404 gelora indonesia Archives – Partai Gelora Indonesia

Tag: gelora indonesia

Pemilu 2024 Semakin Dekat, Partai Gelora Berharap agar Bacapres Tingkatkan Politik Gagasan

, , , , , , ,

Partaigelora.id – Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia berhasil memotret persepsi warganet terhadap para bakal calon presiden (bacapres). Warganet mendorong terjadinya politik gagasan, bukan politik identitas yang berdasarkan emosi.

“Kita perlu politik gagasan yang mempersilahkan masyarakat menilai apa yang ditawarkan Bacapres ini kepada masyarakat, dan apa yang terbaik itulah yang selayaknya dipilih,” kata Endy Kurniawan, Ketua Bidang Rekruitmen Anggota DPN Partai Gelora dalam keterangannya, Minggu (16/7/2023).

Hal itu disampaikan Endy Kurniawan saat merilis hasil riset digital Gelora Petamaya bekerjasama Lembaga Riset Digital Cakradata dengan tema bertajuk ‘Memotret Tawaran dan Gagasan Bakal Calon Presiden (Bacapres) 2024’.

Endy mengatakan, Partai Gelora senada dengan temuan Gelora Petamaya dan Cakradata, bahwa masyarakat tidak menginginkan adanya politik pertentangan, kekerasan, permusuhan dan sebagainya terjadi lagi di Pemilu 2024.

“Mari kita melupakan politik masa lalu, yang membelah masyarakat hingga tidak bisa rukun sampai sekarang. Kita harus mengedepankan politik gagasan, politik yang memiliki visi dan narasi sama dengan apa yang ditawarkan oleh Partai Gelora, yaitu membangun Arah Baru Indonesia,” katanya.

Namun, Endy mengatakan, bahwa hingga kini belum ada gagasan kongkrit dari Bacapres yang ada saat ini. Temuan ini, tentu saja menjadi ‘self critic’ kepada partai politik (parpol) agar melakukan edukasi mengenai politik gagasan.

“Bacapres harus memberikan narasi tentang gagasannya agar, sehingga publik punya harapan dan masyarakat dapat memilih tawaran-tawaran gagasan dari Bacapres yang layak didukung,” katanya.

Sedangkan Head of Cakradata Muhammad Nurdiyansyah (Dadan) mengatakan, dengan adanya gagasan kongkrit para Bacapres maupun partai pendukungnya, diharapkan diskursus warganet bisa menjadi lebih substantif dan mengarah pada adu gagasan.

“Riset kami lakukan pada tanggal 11 April-11 Juli 2023 mengenai gagasan dan harapan Bacapres. Kami dari Cakradata mencoba melakukan analisis data. Warganet berharap bahwasanya Bacapres sudah harus mulai menawarkan gagasan, program, visi dan arah orientasinya ketika terpilih sebagai presiden RI,” kata Dadan.

Menurut Dadan, gagasan yang dibangun oleh ketiga Bacapres, yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan belum begitu besar saat ini, sementara Pemilu 2024 semakin dekat.

“Temuan kita, gagasan yang coba dibangun dari ketiga Bacapres belum begitu besar. Itu salah satu fenomena yang bisa menjadi catatan tersendiri bagi Bacapres maupun partai pendukungnya. Hal ini harus mulai ditingkatkan, karena Pemilu sudah dekat,” katanya.

Karena belum adanya gagasan dari Bacapres, kata Dadan, warganet berharap Bacapres mengangkat gagasan tentang keadilan, integritas, pemerataan pendidikan, pengentasan kemiskinan dan ketersediaan pangan.

“Jadi warganet mengajukan requet kepada Bacapres mengenai gagasan apa sih yang harus disampaikan. Pertama sebanyak 66 persen berharap ada gagasan tentang keadilan hukum, ekononomi dan kejahteraan sosial. Lalu, 12 persen integritas yang tinggi, 10 persen soal pemerataan pendidikan, 7 persen masalah pengentasan kemiskinan dan ketersedian pangan 5 persen,” jelasnya.

Selain itu, dalam rilis riset ini juga menghadirkan beberapa orang sumber yang berasal dari masyarakat dalam segmen Kata Warga.

Mereka diwawancarai terkait tema yang sama untuk melakukan kroscek tentang temuan yang muncul di dunia maya tentang persepsi warganet terhadap gagasan para Bacapres.

Salah seorang warga muda yang diwawancara oleh Tim GeloraTV mengatakan bahwa masalah terbesar Indonesia adalah sistem pendidikan yang jelek dan lapangan kerja yang minim.

Dia melihat para Bakal Capres yang ada saat ini muncul, yaitu Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan belum mengajukan gagasan untuk mengatasi masalah besar yang dihadapi Indonesia.

Saat ini, dia mengatakan belum punya pilihan terhadap para Capres karena belum terlihat adanya program yang jelas.

Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah mengatakan, bahwa sekarang masih terdapat masalah, bagaimana bangsa dan komunitas politiknya dalam mengorganisasi sirkulasi elit dan kepemimpinan yang berbasis pada perasaan dan pikiran publik.

“Akibatnya, pertarungan calon pemimpin negara menjadi kurang berisi dan diisi orang-orang populer, bukan orang yang memperjuangkan nilai dari awal dan punya gagasan besar terhadap bangsa,” kata Fahri Hamzah.

Kata Gelora soal Jebakan Kelas Menengah, Dapat Diatasi dengan Kolaborasi Besar Bangsa

, , , ,

Partaigelora.id – Indonesia disebut sebagai negara middle income trap (jebakan pendapatan menengah) adalah istilah yang disematkan kepada negara yang belum bisa naik kelas dari pendapatan menengah ke bawah.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menilai Indonesia sulit keluar dari jebakan kelas menengah karena rendahnya produktivitas SDM dan terlalu berlebihnya pekerja sektor formal saat ini, serta sumber pertumbuhan ekonomi yang lebih didominasi oleh kaum kapitalis atau pemilik modal.

“Produktivitas kita yang rendah terlihat di dalam komparasi terhadap negara-negara lain dihitung dari total factor productivity (TFP), maka kita lihat sumber daya manusia Indonesia dibandingkan dengan negara-negara (seperti) Filipina itu menunjukkan setiap kali kita mau growth kita hanya didominasi oleh menambah kapital yang banyak, dah nambah jumlah tenaga kerja,” kata Menkeu dalam webinar, Kamis (1/4/2021).

Menanggapi hal ini, Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menilai Menkeu tidak sekedar menyebarkan pesimistik, tapi juga memberikan peringatan kepada semua elemen bangsa. 

“Jadi bukan berarti Ibu Sri Mulyani tengah menyebarkan pesimistik bahwa kondisi tersebut akan berlangsung selamanya atau dalam tempo lama. Bisa jadi sedang memberi peringatan kepada kita,” kata Anis Matta dalam keterangannya, Senin (6/4/2021).

Anis Matta mengatakan Indonesia seharusnya bisa mempelopori dan memulai berfikir kreatif dan optimis menuju jalan kebangkitan Indonesia modern. Jalan tersebut sebenarnya terbuka lebar.

“Masalahnya adalah maukah kita sebagai bangsa berfikir dan berkerja secara out of the box dari mainstream pemikiran ekonomi saat ini yang melahirkan gap besar antara si kaya dan si miskin,” katanya.

Menurut dia, ada dua fitur pemikiran ekonomi yang sudah out of date yang harus diisi dengan dua fitur pemikiran ekonomi baru yang kreatif.

Pertama, pemikiran tentang negara akan mendrive growth terutama disaat krisis.

Kedua, pemikiran bahwa kemajuan negara ditentukan seberapa banyaknya jumlah sektor formal sehingga negara dapat memungut pajaknya lebih besar.

Ketua Bidang Kebijakan Publik DPN Partai Gelora Achmad Nur Hidayat (Matnoer) menambahkan, bahwa pemikiran negara bisa mendrive pertumbuhan disaat krisis, harus dibarengi dengan sejauh mana belanja tersebut disasarkan.

Sebab, apabila institusi yang merealisasikan tidak berkompeten, maka bisa melahirkan double suffering berikutnya yaitu suffering cost (penderitaan biaya akibat utang) dan suffering kehilangan momentum kebangkitannya.

“Contoh nyata adalah bansos pandemi Covid-19 tahun 2020 yang tercatat terbelanjakan dengan baik di sisi keuangan negara, namun implementasinya dikorupsi oleh penyelengara di level menteri dan pendukungnya,” kata Matnoer.

Sementara mengenai pemikiran kedua, Matnoer berharap kemajuan negara harus diiringi masifnya formalisasi sektor pekerja karena dengan formalisasi pekerja, selain pajak menjadi bertambah, jaminan sosial dan jaminan pekerja juga terjamin.

Ia menegaskan saat negara krisis, seluruh pertahanan sektor formal tidak bisa diharapkan. Bahkan negara semakin parah terpuruknya akibat formalitas pekerja yang banyak.

Saat ini Indonesia juga dihadapkan pada proses deindustrialisasi yang terjadi terlalu cepat. Konsekuensinya komposisi pekerja formal Indonesia hanya didominasi oleh orang dengan tingkat pendidikan rendah, SMP ke bawah 36,6%. Sedangkan diploma dan universitas 24%. Sisanya, SMA 23% dan SMK 16,4%.

“Kondisi deindustrialisasi yang terlalu cepat adalah kesalahan besar dan merugikan. Jangan buka impor dulu, biarkan  kebutuhan kita dipenuhi oleh Industri domestik sehingga mereka berkembang dengan baik,” katanya.

Dari sinilah, kata Matnoer, perlunya konsep ekonomi mandiri dan berdikari yang tidak mempersoalkan lagi formalitas pekerja atau tidak.

Semua warga negara yang mau mandiri dan berdikari dapat belajar keterampilan apapun sesuai minatnya sehingga negara perlu fokus kepada peningkatan kualitas pendidikan.

“Nah, agar keluar dari jebakan kelas menengah, maka pemerintah perlu memberikan kesempatan yang sama kepada sektor informal dan formal untuk berkembang,” katanya.

Sayangnya, sektor informal sering dianggap sebelah mata dan tidak pernah mendapatkan perhatian, pendampingan dan porsi keuangan dari APBN.

Padahal bila sektor informal terdata dan terbimbing dengan baik, negara juga dapat memperoleh keuntungan banyak darinya.

Oleh karena itu, Matnoer meminta Sri Mulyani jangan menjadikan sulit keluar dari middle income trap sebagai alasan menyebarkan pesimistik.

Indonesia, menurutnya, butuh semangat optimisik bahwa mampu keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah manakala seluruh sektor baik formal maupun informal dioptimalisasi bersama-sama untuk tumbuh.

“Partai Gelora  yakin dengan spirit tersebut Indonesia mampu keluar dari middle income trap bersamaan dengan keluarnya dari krisis pandemi Covid-19,” pungkas Matnoer

Gunakan Sistem Lama, Mahfuz : Capaian Partai Gelora di Pemilu 2024 Bisa Diprediksi

, , ,

Partaigelora.id – Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menyatakan diuntungkan dengan keputusan pemerintah dan DPR yang tidak merivisi paket undang-undang (UU) Pemilu untuk penyelenggaraan Pemilu 2024 mendatang.

Sehingga bagi Parta Gelora ada kepastian untuk memprediksi dalam mendapatkan kursi di parlemen baik di DPR, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota.

“Jadi kalau bicara Pemilu 2024, sistemnya kembali ke 2019 karena  tidak ada perubahan di UU. Bagi kita di Partai Gelora, tidak ada perubahan sistem malah meringankan, karena kita bisa lebih memprediksi situasinya,” kata Mahfuz Sidik, Sekretaris Jenderal Partai Gelora Indonesia dalam keterangannya, Jumat (2/4/2021).

Hal itu dinyatakan Mahfuz dalam Cerita Kopi , ngumpul dan ngobrol santai secara daring para pendiri, Majelis Permusyawaratan Nasonal (MPN), Majelis Pendiri dan pengurus Dewan Pimpinan Nasonal Partai Gelora pada Rabu (31/3/2021)) malam dengan tema ‘ Parpol Jangan Dulu Bicara Politik’.

Menurut Mahfuz, jika revisi paket UU Pemilu tetap dilaksanakan, sementara Partai Gelora tidak terlibat secara langsung dalam pembahasannya, maka Partai Gelora hanya akan menjadi penonton dari luar saja.

“Kalau ada revisi, kita cuman bisa menonton dari luar. Kita dag dig dug,  ini aturan baru apa yang akan dibuat, apakah semakin  sulit atau tidak kita juga tidak tahu,” katanya.

Namun, dengan tidak ada revisi, maka Partai Gelora secara jelas bisa melihat kepastian dalam Pemilu 2024. 

“Kita bisa melihat kedepan ini, seperti apa pengelolaanya, ada kepastian yang lebih besar,” kata Sekjen Partai Gelora Indonesia ini.

Kendati begitu, meski sudah ada keputusan dari pemerintah dan DPR tidak merevisi paket UU Pemilu, tapi isu amandemen yang saat ini bergulir bisa membawa perubahan terhadap keputusan tersebut.

“Meski isu amandemen dibantah oleh beberapa pihak, tapi ada juga ada beberapa pihak lain yang terus mendorong. Kita tidak tahu, apakah paket UU Pemilu-nya tidak berubah, tapi konstitusinya saja yang diubah,” ujarnya.

Tetapi jika konstitusinya yang diubah, UU-nya juga biasanya ikut diubah saja. “Ini juga membuat kita mulai pasang mata, pasang telinga. Kalau konstitusinya berubah, UU-nya juga akan berubah,” tandasnya.

Terlepas dari hal itu, lanjut Mahfuz, Partai Gelora optimis bakal menuai hasil maksimal dalam Pemilu 2024 mendatang. Hal itu dari semakin banyaknya masyarakat bergabung ke Partai Gelora dalam situasi pandemi Covid-19 saat ini.

“Dalam dua bulan terakhir ini Alhamdulillah ada rekrutan kader sampai 80 ribuan. Ini kan luar biasa di tengah situasi pandemi Covid-19, orang lagi malas politik, malah banyak yang daftar ke Partai Gelora,” pungkas Mahfuz

Fahri Hamzah: Partai Gelora Tengah Menyusun ‘Batu Bata’ Gelombang Perubahan Besar

, , , ,

Partaigelora.id – Wakil Ketua Umum Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menyatakan, Partai Gelora saat ini secara masif tengah menyusun ‘batu bata’ gelombang perubahan besar yang akan menjadikan Indonesia kekuatan lima besar dunia.

Hal itu disampaikan Fahri Hamzah dalam acara OK GELORA, Orientasi Kepartaian untuk Pengembangan Teritori 4 wilayah Bali, Nusa Tenggara dan Kalimantan, Minggu (28/3/2021)

“Jadi kita ini sedang menyusun batu-bata perubahan, dan membangun sebuah bangunan yang akan mengantarkan kita dan bangsa indonesia ke suatu gelombang perubahan besar,” kata Fahri dalam keterangannya, Senin (29/3/2021).

Menurut Fahri, gelombang perubahan besar itu adalah gelombang rakyat, gelombang demokrasi dan gelombang aspirasi.

Karenanya, Partai Gelora memproduksi banyak ide dan pikiran untuk menemukan celah bagi Indonesia sebagai kekuatan besar dunia.

“Indonesia seharusnya bisa menjadi kekuatan besar dunia, setidak-tidaknya kekuatan kelima dunia diantara negara lain yang ada, seperti Amerika Serikat, China, Rusia dan Uni Eropa,” katanya.

Gelombang perubahan yang diperlukan saat ini, kata Fahri, tidak seperti yang terjadi pada masa kolonial dan pembentukan republik ini. Tapi diperlukan infrastruktur pikiran dan teknologi dalam gelombang-gelombang sebelumnya.

“Itu sebabnya, Partai Gelora menolak bersikap pasif melihat kondisi saat ini. Kita terus mengorganisir kegiatan untuk mencerahkan dan mencerdaskan pergerakan masyarakat, terutama untuk memenangkan Pemilu 2024 mendatang,”kata mantan Wakil Ketua DPR Periode 2014-2019 ini.

Sehingga setiap kader Partai Gelora, lanjut Fahri, perlu memahami dasar-dasar pengorganisasian gelombang rakyat sesuai dengan Arah Baru Indonesia dengan tenaga dan generasi baru.

“Kita ini satu-satunya partai yang punya infrastruktur digital adalah paling lengkap dengan dana sederhana. Kita sudah membangun infrastruktur digital yang memadai, sehingga bisa melakukan training kaderisasi secara masif,” ujar Fahri.

Saat ini, ribuan orang sudah bergabung ke Partai Gelombang dalam tempo yang relatif cepat. Sebab, Partai Gelora mempermudah masyarakat untuk bergabung.

Yakni cukup masuk ke dalam aplikasi dan kemudian mendaftar. Setelah itu masyarakat akan mendapatkan pelatihan-pelatihan secara offline maupun online.

“Kita jangan kalah dengan seleb-seleb (artis selebgram) yang punya satu juta follower. Partai Gelora dengan infrastruktur digital ini harus punya jutaan anggota, karena menjadi anggota Partai Gelora itu gampang,” katanya.

Fahri berharap seluruh kader dapat terus menyebarkan pikiran dan cita-cita Partai Gelora ke masyarakat dengan penuh kesabaran.

“Sehingga mendekati pemilu mendatang, tidak hanya siap menang, tapi siap mendapatkan amanah untuk menjadikan Indonesia sebagai kekuatan kelima dunia,” pungkas Fahri Hamzah.

Jelang Ramadhan, Partai Gelora Berbagi 200 Al-Qur’an Braile kepada Penyandang Disabilitas Netra

, , , , ,

Partaigelora.id – Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia membagikan 200 Al-Qur’an Braile kepada penyandang disabilititas netra di wilayah Jakarta.

Hal ini hasil kolaborasi antara Bidang Pelayanan Masyarakat (Yanmas) DPN Partai Gelora dengan Rumah Aspirasi Tuna Netra Indonesia di bawah pimpinan Walikota Jakarta Timur dan Yayasan Syech Ali Jaber.

“Menjelang Ramadhan untuk meningkatkan kebutuhan akan rohani saudara-saudara kita penyandang disabilitas Yanmas melalui wadah berbagai Gelora berkesempatan memberikan 50 Al-Qur’an Braile secara simbolis dari sebanyak 200 pcs,” kata Styandari Hakim, Ketua Biidang Yanmas DPN Partai Gelora Indonesia dalam keterangannya, Senin (29/3/2021).

Menurut dia, pembagian Al-Qur-an Braile tersebut telah dilakukan kepada penyandang disabilitas tuna netra pada Jumat (26/3/2021) lalu.

“Nantinya akan disebarkan ke beberapa rumah tuna netra yang ada di wilayah Jakarta, Pemberian ini diharapkan dapat mewakili kegiatan sosial keagamaan bagi penyandang disabilitas semakin maksimal,” katanya.

Pembagian Al-Qur’an Braile ini bentuk kepedulian Partai Gelora, Rumah Aspirasi Tuna Netra dan Yayasan Syech Ali Jabber untuk menjawab kebutuhan dan aspirasi tuna netra yang selama ni masih kurang mendapat perhatian dari pemerintah.

“Kepedulian terhadap saudara-saudara kita ini merupakan harapan juga menjawab kebutuhan dan aspirasi tuna netra yang walaupun memiliki keterbatasan, tapi memiliki talenta yang tinggi dan prestasi luar biasa,” katanya.

Styandari Hakim mengatakan, penyandang disabilitas tuna netra adalah indiviidu yang memiliki hambatan dalam penglihatan. Namun, meski memiliki keterbatasan fisik, tidak menjadikan mereka lemah.

“Justru mereka memiliki kelebihan yang tidak dimiliki orang normal secara umum. Mereka memiliki pencapaian prestasi luar biasa dan pantang menyerah untuk memaksimalkan potensi dirinya,” ujar dia.

Karena itu, melalui wadah Gelora Berbagai bersama penyandang disabiilitas tuna netra dapat memantik keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan sosial ini.

“Mari bersama-sama kita memperhatikan kebutuhan, sarana dan fasilitas yang ramah disabilitas. Membantu dan memfasilitasi segala kebutuhan penyandang disablitas yang ada di Indonesia,” tandasnya.

Anis Matta: Indonesia Harus Miliki Mentalitas sebagai Bangsa Pemenang

, , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menyatakan, Indonesia saat ini sedang di persimpangan sejarah, karena posisinya sebagai bangsa baik secara nasional maupun global sedang rapuh.

Hal ini akibat terjadinya krisis kepemimpinan, dimana para pemimpin tidak bisa memanfaatkan krisis sebagai peluang, melainkan hanya dilihat sebagai ancaman belaka.

“Coba bayangkan Covid-19 ini pada mulanya muncul di China. Ketika kita mulai konsumsi vaksin juga dari China, meskipun menggunakan vaksin dari negara lain. Kita ini korban pandemi, tapi konsumen vaksin yang diproduksi oleh negara pandemi berasal,” kata Anis Matta dalam keterangannya, Sabtu (27/3/2021).

Hal ini disampaikan Anis Matta saat membuka acara OK GELORA Orientasi Kepartaian untuk Pengembangan Teritori 3 wilayah Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Timur, Sabtu (27/3/2021).

“Ini menjelaskan betapa rapuhnya posisi kita secara nasional dan sebagai bangsa, karena kita tidak mempunyai peta jalan yang jelas. Inilah yang saya maksud Indonesia sedang berada di persimpangan jalan,” ujar Anis Matta.

Menurut Anis, Indonesia harusnya memanfaatkan krisis akibat pandemi Covid-19 sebagai peluang, bukan ancaman.

Sehingga memiliki mental sebagai pemenang, dan menjadi bagian dari kepemimpinan dunia yang sejajar dengan negara besar dunia seperti Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, Rusia dan China.

“Pada 2013 lalu, saya sudah menuliskan sebuah buku gelombang ketiga. Apa saja jalan di masa lalu yang telah kita lalui, dan kemana kita berjalan di masa akan datang. Itulah peta jalan yang harus kita rumuskan bersama,” katanya.

Dengan peta jalan tersebut, lanjutnya, peluang Indonesia untuk muncul sebagai kekuatan kelima dunia terbuka. Apalagi pandemi Covid-19 ini telah mendisrupsi tatanan kehidupan secara global, yang membuat tidak efektifnya kepemimpinan global saat ini.

Akibatnya China muncul sebagai kekuatan baru, dimana yang tadinya ekonomi dunia dikuasai AS-Uni Eropa mencapai 80 persen, sekarang tinggal 40-60 persen.

“Asia muncul sebagai kekuatan ekonomi baru, dan china menjadi penatang Amerika sehinga terjadi perang supremasi diantara mereka saat ini,” ujarnya.

Kondisi ini, kata Anis Matta, harus dimanfaatkan dan dilihat sebagai peluang untuk menjadi kekuatan lima besar dunia. Faktanya Indonesia juga sebagai negara G-20 dan GDP diatas 1 triliun dollar.

“Pencapaian Indonesia sebagai negara modern sudah bagus, tapi pencapaian itu tidak berimbang dengan potensi yang dimiliki. Potensi kita terlalu besar, tetapi pencapaian kita terlalu kecil. Ini yang sering saya sebut, langit kita terlalu tinggi, tapi kita terbang terlalu rendah,” katanya.

Anis Matta berpandangan tren sejarah Indonesia dari waktu ke waktu harusnya naik. Jika sekarang Indonesia menjadi negara modern yang secara ekonomi sudah cukup kuat, dan sekarang saatnya menjadi bagian dari kepemimpinan dunia.

Agar Indonesia efektif masuk dalma kekuatan lima besar dunia, yang harus diubah terlebih dahulu adalah mentalitas rakyatnya. Menjadi mentalitas pemenang dan pelaku sejarah peradaban baru Indonesia secara global.

Saat ini krisis narasi dan kepemimpinan yang terjadi di Indonesia harus segera diatasi, dan momentumnya sekarang. Setidaknya Indonesia memiliki tiga alasan untuk menjadi kekuatan lima besar dunua, yakni sejarah, landscap politik global dan kondisi nasional saat ini.

“Hal ini akan menjadi energi perubahan yang positif bagi pelaku dan perawi sejarah masa depan Indonesia. Yakni satu cita-cita sosial, politik dan peradaban baru yang sama. Inilah waktunya kita masuk gelombang ketiga dalam sejarah kita,” pungkas Anis Matta.

Dorong Perempuan Mandiri, Partai Gelora Ajarkan Cara Membuat ‘Jajanan Shihlin’ yang Murah

, , , ,

Partaigelora.id – Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia terus mendorong para perempuan Indonesia untuk mengembangkan potensi diri, sehingga dapat berdaya dalam pandemi Covid-19.

Hal itu agar para perempuan bisa mandiri dan ikut mempertahankan kehidupan keluarga sehari-hari, terutama anak-anak dalam menghadapi masa-masa sulit saat ini.

“Pada acara Rumpi#4 kali ini, kita belajar cara membuat Shihlin step by step dan melihat potensi sebagai salah satu peluang untuk mandiri, meyokong kondisi kita masing-masing,” kata Ratih Sanggarwati, Ketua Ketua Bidang Perempuan DPN Partai Gelora Indonesia dalam keterangannya, Sabtu (27/3/2021).

Dalam Rumpi#4 (Ruang untuk Maju Perempuan Indonesia) Partai Gelora pada Jumat (26/3/2021) petang ini, sengaja mengangkat tema ‘Usaha Jajanan Kekinian (Shihlin)’ Jajanan ini berasal dari Taiwan dan tengah booming di Asia, termnasuk di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara lainnya.

“Jajanan Shihlin ini khas dari Taiwan, banyak dijumpai di street food di Taiwan yang saat ini juga sedang booming di Asia, khususnya Asia Tenggara, dan ditemui di kota-kota besar di Indonesia,” katanya.

Jajanan Shihlin, lanjutnya, memang masing terdengar asing di telinga masyarakat kita , dan tidak semua dapat dijumpai di kabupaten/kota di Indonesia. Di tanah air jajanan Shihlin hanya di dapat kota-kota besar, itupun harus dibeli di mall.

Namun, masyarakat tidak perlu berkecil hati karena jajanan Shihlin bisa dibuat di rumah dengan bahan-bahan yang sederhana, yang banyak dijumpai di sekitar kita.

“Jajanan Shihlin ini bisa bisa dibuat sendiri di rumah dengan mudah, dan rasanya tidak kalah enak dengan jajanan Shihlin yang ada di mall,” katanya.

Karena itu, Ketua Bidang Perempuan DPN Partai Gelora Indonesia ini terus mendorong perempuan berdaya dengan menggali potensi diri dalam bidang apapun.

“Kreatifitas dan jiwa inovatif perempuan itu yang harus dikembangkan adalah skill memasaknya dengan memproduksi karya-karya lainnya dari rumah, sehingga menjadi perempuan yang produktif,” katanya.

Ratih berharap para perempuan akan semakin banyak bergabung untuk menyaksikan acara Rumpi Gelora yang disiarkan live secara virtual setiap Jumat petang guna meningkatkan kapasitas diri kaum perempuan Indonesia.

Ketua Biro Pemberdayaan Anak Bidang Perempuan Partai Gelora Redia Frisna Rista mengatakan, jajanan Shihlin di Indonesia hanya dijual mall-mall, tidak dijual di pinggir jalan seperti di Taiwan. Sehingga menyebabkan harga jual jajanan Shihliin di mall bisa mencapai Rp 50 ribuan untuk satu Shihlin saja.

“Shihlin itu hanya masuk di mall besar, harganya mahal benget. Di Taiwan itu disebut jajanan di pinggir jalan (food street), ya kalau di Indonesia seperti goreng-gorengan. Kita bisa buat sendiri sendiri, gampang banget membuatnya,” kata Redia.

Untuk membuat Shihlin, kata Redia, cukup mudah dengan menyiapkan dada ayam masing-masing 70 gram. Setelah itu, dada ayam dipukul pukul hingga gepeng menyerupai dendeng.

Kemudian dada ayam yang sudah gepeng tersebut, dibumbui dengan bumbu dapur seperti merica, bawang putih dan lada, bisa juga ditambah lada atau kecap asin.

“Ini penting kita bumbuin agar ayam kita beli dari pasar tidak hambar. Setelah kita bumbuin, kita marinasi, kita biarkan selama dua jam, paling lama satu hari agar bumbunya meresap,” katanya.

Selanjutnya, dada ayam dibalur dengan tepung dan dicelup dengan air agar menempel. Kemudian dibalur lagi dengan tepung Shihlin, bentuknya mirip tepung taipoka, namun ada bulir-bulirnya.

“Setelah tercampur dicelup lagi dengan air, satu celupan saja agar tercampur dan kemudian dibalur lagi dengan tepung bumbu. Dan langsung digoreng,” ujarnya.

Namun, untuk menggoreng ini Shihlin saat digoreng harus terendam dengan suhu panas minyak kira-kira 150 derajat. Setelah itu, teriskan dan Shihlin siap disantap.

Jika ingin seperti di mall, Shihlin dipotong kecil-kecil dimasukkan di cup dan diberi saos atau mayonnaise, sebelum disantap.

“Jadi begitu aja membuatnya, gampangkan. Kita tidak perlu beli Shihlin di mall, karena kita bisa buat sendiri di rumah. Mudah, tidak mengeluarkan biaya banyak. Kalau di rumah, saya buat Shihlin ini laris manis,” tandas Redia.

Pemerintah Diharapkan Serap Beras Petani, Bukan Sebaliknya Buka Keran Impor

, , , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) Indonesia Anis Matta berharap tidak membuka membuka keras impor beras saat petani sedang memasuki masa-masa panen raya pada kurun waktu Maret-April 2021.

Diharapkan pemerintah diminta lebih banyak menyerap beras produksi petani lokal, tidak melakukan kebijakan impor beras.

“Dalam kurun Maret-April 2021, petani dalam negeri sedang memasuki masa-masa panen raya. Seharusnya pemerintah lebih banyak menyerap beras produksi petani loka dan tidak tidak membuka keran impor beras,” kata Anis Matta dalam keterangannya, Jumat (26/3/2021).

Menurut Anis, Badan Pusat Statisik (BPS) telah memperkirakan produksi beras lokal sepanjang Januari-April 2021 mencapai 14,54 juta ton, naik drastis 26,84 persen atau 3,08 juta ton dari periode sama di tahun lalu yang sebesar 11,46 juta ton.

“Melihat data BPS tersebut, keputusan impor sangat tidak bijak dilakukan di waktu panen raya,” kata Anis.

Pemerintah diminta lebih sensitif lagi terhadap nasib para petani ketika masa panen raya, dimana harga gabah di tingkat petani trennya menurun.

“Upaya untuk melakukan impor beras tentunya semakin menekan harga gabah petani pada saat ini,” ujarnya.

Anis menegaskan, harga gabah di tingkat petani saat ini dalam tren penurunan, meski belum memasuki masa puncak panen raya. Misalnya, di Ngawi, Jawa Timur dan Demak, Jawa Tengah harga rata-rata GKP dibawah Rp 4.000 per kilogram.

Kemudian di Kroya, Indramayu, Jawa Barat harga gabah kering panen (GKP) berkisar Rp 3.000-Rp 3.500 per kilogram.

“Harga gabah tersebut berada di bawah acuan harga pembelian pemerintah (HPP) di tingkat petani yang sebesar Rp 4.200 per kilogram,” kata Ketua Umum Partai Gelora ini.

Anis Matta berpendapat kebijakan impor beras yang diputuskan pada awal tahun tidaklah tepat. Idealnya jika memang terjadi shortfall ketersediaan beras, seharusnya dari sudut pandang kebijakan publik pemerintah memutuskan impor atau tidak dilakukan pada bulan Juli atau Agustus.

“Oleh sebab itu, kebijakan pemerintah untuk impor beras tidak tepat baik dari segi perancanaannya maupun keputusannya,” tegas Anis Matta

Kebijakan yang diperlukan saat ini, kata Anis, pemerintah menyerap gabah petani lokal untuk memenuhi cadangan beras pemerintah (CBP) ketimbang impor.

“Dan Patut diingat bahwa hingga Mei mendatang Indonesia masih memasuki masa panen,” pungkasnya.

Bangun Kolaborasi, DPW Partai Gelora Lampung Bersilaturahmi ke Polda Lampung

, ,

Partaigelora.id – Pengurus DPW Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Lampung bersilahrurahmi ke Polda Lampung, Telukbetung, Bandar Lampung, Lampung, Kamis (25/3/2021). Mereka diterima oleh Direktur Intelkam Polda Lampung Kombes Pol Susilo Rahayu Irianto

Kunjungan tersebut, selain memenuhi undangan juga merupakan jajaran Direktorat Intelkam Polda Lampung berkunjung ke kantor DPW Lampung pada Rabu (24/3/2021), sehari sebelumnya.

Ketua DPW Partai Gelora Indonesia Lampung, Samsani Sudradjat memimpin rombongan. Dalam rombongan itu, hadir pula Sekretaris DPW M Imron Rosadi, Wakil Ketua Agung Bagus, Kabid Hubungan Antar Lembaga Dede Andrianto, Kabid UMKM dan Ekonomi Keluarga Sudarsih dan Kabid Generasi Muda Syahrul Fatah.

Samsani mengatakan, audiensi ini merupakan salah satu upaya Partai Gelora untuk memperkenalkan diri dan ingin menjalin kerjasama dengan seluruh stakeholder yang ada di Lampung.

“Kami kan baru jadi kami mau memperkenalkan diri kalu di Lampung ada Partai Gelora. Kami juga meminta bimbingan Polda, sehingga dalam agenda-agenda Partai Gelora ke depan bisa sesuai dengan aturan-aturan yang ada,” kata Samsani, Kamis (25/3/2021).

Sementara Direktur Intelkam Polda Lampung Kombes Pol Susilo Rahayu menyatakan, sangat senang dengan kedatangan Partai Gelora ke Polda Lampung,

“Memang kita butuh sinergi seluruh elemen, jangan lupa Partai Gelora untuk terus koordinasi dengan Polda Lampung, khususnya bagian Intelkam,” kata Susilo.

Sebelumnya, jajaran Subdit 1 (Politik) Direktorat Intelkam Polda lampung, Rabu (24/03/2021), dipimpin oleh Kompol Vicky Dzulkarnain dan 4 anggotanya berkunjung ke kantor DPW Partai Gelora Lampung.

Kunjungan Polda tersebut, selain untuk silahturahmi juga untuk menyampaikan undangan dari Direktur Intelkam Kombes Pol Drs Susilo Rahayu Irianto Polda Lampung. Polda Lampung menKetua dan Pengurus DPW Partai Gelora untuk berkunjung dan bersilaturahmi ke Polda Lampung.

Kompol Vicky Dzulkarnain mengatakan, silahturahmi membahas konektivitas Polda Lampung, khususnya Subdit 1 (Politik) Direktorat Intelkam Polda Lampung dengan seluruh Partai Politik yang ada di provinsi lampung merupakan salah satu giat yang menjadi attensi agar terciptanya hubungan yang harmonis serta kondusif, baik pra hingga pasca pemilu.

Dalam pertemuan tersebut juga dibahas beberapa giat serta program lainnya yang terkait hubungan dua lembaga tersebut, antara lain Liaison Officer atau biasa disingkat menjadi LO, yang menjadi penghubung antara kedua belah pihak untuk berkoordinasi serta berkomunikasi dalam hubungan kerja kedua lembaga tersebut.

Dalam kunjungan ini, Kompol Vicky Dzulkarnain ini disambut langsung oleh Ketua DPW Partai Gelora Samsani Sudrajat bersama beberapa fungsionarisnya, Sekretaris DPW Imron Rosadi, Kabid Jaringan Hubungan Antar Lembaga Dedek Andrianto, SH serta beberapa fungsionaris lainnya.

Dubes Tantowi Yahya Beberkan Cara Selandia Baru Maju Dalam Industri Kreatif

, , , , ,

Partaigelora.id – Dubes Indonesia untuk Selandia Baru (New Zealand) Tantowi Yahya membeberkan cara Selandia Baru dalam mengelola industri kreatifnya maju pesat. Sehingga negara tersebut mendapatkan julukan sebagai ‘Hollywood kedua’ setelah Amerika Serikat.

“Tidak ada yang tahu, kalau Selandia Baru itu menyandarkan ekonominya pada industri kreatif,” kata Tantowi saat menjadi narasumber dalam webinar ‘Scale Up Industri Kreatif’ yang diselenggarakan YES Preneur Bidang UMKM Partai Gelora Indonesia di Jakarta, Minggu (21/3/2021).

Menurut Tantowi, perekonomian Selandia memang tidak hanya ditopang sektor industri kreatif saja. Tapi juga sektor pertanian dan peternakan, serta pariwisata yang memberikan kontribusi paling besar bagi perekonomian Selandia Baru.

“Namun industri kreatif ini, semakin lama memberikan kontribusi semakin besar pada perekonomian Selandia baru,” katanya.

Dubes Tantowi Yahya mengungkapkan, film-film box office Hollywood seperti Lord of The Ring, The Hobbit, Iron Man, Tin Tin dan lain-lain diproduksi di Selandia Baru.

“Film tersebut adalah produksi Selandia baru. Jadi di Wellington itu ada pusat perfilman, dan selama 10 tahun terakhir disebut Hollywood terbesar kedua di luar Amerika,” jelasnya.

Studio-studio di Selandia Baru, selain memproduksi film-film box office, juga memproduksi film kolosal, serta menjadi gudang post production pembuatan animasi dan efek-efek film tingkat tinggi. Post production atau pascaproduksi, adalah salah satu tahap dari proses pembuatan film.

“Industri kreatif telah menghasilkan ratusan juta dollar bagi perekomomian negeri kecil ini,” katanya.

Selandia Baru diketahui menjadi yang terbaik dalam industri kreatif ini, karena menjalin aliansi global dengan banyak negara. Mereka menarik sumber daya manusia dari berbagai negara, termasuk dari Indonesia untuk didik dijadikan tulang punggung (backbone) di Selandia Baru.

“Banyak orang Indonesia yang bekerja di sini. Anak-anak muda kita menjadi tenaga andalan untuk membuat film box office. Jadi kalau nonton film Hollywood sepertii Iron Man, The Hobbit ada sentuhan tangan anak-anak Indonesia. Bayarannya mahal,” papar Tantowi.

Selandia Baru juga menjalin aliansi global dengan Hongkong dan China dalam memproduksi film kolosal legenda kerajaan China ratusan tahun lalu.

“Film tersebut tidak hanya sukses di Hongkong dan China saja, tapi juga di seluruh dunia. Aliansi-aliansi ini, kata kunci dari survival industri kreatif,” tegas Dubes Indonesia untuk Selandia Baru Tantowi Yahya.

Hal senada disampaikan Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta. Ia menekankan perlunya kolaborasi untuk memajukan industri kreatif, sehinga menjadi backbone atau tulang punggung ekonomi nasional.

“Industri film misalnya bisa berkolaborasi dengan Neflix atau Disney. Lalu, musik kolaborasi dengan musisi-musisi global untuk mendukung pengembangan pariwisata , misalnya,” kata Anis Matta.

Aliansi global, menurutnya, diperlukan untuk meningkatkan kualitas industri kreatif di tanah air. Jepang dan Korea, kata Anis, telah menjadikan industri kreatif sebagai penumpang ekonomi makronya, selain teknologi.

“Industri kreatif di Jepang dan Korea, apakah mereka bisa berkembang sendiri, tentu tidak. Ada campur tangan dari Amerika yang menjadikan sekutu mereka di kawasan Asia Pasific, bersama Taiwan. Sehingga ada investasi, transfer teknologi dan market,” katanya.

Nah, Indonesia sebagai pemimpin ASEAN dan kekuatan utama di dunia Islam bisa melakukan aliansi global baik dengan Amerika Serikat maupun China, yang saat ini menjadi kekuatan global selain Rusia.

“Tapi kita belum pandai menempatkan diri seperti Jepang dan Korea. Amerika dan China itu butuh Indonesia, sehingga butuh kelincahan dalam politik agar tidak menjadi outsider,” katanya.

Ketua Umum Partai Gelora Indonesia menegaskan, jika Indonesia masuk dalam aliansi global tersebut, dan menjadi pemain global. Maka dalam skala makronya bisa menjadikan industri kreatif sebagai tulang punggung perekonomiam.

“Baru setelah itu skala mikronya. Kita bisa men-scale up (berkembang menjadi perusahaan besar, red) industri kreatif ini lebih cepat tumbuh dengan dikasih infrastuktur, finance, edukasi dan market,” pungkasnya.

Alamat Dewan Pengurus Nasional

Jl. Minangkabau Barat Raya No. 28 F Kel. Pasar Manggis Kec. Setiabudi – Jakarta Selatan 12970 Telp. ( 021 ) 83789271

Newsletter

Berlangganan Newsletter kami untuk mendapatkan kabar terbaru.

X