan. Kami minta semua pihak—Pak Bupati, Gubernur, Pangdam, Kapolda—agar bisa menjamin keamanan kami selama pencarian berlangsung,” ujarnya.

Ia mengatakan, tim keluarga korban dari Distrik Mebrok rencananya akan berangkat ke lokasi pada Selasa (4/11/2025).

“Kami mohon semua pihak memahami musibah ini. Kami hanya ingin mencari keluarga kami yang tertimbun tanah. Tolong lindungi kami,” tutupnya dengan haru.

Lennanus juga menjelaskan bahwa Distrik Mebrok dulunya merupakan pemekaran dari Distrik Geselema dengan pusat lama di Yuguru.

Karena itu, banyak ASN dan warga lama yang kini kembali ke wilayah tersebut untuk membantu proses pencarian.

Sumber: Koranvox.com

Mahfuz Sidik: Program Ideologis Bagi Kader dan Fungsionaris Partai Gelora Sangat Penting

Partaigelora.id- Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Mahfuz Sidik menegaskan, program Ideologisasi bagi kader dan fungsionaris Partai Gelora adalah sesuatu yang sangat penting.

“Karena di program ini, kita menjelaskan dan memahamkan mengenai pikiran-pikiran politik Partai Gelora Indonesia sejak awal berdiri dan apa yang menjadi kehendak, keyakinan dan juga tujuan dari berdirinya Partai Gelora,” kata Mahfuz Sidik usai memberikan materi Ideologisasi, Minggu (2/11/2025). 

Program Ideologisasi yang diikuti antara lain koordinasi bidang Kaderisasi dan Hubungan Luar Negeri itu, Mahfuz mengatakan, bahwa Ideologisasi perlu dilakukan di tengah derasnya perubahan arus zaman.

“Partai Gelora memilih berhenti sejenak untuk menajamkan pikiran, menguatkan spriritulitas, dan meneguhkan arah perjuangan,” katanya.

Ketua DPP Koordinator Bidang Pemenangan Territorial Akhmad Faradis mengatakan, dalam program Ideologisasi ini, ia diminta untuk memberikan materi tentang pemikiran.

“Materi tentang pemikiran ini, materi yang kelihatannya sederhana tetapi perlu mendapatkan penjelasan,” kata Akmad Faradis. 

Sehingga semua kader punya pemahaman tentang materi pemikiran dan dapat lebih selektif lagi dalam menerima informasi.

“Dan bisa memberikan edukasi kepada masyarakat. Kalau masyarakat tidak disadarkan akan hal ini, bisa menjadi sesuatu yang sangat negatif. Mudah-mudahan materi ini bisa memberikan pemahaman kepada para fungsional,” ujarnya.

Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Koordinasi Bidang Kaderisasi DPP Partai Gelora Hisan Anis Matta mengatakan, program Ideologisasi ini sangat baik, membuat dirinya mengenal Partai Gelora lebih mendalam.

“Program ini membuat saya lebih kenal Partai Gelora dan lebih punya kesadaran tentang kondisi geopolitik dan krisis global yang kita sedang hadapi sekarang. Spiritualitas kita ketika berpolitik ini sangat membantu dan meneguhkan kerja-kerja kami di Partai Gelora,” kata Hisan Anis Matta.

Sementara Ketua DPP Koordinator Bidang Hubungan Luar Negeri Henwira Halim mengapresiasi kegiatan program Ideologisasi, sebagai upaya merekatkan seluruh kader Partai Gelora.

“Saya sangat apresiasi artinya upaya-upaya untuk semakin mendekatkan rekan-rekan satu sama lain, mengikat kita dalam satu jalinan ideologi,” kata Henwira.

Ia mengatakan, program Ideologisasi membantu setiap kader dalam mengambil keputusan dalam memimpin. 

“Ideoligasi ini akan membantu memimpin kita membuat keputusan dan pilihan sebagai wakil rakyat di kemudian harinya,” kata pungkas Henwira.

Kemerdekaan Palestina Adalah “Utang Sejarah” yang Belum Dituntaskan Indonesia

Partaigelora. Id-Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Anis Matta sekaligus Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menegaskan, perjuangan kemerdekaan Palestina adalah utang sejarah yang belum dituntaskan Indonesia sejak masa lalu.

Dia menilai semangat yang dimuncul pada masa Presiden pertama RI Soekarno itu, kini kembali dihidupkan di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, melalui keterlibatan aktif Indonesia dalam upaya perdamaian global.

“Yang tersisa dari semangat Bandung itu sebenarnya tinggal satu ini, Palestina. Itu artinya masih ada utang sejarah yang kita belum tuntaskan. Dan menuntaskan utang sejarah inilah yang sedang dilakukan oleh Pak Prabowo sekarang,” ujar Anis Matta, Minggu (2/11/2025).

Anis Matta mengingatkan, posisi Indonesia yang kini kembali dihormati di dunia internasional bukanlah hal yang datang tiba-tiba ketika Presiden Prabowo memimpin.

Menurut dia, sejak masa Presiden Soekarno, Indonesia telah memainkan peran penting dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa-bangsa yang masih terjajah. Salah satunya dengan menginisiasi Konferensi Asia-Afrika (KAA).

“Posisi Indonesia dihargai di mata dunia. Tapi sebenarnya peranan ini sudah pernah kita lakukan sebelumnya. Di era Bung Karno dulu tahun 1955 kan kita yang menginisiasi Konferensi Asia Afrika di Bandung dan kemudian ikut melahirkan Gerakan Non-Blok di masa Perang Dingin,” tutur Anis Matta.

Anis Matta menjelaskan, semangat yang lahir dari KAA 1955 membawa satu narasi tunggal, yakni perjuangan untuk kemerdekaan dan perlawanan terhadap imperialisme.

Indonesia yang saat itu baru sepuluh tahun merdeka, lanjut Anis, memprakarsai forum tersebut di tengah situasi dalam negeri yang masih sulit.

Semangat Bandung atau ruhnya Bandung itu waktu itu datang dengan satu narasi tunggal: kemerdekaan melawan imperialisme.

Karena banyak dari anggotanya yang masih belum merdeka sampai tahun itu, dan kita juga baru 10 tahun merdeka,” kata Anis Matta.

Dia menambahkan, meski Indonesia saat itu baru keluar dari masa agresi Belanda dan baru menyelenggarakan pemilu pertama, pemerintahan yang ada memiliki legitimasi besar untuk memimpin gerakan solidaritas Dunia Selatan (Global South).

“Dalam kondisi baru merdeka, masih terseok-seok, kita sudah mengundang negara-negara selatan yang pernah dijajah untuk hadir dalam konferensi ini dan menebarkan semangat perlawanan untuk merdeka,” ucapnya.

Dari semangat yang lahir di Bandung itu, hampir seluruh negara di Asia dan Afrika akhirnya memperoleh kemerdekaannya pada dekade 1960-an. Hanya dua negara yang sempat tertinggal, yakni Afrika Selatan dan Palestina.

“Alhamdulillah kira-kira dari tahun itu sampai tahun 1960-an hampir semua negara merdeka. Kecuali nanti ada dua yang belakangan yaitu Afrika Selatan yang akhirnya juga berhasil merdeka zamannya Nelson Mandela. Nah yang tersisa dari semangat Bandung itu sebenarnya tinggal Palestina,” ungkap Anis Matta.

Kehadiran Presiden Prabowo Subianto dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perdamaian Sharm El-Sheikh di Mesir dinilai menjadi kelanjutan dari tradisi diplomasi Indonesia yang berpihak pada kemerdekaan dan keadilan.

Menurut Anis Matta, partisipasi Indonesia dalam forum tersebut mempertegas posisi Indonesia di mata dunia.

“Itu menandakan bahwa posisi Indonesia dihargai di mata dunia,” katanya. Diberitakan sebelumnya, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perdamaian Sharm El-Sheikh di International Congress Centre, Sharm El-Sheikh, Mesir, pada Senin (13/10/2025).

Kehadiran Prabowo sekaligus dalam rangka menyaksikan sejumlah pemimpin dunia menandatangani perdamaian di Gaza, Palestina.

Mereka yang menandatangani dokumen adalah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan, Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi, dan Emir Qatar Syekh Tamim bin Hamad Al Thani.

Setibanya Prabowo di Indonesia usai menghadiri acara KTT di Mesir, ia kembali menyatakan komitmen mendukung kemerdekaan Palestina. Prabowo menyatakan, tekadnya sejak lama adalah membela Palestina.

“Memang ini tekad kita sebagai bangsa, tekad saya, puluhan tahun saya membela Palestina. Puluhan tahun sejak saya masih muda,” kata Prabowo setelah mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma.

Kepala negara menegaskan, Indonesia terus aktif mendukung kemerdekaan Palestina. Bahkan, Indonesia juga mengirim berbagai bantuan ke Palestina, di antaranya bantuan pangan berupa ribuan ton beras.

“Kita terus-menerus mendukung kemerdekaan Palestina, rakyat Palestina, dan Alhamdulillah ya kita bisa berbuat. Indonesia selama ini aktif. Kita kirim bantuan, kita kirim kapal, kita kirim Hercules berkali-kali,” ujar dia.

Sumber: Kompas. Com

Islam Agama Toleran, Tidak Hanya Antar Umat Beragama, Tapi juga Sesama Muslim

Partaigelora.id-Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia kembali menggelar kajian pengembangan wawasan, Wawasan Keislaman dengan tema ‘Islam yang Kita Pahami’ Bagian Kedua ‘Islam Toleran’ pada Jumat (31/10/2025) malam.

Kajian yang diperuntukkan fungsionaris DPP, DPW dan DPD Partai Gelora itu, kali disiarkan secara langsung dari Studio DPW Partai Gelora Jawa Timur.

Acara ini dibuka oleh Ketua Pusat Pengembangan Wawasan Partai Gelora KH Musyafa Ahmad Rahim. 

Dihadiri beberapa pengurus DPP antara lain Koordinator Pelaksana Harian Partai Gelora Roti Munawar, Ketua DPP Pemenangan Teritorial V (Jatim) Muhammad Siroj, serta Ketua DPW Jatim Misbahul Munir.

Ketua Pengembangan Wawasan Partai Gelora KH Musyafa Ahmad Rahim berharap agar kader dan fungsionaris menyampaikan diri ikut kajian ini baik hadir secara offline maupun online berbagai platform seperti Zoom Meeting, Facebook, YouTube dan Tiktok. 

“Para sahabat Partai Gelora jangan lupa setiap Jumat malam Pukul 19.30 WIB agar mengikuti kajian rutin. Sekarang temanya tentang pengembangan Wawasan Keislaman,” kata KH Musyafa Ahmad Rahim. 

KH. Ahmad Mudzoffar Jufri, Lc.,M.A dalam materi kajiannya mengatakan, bahwa pada bagian pertama telah dibahas sistem yang kita pahami mengenai Islam, khususnya di Indonesia.

“Secara khusus pada malam hari ini, yang kita bahas adalah tentang aspek Islam. Yaitu Islam yang kita anut, adalah Islam yang toleran,” kata KH Ahmad Muzhoffar Jufri. 

Menurut dia, pemahaman tentang keislaman memiliki banyak versi, sehingga diperlukan sikap toleransi untuk saling menghargai, menghornati segala perbedaan pendapat, pemahaman dan pemikiran.

“Dari kecil sampai yang paling besar, yaitu agama kita mengakui adanya perbedaan aspeknya,” ujar Muzhoffar. 

Toleransi, kata Ketua Pusat Kajian Strategis PartI Gelora ini , ada dua macam toleransi, yakni toleransi antar umat beragama dan toleransi antar umat Islam.

“Toleransi itu ada dua macam, yaitu toleransi antar umat beragama atau umat lintas agama. Islam menyikapi perbedaan keyakinan agama. Kedua toleransi antar sesama umat Islam. Kita ketahui di Islam ada berbagai madzab, misalnya ada yang pakai qunut dan tidak pakai qunut, ” ungkapnya. 

Adanya perbedaan keyakinan dan pemahaman ini, menurut Muszhoffar, bahwa keyakinan untuk memilih agama tidak ada paksaan. 

“Islam memang dituntut untuk berdakwa. Tapi kalau yang kita ajak tidak mau, kita tidak bisa paksakan,” katanya.

Sehingga Islam dilarang memerangi atau memusiluhi seseorang, karena perbedaan keyakinan. 

“Islam luar biasa tentang toleransi, tidak hanya antar umat beragama, tetapi juga antar sesama muslim,1” pungkasnya.

Program Ideologi Buat Kader dan Fungsionaris Paham Tujuan Partai Gelora

Partaigelora.id-Program ideologi suatu partai bagi para kader dan fungsionarisnya menjadi hal sangat penting.Sebab, dengan program. adanya ideologi, maka kader dan fungsionaris partai dapat mengetahui tujuan partai tersebut.

“Pendalaman ideologi dalam satu partai bagi para kader dan fungsionarisnya menja penting. Karena orang tidak bisa sekedar ikut dalam semua kendaraan yang tidak paham tujuan dia ke mana,” kata TB Dedi Miing Gumelar, Ketua DPP Koordinator Bidang (Korbid) Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia.

Hal itu disampaikan TB Dedi Miing Gumelar di sela-sela Kaderisasi Ideologisasi di Gelora Media Center (GMC), Jakarta pada Sabtu (25/10/2025).

Kaderisasi Ideologi ini diikuti Korbid Komunikasi, Korbid Pengelolaan Pejabat Publik, Korbid Organisasi Sayap, Korbid Keumatan dan Mahkamah Partai.

Menurut Miing, dengan adanya program Ideologi, sehingga kader dan fungsionaris dapat meengetahui tujuan Partai Gelora.

“Kita punya visi ke depan menjadi negara adidaya atau superpower dunia. Karena itu, Indonesia di mata dunia menjadi penting untuk memiliki posisi yang kuat,” ujarnya.

Visi untuk menjadikan Indonesia Superpower baru, kata Miing, bisa diwujudkan apabila diisi oleh orang-orang yang memiliki kapasitas, tidak cukup diisi oleh sosok pengetahuan akademis saja.

“Jadi ini satu yang harus dijalankan dengan misi yang diisi oleh orang-orang yang memiliki kapasitas yang cukup dengan bekal, bukan hanya pegetahuan dalam konteks akademik, tetatpi juga jiwa,” katanya.

“Dan pengisian jiwa inilah dilakukan melalui ideologi kepartaian itu (Program Kaderisasi Ideologi). Saya kira ini, sesuatu yang bagus dan perlu terus dilanjutkan,” sambungnya.

Ketua Koordinator Pelaksana Partai Gelora Rofi’ Munawar mengatakan, kader dan fungsionaris Partai Gelora yang mengikuti Program Ideologisasi akan mendapatkan materi tentang roadpmap menuju Superpower Baru.

“Materi tentang roapmap menuju superpower baru ini penting. Karena inilah kira-kira yang ingin dicapai partai Gelora Indonesia ke depan, ” kata Rofi’.

Partai Gelora, lanjut dia, akan menjadi Indonesia sebagai Superpower dunia apabila diberi kesempatan untuk memimpin negara ini.

“Ketika Partai Gelora memimpin negara dan itu perlu internalisasi di kalangan pengurus dan kadernya terlebih dahulu, sebelum nantinya akan disampaikan ke luar” katanya.

Materi ini diberikan juga dalam rangka membangun komunikaai yang baik antara Partai Gekota dengan seluruh konstituen.

“Sehingga Partai Gelora Indonesia akan menjadi partai yang layak mendapatkan penerimaan publik yang signifikan di Pemilu 2029 nanti,” tegas Rofi’ Munawar.

Ketua Korbid Pengelolaan Pejabat Publik Jadi Mulyadi mengatakan, Program Kaderisasi Ide memberikan pencerahan, serta semangat bagi kader dan fungsionaris.

“Ini acara yang luar biasa memberikan pencerahan semangat baru bagi kita. Acara ini harus terus disosiisasi kepada seluruh kader sampai struktur terkecil. Kita terus semangat membangun Gelora, membangun Indonesia,” kata Hadi Mulyadi.

Ulang Tahun ke-6, Partai Gelora Tegaskan Komitmen Menuju Indonesia Super Power Baru

Partaigelora.id-Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia memperingati hari ulang tahunnya yang ke-6 pada Senin, 28 Oktober 2025.

Dalam momentum ini, Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah, menyampaikan pesan reflektif kepada seluruh pengurus dan kader di seluruh Indonesia untuk terus memperkuat konsolidasi dan semangat kebangsaan.

“Para sahabat temen-temen pengurus dan kader Partai Gelora. Tanpa terasa hari ini tanggal 28 0ktober 2025, partai kita sudah berusia enam tahun,” kata Fahri Hamzah, Selasa (28/10/2025).

Menurut Fahri, selama enam tahun sudah kita meniti perjalanan bersama, memperkuat diri, merapatkan barisan, mematangkan wawasan, menuju kemampuan untuk mengambil amanah kepemimpinan.

Ia menegaskan, meski perjalanan politik Partai Gelora penuh dinamika, semangat solidaritas dan komitmen terhadap cita-cita besar bangsa tidak pernah surut.

“Apapun yang terjadi, enam tahun kita telah membuktikan kita solid dan terus melangkah, naik tangga, turun tangga, menuju cita-cita Indonesia menjadi super power baru, arah baru Indonesia,” ujar Fahri.

Partai Gelora yang didirikan pada 28 Oktober 2019 itu, lanjut Fahri yang juga menjabat Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), lahir dengan semangat menghadirkan arah baru politik Indonesia, yakni memperkuat persatuan nasional dan menjadikan Indonesia sebagai kekuatan global baru.

“Semoga kita terus bisa berjalan bersama, membawa Partai Gelombang Rakyat Indonesia ke depan,” tutup Fahri Hamzah.

Anis Matta: Berpolitik itu Butuh Niat sebagai Fondasi dan Ideologi agar Tidak Kehilangan Arah Jalan

Partaigelora.id-Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menghadiri silaturahmi dan konsolidasi struktur partai se-Jawa Timur (Jatim) di Excotel Design Hotel Surabaya, Jawa Timur, Jumat (24/10/2025) malam.

Anis Matta berpesan kepada semua kader agar dalam berpolitik harus betul-betul diniatkan ibadah.

“Orang yang berpolitik niat ibadah dengan yang tidak, pasti akan ketahuan hasilnya,” kata Anis Matta.

Menurut dia, berpolitik membutuhkan niat yang benar sebagai fondasi. Namun, niat yang benar saja tidak cukup.

Berpolitik juga butuh ideologi. Tanpa ideologi, berpolitik—sekalipun dengan niat yang benar—bisa mentok karena kehilangan arah jalan.

Niat itu, kata Anis Matta, penting, karena hal ini yang membedakan orang yang masuk politik dengan niat ibadah dan orang yang masuk politik bukan dengan niat ibadah.

“Nanti akan merugi, kenapa? Karena tidak semua yang ingin kita perjuangkan atau kita raih bisa kita dapat,” ujar Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI ini.

Ia menjelaskan, pergerakan politik harus banyak berkorban untuk mendapat apa yang dinginkan.

Namun apa yang diinginkan tersebut, kadang-kadang belum tentu baik untuk diri sendiri dan partai.

Jika tidak mendapatkan apa yang diinginkan, lanjutnya, maka harus sadar bahwa itu belum tentu buruk bagi kita. 

Dengan demikian, persoalan-persoalan seperti ini, kalau orang dari awal tidak clear dengan dirinya sendiri, maka akan punya banyak perjalanan politik yang sulit.

“Lalu, apa yang mau kita pikirkan tentang Partai Gelora ini?”

Pertanyaan ini, mengarah pada ideologi, karena ideologilah yang bisa menjawab mengapa kita ada di Gelora.

Karena itu, jika niatnya adalah ibadah, maka sudah benar, dan tahap berikutnya adalah apa yang akan dibuat.

Ketua Umum Partai Gelora ini menegaskan, bahwa Ideologi, penting bagi partai politik. Sebab, semua pikiran manusia dibimbing oleh pikiran-pikirannya dan tidak bisa melakukan sesuatu diluar apa yang dia pikirkan.

Pikiran adalah penciptaan pertama, tindakan adalah penciptaan kedua. Jadi jika mempelajari perilaku orang agar bisa dipahami, maka pelajari cara mereka berfikir.

“Jika kita mempelajari bagaimana cara mereka berfikir tentunya kita memahami kira-kira apa yang dia lakukan, karena mereka pasti dibimbing oleh pikiran-pikirannya,” ujarnya. 

Sehingga tidak perlu heran apabila melihat banyak orang cepat mentok dalam dan mati langkah dalam politik, karena pada dasarnya dalam dirinya tidak memiliki ideologi.

“Sebab, hal besar yang akan diperjuangkan itu tidak ada. Jadi yang dimaksud dengan ideologi itu adalah satu kerangka berpikir yang mengatur tata kelola hidup manusia ke depan,” katanya.

Kerangka berpikir dan tata kelola kehidupan ini bukan sekedar agenda-agenda saja, tetapi secara keseluruhannya merupakan suatu perjuangan.

“Supaya ideologi ini kuat maka kita memberikan wawasan-wawasan untuk menguatkan ideologi itu,” pungkasnya.

Ketua DPW Partai Gelora Jawa Timur Misbakhul Munir mengaku bersyukur pelaksanaan konsolidasi stuktur Partai Gelora seluruh kabupaten/kota se-Jawa Timur berjalan sukses.

“Kami bersyukur sekali, pelaksanaannya bisa dihadiri langsung oleh Ketua Umum Pak Anis Matta. Ini jadi satu kesempatan langkah, mengingatkan kembali nilai ideologisasi,” kata Gus Misbah, sapaan akrab Misbakhul Munir.

Kader Partai Gelora Diwajibkan Pahami Konsep Wawasan Kebangsaan

Partaigelora.id- Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah berharap seluruh kader Partai Gelora dapat memahami konsep ‘Wawasan Kebangsaan’.

Yakni konsep bagaimana melihat secara utuh dengan berbagai komponennya antara lain Pancasila, Undang-undang Dasar (UUD) 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika.

Hal itu disampaikan Fahri Hamzah saat menyampaikan materi tentang Wawasan Kebangsaan kepada fungsionaris Dewan Pimpinan Pusat (DPP), Dewan Pimpinan Wilayah (DPW), Dewan Pimpinan Daerah (DPD), Jumat (24/10/2025) malam.

“Kita teringat tentang Wawasan Kebangsaan di masa lalu, ada materi wajib di sekolah, namanya Pendidikan Moral Pancasila (PMP), serta untuk pegawai yang mau lulus dan mahasiswa baru ada Penataran P4,” kata Fahri Hamzah.

Kemudian pada era Reformasi, PMP dan Penataran P4 (Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) dihapuskan, dan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan.Empat Pilar Kebangsaan itu, adalah Pancasila, UUD 145, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ikan.

“Jadi Wawasan Kebangsaan itu, adalah konsep dalam rangka kita melihat sesuatu yang disebut sebagai bangsa sebagai yang bernama bangsa Indonesia,” ujar Fahri.

Wakil Ketua DPR Periode 2014-2019 ini menilai pilar-pilar kebangsaan secara umum dapat dilihat sebagai bangsa, negara, sistem politik, perekonomian dan sistem sosial budayanya.

“Jadi Wawasan Kebangsaan itu, istilahnya mengenal bangsa Indonesia dalam berbagai aspeknya yang kompleks. Dan kita harus memiliki pemahaman yang kuat dan matang soal ini,” katanya.

Wakil Menteri (Wamen) Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) RI ini mengatakan, untuk memahami Wawasan Kebangsaan diharuskan mengerti mengenai sejarah Bangsa Indonesia.

“Kita harus membaca sejarah Bangsa Indonesia sebelumnya dan melihat masa depannya dengan modal yang kita punya,” katanya.

Sejarah-sejarah tersebut, lanjut Fahri, telah ditulis oleh Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta dalam buku berjudul Gelombang Kesatu Indonesia, Gelombang Kedua Indonesia dan Gelombang Ketiga Indonesia.

“Bacaan tentang sejarah bangsa Indonesia ini penting agar kita tidak mengalami kebingungan di tengah jalan dalam menentukan arah Indonesia ke depan,” katanya.

Sehingga tema tentang sejarah, menurut Fahri, wajib disampaikan kepada seluruh komponen bangsa, termasuk kader Partai Gelora.

“Agar tidak membosankan tema sejarah ini harus disampaika semenarik mungkin dengan berbagai sekuel tentang Bangsa Indonesia, termasuk gangguan-gangguan yang dialaminya,” pungkas Fahri Hamzah.

Anis Matta Luncurkan Fordika, Dorong Terciptanya Individu Suka Memberi

Partaigelora.id-Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia sekaligus Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI Anis Matta meluncurkan Fordika, Forum Dedikasi Kemanusiaan di Jakarta, Minggu (19/10/2025).

Menurut Anis Matta, kemampuan memberi itu bukan sekadar soal kapasitas finansial. “Tetapi itu lebih dari kapasitas mental, kapasitas spiritual. Memberi itu adalah ajaran semua agama, karena menyangkut core kemanusiaan kita,” kata Anis Matta.

Karena itu, memberi adalah cara untuk menciptakan kohesi sosial. Selain itu, kohesi adalah rahmat yang paling besar bagi satu masyarakat.

“Kalau kita membangun masyarakat yang suka memberi masyarakat kebajikan, maka efeknya yang pertama dalam perubahan sosial adalah menciptakan kerekatan,” ujarnya.

Belajar memberi, kata Anis Matta, akan menumbuhkan sifat altruisme secara sosial di dalam agama.

Dimana orang yang memberi dalam keadaan kaya dan orang yang memberi dalam keadaan miskin pahalanya beda.

Bahkan apabila dilihat dari jumlah yang diberikannya beda, pahala yang didapat juga tetap beda.

“Yang memberi dalam keadaan miskin itu lebih besar pahalanya daripada yang memberi dalam keadaan kaya.,” katanya.

Memberi dalam keadaan kaya, lanjutnya, ada kelayakan memberi kepada orang lain.

“Tapi kalau orang memberi dalam keadaan miskin, alasannya (kondisinya pun tidak layak untuk memberi), berarti itu menunjukkan sesuatu yang lain,” ujar Anis Matta.

“Apa yng lain itu, kapasitas spiritual, bahwa faktor materi tidak menjadi faktor stress dalam kehidupan kita,” sambungnya.

Anis Matta mengibaratkan, orang miskin yang suka memberi itu seperti memiliki bungker di dalam jiwanya.

“Dia punya bunker di dalam jiwanya, sehingga membuat kita semuanya terus berbahagia, tidak stress karena tekanan material dan tetap bisa memberi dalam keadaan yang paling sulit,” katanya.

Ia menilai orang yang suka memberi akan menciptakan kesehatan mental individu yang baik.

“Jadi satu amal yang diberikan akan menumbuhkan relasi bukan dalam pengertoan finansial, tetapi menumbuhkan sisi kesehatan mental individu,” tandasnya.

“Jadi memberi juga merupakan sarana menciptakan kohesi sosial. Lewat memberi, kita pun membangun kesehatan mental di tingkat individu,” pungkasnya.

Peluncuran Fordika ini dihadiri fungsionaris Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gelora, antara lain Ketua DPP Korbid Penggalangan Triwisaksana, Ketua Korbid Kebijakan Publik Sarah Handayani, serta Ketua DPP Korbid Kebudayaan & Kesenian Deddy Mizwar.

Lalu, Ketua Bidang Kehutanan dan Lingkungan Hidup DPP Partai Gelora Rully Syumanda, Ketua Bidang Pendidikan Rohmani, serta Ketua Bidang Perempuan Gelora DPP Partai Gelora.

Alamat Dewan Pengurus Nasional

Jl. Minangkabau Barat Raya No. 28 F Kel. Pasar Manggis Kec. Setiabudi – Jakarta Selatan 12970 Telp. ( 021 ) 83789271

Newsletter

Berlangganan Newsletter kami untuk mendapatkan kabar terbaru.

X