404 #Anis Matta Archives – Partai Gelora Indonesia

Tag: #Anis Matta

Peluang Indonesia Jadi Superpower Baru Ada, Anis Mata: Tinggal Kemauan Saja, Ada atau Tidak!

, , , , , ,

JAKARTA – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menegaskan, Indonesia bisa menjadi kekuatan superpower baru dunia dengan adanya empat perspektif, yakni peluang, kemauan, jarak dan waktu.

“Sekarang pertanyaannya adalah kita mau atau tidak. Kalau bicara peluang menjadi superpower itu ada, sebab dunia sedang sangat kacau dan di tengah kekacauan ini akan lahir kekuatan-kekuatan baru, yang lama akan mati atau runtuh,” kata Anis Matta dalam keterangannya, Selasa (8/8/2023).

Hal itu disampaikan Anis Matta dalam program ‘Anis Matta Menjawab’ Episode #8 dengan tema ‘Bisakah Indonesia Menjadi Superpower Baru?’ yang tayang di kanal YouTube Gelora TV, Senin (07/08/2023).

Program ‘Anis Matta Menjawab’ ini dipandu oleh Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Komunikasi Organisasi DPN Partai Gelora Dedi Miing Gumelar.

Menurut Anis Matta, Indonesia bisa sejajar dengan Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia dan China untuk menjadi kekuatan superpower.

“Jadi kehadiran kita itu tidak mengeliminir yang lain, tapi kita nyelip di situ menjadi yang kelima. Selama ini saya juga suka menggunakan istilah kekuatan kelima dunia. Saya ingin Indonesia duduk bersama empat kekuatan utama itu,” katanya.

Anis Matta mengatakan, untuk melihat peluang Indonesia menjadi superpower baru bisa dilihat dari dua fakta sejarah. Pertama adalah sejarah yang berhubungan dengan Islam dan Barat, terutama perang salib.

“Persinggungan antara Islam dengan Barat adalah perang salib ini yang berlangsung dalam 8 gelombang selama 200 tahun dari abad ke 11-13,” ungkapnya.

Dalam persinggungan antara Islam dengan Barat ini, lanjut Anis Matta, Barat atau Eropa mengalami kekalahan dalam Perang Salib. Namun, hal itu justru menjadi titik awal kebangkitan Eropa.

“Perang salib telah menciptakan guncangan besar di Eropa, tetapi juga menjadi awal abad kebangkitan sains, kebangkitan ilmu pengetahuan. Disinilah kemudian lahirnya renaissance, revolusi industri dan revolusi maritim,” jelasnya.

Persinggungan antara Islam dan Barat selama 200 tahun, meski dimenangkan Islam dengan penaklukkan Konstatinopel oleh Kesultanan Turki Ottoman, dan mengakhiri Imperium Romawi Timur, tapi Islam justru mengalami kemunduran (decline)

“Tapi 40 tahun setelah itu, Andalusia jatuh. Bersamaan dengan itu, Columbus menemukan benua Amerika, dan Vasco de Gama menemukan anak benua India. Begitu ada revolusi maritim, maka justru dia menemukan dunia yang utuh,” katanya.

Sehingga kekuasaan Kesultanan Ottoman yang sebagian besar wilayah daratan dan Laut Mediterania, menjadi tidak relavan, ditambah lagi teknologi yang digunakan juga sudah lama dan tertinggal dari Eropa.

Selain itu, Eropa juga telah menemukan sumber kekayaan baru yang lebih besar. “Eropa butuh setengah abad lebih untuk menemukan dunia yang utuh. Revolusi maritim ini telah mengubah lanskap dunia. Akibat revolusi maritim ini, Indonesia juga dijajah Portugis pada tahun 1511,” katanya.

Sedangkan kedua, jika dilihat dari sejarah modern, Kesultanan Ottoman juga kalah dalam perang dunia (PD) I, sehingga terus mengalami kemunduran. Selain itu, meski Inggris dan Perancis menjadi pemenang, dan menjadi imperium yang menguasai dunia pada abad 18-19 juga terus sama mengalami kemunduran.

“Kemunduran Inggris semakin menyedihkan, sampai tidak punya pemimpin dari dalam negeri sendirinya seperti sekarang. Pemimpinnya orang India (Rishi Sunak, red) sekarang,” katanya.

Sementara pada PD II melahirkan imperium baru, yakni Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet yang merupakan kelanjutan dari peradaban Barat. Namun, kemudian Soviet runtuh, tinggallah AS sendirian sebagai imperium.

Tetapi, hal itu tidak bertahan lama, berjalan sekitar 30 tahun, kemudian muncul kekuatan baru Rusia dan China. Namun, ia tidak tahu siapa yang akan muncul sebagai pemenang dalam pertarungan ini.

“Tapi dengan dua fakta sejarah ini, saya mau menjelaskan bahwa dimana letak peluang Indonesia untuk menjadi superpower baru. Jika kita menggunakan sejarah, akan berulang lagi. Akan ada benturan-benturan yang panjang, dan kekacauan yang panjang lagi yang melelahkan,” katanya.

Akibat benturan yang panjang ini, kata Ketua Umum Partai Gelora, kekuatan utama dunia yang akan keluar sebagai pemenang, adalah pemenang yang telah banyak kehilangan energi dan sumber daya.

“Apakah kita akan kembali ke sistem bipolar lagi, saya tidak percaya. Tapi apakah kita akan kembali ke sistem multipolar, itu yang diinginkan oleh para pihak atau , pendatang baru. Yang pasti akan terjadi konflik geopolitik dalam waktu yang lama, yang akan sangat melelahkan,” katanya.

Hal ini akan menjadi sebab adanya kebangkitan satu bangsa dan keruntuhan satu bangsa, karena adanya kelelahan dalam konflik tersebut.

“Di tengah keretakan inilah, ada peluang Indonesia menjadi superpower baru. Sebab, begitu berperang dia (kekuatan utama global) perlu kawan untuk membentuk aliansi-aliansi baru di kemudian hari,” ujarnya.

“Jadi begitu ada crash, disitu ada peluang. Dan saya percaya bahwa Indonesia punya peluang itu, karena ada keretakan geopolitik sekarang ini. Dari teori siklus, peluangnya menjadi superpower itu ada, tapi kita punya kemauan atau tidak, ini yang harus kita jawab bersama,” paparnya.

Jika berbicara soal kemauan, Anis Matta berharap adanya perubahan mindset dari bangsa ini. Sebab, bangsa Indonesia punya masalah dengan keinginannya, tidak berani bermimpi besar dan jarang melakukan prestasi hebat.

“Manusia Indonesia lebih suka yang gimick-gimick, apalagi dalam politik, tidak suka kampanye-kampanye yang besar. Ngapain jualan superpower baru dalam politik, itu hanya orang gila, kita yang kongkrit saja,” katanya.

Karena itu, dalam hal pencapaian (achievement), Indonesia kalah dari China, karena memiliki semangat yang rendah dan kemampuanya tidak maksimal, padahal peluangnya ada sebagai superpower baru dunia.

“Ini yang saya bilang, langit kita terlalu tinggi, tapi kita terbang terlalu rendah. Ada gap antara potensi dan pencapaian, karena achievement kita rendah. Ini yang harus kita lawan, inilah tantangan kita sebagai bangsa,” katanya.

Anis Matta berharap ada upaya untuk membangkitkan semangat dan kemauan bangsa Indonesia dalam mencapai cita-cita besar. Sebab, peluangnya ada, tinggal didukung kemauan maksimal untuk mewujudkannya.

“Kenapa Partai Gelora ini, kita namakan gelombang, karena kita tidak ingin menjadi ombak di dalam secangkir kopi, sebab hanya bikin gaduh saja, tapi jadilah gelombang. Saya mungkin dianggap sebagai pemimpi, dianggap itu tidak efektif sebagai bahan kampanya. Tetapi tujuan kita mendirikan partai ini, adalah untuk melakukan hal-hal besar,” pungkasnya.

Partai Gelora Ajak Gus Yahya dan NU Fokus pada Agenda Pemberdayaan Umat

, , , , , , , , , ,

Partaigelora.id – Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia mengajak Nahdatul Ulama (NU) di bawah pimpinan KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) untuk fokus pada agenda pemberdayaan umat.

Yakni mengatasi masalah kemiskinan dan mengakhiri polarisasi di masyarakat yang mulai menunjukkan ekskalasinya menjelang Pemilu 2024.

“Dengan fokus pada agenda pemberdayaan umat, NU akan menjadi bagian penting dalam kolaborasi menjadikan Indonesia sebagai kekuatan utama dunia,” kata Anis Matta, Ketua Umum Partai Gelora dalam keterangannya, Selasa (1/2/2022).

Anis Matta menyampaikan ucapan selamat Hari Lahir (Harlah) Nahdatul Ulama ke-96, serta pengukuhan KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum PBNU Periode 2022-2027.

“Selamat atas peringatan hari kelahiran ke-96 dan pembentukan pengurus baru Nahdlatul Ulama,” katanya.

Anis Matta menilai KH Yahya Cholil Staquf dapat membawa suasana yang lebih segar dalam perpolitikan di Indonesia. NU harus ikut serta berusaha untuk mengakiri polarisasi yang terjadi masyarakat.

Selanjutnya, masuk ke agenda keumatan yang lebih fundamental dan strategis, yakni pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat.

“Semoga suasana yang segar di bawah kepemimpinan baru akan membawa NU ke dalam usaha mengakhiri polarisasi dan masuk ke agenda keumatan yang fundamental dan strategis, yakni pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi.,” ujarnya.

Berdasarkan data BPS, ungkap Anis Matta, angka kemiskinan terbesar di Indonesia ada di Pulau Jawa. Tepatnya di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat yang angkanya mencapai 27 persen.

Kemiskinan tersebut, lanjutnya, terbesar justru berada di lingkungan pesantren. Karena itu, hal ini menjadi tantangan terbesar bagi NU untuk mengatasi kemiskinan tersebut, yang selama ini kurang mendapatkan perhatian.

“Kemiskinan adalah masalah utama umat, dan itu terjadi pada daerah-daerah yang selama ini menjadi basis NU. Jawa Timur adalah daerah dengan angka kemiskinan tertinggi di Indonesia,” ungkapnya.

Anis Matta berharap KH Yahya Cholil Staquf dapat memberikan perhatian terhadap permasalahan pemberdayaan ekonomi masyakarat, bukan sebaliknya turut serta dalam mengembangkan politik polarisasi yang bisa memecah belah umat seperti yang terjadi pada Pemilu 2019 lalu.

“Saatnya kita menghentikan permusuhan antar umat. Baik Wahabi maupun NU kita sama sama umat Nabi Muhammad SAW, Lebih baik kita bersama-sama mengatasi kemiskinan demi kemaslahatan umat,” pungkasnya.

Partai Gelora Targetkan Elektabilitas 4 Persen Saat Verifikasi Parpol

, , , , , , , , ,

Partaigelora.id – Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia mentargetkan elektablitasnya sebesar 4 persen saat verifikasi pendaftaran partai politik (parpol) peserta Pemilu 2024 ke KPU pada pertengahan 2022 mendatang.

“Elektabilitas kita sekarang ada di 9-10 besar, nanti saat verifikasi partai pada pertengahan ini inshaALLAH bisa di angka 4 persen. Saat ini kita persiapkan verifikasi, dan operasi elektabilitas,” kata Anis Matta, di Jakarta Sabtu (8/1/2022) malam.

Hal itu disampaikan Anis Matta saat menyampaikan dalam arahan Konsolidasi Struktur dan Pendalaman Teritorial Dapil kepada Pengembangan Teritori (Bangter) 2 dan 3, Ketua DPW se-Jawa dan Bacaleg DPR di Hotel Pomelotel, Jakarta.

Karena itu, kata Anis Matta, ketika ditetapkan sebagai peserta Pemilu 2024 pada akhir Desember 2022, elektablitas Partai Gelora diharapkan mencapai 8 -10 persen.

“Begitu Desember dinyatakan lolos sebagai peserta Pemilu, mudah-mudahan elektabilitas, kita bisa 8-10 persen dengan asumsi satu kursi per dapil dari 80 dapil kursi 575 kursi DPR sudah terlihat,” katanya,

Dalam konsolidasi yang dihadiri Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah, Sekretaris Jenderal Mahfuz Sidik, Bendahara Umum Achmad Rilyadi, Anis Mata menegaskan, operasi elektabilitas yang digunakan menggunakan agenda 7 aksi dan reformasi sistem politik.

“Jadi dalam penyusunan strategi, jangan sekali-kali meniru cara orang lain, pakai kreativitas sendiri dan fokus pada kekuatan yang ada. Mudah-mudahan kita diberikan kekuatan dan diilhami secara terus menerus untuk menemukan jalan kemenangan,” katanya.

Sekretaris Jenderal Mahfuz Sidik ditugaskan untuk memimpin Rapat konsolidasi dengan DPW dan Bacalag DPR se-Jawa selama dua hari dari Jumat-Sabtu (7-8 Januari 2022).

“Kita punya 1 visi 7 aksi, sehingga akan punya daya amplikasi yang besar. Setelah gerakan Gelora Tanam 10 Juta Pohon dan Gen-170, kita ada program ketiga yakni Sagara Movement yang kita launching. Kita masih punya empat program lagi,” kata Mahfuz.

Mahfuz mengatakan, saat pendaftaran parpol peserta Pemilu 2024 pada pertengahan 2022 di KPU, elektablitas Partai Gelora sudah berada di kisaran angka 4 persen.

“Jadi ketika Desember nanti kita sudah jadi peserta Pemilu, kita sudah siap mengusung bacaleg-bacaleg kita. Sudah banyak yang akan bergabung ke Gelora setelah Desember, tapi kita prioritaskan bacaleg kita dulu, karena kita bikin partai ini prosesnya panjang,” ujarnya.

Ketua Bidang Komunikasi DPN Partai Gelora Ari Saptono mengatakan, tujuh agenda aksi yang telah ditetapkan Partai Gelora akan mempermudah instrumen pemenangan di dapil dan bacaleg.

“Satu visi 7 aksi ini, landasannya cita-cita 5 besar dunia. Kita dorong partisipasi aktif semuanya dalam setiap kegiatan. Kita membangun kolaborasi. Kita akan menciptakan gelombang cinta maksimal di masyarakat,” kata Ari Saptono.

Ketua Bappilu DPN Partai Gelora Rico Marbun mengungkapkan, dari hasil survei internal yang dilakukan, menunjukkan popularitas dan elektablitas Partai Gelora menunjukkan angkanya mengalami kenaikan yang signifikan.

“Partai Gelora itu jelas, partai religius, optimis, kompeten, membawa semangat perubahan dan nasionalis. Kita punya hitungan dan strategi untuk mendapatkan suara,” kata Rico.

“Hitungan itu untuk pertimbangan eksistensi kita sebagai bangsa, bukan soal kursi saja, tapi serendah-rendahnya minimal meraih 80 kursi. Kalau di Jawa ada 306 kursi,  maka target kita bangter 2 dapat 32 kursi dan bangter 3 dapat 43 kursi,” tegasnya.

Publik Diminta Tak Salahkan Timnas Indonesia, Anis Matta: Pemerintah Diharapkan Mulai Terapkan ‘Politik Bola’

, , , , , , , , , , ,

Partaigelora.id Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta meminta publik tidak menyalahkan para pemain dan pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-Yong dibalik kekalahan Indonesia 4-0 melawan Thailand  dalam  Final Piala Suzuki AFF 2020 leg pertama di Singapore National Stadium. Leg pertama digelar pada Rabu (29/12/2021).

“Saya sebenarnya shock, karena saya memprediksi 2-1 untuk Indonesia. Tapi dengan kekalahan ini (4-0), kita tidak bisa lantas menyalahkan pemain dan pelatih. Kita tetap harus memberikan dukungan penuh, dan mudah-mudaan dalam leg kedua Timnas Indonesia bisa membalikkan situasi,” kata Anis Matta dalam acara nonton bareng (nobar) Final Piala AFF antara Indonesia Vs Thailand di Gelora Media Center, Rabu (29/12/2021) malam.

Hal senada disampaikan dua mantan pemain Timnas Indonesia Titus Bonai (Tibo) dan Okto Maniani, yang dihadirkan secara khusus ke Jakarta untuk menghadiri acara Nobar Final Piala AFF 2020 yang diadakan Partai Gelora.

Tibo menilai pemain Timnas Indonesia kaget dengan parmainan Thailand, terutama saat gol pertama karena belum pernah bertemu di pertandingan sebelumnya.

“Saya kira kaget saja mereka belum siap secara tim, mereka tidak sangka kalau bola itu bisa masuk seperti gol pertama di menit ke-2 karena secara strategi mereka telah tutup. Tetapi setelah itu, permainan mereka secara kualitas telah kembali.

Sedangkan Okto Maniani sejak awal dirinya sudah mengingatkan masalah krusial dalam pertandingan bola, siapaun yang akan menjadi lawan adalah 15 menit awal pertandingan dan akhir pertandingan dalam setiap babak.

“Saya sudah ingatkan masalah krusial dalam bola itu, adalah 15 menit awal dan 15 akhir dalam petandingan. Saya melihat pada paruh kedua secara mental mereka kembali dan ada perbaikan kualitas permainan,” kata Okto.

Anis Matta mengaku telah berdiskusi banyak dengan Tibo dan Okto mengenai pengembangan sepak bola nasional ke depan, serta alasan mereka bergabung dengan Partai Gelora.

Tibo dan Okto menegaskan, visi mereka dan Partai Gelora sama. Yakni jika Partai Gelora ingin menjadikan Indonesia 5 besar dunia, maka mereka menginginkan agar bola menjadi ikonnya.

“Tadi kita ngobrol sama Tibo dan Okto, saya tanya-tanya kenapa gabung dengan Partai Gelora. Jawaban mereka sederhana, kalau kita ingin 5 besar dunia, mestinya bola disitu dong, jadi 5 besar dunia,” katanya.

Anis Matta dapat memahami keinginan Tibo dan Okto, karena hal itu sesuai dengan visi dan misi besar cita-cita Partai Gelora menjadikan Indonesia kekuatan 5 besar dunia, otomatis di dalamnya bola juga harus lima besar dunia.

“Bola itu bisa jadi bisa jadi achor, wajah kita di dunia internasional. Kekurangan kita adalah tidak menjadikan sistem kerja yang kuat” katanya.

Harusnya pemerintah membuat sistem kerja ‘Politik Bola’ dalam pengembangan sepak bola di tanah air dan menjadikan bola sebagai industri ekonomi dan bisnis yang terintegrasi dengan market. Selain itu, juga perlu ada penghargaan terhadap pemain bola usai gantung sepatu sampai masa tuanya.

“Ada nggak pemain bola kita yang kaya raya seperti Ronaldo misalnya, malahan miskin raya. Mantan pemain bola kita banyak yang hidupnya miskin, sampai makan mie rebus. Tapi jangankan yang mantan pemain, yang masih main saja masih makan mie rebus,” ungkapnya.

Karena itu, apabila bola belum terintegrasi secara bisnis, maka negara perlu mengintervensi untuk mengembangkannya. Pemerintah bisa mencontoh Eropa dengan bisnis sepak bola dan Amerika dengan olahraha bola basketnya.

“Karena sudah terintegrasi dengan pasar, itu bisnisnya miliaran dolar. Makanya saya tadi tanyakan, sekarang berapa kekayaan pemain bola yang seperti Ronaldo atau pemain bola basket di NBA Amerika. Di kita perlu diintevensi negara, untuk meletakkan sistem kerja baru yang baru secara sistematis,” katanya.

Anis Matta juga berharap pemerintah perlu memberikan porsi penghargaan kepada olahragawan bagi mereka yang mendapatkan medali dan berprestasi selama aktif maupun sudah pensiun, dijamin oleh negara.

“Sekarang ini orang sudah mengukur perolehan medali dalam olimpiade itu berdasarkan jumlah populasi, sudah mengukur prestasi berdasarkan per kapita.  Misalnya ada satu negara kecil di Eropa dalam olimpiade mendapatkan 8-10 medali emas, artinya 1 juta penduduk itu 1 medali emas. Kita harusnya menggunakan standar itu,” katanya.

Anis Matta menegaskan, apabila Partai Gelora diberikan kesempatan berkuasa dan memenangi Pemilu 2024, maka ide-ide tersebut akan dilaksanakan. demi kemajuan persepakbolaan nasional dan bisa menjadi alat untuk diplomasi internasional Indonesia di mata dunia

Salah program GEN-170 yang telah dicanangkan Partai Gelora beberapa waktu lalu, salah satu tujuannya adalah ingin mendapatkan generasi dengan tinggi badan minimal, kuat dan mendapatkan cukup gizi.

“Sebenarnya, terus terang saya sedih dari 270 juta penduduk Indonesia, tidak bisa mendapatkan 33 orang terbaik untuk membentuk 11 pemain orang. Ini secara scientifc semua bisa diukur, yang kurang sekali lagi pendekatannya sistematika kerjanya,” jelasnya.

Negara, lanjut Anis Matta, harus memberikan porsi anggaran yang lebih besar untuk Timnas Indonesia yang prestisius, tidak hanya sekedar menggonta-ganti pelatih, tetapi harus dibentuk  melibatkan para scientific.

“Itu para pemain lari selama 90 menit bisa diukur kekuatanya. Negara harus beri anggaran yang besar, bukan sebentar-sebentar siapa pelatihnya. Libatkan para ahli, bentuk Timnas Prestisius. Itu sederhana membentuknya, inilah yang saya maksud dengan ‘Politik Bola’, bukan bola dijadikan alat untuk kampanye,” tegasnya.

Dalam kesempatan ini selain menggelar Nobar di GMC yang dihadiri BPH seperti Sekretaris Jenderal Mahfuz Sidik, Bendahara Umum Achmad Rilyadi, Ketua Bidang Gahora Kumalasari Kartini dan para kepala bidang DPN Partai Gelora.

Acara Nobar Final Piala AFF juga serentak digelar secara nasional di 34 DPW (provinsi), 514 kabupaten/kota (DPD) dan seluruh kecamatan (DPC).

Guna memberikan dukungan terus menerus kepada Timnas Indonesia melawan Thailand, Partai Gelora berencana akan menggelar kembali acara Nobar Final Piala AFF leg kedua pada, Sabtu 1 Januari 2020 mendatang.

Apa Itu Gerakan ‘GELORAKAN GEN-170’ Yang Bakal Dicanangkan Anis Matta di Tangsel, Banten?

, , , , , , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta bakal mencanangkan secara resmi gerakan ‘GELORAKAN GEN-170’ secara serentak di 34 DPW Partai Gelora se-Indonesia pada saat peringatan Hari Ibu, Rabu (22/12/2021) mendatang.

Pencanangan gerakan ‘GELORAKAN GEN-170’ ini, dipusatkan di  Kawasan Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, yang akan dihadiri Walikota dan Wakil Walikota Tangsel Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan.

Menurut Anis Matta, ‘GELORAKAN GEN-170’ adalah gerakan bersama mewujudkan anak-anak Indonesia yang cukup dalam gizi dan tumbuh kembang yang ditandai dengan tinggi rata-rata 170 cm.

“Distribusi nutrisi penting bagi kita untuk pembentukan postur fisik manusia Indonesia, tumbuh menjadi orang yang kuat. Kami akan memulai gerakan yang saya sebut sebagai Generasi 170 (GEN 170). Kita mulai dari faktor tinggi badan,” kata Anis Matta dalam keterangannya, Sabtu (18/12/2021).

Anis Matta menegaskan, gerakan GELORAKAN GEN-170 (Generasi tinggi badan 170) adalah sebagai salah satu dasar untuk Indonesia Menuju Kekuatan 5 Besar Dunia.

“Ini sangat fundamental untuk memulai perjalanan dalam membangun masyarakat Indonesia yang unggul, dimulai dari sejak anak itu ada dalam kehamilan sampai masa pertumbuhan. Nutrisinya harus diperhatikan, karena fondasi dari satu negara yang kuat itu adalah masyarakatnya yang kuat,” tegasnya.

Ketua Panitia ‘GELORAKAN GEN-170’ Ari Saptono mengatakan, dalam kegiatan ini Partai Gelora akan memberikan nutrisi dan vitamin D secara serentak di 34 DPW.

“Taglinenya adalah ‘Ibu Sehat Bayi Hebat’. Program ini antara lain membantu Ibu-ibu hamil untuk menjaga kesehatan, proses kehamilannya, pertumbuhan janinnya dan balita yang dilahirkan,” kata Ari Saptono.

Ketua Bidang Komunikasi DPN Partai Gelora ini menambahkan, gerakan ‘GELORAKAN GEN-170’ juga bertujuan untuk menurunkan tingginya angka kematian ibu (AKI)angka kematian bayi (AKB) dan mencegah terjadinya stunting (kerdill).

“Untuk mensukseskan ini, Partai Gelora akan berkolaborasi dan bersinergi dengan berbagai pihak demi terciptanya generasi bangsa yang unggul,” katanya.

Ketua Bidang Perempuan DPN Partai Gelora Ratih Sanggarwati mengatakan, gerakan ‘GELORAKAN GEN-170’ merupakan bagian dari program ‘Pintarnya Perempuan Indonesia (PiPI Gelora).

“PiPI adalah forum perempuan untuk saling berbagi ilmu yang dikemas dengan adanya sharing ilmu  tentang kesehatan perempuan dan anak-anak, pengembangan diri dan pemberdayaan perempuan,” kata Ratih Sanggarwarti.

Kami yakin sekali seorang hadir di PiPI maka ia akan ketagihan hadir lagi dan akan mengajak temannya untuk hadir bersamanya, terangnya.

Karena itu, Ratih berharap dengan gerakan ‘GELORAKAN GEN-170’ ini, Indonesia menjadi bangsa maju, unggul dan mudah dalam meraih berbagai prestasi.

“GEN 170 ini akan menjadikan bangsa yang jauh dari ketertinggalan, maju dan mudah meraih prestasi. Kita akan akan terus menerus berpartisipasi untuk meningkatkan asupan gizi agar anak tumbuh menjadi generasi unggul,” ujarnya.

Tingkatkan Tekanan Moral, Anis Matta: Bantuan Kemanusian untuk Palestina Jangan Dilihat Besar Kecilnya

, , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta berharap masyarakat tidak mempersoalkan mengenai besar kecilnya bantuan kemanusiaan yang diberikan untuk rakyat Palestina.

Sebab, bantuan kemanusiaann tersebut bukan dilihat dari besar kecilnya bantuan, tapi sebagai bentuk dukungan moral bagi perjuangan rakyat Palestina untuk memerdekakan diri dari penjajahan Israel.

“Sebenarnya bantuan kemanusiaan kita ini mungkin jangan dilihat dari sisi besar kecilnya, Menurut saya itu tidak penting yang penting adalah efek moralnya bagi saudara-saudara kita para pejuang di Palestina,” kata Anis Matta saat menjadi keynote speaker dalam Webinar ‘SPEAKS UP FOR PALESTINE: Masih Adakah Masa Depan Palestina?’, Minggu (6/6/2021).

Menurut Anis Matta, dengan adanya bantuan kemanusiaan dari Indonesia tersebut, menunjukkan bahwa rakyat Indonesia dan semua bangsa di dunia mendukung sepenuhnya perjuangan rakyat Palestina memerdekakan diri dari Israel.

“Bahwa mereka tidak berdiri sendirian, bahwa mereka punya saudara di Indonesia. Mereka punya saudara di Malaysia, mereka punya saudara di seluruh belahan bumi ini,” katanya.

Ketua Umum Partai Gelora Indonesia ini menegaskan, bahwa rakyat Palestina ditakdirkan untuk berdiri di garis depan mewakili semua bangsa di dunia untuk melawan penjajahan.

“Itu sebenarnya yang ingin kita sampaikan kepada saudara-saudara kita di Palestina, supaya mereka tegar sebagai umat yang ditakdirkan berdiri di Garda depan kita dalam melawan tirani melawan penjajahan,” tegas Anis Matta.

Karena itu guna mendukung perjuangan rakyat Palestina, Partai Gelora akan terus mengangkat isu Palestina guna meningkatan tekanan moral kepada komunitas internasional dari sisi kemanusian agar mendukung kemerdekaan bangsa Palestina.

“Artinya kita harus menghilangkan hambatan orang untuk mendukung isu Palestina dengan mengatakan, bahwa kini bukan lagi masalah orang arab atau Islam. Tetapi sudah menjadi isu kemanusiaan dan dengan terus-menerus mengangkat Palestina sebagai isu kemanusiaan akan memberikan tekanan moral yang sangat kuat bagi dunia khususnya bagi negara-negara pendukung Israel,” katanya.

Dengan menggulirkan isu kemanusiaan secara terus menerus, Anis Matta berharap Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa menghentikan dukungannya sama sekali kepada Israel.

“Ketika saya mengangkat isu pembubaran Israel, juga bertujuan untuk mengurangi dan menghentikan dukungan dunia internasional sama sekali kepada Israel. Kita harus membantu pembebasan Palestina,” pungkasnya.

Anggota Capai 200 Ribu, Anis Matta: Partai Gelora Semakin Luas Diterima Masyarakat

, , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Anis Matta mengatakan, kehadiran Partai Gelora semakin luas diterima masyarakat yang dapat dilihat dari pertumbuhan jumlah anggota atau kader baru, yang meningkat signifikan dari hari ke hari.

Hal itu disampaikan Anis Matta dalam Tasyakuran 200.000 Anggota dan Apresiasi Top 10 Rekruter pada Jumat (4/6/2021).

“Penerimaan yang semakin luas kepada Partai Gelora,  menunjukkan masyarakat sedang menunggu-nunggu sesuatu yang baru, yang membawa rakyat Indonesia kepada satu arah sejarah baru, Arah Baru Indonesia,” kata Anis Matta dalam keterangannya, Minggu (6/6/2021).

Atas capaian ini, Anis Matta menyampaikan apresiasinya kepada Bidang Rekruitmen, Bidang Pengembangan Teritori (Bangter), DPW dan DPD. Ia yakin target merekrut 1 juta kader pada Oktober 2021 bakal tercapai.

“DPD kita sekarang ada di 514 kabupaten/kota, dengan minimal 2.000 ke atas setiap DPD, maka target pada bulan Oktober akan tercapai. 200.000 anggota ini awal dari permulaan, untuk kita jauh bekerja lebih keras agar lebih banyak lagi kader yang bergabung ke Partai Gelora,” katanya.

Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah menambahkan, pikiran-pikiran dan cita-cita besar Partai Gelora harus terus disosialisasikan kepada masyarakat agar Indonesia jauh lebih baik lagi.

“Saya juga ingin ikut mengucapkan terima kasih. Ini memberikan semangat kepada yang lainnya untuk bekerja lebih keras lagi,” kata Fahri. 

Ketua Bidang Rekruitmen Anggota Endy Kurniawan mengatakan,  pertumbuhan jumlah anggota meningkat siginifikan setelah Partai Gelora meluncurkan program ‘Member Get Member (MGM) beberapa waktu lalu, yang memudahkan kerja struktur dalam rekrutmen dan mobilisasi anggota

“Alhamdulillah saat ini kita telah mencapai 200.000 anggota.  Sebelumnya kita tasyakuran 100.000 anggota pada 12 April, hari ini 4 Juni ada akselerasi menjadi 200.000,” kata Endy.

Namun, jika diingat untuk menuju 16.377 anggota, saat itu Partai memerlukan waktu  7 bulan. Bertambah 29.000 dalam 4 bulan, lalu bertambah 60.000 dalam 1 bulan, dan kemudian bertambah 100.000 dalam 1,5 bulan.  

Endy menjelaskan, dalam tempo dua bulan jumlah anggota yang mendaftar melalui MGM berjumlah 15.300, separuh dari yang mendaftar melalui aplikasi dan dua kali lipat dari yang mendaftar via website. Jika digabung, kira-kira sepertiga dibanding yang mendaftar secara manual melalui jalur teritorial

“Angka yang mendaftar melalui MGM naik pesat. Untuk bulan Mei, total 222 anggota yang ikut serta. Total 4.884 yang terekrut. Untuk bulan Juni, dalam 4 hari ini telah 66 orang yang ikut serta dengan 609 yang terekrut,” katanya.

Sejak diluncurkan ada 532 anggota yang bergabung dalam program MGM, dan berhasil merekrut 15.300 anggota untuk bergabung. Artinya rata-rata setiap anggota yang bergabung MGM merekrut 30 orang anggota baru.

Jika 25 persen anggota saat  ini, 50.000 anggota melakukan rekrutmen 4 orang dalam satu bulan, atau 1 orang per pekan, maka pertumbuhan 200.000 anggota setiap bulan bisa dicapai dengan mudah

Lima diantara 10 top rekruter bulan Mei ini adalah mereka yang juga merekrut terbanyak pada bulan April lalu. Tiga orang dari NTB, dua orang dari Jabar, dua orang dari Jatim, satu orang masing-masing dari Banten, Kaltim dan Bengkulu.

“Kami  berharap sosialisasi secara masif dapat dilakukan oleh struktur hingga level DPD untuk mendorong anggotanya melakukan MGM. Semoga kita dapat terus menjaga dan meningkatkan ritme kerja ini hingga kita bisa #SEGERASEJUTA !!” pungkas Endy.

Anis Matta Dorong Pertemuan Jokowi-Erdogan di Jakarta Atasi Konflik Palestina

, , , , , , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora)  Indonesia Anis Matta mendorong perlunya Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melakukan fungsi mediasi untuk mengajak faksi Fatah dan Hamas berdamai dalam penyelesaian konflik internal di Palestina.

Jakarta bisa dijadikan episentrum pertemuan tersebut, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam menyelesaikan konflik Palestina-Israel.

“Pak Jokowi dan Erdogan bisa mengambil inisiatif pertemuan  Kalau Pak Jokowi mengundang Erdogan datang ke Jakarta, Jakarta akan menjadi episentrum perbincangan tentang perdamaian di seluruh dunia ini. Ini entry pointnya,” kata Anis Matta dalam diskusi Moya Institute bertajuk ‘Konflik Timur Tengah: Indonesia di Tengah Pusaran Konflik Palestina-Israel’ yang digelar secara daring, Jumat (4/6/2021) petang.

Menurut Anis Matta, sebagai dua negara Islam yang besar, Indonesia dan Turki pasti akan didengar oleh semua kekuatan yang ada di Palestina. Indonesia harusnya bisa menjadi juru damai kekuatan-kekuatan perlawanan yang ada di Palestina, khususnya antara Hamas dan Fatah.

“Kita bisa undang Fatah, undang Hamas dan kelompok-kelompok lain di Indonesia. Saya kira para pejuang Palestina setuju dengan ajakan itu,” bebernya.

Anis Matta menegaskan, isu Palestina bisa menjadi titik masuk yang paling bagus untuk meningkatkan posisi diplomatik dan posisi kemanusiaan Indonesia

“Saya ingin meringkas posisi Indonesia dalam dua posisi. Pertama, posisi diplomatik dan posisi kemanusiaan. Tidak ada isu yang paling bisa menyatukan dunia Islam seperti isu Palestina,” kata dia.

Pada posisi diplomatik khususnya forum-forum internasional seperti PBB, Indonesia harus menggugat tentang solusi dua negara (two-state solution), serta kemungkinan upaya mendorong pembubaran negara zionis Israel meski tidak populer.

Artinya, penyelesaian konflik harus berdasarkan prinsip-prinsip yang sudah ditentukan. Sebab, kata Anis, solusi dua negara merupakan sikap awal pemerintah Indonesia sejak era Soekarno dalam upaya penyelesaian konflik Palestina-Israel.

“Pada dasarnya kita setuju dengan solusi dua negara dan itu sikap Indonesia secara umum. Tapi, kalau kita membuat prediksi tentang masa depan negara ini, Indonesia pada dasarnya bisa ikut mempelopori perbincangan tentang hal itu,” ujar dia.

Sedangkan mengenai posisi kemanusiaan, pemerintah Indonesia seharusnya memberi bantuan kemanusiaan kepada Palestina. Sebab isu Palestina sekarang, bukan lagi sekedar isu agama, tapi berkembang lebih luas menjadi isu kemanusiaan

“Saya ingat waktu saya masih jadi pimpinan DPR bidang anggaran, kita memberikan bantuan resmi dari APBN untuk Palestina. Bantuan lebih besar juga dari masyarakat dan pemerintah memfasilitasi mereka dengan cara memudahkan penggalangan dana dan juga mengantarkan mereka untuk menyalurkan dana tersebut,” pungkasnya.

Mantan Diplomat Senior Imron Coton mendukung penuh ide Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Anis Matta agar Indonesia lebih aktif meningkatkan perannya dalam menyelesaikan konflik Palestina-Israel.

“Saya senang sekali tadi Pak Anis Matta mengatakan Indonesia itu harus aktif. Saya juga setuju Indonesia setidak-tidaknya menjadi  penengah antara Hamas dan Fatah, sehingga ketika berhadapan dengan Israel, Hamas dan Fatah bisa bersatu,” kata Imron.

Hal itu, kata Imron, bagian dari peran Indonesia dalam menjaga ketertiban dunia dan menghapuskan seluruh penjajahan dari muka bumi karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan, seperti yang dilakukan Israel terhadap bangsa Palestina.

“Itu tugas konstitusi kita sebagai bagian dari masyarakat internasional, dan memberikan dukungan ke Palestina juga bagian dari solidaritas kemanusiaan. Indonesia juga penerima bantuan ketika tsunami dari Australia dan Amerika. Sebagai dubes, saya orang pertama yang memasukkan kontingan militer Australia untuk membantu tsunami Aceh,” ungkapnya.

Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia Komaruddin Hidayat mengatakan, ide untuk mempertemukan Fatah dan Hamas di Jakarta merupakan tawaran yang realistik, karena diantara mereka selama ini saling curiga, sehingga tidak bisa bersatu dalam melakukan perlawanan terhadap Israel.

“Orang Israel yang sehat dan waras juga sudah lelah. Dengan perang ini, APBN 70% untuk senjata dan mereka siang malam itu nggak bisa nyenyak tidurnya. Yang paling ditakuti Israel itu adalah senjata demografis dari Palestina, dimana setiap anak lahir itu, ibarat peluru kendali yang siap menyerang dan ditakuti,” kata Komaruddin.

Ketua Bidang Kerjasama Luar Negeri Majelis Ulama Indonesia (MUI) Yuli Mumpuni Widarso menambahkan, MUI sudah menggelar rapat dengan Walikota Hebron secara daring kemarin, untuk ikut menyelesaikan masalah Palestina.

“Kami ngobrol-ngobrol tadi malam (dua hari lalu, red), muncul ide untuk mempertemukan para ulama dari Fatah dan Hamas. MUI  berinisiatif untuk menfaslitasi mempertemukan ulama-ulama Fatah dan Hamas. Mudah-mudahan dengan dukungan semua pihak, kita bisa melaksanakan ini,” kata mantan Dubes Indonesia untuk Spanyol ini.

Mau Jadikan Pemain Global, Mahfuz: Kekuatan Militer Indonesia Harus Naik Kelas

, , , , , ,

Partai gelora.id – Partai Gelombang Rakyat (Gelora) berpandangan untuk menjadikan kekuatan militer Indonesia sebagai ‘pemain global’,   diperlukan dukungan anggaran militer sebesar Rp 500-600 triliun pertahun. Kekuatan militer Indonesia saat ini berada diperigkat 16 dunia dan harus naik kelas masuk lima besar dunia.

“Kalau punya misi menjadikan Indonesia sebagai pemain global, maka harus memajukan kekuatan militernya. Kekuatan militer Indonesia harus naik kelas dari peringkat 16 menjadi peringkat lima,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gelora Indonesia Mahfuz Sidik dalam keterangannya, Jumat (4/6/2021).

Hal itu disampaikan Mahfuz dalam Gelora Talk ‘Reformasi Sistem Pertahanan Nasonal dan Urgensi Modernisasi Alutsista TNI pada Rabu (2/6/2021) petang lalu.

Mahfuz menegaskan, berdasarkan survei kekuatan militer negara-negara di dunia tahun 2020, lima besar dunia saat ini diduduki oleh Amerika Serikat, Rusia, China, India dan Prancis, sementara Indonesia berada diperingkat 16.

“Kalau lihat perbandingan dengan Prancis, budget militernya pertahun sampai antara 500-600 triliun. Sementara Indonesia, kalau kita lihat Renstra 25 tahun yang sedang disusun Kemenhan sebesar Rp 1.760 triliun untuk 2020-2044. Itu relatif kecil untuk lima Restra, 1,5 persen dari PDB” jelasnya.

Sementara jika melihat, Renstra MEF 2020-2024 yang tengah berjalan pada tahap ketiga dengan capaian 75 persen, kata Mahfuz, untuk pertahanan TNI AL saja, pengalokasian anggarannya hanya sekitar 40 persen dari total anggaran Renstra MEF

“Apakah visi Presiden Jokowi (Joko Widodo) menjadikan Poros Maritim Dunia tidak di dukung oleh penguatan porsi pertahanan? Angkatan Laut kita minimal harus punya 3 kapal selam super canggih untuk mengamankan tiga ALKI, bukan kapal yang berusia 30 tahunan, dan butuh beberapa kapal untuk pengalawan juga,” ujar Mahfuz.

Tiga kapal selam super canggih tersebut, juga diperlukan untuk menjaga kawasan perbatasan dengan negara lain, seperti perbatasan di Laut China Selatan yang tengah mengalami ketegangan akibat klaim sepihak China terhadap kawasan tersebut.

Selain itu, Indonesia perlu memiliki satelit militer sendiri untuk mengamankan wilayah udara Indonesia agar tidak dikontrol negara lain. Sebab, terasa janggal apabila menggunakan satelit dari negara lain, sementara Indonesia memiliki tentara dan kekuatan militer sendiri.

“Jadi bagaimana terjemahan dari anggaran Rp 1.760 triliun itu, apalagi ditarik maju 2024. Lalu, apakah sudah ada evaluasi Restra MEF 2020-2024, masih ada sisa capaian sebesar 25 persen dan penganggarannya juga dihitung dari 2020. Disinilah ada ruang abu-abu itu, kita juga punya hak untuk mendapatkan informasinya,” tandas Mahfuz.

Karena itu, pemerintah diharapkan mendefinisikan ulang asumsi-asumsi dasar dan proyeksi di dalam membangun postur pertahanan, termasuk strategi dan doktrinnya.

“Kalau kita membedah Buku Putih Pertahanan dan Renstra 2020-2024, ada dua hal yang belum kuat menjadi asumsi perencanaan, yaitu respon memperkuat negara maritim dan perkembangan teknologi komunikasi di era digital,” katanya.

Partai Gelora, lanjutnya, akan terus mendorong untuk membuka ruang diskusi atau wacana ini.

“Kita akan membuka diskursus atau wacana ini, karena menyangkut ketahanan nasional dalam membangun indonesia ke depan. Kita tidak boleh memulainya dengan asumsi yang salah,  apalagi perencanaan asal-asalan. Itu yang paling penting,” pungkas Mahfuz.

Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Anis Matta menambahkan, ketika ingin menjadikan militer Indonesia menjadi kekuatan militer kelima dunia, maka dibutuhkan roapmap jangka panjang.

Asumsi-asumsi dasar mengenai sistem pertahanan saat ini, lanjutnya, harus dilakukan perubahan secara fundamental, terutama menyangkut konflik global dan perang masa depan.

“Asumsi-asumsi yang kita percaya selama ini, harus kita harus dipertanyakan kembali. Karena semua asumsi dasar ini,  menentukan cara kita memandang strategi pertahanan. Hal ini menjadi entry point bagi Partai Gelora memulai pembicaraan yang lebih strategis,” katanya

Isu Alutsista Mencuat, Anis Matta: Kekuatan Militer Indonesia Harus Jadi Lima Besar Dunia

, , , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menegaskan, Indonesia harus menjadi kekuatan lima besar dunia sejajar dengan Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia dan China. Maknanya, adalah secara militer kekuatan militer Indonesia juga harus lima besar dunia. 

“Ketika kita ingin menjadikan Indonesia sebagai lima besar dunia, maka maknanya adalah secara militer Indonesia juga menjadi kekuatan militer kelima dunia,” kata  Anis Matta dalam Gelora Talk ‘Reformasi Sistem Pertahanan Nasional dan Urgensi Modernisasi Alutsista TNI’ di Gelora Media Centre, Jakarta, Rabu (2/5/2021) petang.

Namun, hal itu membutuhkan roadmap dan reformasi sistem pertahanan, serta  modernisasi alutsista. Hal ini akan menjadi agenda strategis yang akan diperjuangkan Partai Gelora sebagai bentuk partispasi dalam politik.

“Agenda tersebut, adalah salah satu pilar dari dari cita-cita menjadikan Indonesia sebagai kekuatan lima besar dunia, selain ilmu pengetahuan, ekonomi dan juga militer,” katanya.

Dalam diskusi yang dihadiri Ketua Komisi I DPR 2010-2016, pengamat pertahanan Dr. Connie Rahakundini Bakrie dan Anggota Komite Kebijakan Industri Pertahanan Mayjen TNI Pur Tri Tamtomo itu, Anis Matta, reformasi pertahanan nasional harus segera dilakukan karena ada perubahan landscape global akibat pandemi.

Karena itu, Anis Matta, meminta asumsi-asumsi dasar mengenai sistem pertahanan nasional saat ini harus dilakukan perubahan secara fundamental, terutama menyangkut isu konflik global dan perang masa depan.

“Asumsi-asumsi yang kita percaya selama ini, harus kita pertanyakan kembali. Isu alutsista yang sedang mencuat menjadi entry point bagi Partai Gelora untuk memulai pembicaraan yang lebih strategis,” lanjutnya.

Anis Matta menegaskan, Partai Gelora tidak ingin terjebak soal ‘isu mafia alutsista’, karena yang lebih penting membicarakan asumsi-asumsi dasar strategi pertahanan ke depan.

“Ini adalah satu momentum, saat isu alutsista mencuat untuk memulai pembicaraan yang fundamental, menyusun strategi pertahanan kedepan,” tegasnya.

Ketua Komisi I DPR 2010-2016 Mahfuz Sidik mengatakan, angaran Rencana Strategis (Renstra) pertahanan Indonesia sebesar Rpp 1.760 triliun untuk periode 2020-2044 yang dipercepat ke 2024 dinilai masih sulit untuk mendongkrak kapabilitas sistem pertahanan.

Kekuatan militer suatu negara, lanjut Mahfuz, juga harus ditopang dengan kekuatan industri pertahanan yang memproduksi alat pertahanan sendiri di dalam negeri.

“Artinya, belanja pertahanan juga dibelanjakan di dalam negeri dengan memproduksi alat-alat pertahanan seperti negara maju, Amerika dan Prancis yang berada di lima besar kekuatan pertahanan dunia,” kata Mahfuz, Sekjen Partai gelora Indonesia ini.

Namun, pengamat pertahanan Connie Rahakundini Bakrie justru mempertanyakan besaran anggaran pertahanan yang dipercepat di 2024.  Sebab, anggaran sebesar 1.760 triliun tersebut, dinilai terlalu besar tanpa adanya penjelasan.

“Pertanyaan saya, anggaran sebesar ini dalam tiga tahun kita mau beli apa dan kenapa mesti habis di 2024. Yang sudah di-clearkan dan dijelaskan Menteri Bappenas adalah dana sebesar USD 20 miliar. Selisih 104 miliar itu harus dijelaskan oleh Kementerian Pertahanan,” kata Connie.

Anggota Komite Kebijakan Industri Pertahanan Mayjen Pur Tri Tamtomo mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah menginstruksikan agar penggunaan anggaran tepat sasaran karena pemerintah saat ini tengah berperang melawan Covid-19, sehingga anggaran di kementerian/lembaga dikurangi.

“Anggaran harus digunakan tepat sasaran dan jelas secara mutu. Alutsista yang dibeli juga tidak boleh mangkrak dan memberdayakan industri pertahanan. Industri pertahanan harus diperkuat dan dibangkitkan,” kata Tri Tamtomo.

Tri Tamtomo menambahkan, Kementerian Pertahanan harus bisa menjelaskan mengenai besaran kebutuhan anggaran pertahanan yang luar biasa ini di tengah pandemi Covid-19 tersebut agar tidak memicu polemik publik.

“Apakah ada perkembangan internasional kekuatan negara tertentu, perlombaan persenjataan di sekitar negara kita, apakah ada ancaman aktual atau ancaman lain yang ada pengaruhnya langsung atau tidak langsung kepada republik ini,” pungkasnya mantan Pangdam I Bukit Barisan inii.

Alamat Dewan Pengurus Nasional

Jl. Minangkabau Barat Raya No. 28 F Kel. Pasar Manggis Kec. Setiabudi – Jakarta Selatan 12970 Telp. ( 021 ) 83789271

Newsletter

Berlangganan Newsletter kami untuk mendapatkan kabar terbaru.

X