Tag: Arah Baru Indonesiia

Hadapi Perubahan Iklim, Partai Gelora Bakal Tanam 10 Juta Pohon Secara Serentak di 34 Provinsi

, , , , , , , , , , , , , , , ,

Partaigelora.id – Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia akan melakukan penanaman 10 juta pohon secara serentak di 34 provinsi dalam rangka Hari Menanam Pohon Indonesia pada 28 November 2021 mendatang dengan hastag #BirukanBumiBirukanLangit, #PohonKitaOksigenKita, #PohonKitaHidupKita, #AyoTanamPohon, #GeloraTanam10JutaPohon.

Penanaman pohon tersebut akan difokuskan di tiga titik lokasi, yakni di Kampung Cikoneng, Sub Das Citarik, Cibiru, Cileunyi, Bandung (hulu Das Citarum); Waduk Jatiluhur, Purwakarta dan Muara Gembong (hilir/muara Das Citarum), Bekasi, Jawa Barat (Jabar).

“Partai Gelora Indonesia mengajak selamatkan bumi, birukan langit dengan menanam pohon melalui program Gelora Tanam 10 Juta Pohon yang akan diselenggrakan secara serentak di 34 propinsi dan berkesinambungan setiap tahun,” kata Anis Matta, Ketua Umum Partai Gelora dalam keterangannya, Selasa (23/11/2021).

Dalam aksi Gelora Tanam 10 juta Pohon ini, Anis Matta akan didampingi Wakil Ketua Umum Fahri Hamzah, Sekretaris Jenderal Mahfuz Sidik, Bendahara Umum Achmad Rilyadi, para fungsionaris DPN dan Ketua DPW Partai Gelora Jabar Haris Yuliana.

Anis Matta akan melakukan penanaman pohon di Sub Das Citarik, Cibiru, sementara penanaman pohon di Waduk Jatiluhur dan  Muara Gembong akan dipimpin DPD Purwakarta dan Bekasi.

Penanaman 10 juta pohon di tiga lokasi ini akan disiarkan live streaming ke 34 provinsi. Pada saat yang sama 34 DPW Partai Gelora juga akan melakukan penanaman pohon serupa sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan.

Menurut Anis Matta, program menanam 10 juta pohon ini adalah kontribusi kecil Partai Gelora dalam membirukan planet kita. Partai Gelora juga akan meminta setiap kadernya menanam minimal 25 pohon seumur hidupnya.

“Bencana alam yang ditimbulkan oleh perubahan iklim saat ini, telah mengubah planet kita ini, menjadi planet yang sangat tidak nyaman dihuni,” katanya.

Apabila situasi seperti yang sekarang ini, dibiarkan dan terus berlangsung, maka Indonesia akan menghadapi ancaman keamanan nasional yang jauh lebih besar daripada ancaman perang.

“Yang sesungguhnya kita hadapi adalah ancaman kepunahan kita sebagai penghuni bumi,” katanya.

Karena itu, kesepakatan yang telah ditandatangani oleh masyarakat dunia melalui Paris Agreement pada 2015 dan ditandatangani oleh pemerintah Indonesia setahun kemudian, serta kesepakatan baru yang dihasilkan dalam Conference of the Parties (COP)-26 di Glasgow pada 31 Oktober hingga 12 November 2021 lalu, adalah langkah bersama masyarakat dunia yang harus didukung.

Sebab, kesepakatan yang tertuang dalam Paris Agreement dan COP-26 adalah pendekatan yang sangat komprehensif dan harus diikuti secara disiplin.

“Kita sebagai bangsa dan negara dan juga seluruh masyarakat dunia dan dalam konteks itu, kami di Partai Gelora ingin ikut berpartisipasi memberikan kontribusi kecil menanam 10 juta pohon,” katanya.

Selain meminta setiap kader Partai Gelora menanam 25 pohon, ia juga mengajak masyarakat yang akan mendaftar sebagai anggota Partai Gelora untuk menanam 25 pohon sebagai bentuk komitmen untuk membirukan planet ini.

“Semangat membirukan planet ini adalah semangat partisipasi dalam kesepakatan global warga dunia untuk ikut bersama-sama menyelamatkan planet kita, membirukan planet kita, membuat planet kita nyaman dihuni kembali,” ujarnya.

Anis Matta menilai tidak akan ada artinya jika semua kemajuan yang dicapai dalam bidang ekonomi, teknologi dan kemakmuran pada akhirnya hilang seketika dan lenyap, karena faktor bencana alam.

Program menanam 10 juta pohon, lanjutnya, meski merupakan program partisipasi dari Partai Gelora, namun Anis Matta mengajak  seluruh masyarakat Indonesia untuk melakukan langkah-langkah bersama membirukan kembali planet kita.

“Ayo ikut berpartisipasi dalam program penanaman 10 juta pohon. Karena pohon kita,  adalah oksigen kita, pohon kita adalah hidup kita. Tentu saja Ini, bukan satu-satunya jawaban, tetapi ini yang sekarang bisa kita lakukan untuk sementara sebagai sebuah partai,” tegasnya.

Ketua DPW Partai Gelora Jabar Haris Yuliana menambahkan, pelaksanaan Gelora Tanam 10 juta pohon ini bekerjasama dengan katan Penyuluh Kehutanan, dan 20 LSM dan ormas.

“Khusus di Muara Gembong, karena muaranya laut kita akan tanam mangrove (pohon bakau). Penanaman 10 juta pohon ini akan disertai ada dan istiadat budaya Sunda,” kata Haris Yuliana.

Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta, lanjut Haris Yuliana, akan menyerahkan bibit tanaman kepada masyarakat sekitar Sub Das Citarik, Cibiru. Bibit tanaman yang akan diserahkan sesuai dengan permintaan masyarakat.

Dalam kegiatan Gelora Tanam 10 Juta Pohon ini, juga digelar lomba foto untuk peserta DPW se-Indonesia dan pewarta foto. “Peserta bisa mengirimkan kegiatan menanam pohonnya di wilayah-wilayah masing, lalu di foto dan dilombakan,” pungkasnya.

Akhiri Polarisasi Bangsa, Anis Matta Jadikan Partai Gelora Lebih Indonesia

, , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menegaskan, Partai Gelora adalah wadah aspirasi politik semua kelompok, baik kelompok kanan, kelompok tengah atau moderat, dan kelompok kiri.

Hal ini diharapkan dapat menghilangkan dampak polarisasi bangsa yang terjadi akibat pertarungan politik di Pilkada DKI Jakarta 2017 dan Pemilihan Presiden (Pilpres) lalu.

“Partai Gelora harus berdiri, mewakili semua populasi, bukan kelompok-kelompok. Kita saat ini terpolarisasi,  setidaknya ada tiga kelompok, kelompok kanan, kelompok tengah atau moderat, dan kelompok kiri,” kata Anis Matta dalam keterangannya, Senin (22/11/2021).

Menurut Anis Matta,  Partai Gelora membawa semangat aspirasi semua kelompok, bukan satu kelompok. Sehingga Partai Gelora lebih terbuka.

“Yang kanan biasanya menggunakan istilah umat. Yang tengah menggunakan istilah bangsa. Yang kiri menggunakan istilah rakyat. Bedanya apa rakyat, bangsa, ummat? Secara pengertian ini sama saja sebetulnya. Makanya kita di Partai Gelora menggunakan istilah gelombang rakyat karena kita mau keluar dari semangat mewakili kelompok,” jelasnya.

Sebagai partai terbuka, Anis Matta menegaskan, Partai Gelora tidak mewarisi pengelompokan lama dan lebih meng-Indonesia.

“Siapa saja boleh bergabung ke Partai Gelora, mau Islam, Kristen, Hindu atau Budha. Kita terbuka kepada siapa saja, apapun etnis dan suku bangsanya,” tegas Anis Matta.

Anis Matta mengaku, Partai Gelora masih sering dihubung-hubungkan dengan Partai Keadlian Sejahtera (PKS), padahal sudah tidak ada sangkut-pautnya sama sekali.

“Ini yang harus saya jelaskan, karena kita masih kerap dihubung-hubungkan dengan PKS. Kader PKS di Partai Gelora itu minoritas, sekitar 5 persen saja, lainnya dari berbagai kelompok dan agama. Dan sebagian besar kader kita, pendidikannya justru tingkat SD-SMA, mencermikan pendidikan rakyat Indonesia, tetapi mereka bisa memahami narasi 5 besar dunia, yang dianggap berat oleh sebagian elit politk,” ujarnya.

Karena itu, Partai Gelora harus bisa menjadi jembatan bagi semua kelompok, bukan membangun tembok yang menghalangi berbagai elemen lain.

Saat ini,  diperlukan kolaborasi semua kelompok agar Indonesia menjadi bangsa besar dan pemain global yang disegani.

Anis Matta menambahkan, Partai Gelora akan mengedepankan upaya untuk membangun  kedekatan dengan berusaha melakukan pertemuan langsung dengan masyarakat.

“Ini tidak bisa digantikan dengan apapun. Karena itu sekarang kita berusaha menjembatani ini di tengah pandemi sekarang ini,” pungkasnya.

Anis Matta: Islam Sampaikan Lima Pesan Bagaimana Hadapi Krisis

, , , , , , , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menegaskan, Islam secara lugas telah menjelaskan bagaimana seharusnya manusia bersikap dalam menghadapi krisis berlarut seperti krisis saat ini akibat pandemi Covid-19.

“Islam sebenarnya telah memberikan pesan kepada kita bagaimana menghadapi krisis. Dan gambaran tentang krisis tersebut ada di dalam Al Quran,” kata Anis Matta saat bedah buku karyanya berjudul ‘Pesan Islam Menghadapi Krisis’ yang diterbitkan oleh Poestaka Rembug pada Jumat (19/11/2021) malam.

Menurut Anis Matta, pesan tersebut dapat diringkas ke dalam lima pesan. Ternyata krisis bukan merupakan sesuatu yang gelap, yang tidak bisa dipelajari.

“Kalaupun ada fakta-fakta atau bukti-bukti yang terbukti dalam pendekatan scientific, maka itu sebenarnya ketidakmengertian kita terhadap apa yang terjadi, bukan dihadapkan dengan teori konspirasi,” katanya.

Masifnya informasi teori konspirasi ini, kata Anis Matta, menyebabkan banyak disinformasi yang berseliweran, berasal dari individu, perusahaan, kelompok tertentu, bahkan negara.

“Seperti sikap masyarakat menolak vaksin tertentu, itu efek dari teori konspirasi. Sehingga diperlukan tafsir pendekatan agama dan scientific, inilah pesan pertama. Semua bisa dipelajari dan ketika MUI memberikan fatwa, disinformasi tersebut perlahan hilang,” katanya.

Adapun pesan kedua adalah keimanan. Dimana public mood (suasana hati masyarakat) saat ini didominasi oleh rasa takut, sedih, emosi dan Frustrasi. Emosi negatif ini terus diulang dalam Islam agar ada proteksi keimanan.

“Gunanya untuk proteksi mood kita dari semua tekanan masalah. Apakah pandemi ini rekayasa atau natural, dan mahluk (Covid-19) yang lahir, semua atas kehendak Allah SWT. ujarnya.

Pesan ketiga adalah prilaku optimis, mengubah krisis menjadi peluang, karena kegamangan akan menyebabkan kehilangan relevansinya. “Fokus pada peluang dan membalikkan tekanan untuk melakukan pencapaian luar biasa,” katanya.

Sedangkan pesan keempat adalah inspirasi sejarah. Yaitu muncul ide baru, narasi lama mati atau muncul pemimpin baru, sementara pemimpin lama menjadi tidak relevan.

“Kita bisa mengambil inspirasi dari cerita Nabi Daud mengalahkan Jalut. Daud yang bertubuh kecil bisa mengalahkan Jalut yang besar,” katanya.

Terakhir,  pesan kelima adalah soal geopolitik. Islam jauh-jauh hari sudah mengungkapkan mengenai garis pertemuan dengan Romawi, setelah mengalahkan Persia dan menjadi kekuatan global baru saat itu.

“Pemahaman lemah orang terhadap krisis saat ini, akibat polarisasi Pilpres 2019 lalu. Tetapi bersamaan dengan pandemi, kesadaran beragama meningkat. Perspektif agama harus menjadi landasan untuk kita mengembangkan langkah selanjutnya,” tegas Anis Matta.

Ustaz Muhammad Jazir Asp, agamawan dan Takmir Masjid Jogokariyan, Yogyakarta mengatakan, Masjid Jogokariyan mampu memanfaatkan badai krisis saat ini menjadi peluang, sehingga memberikan nilai tambah secara ekonomi.

“Kita bisa membuat masker, alkohol, hand sanitizer, disinfektan, baju hasmat, bumbu masak hotel, bahkan dapat limpahan zakat. Ini semua nggak kepikir, kalau nggak ada krisis. Krisis kita lewati dengan kegembiraan,” kata Jazir.

Pengamat ekonomi dari CELIOS Bhima Yudhistara mengatakan, apa yang disampaikan Anis Matta dalam bukunya adalah sebuah kebenaran dalam Islam, dimana setiap krisis ada peluang.

“Sayang buku ini terbit, saat kasus sudah melandai. Saya juga melakukan riset, setiap krisis ada peluang dan sekarang banyak profesi baru. Makanya saya cukup optimis, dan kita tidak perlu pesimis, karena setiap krisis ada peluang,” kata Bhima Yudhistira.

Namun, Epidemiolog Universitas Airlangga M Atho’illah Isvandary mengingatkan,  kemungkinkan Indonesia dilanda gelombang ketiga Covid-19, setelah dua bulan gelombang keempat Covid-19 melanda Eropa.

“Gelombang Covid-19 di Indonesia selalu didahului gelombang Covid-19 di Eropa selalu didahului gelombang di Eropa. Prediksi kita dua bulan lagi akan ada gelombang ketiga di Indonesia,” kata Atho’illah.

Jadi Ikon Indonesia, Anis Matta: Malioboro Butuh Sentuhan Arsitektur Baru

, , , , , , , , ,

Partaigelora.id – Sore itu,  Minggu (14/11/2021), di Malioboro, Yogyakarta, Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Anis Matta mengakhiri kegiatan perjalanan napak tiIasnya di tiga provinsi dalam rangka memperingati Hari Pahlawan, 10 Nopember 2021.

Selama sepekan dari 9-14 Nopember 2021, Anis Matta berkunjung ke Jawa Timur (Jatim), Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Di Surabaya, Anis Matta ziarah ke Makam Bung Tomo, TMP Surabaya dan Museum HOS Tjokroaminoto.

Sedangkan di Jawa Tengah, Anis Matta mengunjungi TPI Juwana, Kabupaten Pati, pelaku UMKM Batik Semarang 16 dan Bandeng Presto New Citra di Semarang.

Sementara di Yogyakarta, Anis Matta melakukan kunjungan ke Dagadu Jogja, brand merchandise asli Jogja, disamping bertemu dengan para pelaku UMKM dan Ekonomi Kreatif di Kabupaten Bantul.

Dalam kunjungan ini, Anis Matta didampingi Wakil Ketua Umum Fahri Hamzah, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Mahfuz Sidik, Bendahara Umum Achmad Rilyadi, Ketua Bidang Pengembangan Teritori (Bangter) III Wilayah Jatim, Jateng dan DIY, Ahmad Zainuddin dan beberapa fungsionaris Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Partai Gelora lainnya, serta Ketua DPW di Bangter III.

“Saat ini, di tempat yang paling sering saya rindukan, yaitu Malioboro. Saya mengakhiri perjalanan napak tilas saya selama 7 hari ini, ke Jawa Timur, Jawa Tengah dan Yogyakarta,” kata Anis Matta.

Malioboro adalah kawasan wisata yang berdekatan dengan keraton Yogyakarta Nama Malioboro diambil dari bahasa Sansekerta yang memiliki arti Karangan Bunga.

Nama Malioboro juga terinspiasi dari nama seorang colonial Inggris yang tinggal di Yogyakarta pada tahun 1811- 1816 yang bernama Marlborough.

Malioboro mulai dikenal oleh semua orang, setelah dibangunnya benteng Vredenburg dan juga stasiun Tugu Yogyakarta.  Kawasan ini berubah menjadi kawasan perdagangan antara pedagang Belanda dan pedagang Tionghoa kala itu

Namun, ketika zaman sudah berubah, wajah Malioboro juga berubah total. Kawasan Malioboro terlihat semrawut dan tidak tertata rapih, penuh sesak oleh para pedagang kaki lima, pedagang asongan becak dan juga andong, disamping kemacetan parah.

“Tempat ini dalam beberapa tahun terakhir mengalami banyak perubahan. Saya kira perlu  ada sentuhan arsitektur yang lebih bagus dan perubahan pada perwajahan Malioboro secara keseluruhan,” katanya.

Didampingi Mahfuz Sidik, Ketua Bidang Pengembangan Teritori III Ahmad Zainuddin dan Ketua DPW DIY Zuhrif Hudaya, Anis Matta menyusuri kawasan Malioboro sepanjang kurang lebih 3 km. 

Selain melakukan pengamatan, Anis Matta mendapatkan banyak masukan mengenai pengelolaan kawasan Malioboro, keberadan PKL yang tidak tertata justru mematikan usaha yang berada di pertokoan di belakangnya.

“Tidak boleh ada yang dirugikan, ekonomi yang di belakang dan diatasnya harus berjalan. Ini saya lihat tidak berjalan. Kalau lihat seperti ini, keunikan dari Malioboro, serasa hilang” katanya.

Anis Matta menilai keunikan dari Malioboro adalah banyaknya orang berlalu-lalang, bukan untuk berbelanja. Karena itu, semua aktivitas ekonomi harus berjalan, tidak ada yang boleh dirugikan, sehingga diperlukan penataaan agar orang tertarik dan nyaman datang ke Malioboro.

Ketua DPW Partai Gelora DIY Zuhrif Hudaya mengatakan, berbagai upaya dilakukan untuk melakukan penataan, termasuk penertiban yang dilakukan Pemprov DIY. Namun, hingga kini tidak membuahkan hasil. Kondisi Malioboro tetap semrawut dan PKL menolak untuk dipindahkan.

“Para seniman juga telah membuat desainnya, tetapi tidak pernah dieksekusi, sehingga malas dan dibiarkan sampai sekarang,” kata Zuhrif.

Anis Matta berharap Pemprov DIY dan Pemkot Yogyakarta melakukan penataan kawasan Malioboro. Kawasan Malioboro diperlukan sentuhan arsitektur yang lebih bagus. Sehingga ada perubahan pada perubahan perwajahan Malioboro dari kesan semrawut, tidak tertata menjadi kawasan yang memiliki keindahan dan cita rasa yang bisa memberikan nilai tambah secara ekonomi.

“Nilai tambah secara ekonomi ini akan memperkokoh posisi Yogyakarta sebagai kota seni dan budaya, karena Malioboro adalah salah satu penanda keistimewahan Kota Yogyakarta,” tegas Anis Matta.

Ia menyampaikan undangan terbuka kepada semua pihak agar secara bersama-sama memikirkan penataan Malioboro. Sebab, Malioboro saat ini tidak hanya menjadi ikon keistimewaan Yogyakarta, tetapi juga penanda keistimewaan Indonesia dalam sektor pariwisata. 

“Ini undangan terbuka kepada kita semua untuk memikirkan bagaimana menjadikan Malioboro,  bukan hanya ikon dan penanda keistimewaan Jogjakarta saja, tapi juga penanda keistimewaan Indonesia,” ujar Anis Matta.

Anis Matta mengungkapkan, kepeduliannya terhadap Yogyakarta adalah bagian dari wasiat dari ayahandanya. Ayahnya adalah seorang pedagang perak asal Bugis dan pernah tinggal di Yogyakarta selama 17 tahun. “Ini wasiat Bapak saya yang belum tercapai, Beliau pernah tinggal 17 tahun di Jogya,” katanya.

Ia sudah meminta Ketua DPW Yogyakarta Zuhrif Hudaya untuk membuat sayembara atau lomba desain arsitektur penataan kawasan Malioboro. Desain pemenang lomba tersebut, nantinya akan diberikan ke Pemprov DIY dan Pemkot Yogyakarta sebagai rekomendasi penataan kawasan Malioboro.

“Saya sudah meminta Pak Zuhrif (Ketua DPW Partai Gelora Yogyakarta Zuhrif Hudaya) segera mengadakan lomba penataan Malioboro,” ungkapnya.

Mengakhiri perjalanannya di Malioboro, Anis Matta mampir di Kedai Kopi Kenangan untuk melepaskan penat sejenak, sebelum meneruskan perjalanan pulang ke Jakarta.  Anis Matta juga sempat menyanyikan lagu ‘Andai Kau Datang’ yang dipopulerkan grup band legendaris Koes Plus.

Ditemani seorang mahasiswi Jogya dan seniman jalanan Malioboro, Anis Matta melantunkan syair demi syair lagu ‘Anda Kau Datang’. Terlalu indah dilupakan, Terlalu sedih dikenangkan, Setelah aku jauh berjalan, Dan kau kutinggalkan ….

Beri Ucapan Milad 109, Anis Matta: Visi Besar Muhammadiyah Melampaui Zamannya

, , , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menegaskan, organisasi Muhammadiyah yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada 18 Nopember 1912 lalu, memiliki visi besar yang jauh melampaui zamannya.

Hal itu disampaikan Anis Matta saat menyampaikan ucapan Milad 109 Persyarikatan Muhammadiyah di Jakarta, Kamis (18/11/2021).

“Muhammadiyah lahir dari gagasan memajukan umat melalui amal usaha terutama di bidang pendidikan yang mencerahkan dan kesehatan yang memberdayakan. Visi besar KHAhmad Dahlan yang jauh melampaui zamannya,” kata Anis Matta dalam keterangannya.

Menurut Anis Matta, visi besar dan semangat itu telah dia rasakan saat dirinya belajar di Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam di Gombara, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) beberapa waktu silam.

Di pondok pesantren ini,  Anis Matta menimba ilmu agama  selama enam tahun dan menjadi alumni pada 1986.

“Saya merasakan visi dan semangat itu pada guru saya, KH Abdul Djalil yang memimpin Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam di Gombara, Makassar kala itu, ” katanya.

Menurut Anis Matta, di tengah segala keterbatasan, KH Abdul Djalil selalu mengajak murid-muridnya punya mimpi besar dan cakrawala yang luas.

Anis Matta mengaku selalu terkenang dengan guru-guru Muhammadiyah yang bukan saja mengajar, tapi menjadi motivator bagi murid-muridnya.

“Tempat ini dulu terpencil dan sepi. Kita belajar di bawah pohon, tapi kami selalu tersambung dengan cita-cita besar, karena guru kami dulu semuanya motivator,” lanjut Anis Matta mengurai kenangannya.

Karena itu, Anis Matta selalu mengingat jasa-jasa gurunya tersebut, yang telah menjadikannya sebagai seorang motivator, menjadikan Indonesia kekuatan lima besar dunia.

“Kini, pada usianya yang ke 109 tahun, saya percaya Muhammadiyah akan terus menjadi elemen bangsa yang mendorong kemajuan dan persatuan dalam membangun peradaban Indonesia,” katanya.

“Selamat milad Muhammadiyah. Teruslah menebar optimisme dan nilai-nilai utama. Semoga Allah memberkati semua amal usaha Muhammadiyah dan seluruh bangsa Indonesia,” ujar Anis Matta.

Legalkan Perzinahan di Perguruan Tinggi, Partai Gelora Minta Permendikbud No.30 Didrop dan Dibatalkan

, , , , , ,

Partaigelora.id – Partai Gelombang Rakyat (Gelora) menilai Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbud Ristek) Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) di Perguruan Tinggi dinilai menodai kesucian lembaga pendidikan tersebut. Kontennya lebih cenderung mengarah dan mengizinkan perzinahan.

Permendikbud tersebut juga dianggap telah kehilangan orientasi nilai dan sesat budaya, sehingga perlu didrop dan dibatalkan.

“Permendikbud tersebut telah kehilangan orientasi nilai budaya ketimuran dan sesat akademis yang bermartabat dan bermoral sebagai civitas akademika. Jauh dari kesan mendidik. Harapan saya itu di drop, batalkan karena jelas menodai kesucian lembaga perguruan tinggi,” kata Tina Tamher, Wakil Ketua Bidang Hukum, HAM dan Advokasi DPN Partai Gelora Indonesia dalam keteranganya, Selasa (16/11/2021).

Menurut Tina,  aturan tersebut dinilai mengakomodasi pembiaran praktik perzinaan di kampus lantaran perbuatan asusila yang diatur dalam Permendikbud Ristek Nomor 30 Tahun 2021 tidak dikategorikan sebagai kekerasan seksual jika suka sama suka atau mendapat persetujuan dari korban.

“Aturan Permendikbud tersebut sama saja melegalkan perbuatan asusila dan perzinahan,” katanya.

Tina menyesalkan jika regulasi tersebut diteruskan. “Sungguh disesalkan regulasi semacam ini ada di Indonesia yang menjunjung tinggi harkat martabat perempuan dan nilai-nilai agama,” katanya.

Aktivis perempuan ini menilai proses pembentukan Permendikbud Ristek tersebut, juga tidak memenuhi asas keterbukaan dalam proses pembentukannya.

Tidak terpenuhi asas keterbukaan tersebut terjadi karena pihak-pihak yang terkait dengan materi Permendikbud Ristek No 30 Tahun 2021 tidak dilibatkan secara luas, utuh, dan minimnya informasi dalam setiap tahapan pembentukan.

Hal ini bertentangan dengan Pasal 5 huruf g Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan yang menegaskan bahwa pembentukan peraturan perundang-undangan (termasuk peraturan menteri) harus dilakukan berdasarkan asas keterbukaan.

Juga, Permendikbud Ristek nomor 30 Tahun 2021 tidak tertib materi muatan. Terdapat dua kesalahan materi muatan yang mencerminkan adanya pengaturan yang melampaui kewenangan, yaitu:

Pertama, Permendikbud Ristek No 30 Tahun 2021 mengatur materi muatan yang seharusnya diatur dalam level undang- undang, seperti mengatur norma pelanggaran seksual yang diikuti dengan ragam sanksi yang tidak proporsional.

Kedua, Permendikbud Ristek No 30 Tahun 2021 mengatur norma yang bersifat terlalu rigid dan mengurangi otonomi kelembagaan perguruan tinggi (Vide Pasal 62 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi) melalui pembentukan ‘Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual’ (Vide Pasal 23 Permendikbudristek No 30 Tahun 2021).

Pembuatan peraturan menteri itu, lanjut Tina, seharusnya mengacu pada hukum diatasnya. Pembuatan UU, Peraturan-peraturan lainnya pun harus menjunjung tinggi nilai Moralitas.

“Karena itu diatas Hukum, ketika Hukum bertentangan dengan moral maka hukum kehilangan legalitasnya,” pungkas Tina Tamher.

Hingga kini gelombang protes berbagai pihak terhadap Permendikbud Ristek No 30 tahun 2021 terus bermunculan. Mulai Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, para aktivis perempuan dan kelompok masyarakat lainnya.

Anis Matta: Pemerintah Perlu Dukung Iklim Usaha Pengembangan UMKM dan Ekonomi Kreatif

, , , , , , , , , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengatakan, pemerintah perlu mendukung iklim usaha pengembangan UMKM dan ekonomi kreatif saat pandemi ini.

Sebab, UMKM dan ekonomi kreatif dapat memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan mengentaskan kemiskanan.

“Kita punya peluang pasar domestik, dan UMKM saya memandangnya harus menjadi pilar utama ekonomi Indonesia, karena itu dibutuhkan iklim yang mendukung pengembangan UMKM,” kata Anis Matta saat berdialog dengan pelaku UMKM di Yogyakarta dalam acara bertajuk ‘Jagongan Gayeng, Sabtu (14/11/2021) malam.

Dalam dialog yang dilaksanakan dalam suasana santai di Coday Coffee ini, Anis Matta menilai dukungan tersebut akan menciptakan model sosial masyarakat kelas menengah yang berasal dari pelaku UMKM. Berbeda dengan negara-negara lain di dunia yang dibangun dari kelompok profesional.

“Tapi mereka ini rentan terhadap gejolak ekonomi. Sektor UMKM di Indonesia sudah teruji daya tahannya dalam menghadapi krisis ekonomi,” katanya.

Partai Gelora, lanjutnya, pelaku UMKM ini harus menjadi kelompok mayoritas kelas menengah, sehingga akan mengokohkan ekonomi nasional.

Namun, untuk mencapai hal itu, dibutuhkan peta jalan pengembangan UMKM.

“Selain itu, pemerintah juga harus menyiapkan sistem pendukung bagi pengembangan UMKM dengan memberikan kemudahan permodalan, teknologi, kemudahan regulasi, insentif pajak, dan pasar yang terbuka,” ujarnya.

Menurut Anis Matta, sistem pendukung tersebut baru akan efektif apabila iklim usaha bagi UMKM terbangun dengan baik dengan memberikan ruang kebebasan berusaha.

Sehingga bisa menjadi supporting sistem bagi demokrasi dan bisnis yang sehat.

“Insya Allah, kalau dunia usaha diberikan kebebasan akan tumbuh besar. Dan kita ingin kelas menengah dari pelaku UMKM ini, kuat dan kokoh seperti diamond. UMKM harus menjadi kelompok mayoritas kelas menengah Indonesia,” ujarnya.

Anis Matta menambahkan, Partai Gelora akan terus melakukan kampanye literasi untuk mewujudkan Indonesia menjadi 5 besar dunia melalui pengembangan UMKM dan ekonomi kreatif sebagai penopang perekonomian nasional.  

Hal senada disampaikan Ketua DPW Partai Gelora Daerah Istimewa Yogyakarta Zuhrif Hudaya mengungkapkan Indonesia punya potensi yang besar untuk pengembangan industri kreatif dan digital.

Yogyakarta sebagai salah satu kota pendidikan dan budaya, lanjutnya, harus bisa menjadi lokomotif industri kreatif dan digital.

“Partai Gelora sangat menaruh perhatian terhadap perkembangan sektor ini dan selama ini telah menjalankan beberapa program yang dapat menjadi pendorong pertumbuhan industri kreatif,” terangnya.

Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah mengamini Zuhrif Hudaya. Fahri menilai Yogjakarta memiliki pasar yang kuat dalam industri kreatif, industri kata-kata.

“Bangsa Indonesia itu pada dasarnya bangsa pengumpat yang melambangkan perasaan hati. Peluang ini menjadi bisnis yang memproduksi kaos dengan menangkap public mood, perasaan hati masyarakat. Pasar Jogya ini lebih kuat dari Indonesia,” kata Fahri.

Sebelum berdialog dengan pelaku UMKM Yogyakarta, Anis Matta melakukan kunjungan ke Dagadu Jogja, Dagadu merupakan brand merchandise asli Jogja yang telah malang melintang dalam dunia merchandise khas daerah Jogja.

Saat menuju Dagadu, Anis Matta didampingi Fahri Hamzah, Sekretaris Jenderal Mahfuz Sidik, Bendahara Umum Achmad Rilyadi, fungsionaris DPN, Ketua DPW Zuhrif Hudaya dan kader Partai Gelora Yogyakarta berjalan kaki sejauh 500 meter di tengah terik panas matahari.

Anis Matta dan Fahri Hamzah menyapa masyarakat Yogyakarta sambil menyusuri Jalan Gedong Kuning Selatan, Bangun Tapa, Bantul menuju outlet Dagadu.

Di Dagadu, Anis Matta dan Fahri Hamzah diterima langsung CEO PT Aseli Dagadu Djokja Mirza Arditya. Mirza mengatakan, Dagadu didirikan 28 mahasiswa jurusan arsitektur UGM 28 tahun lalu.

“Di UGM yang dibolehkan pakai kaos hanya mahasiswa arsitektur. Mereka kemudian membuat kaos sendiri, berkembang dan bisa survive sampai sekarang,” kata Mirza Arditya.

Dalam kesempatan ini, Anis Matta mengajak Dagadu untuk kolaborasi Co-branding dalam membuat produk baru kaos. Karena pada prinsipnya antara Dagadu dengan Partai Gelora memiliki kesamaan.

Yakni Dagadu memproduksi kata-kata, Partai Gelora memproduksi narasi. Kaos yang dibuat Partai Gelora selama ini masih terlalu formal dan kaku.

“Kita ingin melakukan kolaborasi cinta dengan Dagadu, karena pada padasarnya Dagadu tidak jualan kaos, tapi kata-kata, senyuman dan jok-jok lucu. Kita bisa kerjasama Co-branding  produk baru untuk partai politik,” katanya.

Temui Pelaku UMKM di Banjarmasin, Partai Gelora Nilai Sasaringan Punya Potensi Go Internasional

, , , , , , , ,

Partaigelora.id – Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menemui pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Kalimantan Selatan (Kalsel), Sabtu (13/11/2021).

Partai Gelora mendatangani pengrajin Sasaringan atau kain batik khas Banjar di Daper Kampung Kriya Ketupat, Banjarmasin, Kalsel.

Kunjungan ke pengrajin Sasaringan tersebut, dipimpin Ketua Bidang Perempuan DPN Partai Gelora Ratih Sanggarwati dan Ketua Bidang Hubungan Kerjasama Lembaga Ratu Ratna Damayani.

Ketua Bidang Perempuan DPN Partai Gelora Ratih Sanggarwaty berpendapat, ‘sasirangan memiliki potensi yang sangat besar untuk “go international” ( di ekspor ke mancanegara).

Ratih memberikan sharing tentang Sasirangan Go Internasional di ibukota Provinsi Kalsel yang kini berpenduduk lebih empat juta jiwa tersebar pada 13 kabupaten/kota itu.

Ia menegaskan, bahwa sasirangan memiliki potensi besar untuk Go Internasional karena memiliki ciri khas yang benar-benar unik.

“Kami di Partai Gelora siap untuk membantu dan memperjuangkan kemajuan industri sasirangan di Kalsel berkolaborasi dengan setiap elemen masyarakat khususnya perempuan Kalsel sendiri,” demikian Ratih.

Sementara itu, Ketua Bidang Perempuan DPW Partai Gelora Kalsel Siti Saro mengungkapakan, hari ini pihaknya banyak berdialog tentang pewarna alam dan motif sasirangan yang memiliki makna yang dalam.

“Kami berharap nilai-nilai budaya yang ada di kain sasirangan bisa terus dijaga dan dikembangkan,” katanya.

Dalam acara bersama rombongan DPN Partai Gelora itui ikut serta komunitas sekitar Kriya Ketupat serta pengrajin sasirangan dengan total 25 orang.

Generasi Muda Partai Gelora Jalin Silahturahmi dengan Staf Muda Walikota Banjarmasin

, , , , ,

Partaigelora.id – Ketua Bidang Generasi Muda DPN Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Hudzaifah Muhibullah menggelar silaturahmi dengan Staf Muda Walikota Banjarmasin di Calais Caffe, Jl. Veteran, Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) pada Sabtu (13/11/2021).

Kegiatan ini dilakukan menjalin silahturahmi dengan kader muda Partai Gelora di Kota Banjarmasin, serta bertemu Staf Muda Walikota Banjarmasin yang baru saja dibentuk pada 28 Oktober 2021.

Hudzaifah Muhibullah (Udef) mengungkapkan rasa senangnya bisa bersilaturahmi dengan rekan-rekan kader muda Partai Gelor, serta Staf Muda Walikota Banjarmasin.

Menurutnya, kehadiran staf muda Walikota ini adalah bukti bahwa peran pemuda memang benar-benar dibutuhkan dalam membangun kota.

“Semoga ini bisa menjadi awal yang baik ungkap pria yang akrab disapa Udef ini, dirinya berharap Partai Gelora dan Staf Muda Walikota Bisa berkolaborasi di kemudian hari,” kata Udef

Dendy Primanandi, perwakilan Staf Muda Walikota Banjarmasin Bidang Perencanaan Wilayah Kota dan Lingkungan mengungkapkan, bahwa dirinya dan rekan-rekan staf muda lainnya merasa terhormat bisa bersilaturahmi dengan Generasi Muda Partai Gelora.

“Kami ingin meluruskan beberapa hal terkait staf muda itu sendiri karena banyak kesalah pahaman yang terjadi dimasyarakat tentang kehadiran kami. Kami bekerja tulus, bahkan sampai dengan hari ini kami tidak menerima gaji sebagai staf muda,” kata Dendy.

Ketua Generasi Muda Partai Gelora Kalsel Armadiansyah mengatakan, Partai Gelora ingin menjalin kolaborasi banyak hal dengan Staf Muda Walikota Banjarmasin.

“Kami tadi banyak sharing soal mitigasi bencana Banjir di Kota Banjarmasin serta peluang-peluang pemuda di pemerintahan,” kata Armadiansyah.

Anis Matta: UMKM Pilar Ekonomi Rakyat, Bisa Jadi Solusi Atasi Kemiskinan

, , , , , , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengunjungi dua sentra usaha UMKM di Semarang, Jawa Tengah, yaitu Batik Semarang 16 dan Bandeng Presto New Citra.

Anis Matta mengatakan, kunjungannya sebagai bentuk dukungan Partai Gelora terhadap keberlangsungan UMKM yang terdampak pandemi Covid-19.

“UMKM ini sudah terbukti bisa menggerakkan roda perekonomian kita selama masa krisis ini. Sehingga kita perlu memberikan dukungan agar mereka bisa terus bertahan,” kata Anis Matta di Semarang, Jumat (12/11/2021).

Menurut Anis Matta, pelaku UMKM saat ini mengeluhkan penurunan omzet penjualan dan kendala dalam pemasaran.

Ia berharap keluhan dari pelaku UMKM ini mendapatkan perhatian serius dari pemerintah.

“Kita berharap pemerintah membuat kebijakan yang pro UKM. Dan semua pihak bisa berkolaborasi untuk sama-sama mengembangkan UMKM,” katanya.

Anis Matta menilai pengembangan usaha UMKM bisa menjadi solusi pemerintah untuk mengatasi kemiskinan yang meningkat selama pandemi Covid-19.

“Dari kunjungan saya di tiga provinsi, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, kita melihat angka kemiskinan naik selama pandemi. Nah, pengembangan UMKM bisa jadi solusi untuk mengentaskan kemiskinan,” tegasnya.

Anis Matta menegaskan, UMKM merupakan pilar ekonomi rakyat, karena konsep UMKM berupaya untuk memberdayakan ekonomi masyarakat.

“Kita dorong UMKM naik kelas supaya jadi besar. Kita mendorong betul UMKM ini, karena merupakan pilar ekonomi rakyat,” katanya.

Anis Matta mengunjungi langsung pabrik Bandeng Presto New Citra di kawasan Padurungan dan Batik Semarang 16 di Kampung Metese, Kecamatan Tembalang, Dusun Sumberejo, Kota Semarang.

Anis Matta melihat langsung proses pembuatan bandeng presto hingga pengemasan.

“Rasanya luar biasa, kita coba akan bantu permasalahan mereka dalam pemasaran secara online agar bisa berkembang,” katanya.

Sementara di Batik Semarang 16, Anis Matta juga melihat proses menenun benang hingga pembuatan model batik tulis dan proses pembatikannya menggunakan canting.

Anis  Matta sempat merasakan bagaimana cara menenun benang menjadi kain, serta membatik menggunakan canting.

“Batik ini merupakan produk warisan budaya luar biasa Indonesia, yang harus kita jaga dan lestarikan,” katanya.

Anis Matta menilai ada filosofi yang bisa diambil dari Batik ini, yakni ketekunan, cita rasa dan keindahan karena rumitnya proses pembuatannya yang membutuhkan waktu antara 7-8 jam.

“Falsafahnya luar biasa, Batik ini mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia yang rumit, tapi harmonis,” tegasnya.

Dalam kunjungan ke UMKM, Anis Matta didampingi Wakil Ketua Umum Fahri Hamzah, Sekretaris Jenderal Mahfuz Sidik, Bendahara Umum Ahmad Rilyadi, para fungsionaris DPN dan Ketua DPW Jateng Achmadi.

Alamat Dewan Pengurus Nasional

Jl. Minangkabau Barat Raya No. 28 F Kel. Pasar Manggis Kec. Setiabudi – Jakarta Selatan 12970 Telp. ( 021 ) 83789271

Newsletter

Berlangganan Newsletter kami untuk mendapatkan kabar terbaru.

X